PPA Si nDUK KEREN Disdukcapil Pacitan Raih Penghargaan

Inovasi tersebut berhasil meraih Top 30 Inovasi Pelayanan Publik Kelompok Umum Klaster Kabupaten/Kota di urutan ke-9, pada acara Top Inovasi Pelayanan Publik Provinsi Jawa timur Tahun 2021 dalam kategori inovasi Pelayanan Publik Kelompok Umum Klaster Kabupaten/Kota pada, Jumat (19/11).

Pelayanan inovatif PPA Si nDUK KEREN atau Pelayanan ProAktif Administrasi Kependudukan Bagi Kelompok Rentan adalah pelayanan khusus dimana petugas datang langsung ke lokasi rumah (Home Visit), ditujukan bagi Orang Berkebutuhan Khusus (OBK) dan lansia dengan keterbatasan guna memperoleh informasi lengkap dan pelayanan langsung ditempat meliputi rekam foto KTP-el dan pemenuhan adminduk lainnya.

“Penghargaan ini sebagai apresiasi pelayanan publik yang langsung mengedepankan pelayanan kepada masyarakat, dan ini merupakan pelayanan gratis,” ucap Siti Syamsiyah Kabid Pemanfaatan Data dan Inovasi Pelayanan, Disdukcapil Pacitan.

Pelayanan tersebut diharapkan tetap dilaksanakan secara konsisten dengan memperhatikan kebutuhan masyarakat berdasarkan laporan dari pemerintahan desa maupun laporan dari pribadi, “Disdukcapil akan menjadwalkan pelayanan di wilayah lain, akan langsung kami jadwalkan,” Lanjutnya.

Sesuai misi Bupati Pacitan yakni menciptakan birokrasi pemerintah yang inovatif, profesional dan melayani, maka Disdukcapil Kabupaten Pacitan kedepan akan lebih berupaya memaksimalkan inovasi PPA Si nDUK KEREN guna meningkatkan cakupan kepemilikan administrasi kependudukan pada kelompok rentan bagi warga Pacitan. (DisdukcapilPacitan/DiskominfoPacitan).

Pimpin Reboisasi Mas Aji Ingatkan Kelestarian Hutan Kewajiban Bersama

Bersama masyarakat, Bupati Indrata Nur Bayuaji, Jumat (19/01) melakukan aksi penanaman pohon berlokasi di bukit Sido Wayah, Desa Semanten Kecamatan Pacitan. Kegiatan bertajuk “Nandur Bareng Mas Aji (Bupati Pacitan)” itu merupakan inisiasi dari pemerintah desa setempat untuk mengurangi resiko bencana alam. Sebanyak 15 ribu bibit tanaman produktif ditanam di hutan desa serta hutan-hutan milik rakyat.
“Penghijauan ini adalah kewajiban bersama. Kita sudah banyak mengambil manfaat dari alam semesta ini, mulai dari pertanian sampai kehutanan tapi kadang kita lupa untuk menanam kembali,” kata Bupati Pacitan.
Mas Aji sangat mengapresiasi kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah Desa Semanten dan berharap hal serupa dapat tereplikasi di desa-desa serta kecamatan lain. Menjaga hutan lestari selain untuk keindahan juga bermanfaat untuk mengurangi resiko dan dampak bencana. Tragedi bencana alam akhir 2017 cukup menjadi pembelajaran untuk masyarakat Pacitan bisa berbenah dan peduli terhadap alam. Mewujudkan kelestarian hutan merupakan tanggungjawab bersama dan setiap individu dapat menjadi bagian dari upaya kepedulian tersebut.
Senada disampaikan Wardoyo, Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur di Pacitan. Menurutnya, masyarakat memiliki peranan penting untuk menjaga kelestarian hutan. Hal ini dikarenakan, 97 persen hutan di Pacitan adalah hutan rakyat yang pengelolaannya menjadi tanggung jawab rakyat.
“ Kondisi hutan Pacitan ini 97 persen adalah hutan rakyat dimana kebijakan kelestariannya ada di masing-masing pemilik lahan apalagi dengan toppografi yang 85 persen berbukit dan bergunung yang rawan terjadi longsor,” kata Wardoyo.
Tidak harus dengan tanaman keras, memanfaatkan hutan agar terjaga kelestarianya juga bisa dengan menanam tanaman-tanaman produktif. Semisal dengan buah-buahan yang bernilai ekonomi tinggi. Disinggung tentang lahan kritis di Pacitan, Wardoyo tidak menampik bahwa masih ada kurang lebih 41 ribu hektar lahan dan hutan yang kondisinya butuh perhatian. Namun demikian secara umum kondisi hutan Pacitan sangat baik dengan cakupan hutan tutupan mencapai 63 persen. (Humas Pacitan/Pemkab Pacitan)

