Pramuka harus Hadir Menyikapi Tantangan Bangsa

Berbagai masalah hadir menerpa negeri ini, mulai dari tindakan korupsi, kolusi dan nepotisme, merebaknya paham radikalisme hingga penyalahgunaan narkoba. Menjadi masalah yang harus disikapi bersama, termasuk pramuka. Mengingat itu, di momentum Peringatan Hari Pramuka Nasional  Ke-58 menjadi satu kesempatan pramuka untuk bangkit menjadi pionir dalam rangka menanamkan nilai-nilai untuk kejahatan luar biasa.

 Peringatan Hari Pramuka Nasional itu, Komjen Pol. (Purn) Drs. Budi Waseso berpesan yang disampaikan Ketua Majelis Pembimbing dan juga Bupati Pacitan Indartato meminta pramuka terlibat dalam memerangi praktik kejahatan luar biasa (Extra Ordinary Crimes) tersebut. Karena Kwartir Nasional secara terus menerus menjalin komunikasi dan menjajaki berbagai instansi yang terkait. 

 “Kwartir Nasional juga menyambut baik inisiasi beberapa kwartir daerah yang membentuk Satuan Karya Pramuka (Saka) Antu Narkoba, atau menjadikan kemampuan mendeteksi dini dan menanggulangi bahaya narkoba sebagai salah satu krida yang ada,” kata Bupati di Halaman Pendapa 14/08.

 Pramuka juga dinilai mempunyai peran strategis dalam mengamankan NKRI dari masalah tersebut, mengingat pramuka memiliki jiwa yang dapat dipercaya dan bertanggungjawab sehingga mempunyai kesiapan dalam menghadapi kondisi itu.

 Kemudian globalisasi. Juga menjadi sorotan Kwartir Nasional, aspek positif dari kondisi itu tentu tidak terlepas sari sisi yang lain (Negatif) yang perlu untuk disikapi bersama, karena globalisasi bersifat tanpa batas (Borderless).

 Lalu lintas orang dan barang berpindah dengan mudah. Itu secara tidak langsung mengancam keberlangsungan para petani, karena murah dan mudahnya bahan pangan dari Negara lain yang mesti disikapi seluruh kwartir di Indonesia.

 Supaya ketahanan pangan nasional tidak rentan. Dengan gerakan perlindungan petani dengan banyak mengonsumsi produk petani lokal, begitu juga dengan masalah lingkungan hingga standar seragam pramuka baik desain, warna dan atribut, termasuk teta cara penggunaannya.

 Sementara, selain menyikapi arahan Ketua Kwartir Nasional, Kwartir Pacitan juga berbenah demi menyiapkan kader pramuka yang bisa diandalkan untuk seluruh masyarakat. Utamanya adalah pembentukan karakter generasi muda yang Amazing, sesuai dengan yel-yel Pramuka Pacitan. “Jadikan juga momentum ini untuk mengembalikan peran dan fungsi Pramuka Pacitan,” kata Wakil Majelis Pembimbing Pacitan Yudi Sumbogo pada kegiatan Tasyakuran usai Upacara.

 Ketua Kwartir Pramuka Pacitan, Suko Wiyono menyambut baik seluruh masukan yang ada, setahun ke depan fokus yang dilakukannya adalah penyempurnaan mental dan karakter Pramuka Pacitan dengan program dan pemantauan yang berkelanjutan. Sedang untuk prestasi yang didapat Kwartir Pacitan hingga Provinsi Suko Wiyono berharap dapat dimaksimalkan ditahun yang akan datang. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Endang; “Saya ingin kesempatan ini menjadi bekal di dalam jenjang pendidikan selanjutnya,”

Tidak gampang menjadi pasukan pengibar bendera saat detik-detik proklamasi di Pendapa Kabupaten, semua harus berjalan sempurna tanpa kesalahan sekecil apa pun. Otomatis peserta terpilih selama 12 hari harus memisahkan diri dengan dunia luar, dikarantina tidak boleh seenaknya.

 Tapi mereka yang terpilih, meskipun kini wajahnya hitam legam karena terik matahari, namun satu waktu nanti menjadi Paskibraka akan penjadi pengalaman berharga yang tidak bisa dilupakan.

