Bupati Minta Masyarakat Bangga Dan Cinta Produk UMKM Pacitan

Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji minta pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) tidak meninggalkan pasar lokal. Jangan karena terjebak keinginan meraih untung besar, pasar lokal menjadi terabaikan. Potensi besar tersebut justru harus ditangkap sebagai peluang untuk memasarkan sekaligus mempromosikan produk produk UMKM.
“Kita sebenarnya punya masyarakat yang hampir 600 ribu itu sudah luar biasa. Kalau bisa kita cukupi sendiri itu sudah bisa berputar, syukur syukur bisa keluar”, kata Bupati usai membuka secara resmi Ekpose Plut Dan Launching Aplikasi Sikab “Taji Prima” di kompleks gedung Plut Pacitan, Kamis (04/10).
Mas Aji mengakui dengan keberadaan Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) UMKM Pacitan semakin bergairah. Melalui beragam pembinaan produk-produk UMKM Pacitan sudah mulai dapat bersaing baik dari sisi rasa maupun kemasan (packaging). Untuk itu Mas Aji mengajak seluruh stakeholder, untuk cinta dan bangga terhadap produk UMKM Pacitan.
“Kami sebagai pemerintah daerah ini harus bangga dengan produk-produk teman teman UMKM jadi kita yang menikmati kita juga yang mempromosikan tentu juga dengan pihak-pihak lain”, imbuhnya.
Sebagai bentuk dukungan membantu pemasaran produk-produk UMKM Pacitan, Pemkab Pacitan telah menyediakan ruang promosi. Seperti, Pusat jajanan dan oleh-oleh khas Pacitan di Kompleks pasar Sawo, Gedung PLUT serta Pasar Minulyo.
Ekspose PLUT merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mempromosikan produk-produk UMKM Pacitan, selain mengenalkan PLUT UMKM kepada masyarakat. Ekspose PLUT menyajikan beragam kegiatan seperti, Bimtek Reseller, Kurasi produk bersama OK OC, gelar wastra batik, pelatihan olahan ikan, bimtek digital marketing, gelar produk unggulan serta masih banyak lagi.
Dalam kesempatan tersebut Bupati Indrata Nur Bayuaji melaunching aplikasi Sikab Taji Prima (Sistem Informasi Kabupaten Data Nyawiji Untuk Pelayanan Terintegrasi Masyarakat Pacitan). Sikab Taji Prima adalah sistem informasi berbasis aplikasi web dalam jaringan sebagai sarana pengumpulan dan pengolahan data dari berbagai produsen data dan dimanfaatkan untuk pelayanan publik. (humaspacitan / Pemkab Pacitan)

Kabupaten Pacitan Kembali Meraih Penghargaan

Kali ini penghargaan dari Pemerintah Pusat yang memberikan penghargaan kepada Pemerintah Kabupaten Pacitan atas capaian opini WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) minimal 5 kali berturut-turut untuk Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD).
Penghargaan diterimakan oleh Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa dan diterima langsung Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji di Hotel Kokoon Banyuwangi, Jumat (29/10/2021).
Kabupaten Pacitan sampai saat ini telah 10 kali menerima opini WTP dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI. Tercatat WTP diterima mulai LKPD tahun 2010, 2011, kemudian berturut turut mulai LKPD 2013 sampai LKPD 2020. (HumasPacitan/Pemkab Pacitan)

Kemenparekraf RI Siap Kolaborasi Kembangkan Pariwisata Pacitan

Kementerian Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Ri menyataan kesiapanya untuk membantu dan berkolaborasi dengan Pemkab Pacitan dalam pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif. Hal itu terungkap dalam acara Ngobrol Pacitan Inspiratif bareng Mas menteri Parekraf RI dengan tema SSWW Parekraf Pacitan Bangkit, Jumat (01/10).
Selain Menteri Parekraf RI Sandiaga Salahudin Uno, ngobrol santai yang dihelat untuk umum tersebut juga menghadirkan Bupati Pacitan, Indrata Nur Bayuaji. Tidak tanggung-tangung, Mas Menteri Sandiaga Uno juga menghadirkan seluruh deputi yang ada di kementeriannya, demi acara yang banyak diikuti oleh para pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif di Pacitan.
Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji dalam paparannya menyampaikan, bahwa Kabupaten Pacitan memiliki potensi pariwisata yang melimpah. Masuk dalam Kawasan Strategis Pariwisata Nasional, Kabupaten di ujung selatan Jawa Timur ini memiliki kekayaan destinasi wisata alam, wisata buatan serta wisata budaya. Kabupaten Pacitan juga memiliki kawasan Kars Geopark Gunungsewu dan masuk jaringan geopark dunia. Pacitan memiliki 9 obyek wisata pantai dan goa yang dikelola pemkab serta 10 obyek wisata lain yang pengelolaanya oleh desa dan swasta.
“Posisi pacitan dalam 5 KSPN super prioritas, Kabupaten Pacitan menjadi penyangga destinasi Borobudur, akan tetapi kalau kami melihat lokasi Pacitan ada di tengah-tengah antara Borobudur, Bromo dan Semeru sangat strategis sekali menjadi tempat singgahan dari dua obyek wisata besar tersebut,’ terang Mas Aji.
Kesempatan bertemu Mas Menteri tak disia-siakan para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif untuk menyampaikan masukan dan usulan.
Mendapat beragam masukan dan usulan, Mas Menteri minta kepada para deputi yang membidangi untuk menjawab langsung. Satu persatu masukan dan usulan diterima. Bahkan, Kemenkraf siap berkolaborasi, membantu dan memberikan pendampingan demi kemajuan pariwisata dan ekonomi kreatif Pacitan.
“Aspirasi sudah saya catat mudah-mudahan langsung bisa kita Gercep (gerak cepat), Geber (gerak bersama} dan Gas Pol (garap semua potensi pariwisata),” kata Mas Manteri. (humas pacitan/ Pemkab Pacitan)

