Seluruh Pelaku UMKM Pacitan Harus Terima Program BPUM

Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) menjadi perhatian serius terutama pasca pemerintah secara resmi menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) beberapa hari lalu.

Sebagai salah satu bagian ujung tombak perekonomian negara, UMKM berpotensi kolaps karena harga bahan, produksi maupun transportasi dipastikan naik usai penetapan tersebut.

Bantuan Produktif Usaha Mikro (BPUM) yang digelontorkan pemerintah melalui Kementerian Koperasi Usaha Kecil dan Menengah RI, diharap mampu menopang kenaikan seluruh barang dan jasa yang berpotensi inflasi.

“Berapapun kita akomodir, uang harus datang dan berputar di Pacitan,” ujar Ali Mustofa, Kepala Bidang Usaha Mikro, Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Perindustrian (Dikuperin) Pacitan pagi ini (08/09) di sela kegiatan Program BPUM Tahun 2022.

Tak heran jika semangat Dikuperin Pacitan mengakomodir pelaku UMKM yang hingga kemarin malam (07/09) telah menyentuh 4.100 pemohon, ini diharap Ali bisa kembali meningkatkan gairah daya beli masyarakat yang berpotensi menurun.

Sementara itu Prayitno sebagai Kepala Dikuperin Pacitan dikesempatan terpisah berharap seluruh pomohon memenuhi syarat sehingga pencairan yang dikabarkan sebesar Rp. 600ribu tersebut mendukung proses adaptasi akibat kenaikan BBM. “Pagu pemohon sebenarnya belum ada ketentuan dari pusat, sehingga sebanyak-banyaknya kita bantu dulu,” ungkap Prayitno.

Kebijakan pemerintah tersebut ditegaskan Prayitno tidak ada bantuan susulan, sehingga pelaku yang nantinya terkonfirmasi menerima BPUM untuk menggunakan dukungan tersebut sebaik mungkin.

Secara gamblang Ali mengatakan bahwa UMKM dewasa ini mesti memiliki pemikiran yang maju untuk tetap bersaing dengan usaha makro maupun dengan para pelaku usaha kecil yang lain. Kreativitas dalam berproduksi maupun saat pengembangan adalah piranti disamping merubah mindset pengusaha.

Setelah semua berjalan, meski Dikuperin menyadari bahwa dirinya bukanlah penentu takdir UMKM Pacitan, tetapi melalui langkah dan kerja keras serta sesuai program Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji akan berupaya memboyong opini masyarakat akan pentingnya mencintai produk asli Pacitan diatas produk lain dari luar. (PemkabPacitan).

Tingkatkan Kapasitas SDM Karyawan Rokok

Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Perindustrian (Dikuperin) menggandeng para pendamping untuk mengadakan kegiatan peningkatan kapasitas SDM melalui DBHCHT Tahun 2022.

Mengikutsertakan 60 peserta dari karyawan Perusahaan Rokok Putera Pacitan Indonesia Sejahtera (PPIS), kegiatan peningkatan kapasitas SDM dilaksanakan di Hotel Ibis Style Yogyakarta dengan instruktur Andi Kusuma Brata selaku General Manager Spiritual Building Training Tiga Serangkai.

Kegiatan dihadiri langsung oleh Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Andi Faliandra dan Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Perindustrian Kabupaten Pacitan.

Tidak bisa dipungkiri bahwa kualitas sumber daya manusia (SDM) penting bagi kelancaran upaya Indonesia menyongsong era revolusi industri 4.0 yang serba digital. Pengembangan kompetensi meliputi aspek pengetahuan (knowledge, science), keterampilan (skill, technology), dan sikap perilaku (attitude) perlu terus dilakukan dalam rangka mencapai tujuan organisasi.

Kegiatan berlangsung selama 2 hari bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan produktivitas kerja karyawan pabrik rokok di Kabupaten Pacitan.

Strategi pengelolaan sumber daya manusia yang sejalan dengan strategi Organisasi akan mendorong pada pencapaian tingkat efektifitas dan efisiensi yang tinggi, percepatan proses bisnis Perusahaan, dan peningkatan kualitas organisasi. Mengingat pentingnya SDM dalam pengelolaan usaha termasuk industri kreatif.

Dalam kesempatan tersebut dilaksanakan sesi spiritual building training bersama Andie Kusuma Brata. “Kunci sukses ada dua, yaitu jangan pernah jauh dari Allah dan jangan berani membantah orangtua,” ucap Andie Kusuma Brata (03/09).

Selain itu dalam motivasinya trainer menekankan kerjasama, kolaborasi dan saling memaafkan agar kekompakan dalam mencapai tujuan organisasi tetap terjaga. Diharapkan dengan adanya kegiatan tersebut dapat membantu Pemerintah Kabupaten Pacitan untuk mencapai Visi dan Misi Bupati Pacitan. (Dikuperin/pemkab Pacitan)

Hiu Paus Raksasa Terdampar ; Dinas Perikanan “Bukan Ulah Nelayan”

Kejadian langka terjadi kemarin (06/09) di Pantai Teren di Desa Sidomulyo, Kecamatan Ngadirojo, dua ekor Hiu Paus/ Tutul (Rhincodon typus) ditemukan warga tengah terdampar di garis pantai dengan kondisi tidak bernyawa.

