Lingkungan Barang, Arjowinangun Diisolasi

Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Pacitan mulai malam nanti pukul 00.00 WIB akan memberlakukan karantina wilayah di RT 01/ 04 Lingkungan Barang, Desa Arjowinangun, Pacitan.

Hal ini sebagai tindak lanjut dari rapat evaluasi satgas yang dilaksanakan pada  (20/08) tadi, berdasar hasil  pengembangan pasien Nomor 56 dari perusahaan yang ada di Sudimoro yang bertempat di tanggal di lingkungan tersebut.

Sampai saat ini telah tercatat sudah ada 8 kasus terkonfirmasi secara kumulatif dan menjalani perawatan di Wisma Atlet. “Sebagian sudah dinyatakan sembuh,” kata Rachmad Jubir Satgas Covid-19 Pacitan, pada Siaran Persnya (20/08).

Karantina tersebut berlaku hingga hasil swab sudah dilakukan menyeluruh terhadap masyarakat yang terindikasi kontak dengan pasien 56 maupun yang lain. “Selama karantina berlangsung akan didukung bantuan sembako oleh gugus tugas,” lanjutnya.

Satgas mengharap masyarakat bisa memahami kondisi ini demi memutus rantai penularan dan penyebaran yang ada di Lingkungan Barang.

Karantina juga akan berdampak terhadap penutupan sejumlah akses keluar masuk pada lingkungan tersebut, sehingga hanya ada 1 akses pintu yang akan dijaga penuh selama 24 jam oleh tim gugus, terdiri dari unsur Polsek, Koramil, Satpol PP, BPBD, Linmas maupun relawan. “Kembali gugus tugas menghimbau kepada masyarakat untuk disiplin menjalankan protokol kesehatan, khususnya 3M. Yaitu Memakai masker, Mencuci tangan pakai sabun dan selalu Menjaga jarak ketika berinteraksi sosial.

Sementara Kabupaten Pacitan masih berada pada zona oranye, itu berarti telah terjadi penularan pada tingkat sedang. Kata kunci keberhasilan pengendalian covid-19 adalah disiplin menjalankan protokol kesehatan.

Pun tak terkecuali dari kluster lain-lain, utamanya yang ada riwayat datang dari daerah terdampak covid-19 seperti Jakarta dan Surabaya, sehingga sangatlah dibutuhkan peran masyarakat utamanya RT/RW dan desa untuk melakukan pendataan bagi para pendatang yang dilanjutkan koordinasi dengan petugas kesehatan untuk dapatnya dilakukan 3T, yaitu Tracing, Testing dan Treatment.

“Sehingga akan dapat ditentukan apakah harus isolasi mandiri, dirawat di Wisma Atlet atau di rumah sakit. Semua agar covid-19 dapat dikendalikan,” pungkas Rachmad. (DiskominfoPacitan).

Update Covid-19; Tambah 7 Pulang 6

Dominasi cluster lokal kian banyak di Kabupaten Pacitan, setidaknya hari ini Jubir Satgas Covid-19 Pacitan Rachmad Dwiyanto merilis 7 kasus baru, 5 pasien diantaranya adalah pendatang dari Jakarta dan Surabaya yang bekerja sebagai Pembantu Rumah Tangga (PRT).

Sedang 2 pasien lain adalah tindak lanjut pengembangan cluster lokal Sudimoro dari upaya tracing pasien Nomor 56 yang beralamat di Desa Arjowinangun, Pacitan. Rachmad menyampaikan 2 kasus baru tersebut masih ada hubungan keluarga.

“Pasien pertama adalah anak berusia 10 tahun, dan yang kedua seorang manula,” terang Dia pagi ini (19/08) di ruang PPID, Diskominfo Pacitan.

Kabar baik turut disampaikan Jubir pada kesempatan tersebut, 6 penghuni Wisma Atlet dinyatakan dapat kembali bersama keluarganya. Pertama adalah pasien dari Kecamatan Tulakan, Sudimoro, Ngadirojo, Desa Tanjungpuro dan 2 pasien dari Kecamatan Pacitan. “Sehingga angka kesembuhan masih tetap di 79 persen,” lanjutnya.

Tentu semua berharap kondisi segera kembali sedia kala, demikian Jubir tak henti-henti menghimbau masyarakat untuk tetap berjuang bersama pemerintah melalui protokol kesehatan. Baik Memakai masker, Mencuci tangan dan Menjaga jarak. “12 pasien yang dirawat semoga segera lekas sembuh,” pungkasnya. (budi/notz/alazim/rch/tika/DiskominfoPacitan).

Upacara Dilaksanakan Dengan Protokol Kesehatan Lengkap

Peringatan Upacara bendera HUT RI Ke-75 di Kabupaten Pacitan dilaksanakan secara sederhana. Kondisi ini memang tampak berbeda ketimbang tahun-tahun sebelumnya disebabkan mewabahnya Covid-19.

“Ini adalah upaya kita memutus mata rantai penyebaran covid-19 demi masyarakat Kabupaten Pacitan,” ucap Indartato, Bupati sekaligus Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Pacitan (17/08) di Pendopo Kabupaten.

