Bekali Santri Dengan Ketrampilan Teknologi Informasi

Menghadapi era digital seperti saat ini penguasaan Teknologi Informasi (TI) merupakan sebuah keharusan. Tidak terkecuali, bagi para santri di kalangan pondok pesantren. Untuk dapat beradaptasi dengan laju perkembangan jaman, para santri harus membekali diri serta melek teknologi dengan tanpa meninggalkan tradisi luhur pesantren itu sendiri.
Pernyataan tersebut disampaikan Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji saat membuka secara resmi pelatihan bertajuk Santri Smart City Go Internasional Santri Membangun Daerah, di Pondok Pesantren Tremas Arjosari, Selasa (19/10). Acara yang digelar dalam rangka peringatan Hari Santri Nasional 2021 itu diikuti oleh Mahasantri Ma’had Aly se Kabupaten Pacitan.
“Saat masih menjadi santri Ilmu agama serta nilai moral dipertebal dan ketika lulus maka akan kuat pondasinya menghadapi laju perkembangan jaman,” katanya.
Bupati yakin, dengan pendidikan agama yang kuat selama di pondok pesantren dapat menjadi filter agar tidak terjerumus ke hal-hal yang negatif. Dengan penguasaan teknologi informasi santri dapat berkontribusi turut serta membangun Pacitan.
“Untuk mewujudkan Santri Smart City Go Internasional harus dibangun sinergi dan komitmen yang kuat antar semua stakeholder agar tercapai output yakni, santri yang mampu bersaing dan berkontribusi membangun daerah,” katanya kembali.
Dalam kesempatan tersebut Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji juga mengucapkan selamat hari santri nasional kepada para santri di Kabupaten Pacitan. Melalui momentum ini Bupati berharap para santri menjadi generasi penerus bangsa yang agamis dan intelek, memperkuat jiwa religius keislaman sekaligus nasionalisme kebangsaan serta menjadi santri yang selalu siaga jiwa dan raga.
Santri Smart City Go Internasional berlangsung selama tiga hari dengan beragam materi pelatihan. Mulai dari pelatihan Kepemimpinan, managemen media pesantren, pelatihan ekonomi, pelatihan digital terdiri dari photograpy dan desain grafis serta bedah kitab risalah kitab Ahli Sunnah Waljama’ah. (Humas Pacitan/Pemkab Pacitan)

Jangan Ada Dusta Diantara Kita

Setidaknya Herma Prabayanti bisa bernafas lega. Sebelumnya, sepanjang perjalanan dari Surabaya hingga Pacitan dirinya harap-harap cemas. “Jam istirahat buka gak yah,” gumamnya dalam hati. Ternyata kecemasannya tidak menjadi nyata, Desk Layanan PPID Kabupaten Pacitan tetap buka meski di jam istirahat.

Harma adalah Wakil Ketua Komisi Informasi (KI) Jawa Timur, hari ini dia menyamar menjadi warga sipil untuk memohon informasi. Beruntung staf PPID Kabupaten Pacitan tetap sigap di jam istirahat, sehingga Herma yang menyamar bersama tim terlayani dengan baik. “Jujur kami puas ya,” ungkap dia (18/10) yang ternyata mantan reporter media TV nasional tersebut.

Kepuasan Herma dilandasi komitmen Tim PPID Kabupaten Pacitan terhadap semua standar yang ditasbihkan KI Jatim. Semua bukti baik soft copy maupun hard copy tersaji dengan apik lengkap dengan datanya. “Kami berharap ini semua dipertahankan,” tegasnya.

Masyarakat harus tahu peran KI melalui PPID, keterbukaan informasi menjadi tanda bagi pemerintah kepada masyarakat akan pengelolaan anggaran dan yang lain sehingga tidak ada sesuatu yang ditutup-tutupi. Dengan begitu niatan untuk keluar dari rule dapat terdeteksi dan diminimalisir. “Misalnya badan publik tertutup, ini akan melahirkan stigma negatif dari masyarakat,” lanjut Herma.

Selebihnya keterbukaan informasi harus terus digalakkan pemerintah atas segala hal yang dilakukan, capaian yang diraih PPID Kabupaten Pacitan tiap tahun dibawah Diskominfo Pacitan bukanlah akhir tujuan, namun bukti Pemkab Pacitan yang berkomitmen terbuka sepenuhnya kepada masyarakat, melainkan informasi yang memang dikecualikan. (DiskominfoPacitan).

