Bagaimana kesiapan dunia pendidikan di Kabupaten Pacitan jika merujuk pada komentar Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan (Mendikbud) RI Nadiem Makarim. Saat rapat kerja bersama Komisi X DPR RI (02/07), soal Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang direncanakan menjadi sistiem permanen benar-benar terjadi.

Meninjau berbagai kondisi yang ada utamanya di sisi geografi dan topografi Pacitan, berakibat 10 persen peserta didik tidak memperoleh akses internet yang memadai. Disamping faktor efisiensi dan gaya baru yang bakal membuat metode pendidikan lebih beraneka ragam melalui kreativitas guru, siswa maupun orang tua.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindik) Pacitan Daryono yang turut mendengar wacana tersebut mengakui metode pendidikan terbaik adalah tatap muka langsung. Siswa benar-benar menyerap sempurna materi yang disampaikan guru, mereka juga dapat belajar bersosialisasi aktif bersama teman dan lingkungannya.

Namun demikian Daryono mengaku ia tidak alergi terhadap wacana tersebut jika sekali lagi benar adanya terealisasi. Terlebih pihaknya telah mempunyai metode untuk mengusung inovasi tersebut yang kini telah digunakan. “Jika iya, kita tunggu surat resmi dari pusat,” ujarnya (29/07) kepada Diskominfo Pacitan.

Apapun metode yang bakal disahkan oleh Nadiem kelak, namun Dindik Pacitan tetap berkomitmen terhadap masa depan 50.000 peserta didik di Kabupaten Pacitan. Walau untuk menuju ke arah tersebut Daryono menerka perlu perdebatan panjang ditingkat pusat.

Lalu bagaimana langkah pemerintah terhadap angka 10 persen blankspot yang bakal mengganggu pembelajaran peserta didik, walaupun sekolah telah memberlakukan program home visit hingga saat ini.

Kepala Bidang (Kabid) Teknologi Informatika (TI) Diskominfo Pacitan Supriyono dikesempatan terpisah mengungkapkan, perlu komunikasi bersama pihak ketiga untuk memberantas angka 10 persen tersebut.

Utamanya dukungan masyarakat dan yang lain dalam rangka instalasi infrastruktur yang dilakukan oleh pihak ketiga tersebut. Tanpa menafikkan kebutuhan biaya yang tidak sedikit. “Kita harus melobi pihak ketiga maupun masyarakatnya,” ungkap Supriyono jujur. (budi/rch/tika/DiskominfoPacitan).

WhatsApp chat