 Tidak Cuma itu, berbagai tanda yang diperoleh juga dapat digunakan untuk berbagai kepentingan, ini cukup membanggakan kata Endang Surjasri Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Pacitan saat berkesempatan menengok latihan di Halaman Pendapa hari ini 14/08. “Saya ingin kesempatan ini menjadi bekal di dalam jenjang pendidikan selanjutnya,” harap Dia.

 Proses rekrutmen juga dilakukan obyektif sesuai prosedur yang ada, tanpa sedikit pun praktik-praktik menyimpang, hal ini menurut Endang supaya seluruh generasi muda di Pacitan mendapat kesempatan sama dan pada saat menjalankan tugas nanti ditanggal 17 adalah generasi pilihan kebanggaan bersama.

 “Dari sini saya ingin membagikan sedikit spirit kepada mereka tentang bagaimana muda-mudi Pacitan bertambah kedisiplinannya, memiliki jiwa korsa, kepedulian, persatuan dan kesatuan yang bisa dibagikan antar masyarakat, utamanya disekolah masing-masing,” tambah Endang.(budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

4 Hari Lagi, Paskibraka 2019 Serap Materi 75 Persen

Tinggal menghitung hari Detik-Detik Proklamasi dilaksanakan diberbagai wilayah, termasuk di Halaman Pendapa Kabupaten Pacitan. Di hari itu pengibaran Bendera Merah Putih menjadi kesatuan di Hari Ulang Tahun Republik Indonesia, dilakukan putra dan putri terbaik terpilih yang masuk dalam Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) 2019.

 Mereka adalah siswa dan siswi dari berbagai sekolah atas Se-Kabupaten Pacitan. Masuk karantina pada 06/08 lalu, sampai pada hari ini kata Purwo Ketua Instruktur Paskibraka 2019 telah menerima materi dengan sempurna sebanyak 75 persen, sisa diharapkan sebelum geladi bersih 95 persen materi yang meliputi langkah tegap, hormat dan formasi mampu diserap. 

 “Latihan dilaksanakan cukup keras untuk kelas pelajar baik di lapangan, dikarantina. Bahkan di meja makan sekalipun mereka mendapat pelatihan khusus,” kata Purwo. Semua itu tidak berlebihan mengingat tugas yang diemban 70 anggota Paskibraka tersebut tidaklah mudah.

 Rasa bangga anggota membuat tugas tersebut terasa lebih ringan dipikul, namun wajah yang memerah karena terik matahari tidak dapat disembunyikannya. Kondisi ini tidak menjadi soal bagi Yulia Vernanda yang memperoleh tugas istimewa nan sulit yakni pembawa baki.

 Ia mensyukuri itu, meski disisi lain ada rasa gugup jika mengingat pengibaran Bendera Merah Putih di Halaman Pendapa adalah tugas yang harus diselesaikan dengan sempurna tanpa kesalahan sekecil apa pun. “Dukungan orang tua dan orang terdekat yang membuat saya yakin dan semangat dengan amanah ini,” ungkap Yulia disela latihan 13/08.

 Berbagai persiapan dilakukan dengan begitu matang, karena 4 hari lagi anggota Paskibraka ini tidak latihan lagi, namun benar-benar mengibarkan bendera di hadapan banyak orang utamanya Bupati dan seluruh jajarannya, sekali lagi tanpa kesalahan apa pun. “Evaluasi terus kami lakukan, kesalahan yang muncul langsung kami respons, termasuk menggelar doa bersama memohon kepada Tuhan yang maha kuasa,” tambah Purwo. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan.

Kompetisi Wirausaha 2019 Wadah Pengusaha Yang Ingin Maju

Pengusaha Pacitan mesti berkembang, supaya segala potensi yang dimiliki tidak terbuang sia-sia. Mereka harus dimaksimalkan untuk kepentingan peningkatan ekonomi masyarakatnya.

 Satu wadah yang digelar pada peringatan HUT RI ke-74 Tahun adalah Kompetisi Wirausaha 2019, sebuah sarana merangsang dan mengembangkan minat usaha para kawula muda Pacitan di bawah usia 45 tahun.