Temuan warga tersebut lantas dilaporkan sehingga semua instansi terkait bergerak untuk memastikan kejadian tersebut. “Kita lihat langsung, ternyata kondisinya sudah tidak bernyawa,” kata Edi Yanuriadin, Kepala Bidang Perikanan Tangkap, Dinas Perikanan Pacitan pagi ini (07/09).

Pihaknya menegaskan bahwa kejadian tersebut bukan karena human error lantaran nelayan yang tengah menjaring ikan, namun dicurigai kedua ikan berukuran 7 dan 4 meter tersebut terlalu menepi saat memangsa ikan.

Saat air kembali surut kedua ikan besar yang dilindungi ini terjebak dikubangan pasir pantai. Teori tersebut kian kuat lantaran tidak ditemukan luka pada kedua ikan tersebut.

Memastikan kedua Paus Tutul sudah tidak bernyawa, lantas seluruh pihak dibantu warga mengevakuasi binatang tersebut dengan alat berat dari Dinas PUPR Pacitan. ” Kita kuburkan, termasuk warga juga terlibat,” tandas Edi.

Dikesempatan terpisah Kepala Dinas Perikanan Pacitan Supomo mengatakan pemahaman nelayan cukup bagus terkait satwa laut, melalui Undang-undang Nomor 31 Tahun 2004 Juncto Undang-undang Nomor 45 Tahun 2009 membuat seluruh pihak tanpa terkecuali tidak ada yang berinisiatif memanfaatkan kedua bangkai ikan tersebut.

Supomo mengaku, terdamparnya ikan raksasa tersebut benar-benar langka terjadi di Pacitan, namun disisi lain hal tersebut menunjukkan aneka ragam dan kekayaan bahari Pacitan yang luar biasa banyaknya.

“Nelayan kita sudah dibekali pengetahuan dan ilmu. Sehingga mereka pantas dijuluki sebagai nelayan modern yang mampu menangkap ikan dengan baik dengan bekal pengetahuan yang mumpuni,” tambah dia yang juga mengatakan hubungan baik antara Hiu Paus tersebut dengan para nelayan.

Meski demikian dirinya tak henti mengingatkan kepada nelayan maupun masyarakat dan pemancing, supaya memahami aturan akan memanfaatkan kekayaan laut Pacitan dan Indonesia, sehingga kegiatan ini tidak melanggar hukum. (PemkabPacitan).

Pemkab Segera Sikapi Dampak Kenaikan BBM

Mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Pacitan, bersikukuh menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di tengah turunnya minyak dunia.

Terlebih saat ini kenaikan harga BBM dirasa ganjil, lantaran masyarakat masih beradaptasi terhadap dampak pandemi dua tahun silam.

Sehingga timbul persepsi adanya mafia baik dikelas pusat maupun dilingkungan sekitar, memainkan migas yang bukan saja merugikan rakyat, tapi juga negara.

Maka Bupati pun diminta cepat mengambil sikap terhadap keputusan Presiden, maupun kecurigaan mahasiswa tentang penyelewengan BBM melalui kebijakan pusat tersebut.

Sebelumnya, kemarin (05/09) usai menemui para pengunjuk rasa yang tergabung dalam PMII Pacitan, pemerintah daerah bersama pusat telah menggelar koordinasi melalui zoom meeting untuk mengevaluasi dampak BBM naik dan mencari rumusan terbaik di wilayah masing-masing.

Tentu saja bukan saja Bupati, seluruh jajaran vertikal dan Pemkab pun menyambut baik apapun aspirasi masyarakat, terlebih banyak gumaman akan santunnya mahasiswa Pacitan saat menyuarakan aspirasi rakyat.

“Kami segera menyikapi hal ini sehingga masyarakat tidak mengalami dampak kenaikan harga BBM,” kata Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji, siang ini 06/09). Perumusan dari dampak kebijakan ini tetap butuh waktu sehingga langkah yang diambil tepat sasaran. (PemkabPacitan).

 

Harus Cepat Rumuskan Dampak Kenaikan BBM

Dampak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak memiliki potensi terhadap stabilitas sosial, baik langsung pada Ranah ekonomi, sosial bahkan keamanan.

Di Pacitan pun pagi tadi puluhan mahasiswa menggelar unjuk rasa menyuarakan penolakan kenaikan BBM. Kejadian tersebut dipastikan juga terjadi di beberapa wilayah lain di Indonesia.

Sehingga secara cepat koordinasi terbatas dilakukan pemerintah pusat bersama wilayah baik provinsi maupun kabupaten dan kota se-Indonesia. “Kita harus merumuskan kemungkinan yang akan terjadi di Pacitan,” ujar Heru Wiwoho, Sekretaris Daerah (Sekda) Pacitan, siang ini (05/09) saat Koordinasi bersama pemerintah pusat melalui virtual zoom.

Lebih jauh Heru harus memproyeksikan berbagai kemungkinan lain yang bisa menyulut dampak kenaikan BBM, disamping pencairan Bantuan Sosial (Bansos) bakal dikucurkan untuk menstabilkan daya beli di masyarakat.

Soal unjuk rasa yang digelar pagi tadi Sekda meyakini aksi tersebut masih pada konteks yang aman, dimana dalam negara yang menganut sistem demokrasi sangat wajar masyarakat menyuarakan aspirasinya.

Utamanya di Pacitan pihaknya berharap inflasi yang ditakutkan pengamat tidak terjadi. Lantaran pemerintah akan bergerak secepat mungkin sebelum dampak kenaikan BBM seperti kenaikan bahan pokok, menurunnya daya beli terjadi. (PemkabPacitan).