Viral…! Telur Dinosaurus di Alun Alun-alun Pacitan

Seorang anak berusia sekitar 4 tahun berlari lantas menarik tangan ibunya sambil menunjuk ke arah tengah alun-alun.

“Ibuk, itu ada telur dinosaurus disana”

Ya, alun alun kota Pacitan semakin menunjukkan pesonanya. DLH Pacitan memoles kecantikannya dengan memasang bola bola mirip telur dinosaurus.

“Wisata di Pacitan telah resmi dibuka. Kami berusaha meningkatkan fasilitas Alun-alun dengan menambah telur dinosaurus sebagai tempat duduk sementara bagi para pengunjung.” Ujar Bina, Kasi Pembangunan dan Peningkatan Taman saat mendampingi Kepala Dinas. (19/11).

Telur dinosaurus ini sebetulnya adalah bollard.

“Fungsinya utama sebenarnya sebagai penghalang agar tidak ada kendaraan yang memasuki area alun Alun-alun. Selain itu untuk meningkatkan kenyamanan para pedestrian. Dengan adanya bola-bola beton di pedestrian pathway ini, para pejalan kaki yang menunggu, istirahat, maupun santai akan dengan mudah mendapatkan tempat duduk sementara.” Lanjutnya.

Tata kota yang benar dan baik berorientasi pada keamanan, dan kenyamanan warganya. Selain itu, keindahan, kerapian, dan ketertiban menjadi poin tambahan.

Pemerintah memiliki kewajiban untuk memberikan fasilitas yang dimanfaatkan untuk publik. Jika hal ini dipenuhi dan dikelola secara profesional, maka penataan Ruang Terbuka Hijau yang benar menjadi indikator kemajuan dan citra tersendiri bagi kota terkait.

Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji mempunyai visi mewujudkan masyarakatnya sejahtera dan bahagia. Melalui DLH dia bertekad menjadikan alun alun sebagai kawasan yang manusiawi dan ramah bagi pejalan kaki sehingga makin banyak masyarakat yang akan berkunjung dan melakukan aktivitas sosialnya di ruang terbuka. (DLHPacitan/DiskominfoPacitan).

Rintisan Kawasan Konservasi Dipercepat

Tindak lanjut kegiatan Sosialisasi Rencana Rintisan Kawasan Konservasi Berbasis Masyarakat, Selasa kemarin (16/11) di kawasan Pantai Ngiroboyo, Kecamatan Donorojo. Dinas Perikanan (Disperikan) Kabupaten Pacitan kembali mengadakan Forum Group Discussion (FGD) di salah satu Hotel Ternama Pacitan.

Agenda ini berlangsung dua hari sejak Kamis (18/11) sampai Jumat (19/11), dengan menghadirkan Perangkat Daerah (PD) terkait, Kecamatan wilayah pesisir, Keamanan Laut Terpadu (Kamladu), serta kelompok masyarakat wilayah pesisir.