 Eny Sulistyowati Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah (KUKM) Pacitan menegaskan, dewasa ini untuk bisa merintis  satu bisnis seseorang tidak bisa secara individu, diperlukan sebuah jaringan atau pendamping yang mengawal mereka, mulai ide, produksi, marketing hingga tata keuangannya. “Ini merupakan satu langkah yang bagus yang perlu kita garap bersama,” kata Eny disela Kompetisi yang digelar di Lantai 2 Gedung PLUT Pacitan 12/08/19.

 Banyak hal yang diperoleh peserta, usaha yang dirintis akan dikawal secara berkelanjutan sehingga produk yang dilahirkan banar-benar diterima konsumen yang berujung pada pasar yang lebih menjanjikan. Meskipun disayangkan, animo masyarakat Pacitan masih dinilai kurang oleh Eny ditahun ke-2 penyelenggaraan.

 Tapi menurut peserta , Kompetisi Wirausaha 2019 adalah kesempatan emas yang harus diikuti sebagai langkah awal atau lanjutan peningkatan usaha yang dirintis, termasuk Nurvita Rustiana yang telah merintis Gula Semut Kalak sejak 2017 silam.

 “Kami sangat berharap Gula Semut kami bisa semakin dikenal masyarakat,” harap Dia mengingat keberadaan pohon kelapa di Pacitan yang sangat banyak, namun dinilai belum dapat mengangkat ekonomi masyarakat, karena pengolahannya masih dilakukan secara tradisional.

 Muhlisin, Ketua Asosiasi UMKM Jawa Timur Pengurus Pacitan merasa perlu mengikuti acara ini dengan bisnis tusuk sate yang ia garap. ia berprinsip pengusaha tidak boleh berdiam diri, harus terus mengikuti perkembangan termasuk wadah yang disediakan KUKM.

 “Acara ini harus dilaksanakan setiap tahun, promo juga harus semakin gencar supaya peminatnya semakin banyak. Jadikan acara ini lebih bergengsi,” harap Muhlisin. (budi/anj/wawan/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Puluhan Ribu Kambing dan Sapi di Pacitan Dalam Kondisi Sehat

Seluruh aspek patut diwaspadai jelang Hari Raya Idul Adha atau Hari Raya Kurban, khususnya penyakit yang mengancam hewan ternak. Apa lagi di Kabupaten Pacitan penyakit antraks pernah berulah di beberapa wilayah yang sempat membikin pusing pemerintah dan peternak.

 “Bersyukur sampai saat ini tidak ada laporan,” kata Kepala Dinas Pertanian Pamuji. Usai melaksanakan pemantauan bersama Bupati Pacitan Indartato pagi tadi 06/08. Namun dirinya tidak ingin kecolongan dengan memperketat uji pemeriksaan kambing dan sapi yang beredar di pasar dan titik penyembelihan yang dilakukan tim dokter hewan.

 Saat ini harga sapi di pasaran disampaikan berada pada angka yang menguntungkan peternak, yakni Rp. 45.000 sampai dengan Rp. 48.000. menurut Pamuji harga itu adalah harga yang cenderung normal pada momentum hari raya kurban dan tidak membertkan pembeli.

 Bupati Indartato bersyukur tidak ada temuan, karena stok hewan di Pacitan akan dikirim ke berbagai kota besar di Indonesia, utamanya Jabodetabek. Dipastikan akan terus meningkat di pekan terakhir jelang Idul Adha ini. “Terus dipantau, jangan sampai kecolongan,” perintah Bupati.

 Himbauan.

Ada beberapa ciri yang perlu di perhatikan saat hendak membeli hewan kurban yang sehat, menurut drh. Alek Arisona pertama hewan harus tampak lincah dan aktif, mempunyai kulit yang mengilat, mata yang bersih dan hewan tersebut berdiri pada empat kaki.

 Saat pemotongan, perhatikan saat merebahkan hewan, usahakan menggulingkan dengan pelan sehingga terhindar dari benturan, gunakan tali untuk memudahkan. Pada saat membagikan daging hindari penggunaan plastik, karena ternyata plastik berpotensi besar penjadi penular penyakit. Dan terakhir cucilah yang diperoleh dengan bersih menggunakan air yang bebas dari penyakit. (budi/dzakir/riyanto/wira/diskominfoPacitan).