Lomba Defile Tumbuhkan Jiwa Disiplin dan Patriotisme

Ratusan siswa dan siswi SMP/MTS/SMA/SMK/MA Se-Kecamatan Pacitan menjadi peserta lomba defile yang dilaksanakan pagi tadi 05/08 di depan Pendapa Kabupaten. 

 Rasa senang dan bangga dirasakan Adilla peserta yang berasal dari  SMA 2 Pacitan. Dengan latihan kurang dari satu minggu gadis itu bersama teman-temannya tetap optimis memberi yang terbaik pada sekolah. “Kompak, disiplin, dan yang terpenting tetap fokus pada tujuan,” Katanya.

 Kepala Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Pacitan Daryono mengatakan, Peserta yang mengikuti lomba sebanyak 36 peleton yang terbagi menjadi  8 peleton putra SMP/MTS, 10 peleton putra SMA/SMK/MA, 9 peleton putri SMP/MTS, dan  9 peleton putri SMA/SMK/MA. 

 Daryono juga mengatakan bahwa acara ini sangat patut untuk terus digelar, karena dapat menumbuhkan jiwa disiplin di masing-masing peserta, juga kerja sama, tanggung jawab, dan membangun jiwa patriotisme dan nasionalisme. (pklDiskominfoPacitan).

Lakon Wahyu Jadmiko Retno Hibur Masyarakat Pacitan

Negara Amarta hancur berkeping-keping disebabkan bencana alam, rakyat memprihatinkan. Dengan bimbingan Kyai Semar Raden Bima diminta untuk bertapa di Sungai Serayu tidur mengambang diatas airnya.

 Itu menyebabkan pengikut Bethara Durga banyak yang  tersiksa dan kepanasan karena kekuatan Dzikir Raden Bima. Bathari Durga meminta bantuan Bathara Guru untuk mengingatkan Raden Bima untuk mengakhiri pertapanya.

 Terjadilah debat diantara ketiganya yang akibatkan Raden Bima dimasukkan ke Kawah Candradimuka. Itu mengakibatkan Puntadewa dan Kresna marah dan berubah wujud menjadi raksasa. Para dewa pun kocar-kacir karena raksasa tersebut mengamuk dengan hebatnya.

 Ternyata Raden Bima di dalam Kawah yang mengerikan tidak merasakan apapun, karena Raden Bima mendapat anugerah berupa Wahyu Jatmiko Retno, sebuah Wahyu kesempurnaan dan hatinya telah berada pada capaian kemuliaan yang ternyata telah diketahui oleh Bathara Guru.

 Disisi lain, Bathara Guru yang merasa kuwalahan oleh kedua Raksasa tadi, meminta kepada Raden Bima untuk memukul mundur raksasa. Terjadilah pertempuran sengit diantara ketiganya, yang akhirnya raksasa itu kalah, kembali wujud raksasa tadi yakni Punthadewa dan Kresna. Raden Bima kembali ke Amarta yang sebelumnya porak-poranda menjadi kedamaian dan kemuliaan.

 Rangkuman kisah yang dimainkan oleh Ki Dalang Cahyo Kuntadi dengan Judul Wahyu Jadmiko Retno diharap oleh Daryono, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pacitan dapat menghibur masyarakat Pacitan di rangkaian Hari Ulang Tahun RI Ke-74 Tahun. “Dan terutama dapat mengambil hikmah yang terkandung dalam acara pagelaran wayang semalam penuh ini,” harapnya. (TimDiskominfoPacitan).

1.411 Siswa SD/MI Ramaikan Lomba Gerak Jalan

Awal Agustus yang cerah, ratusan putra-putri dari berbagai sekolah dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) mengikuti Lomba Gerak Jalan dengan penuh semangat, nada perintah komandan peleton terdengar lantang. Ini adalah agenda tahunan dalam rangka memeriahkan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia ke 74 Tahun. 

 Ini penting untuk terus dilakukan, mengingat gerak jalan dapat meningkatkan nilai kebersamaan antar individu, memupuk rasa cinta tanah air dan ternyata dapat meningkatkan semangat kepahlawanan kepada generasi penerus bangsa tersebut.

 Kata Daryono Kepala Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Pacitan, ratusan peserta itu terbagi menjadi 40 regu perempuan dan 43 regu laki-laki, tiap-tiap regu terdiri dari 17 anak. Mereka merebutkan Juara 1, 2 dan 3 dan Harapan 1, 2, 3. (pkl/budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan)

Disperindag Tingkatkan Kualitas Kemasan Produk

Tampilan kemasan akhirnya menjadi penentu supaya memikat hati konsumen, meski isi adalah utamanya. Aneka produk Khas Pacitan tidak perlu ditanyakan lagi, misilnya Batik, Kopi atau camilan yang lain yang beraneka ragam.

 Para pelaku Industri Kecil Menengah (IKM) akhirnya kudu melek desain kemasan, jika ingin produksinya semakin meningkat, dan bisa bersaing di pasar regional atau pun nasional.

 Melihat itu Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Pacitan menggelar Pelatihan Teknis Desain Kemasan bagi IKM Makanan dan Minuman (Mamin) yang sudah mengantongi izin Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT). “Kita mengakui, daya saing di luar kami sedikit tertinggal, salah satu penyebab utama adalah Packaging-nya,” kata Kusumo Kabid Perindustrian disela kegiatan 01/08.

 Peningkatan kapasitas ini juga melibatkan Disperindag Provinsi Jawa Timur, dengan dikirimnya Mobil Pelayanan Desain Kemasan (Mobdeska) didukung narasumber yang ahli dalam desain kemasan. Waktu tiga hari yakni 31/07-02/07 akan memprioritaskan peningkatan kualitas kemasan produk secara detail. “Produk yang bagus didukung kemasan yang oke bisa meningkatkan nilai jualnya,” ujar Rizki Fajrianto sebagai Narasumber.

 Tapi umumnya kemasan bagus tentu membutuhkan anggaran yang lebih besar, apakah dapat dijangkau oleh para pelaku IKM? Ternyata Disperindag Jatim bersama UPT Mamin memberikan fasilitas desain kemasan yang bersaing harganya. Bahkan desain kemasan dari Mamin tanpa biaya. “Untuk cetak sangat bersaing dengan perusahaan swasta, kita juga menawarkan cetak tanpa minimal order dengan sarat-sarat tertentu,” tambah Dia.

 Ini tentu disambut baik oleh Much Anshari atau akrab disapa Aan salah satu peserta, dunia kopi yang semakin ramai membuat Aan merasa tertantang untuk mengeksplorasi Kopi Pacitan ke pasar yang lebih luas, karena ia tahu persis bagaimana kualitas kopi Pacitan. “Saya sudah isi formulir, sudah saya konsultasikan ke tim Mamin, tinggal besuk display kemasannya bagaimana,” katanya.

 Beberapa produk telah mempunyai pangsa pasar sendiri, hal itu harus dikembangkan dengan mengangkat produk lain melalui berbagai inovasi, termasuk memperhatikan desain kemasan. Sehingga minimal pada momen-momen tertentu berbagai produk dari IKM Pacitan semakin menarik perhatian masyarakat luas. “Hasilnya seluruh produk Pacitan memiliki pasar yang luas,” (budi/pkl/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).