Meski demikian Indartato melanjutkan makna peringatan HUT RI tidaklah berkurang. Begitu juga penyelenggaraannya di tingkat desa, kecamatan maupun Perangkat Daerah (PD). “Tetap kami laksanakan namun tetap dengan protokol kesehatan ketat,” lanjutnya.

Usai kegiatan, Bupati bersama Jajaran Forkopimda melanjutkan kegiatan memberikan Remisi Umum di Rutan Klas II B Pacitan, disambung kegiatan Detik-detik Proklamasi oleh pusat. (DiskominfoPacitan).

Pernah Coba Madu Anti Corona Dari Piton?

Warga Dusun Petung, Desa Piton, Punung baru-baru ini  tengah mencoba bersahabat dengan Lebah Klanceng (Lebah Kerdil), sebelumnya mereka memburunya di hutan yang banyak batu karst. Bahkan masuk ke dalam goa-goa untuk mengambil madu yang banyak dicari orang-orang sebagai penambah stamina dan daya tahan tubuh.

Namun kebiasaan konvensional tersebut diketahui oleh para Penyuluh dari Cabang Dinas Kehutanan Provinsi Jatim yang bertugas menjaga hutan di wilayah itu. Tanpa ragu mereka mencoba mencari alternatif lain dengan membentuk kelompok tani hutan yang akhirnya dinamai Wana Yasa I.

Ada 36 masyarakat yang tertarik bersahabat dengan Lebah Klanceng, semakin menarik lagi sebagian besar mengikuti kegiatan itu adalah para pemuda. Termasuk Tri Handoko yang saat ini sudah mempunyai 14 sarang selama proses perencanaan atau 3 bulan lalu. “Yang sulit adalah mencari ratu lebah,” kata Dia disela kunjungan Bupati Pacitan Indartato (15/08).

Cukup sulit bagi sebagian orang untuk berinovasi mengembangkan madu yang rasanya agak asam itu, sebagian mereka lebih memilih cara instan dengan kembali berburu di hutan-hutan tanpa merawatnya. Belum lagi semut menjadi musuh bagi kerajaan lebah yang tidak memiliki sengat itu.

Pemerintah melihat itu sebagai satu kesempatan yang baik, namun pengelolaan berbasis pariwisata pada akhirnya menjadi modal penting, karena Desa Piton merupakan gerbang pariwisata menuju Goa Gong, Pantai Klayar maupun yang lain. Artinya jika dikembangkan dengan baik, wisatawan pasti tak segan jika harus mampir ke Dusun Petung untuk memanen madu asli meski harganya sedikit mahal.

Masalah lain pun datang menghinggapi angan masyarakat, mereka merasa produktivitas Lebah Klanceng melambat karena Wilayah Piton tidak banyak bunga. Mereka ingin ada bantuan nyata untuk penanaman bunga secara massif sementara orang-orang lagi bersemangat menekuni bisnis tersebut.

Lagi pula tidak ada permasalahan berarti untuk urusan marketing. “Kami ingin ada bantuan penanaman bunga secepat mungkin,” kata Giyanto yang mengaku sudah meraup untuk 360 Ribu Rupiah selama bergabung dalam Wana Yasa I itu.

Selama ada upaya dan kerjasama pasti harapan menjadi kenyataan, apalagi pemuda Dusun Petung tengah berapi-api. Walau terlambat, pemda akan mengupayakan mimpi itu melalui angan APBD tahun depan. “Rasanya luar biasa, saya kira ini anti Corona,” ucap Bupati. (budi/anj/rch/tika/DiskominfoPacitan).

Sukodono Tangguh

Merasa ogah ketinggalan, Desa Sukodono mendeklarasikan diri sebagai Desa Tangguh Semeru diantara tren penambahan kasus yang kian menurun di Kabupaten Pacitan sehingga menjadi zona kuning.

Apalagi saat ini Kecamatan Donorojo berstatus zona Hijau, kondisi tersebut mesti dipertahankan dengan memperkuat pemahaman warga maupun pemerintahannya. Sebab Sukodono adalah perbatasan Kabupaten Pacitan dengan Provinsi Jateng Maupun DIY.

“Meski sudah kuning kegiatan Kampung Tangguh Semeru harus terus kita laksanakan, demi masyarakat yang lebih nyaman, lebih baik dan sejahtera,” demikian kata Bupati Pacitan Indartato saat Launching Kampung Tangguh Semeru, hari ini (15/08). Untuk ketahanan pangan di Kabupaten Pacitan Indartato melanjutkan tidak ada masalah, bahkan hingga akhir tahun mendatang.

Disela konsentrasi terhadap penanganan covid-19, Polres Pacitan rupanya juga tengah disibukkan dengan kegiatan pengamanan jelang pesta demokrasi yang dijadwalkan Desember mendatang. “Bersyukur kami berhasil mengungkap jaringan curanmor. Impor dari Madiun,” kata AKBP Didik Hariyanto dikesempatan yang sama.

Meski mengaku sulit pada aspek medan, namun Komandan Kodim 0801 Pacitan Letkol Nuri Wahyudi mengaku bangga terhadap masyarakatnya yang cenderung terbuka. Namun demikian pihaknya akan lebih keras lagi dalam menggalakkan sosialisasi penerapan protokol kesehatan. Melalui 3M (Memakai Masker, Mencuci Tangan dan Menjaga Jarak. (budi/anj/rch/tika/DiskominfoPacitan).