Dukung Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik Bupati Tekankan TIK Sebuah Tuntutan Kebutuhan

Di era transformasi digital seperti saat ini pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) menjadi sebuah tuntutan tak terkecuali dalam penyelenggaraan pemerintahan. Hadirnya Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik ( SPBE ) adalah sebuah jawaban untuk menghadirkan pelayanan yang semakin efektif, terpadu, berkesinambungan, efisien, akuntabel, dan aman.
“Peradaban semakin maju yang diikuti oleh perkembangan teknologi dan kita tidak bisa menahan kemajuan tersebut. Mudah-mudahan dengan ikhtiar bersama ini kinerja kita untuk melayani masyarakat semakin meningkat,” terang Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji saat membuka Sosialisasi Peraturan Presiden No. 95 Tahun 2018 tentang Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik ( SPBE ) di Gedung Karya Dharma, Senin (27/09).
Adanya teknologi lanjut Bupati, sangat berguna untuk mempermudah kinerja pelayanan. Bupati berharap, peserta sosialisasi memanfaatkan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya untuk membangkitkan semangat dan membangun komitmen bersama dalam mewujudkan masyarakat yang bahagia sejahtera.
“Adanya SPBE ini menjadi pijakan awal serta komitmen kita dalam menjalankan amanah regulasi yang golnya untuk meningkatkan kinerja dan pelayanan kepada masyarakat,” imbuhnya.
Hanya saja lanjut Mas Aji, Kabupaten Pacitan masih dihadapkan pada persoalan pemerataan jaringan. Masih ada sekitar 34 persen wilayah di bumi Paradise of Java ini yang berstatus blank spot atau belum tersentuh sinyal komunikasi. Kendati demikian Mas Aji berharap hal itu tidak menjadi penghambat karena SPBE harus hadir sebagi sebuah kebutuhan. (Humas Pacitan/ Pemkab Pacitan)

Di Bawah Bayang-bayang Refocusing; Perbaikan Jalan Tetap Terlaksana

Ruas jalan Jeruk – Bandar Sepanjang 13 km, target penanganan 7,2 km sedang dalam Pemeliharaan oleh pemerintah Kabupaten Pacitan melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR). Target pengerjaan selesai pada akhir September yang didanai dari Dana Anggaran Khusus (DAK) sebesar 11 Miliar. Dana tersebut diperuntukan di 4 Ruas Jalan, diantaranya jalur Sukodono – Kalak, Pringkuku – Dersono, Jeruk – Bandar, Pentung – Ngile – Bubakan.
Kepala Dinas PUPR Kabupaten Pacitan, Edy Junan Ahmadi menjabarkan realisasi capaian perbaikan jalan 66,78% dengan total 798 km jalan Kabupaten. Sementara total poros jalan desa 603 km dengan realisasi perbaikan 36%. Menurut Yunan capaian ini masih terlalu kecil dibandingkan dengan target, hal ini disampaikan saat monitoring lapangan pada (22/09) di Kecamatan Bandar.
Diakui Yunan, Dinas PUPR menjadi perantara pemerintah dalam mewujudkan visi Bupati Pacitan, yakni mewujudkan masyarakat sejahtera dan bahagia dengan pemerataan infrastruktur dan pembangunan wilayah perbatasan. Namun demikian alokasi anggaran 2 tahun belakangan ini yang difokuskan untuk covid-19 cukup berdampak pada peremajaan jalan di Pacitan.
Yunan menekankan, selain perbatasan Jeruk – Bandar juga merupakan pusat mobilitas perekonomian masyarakat. Namun demikian Refocusing Anggaran 30 M di tahun 2021 ini menjadi tantangan Dinas PUPR dalam mewujudkan target perbaikan jalan yang diharapkan masyarakat. “Infrastruktur meliputi bangunan perkantoran, air bersih, jalan dan jembatan serta masih banyak lagi, jadi anggaran harus dibagi,” terang Edy Junan.
Sementara Muhamad Muslih Kepala Bidang Bina Marga turut menyampaikan, pembangunan jalan Jeruk – Bandar yang saat ini dalam pengerjaan menggunakan jenis aspal panas atau hotmix. Proses pembangunan yang membutuhkan waktu lama adalah pondasi jalan. Namun ruas jalan Jeruk – Bandar diperkirakan selesai 1 -2 minggu kedepan. “Prosesnya tinggal pengerasan lapis permukaan aspal jika cuacanya mendukung,” tandanya. (Pemkab Pacitan)