Mas Aji : Pengentasan Kemiskinan, Mari kita keroyok bersama-sama

Rumah Supeno pagi tadi (18/10) dirobohkan paksa oleh sejumlah TNI Angkatan Laut dan warga masyarakat yang tinggal di Dusun Suruhan, Sirnoboyo. Melihat kejadian itu Supeno tidak menampakkan raut kesedihan atau kemarahan, namun sebaliknya. Ternyata dirinya memperoleh bantuan program Kerja Bakti Sosial Renovasi Rumah (Rutikahu) dari TNI AL.
Momentum tersebut adalah salah satu bagian dari Launching Program Rutilahu TNI AL di Pacitan 2021, pada tahun ini 47 warga membutuhkan memperoleh program renovasi rumah semi permanen. “Mewakili masyarakat Pacitan kami bangga dan terimakasih,” ujar Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji.
Sebagaimana disadari, Rutilahu sangat membantu jajaran pemda dalam hal pengentasan kemiskinan. Lebih-lebih terjadi pandemi, jumlah kemiskinan di Pacitan tentu mengalami peningkatan, sehingga kuota Rutilahu menjadi stimulus untuk menurunkan angka kemiskinan. “Kami tidak bisa menangani kemiskinan sendiri, harus bersama-sama dengan seluruh pihak,’ tegas Mas Aji.
Sementara Komandan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) V, Laksamana Pertama TNI Yoos Suryono Hadi, M.Tr. (Han)., M.Tr, Opsla., CHRMP., mengatakan program tersebut adalah salah satu bagian dalam rangka meningkatkan kekuatan negara dari segi peningkatan sosial ekonomi.
“Harus mendata yang benar-benar membutuhkan, dan sesuai aturan yang berlaku. Kemudian hadirkan semangat gotong royong bagi saudara kita,” pungkas Yoos. (DiskominfoPacitan).

Pacitan Kembali Raih Penghargaan STBM Awards 2021

Kabupaten Pacitan kembali meraih penghargaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Berkelanjutan Awards 2021 dari kementerian Kesehatan RI. Pengumuman penghargaan disiarkan langsung Kementerian Kesehatan RI melalui daring saat peringatan Hari Cuci Tangan Sedunia, Jumat (15/10).
Bagi Kabupaten Pacitan penghargaan ini bukanlah pertama kalinya. Sejak pertama kali Anugerah STBM Awards ini digelar di tahun 2018, Kabupaten berjuluk Paradise of Java ini selalu menyabet prestasi dengan kategori berbeda.
Penghargaan pertama dengan kategori kabupaten ODF berlanjut ditahun kedua dengan kategori sanitarian terbaik.
Tahun 2020 Kabupaten Pacitan kembali meraih penghargaan dengan kategori Kepala Desa terbaik, natural leader terbaik dan STBM berkelanjutan kategori Demand Creation. Penghargaan Tahun 2021 kian mempertegas prestasi Kabupaten Pacitan setelah kembali meraih penghargaan STBM berkelanjutan dengan kategori Demand.
STBM sendiri merupakan sebuah upaya membangun lingkungan sehat. STBM merupakan pendekatan untuk merubah perilaku higien maupun sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan.
Sesuai Permenkes No. 3 Tahun 2014, ada 5 pilar STBM meliputi: Stop Buang Air Besar Sembarangan, Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS), Pengelolaan Air Minum Makanan Rumah Tangga (PAMMRT), Pengamanan Sampah Rumah Tangga dan Pengamanan Limbah Cair Rumah Tangga. (Humas Pacitan / Pemkab Pacitan)

Satpol PP Jatim Gelar Simulasi Kesiapsiagaan Bencana Bagi Satlinmas

Bak traller film Grenland, yang menggambarkan kepanikan warga masyarakat Florida  akibat jatuhnya komet Clarke yang meratakan seluruh kota. Suasana mencekam juga dialami warga Desa Gembong, Kecamatan Arjosari.

Kepanikan dan teriakan minta tolong terdengar gaduh.  Sebuah rumah dilereng perbukitan longsor dan rata dengan tanah. Tak berselang asap pekat membumbung membakar sisa-sisa puing rumah. Tak sampai disitu, Sungai Grindulu yang melintasi Desa Gembong juga meluap. Mengakibatkan seluruh wilayah terendam.

Dengan peralatan seadannya, warga bersama anggota Satlinmas bersama TNI/Polri bahu membahu melakukan pertolongan dan evakuasi.

Sejurus kemudian, ratusan warga berlarian menuju titik kumpul yang disiapkan oleh pemerintah desa.

Itulah skenario simulasi mitigasi bencana yang dihelat Satpol PP Provinsi Jatim. Kegiatan itu sendiri melibatkan seluruh potensi yang ada. Baik unsur Satuan Perlindungan Masyarakat (Satlinmas) maupun warga.

Kasatpol PP Provinsi Jawa Timur, Hadi Wawan Guntoro usai menyaksikan simulasi mengatakan pentingnya pemberdayaan dalam penanganan kebencanaan.

“Pemberdayaan terhadap unsur Linmas merupakan sebuah kewajiban. Terlebih merekalah garda terdepan yang paling menguasai persoalan masyarakat,”ungkap Hadi, Kamis (14/10) .

Untuk itu, lanjut Hadi, upaya peningkatan kapasitas melalui simulasi mitigasi bencana mutlak dilakukan. “Satlinmas yang lebih tahu kerawanan wilayahnya. Maka mereka harus juga dibekali pemahaman apa yang harus dilakukan (saat bencana),” imbuhnya.

Sementara itu, Bupati Pacitan Indrata Nur Bayu Aji menggaris bawahi pentingnya peran Satlinmas di masa pandemi. Dia berharap para personel di jajaran desa dapat diberdayakan untuk percepatan penuntasan vaksinasi.

Dikatakan Bupati Aji, penguasaan wilayah oleh Satlinmas diyakini dapat membantu pemerintah dalam pemberian vaksin. Hal ini terutama berkaitan dengan penentuan warga yang menjadi sasaran vaksinasi.

“Saya harapkan Satlinmas bisa membantu sekaligus bekerjasama dengan unsur lain. Seperti puskesmas, kecamatan, juga polsek dan koramil dalam rangka percepatan vaksinasi,” pungkasnya. (Diskominfo Pacitan)