“Rangkaian FGD ini juga terdapat agenda sosialisasi, diisi oleh narasumber dari Universitas Brawijaya Malang, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Pacitan, serta Cabang Dinas Kelautan dan Perikanan Blitar,” kata Sumorohadi Kepala Dinas Perikanan (Disperikan).

Moro juga menjelaskan, bahwa kegiatan ini sangatlah penting karena Kabupaten Pacitan mempunyai wilayah laut yang luas, sehingga memiliki potensi sumber daya kelautan dan perikanan yang sangat banyak.

“Kedepannya kami akan mengkaji lebih mendalam tentang perlunya penetapan zonasi pada seluruh kawasan konservasi di Kabupaten Pacitan, dengan tujuan melindungi dan melestarikan sumber daya kelautan dan perikanan,” imbuhnya.

Dengan adanya semangat tersebut dimungkinkan masyarakat memperoleh edukasi akan pentingnya melindungi dan melestarikan kekayaan sumber daya kelautan dan perikanan, seperti penyu, terumbu karang, dan biota laut lainnya. “Sesuai arahan Bapak Bupati Kita harus bisa bersama-sama melindungi seluruh Kekayaan alam,” pungkas dia. (Disperikan/DiskominfoPacitan).

SIPON CERIA; Daftar Di RSUD Pacitan Jadi Gampang

Pemerintah Kabupaten Pacitan tengah membangun dan mengembangkan Smart City (Kota Cerdas) dalam usaha mewujudkan masyarakat sejahtera dan bahagia.

Smart City adalah sebuah visi pengembangan perkotaan untuk mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi meningkatkan efisiensi, memperbaiki pelayanan publik, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Terdapat 6 pilar utama Smart City yaitu Smart Governance, Smart Branding, Smart Economy, Smart Living, Smart Society dan Smart Environment.

Menuju Pacitan Smart City, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Darsono Kabupaten Pacitan serius mendukung program tersebut dengan mengangkat SIPON CERIA (Sistem Informasi Pendaftaran Online secara Cepat, Ringkas, Informatif, dan Akurat) menjadi quick wins, untuk smart living.

Salah satu elemen smart living adalah kelayakan kualitas kesehatan melalui strategi peningkatan aksesibilitas dan kualitas kesehatan masyarakat dengan kemudahan dan efisiensi melalui sistem informasi terpadu. Karenanya, SIPON CERIA dirasa mewakili solusi dalam efisiensi akses pelayanan pendaftaran di rumah sakit.

Ditemui di ruangannya (19/11), Kepala Bidang Pengembangan RSUD dr. Darsono, Dra. Asih Sitaresmi, Apt menjelaskan, Merujuk program dan arahan bupati Pacitan terkait pencanangan smart city, SIPON CERIA dibuat sebagai aplikasi pendaftaran pasien rawat jalan berbasis android yang bertujuan untuk memberi kemudahan pendaftaran dan untuk mengurangi lama antrian di loket pendaftaran.

“Pasien dapat mengakses pendaftaran melalui HP (Handphone) yang dapat dilakukan dalam batas tujuh hari sebelum pemeriksaan dan langsung mendapat nomor antrian poliklinik yang dituju. Pendaftaran pasien rawat jalan lebih mudah dan bisa dilakukan dimana saja dan bebas memilih hari periksa,”lanjutnya.

Dalam proses pengkajiannya, RSUD dr. Darsono mengikuti acara zoom meeting mendengarkan penjelasan umum mengenai pengisian profil quick wins dan manajemen resiko untuk seluruh dimensi, diskusi One on One Dimensi Smart (Governance, Branding, Economy), dan diskusi One on One Dimensi Smart (Living, Society, Environment). Diskusi tersebut dipandu langsung secara online oleh narasumber dari cityasia, rekanan Kementerian Kominfo mulai pukul 08.00 di Ruang Rapat Direktur kemarin (18/11). (RSUDPacitan/DiskominfoPacitan).