Pengambilan Tirto Wening Sambut Hajatan 276

Sederhana, prosesi pengambilan Tirto Wening di Desa Sukoharjo, Kecamatan Pacitan dilaksanakan perangkat desa dan juru kunci Sumur Njero petilasan bupati pertama Pacitan Raden Tumenggung Notopuro.
Beda dengan tahun kemarin ritual kali ini tidak menunjukkan adanya masa dan kemeriahan, meski kesakralan upacara yang terus dilakukan setiap HUT Kabupaten Pacitan tersebut tetap menjaga esensi.
“Sesuai petunjuk acara kami laksanakan secara sederhana, supaya tidak menimbulkan kerumunan,” kata Muhammad Anam, Kades setempat kepada Diskominfo Pacitan (04/02).
Selain menjaga sejarah, prosesi ini diharap bisa menjadi jalan Kabupaten Pacitan yang madani dan terhindar dari segala mara bahaya. Termasuk oleh wabah Covid-19 yang kini masih dalam penanganan serius pemerintah.
Air yang diambil tersebut kemudian diarak oleh perangkat dan disimpan di kantor desa tersebut. Nantinya pada puncak HUT atau (19/02), Tirto Wening kemudian diarak ke Pendopo Kabupaten Pacitan pada prosesi Wilujengan bersama dengan Rucuh Pace dari Desa Nanggungan, Kecamatan Pacitan. (timDiskominfoPacitan).

Tidak Ada Satu Wilayah Pun Yang Dinomorduakan

Puluhan orang yang mengatasnamakan Aliansi Masyarakat Tulakan mendatangi Kantor Bupati Pacitan, mereka merasa selama ini Kecamatan Tulakan menjadi wilayah tertinggal dibanding Kecamatan lain.
Alasan tersebut ditinjau dari aspek anggaran infrastruktur untuk jalan yang lebih difokuskan di wilayah barat kota sebagai titik pariwisata. Kecemburuan kian menjadi, pasalnya kuota pupuk untuk petani di Kecamatan Tulakan tidak sebanding ketimbang kecamatan lain. bahkan, mereka menuding ada pihak-pihak tertentu yang sengaja bermain-main dengan menggelapkan pupuk subsidi ke pulau Kalimantan melalui jalur Tegalombo.
Dihadapan Bupati Pacitan Indartato, semua persepsi tersebut dibantah langsung oleh dinas terkait, urusan jalan yang dibidangi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) menyebut, setidaknya Kabupaten Pacitan mempunyai 500 Kilometer jalan desa, faktanya dibawah 50 persen yang kondisinya mulus.
Pemerintah tidak malu mengakui situasi ini, mengingat refocusing anggaran terpaksa diterapkan pemerintah 2 tahun belakangan ini yang sekaligus berdampak pada penerapan program pembangunan di semua sektor, termasuk kesehatan, pendidikan ataupun yang lain.
Namun tidak benar jika Kecamatan Tulakan dinomor duakan untuk urusan perbaikan jalan. Faktanya tahun ini ada 29 titik menjadi prioritas Dinas PUPR Pacitan yang akan segera digarap. Meski diam-diam Edy Yunan Ahmadi, Kepala PUPR Pacitan tetap berusaha keras mendapatkan porsi anggaran yang lebih besar supaya titik-titik pembangunan bisa semakin merata dan tanpa menganaktirikan salah satu kecamatan. “Mudah-mudahan tahun depan dana ini dapat normal lagi,” harap Yunan.
Sebelum menyentuh sektor pertanian, kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Pacitan angkat bicara, dari total APBD Kabupaten Pacitan di tahun 2022 yang mencapai 1,7 Triliun. Angka yang besar, namun Pemkab Pacitan sayangnya tidak bisa membelanjakan uang tersebut asal-asalan, pemerintah pusat sebagai pemberi bea memplotkan minimal 20 persen untuk urusan pendidikan, minimal 10 persen untuk urusan kesehatan, baru kemudian minimal 25 persen harus dibelanjakan pada lini infrastruktur.
“Tetapi praktiknya kita di urusan infrastruktur sebenarnya selalu lebih dari 25 persen,” kata Pamuji Kepala Bappeda Pacitan di kesempatan yang sama (03/02). Tetapi perlu diketahui kebutuhan infrastruktur memang cenderung lebih banyak, dikarenakan berbagai faktor seperti letak geografis.
Pamuji juga membantah jika wilayah Tulakan sebagai wilayah tertinggal, jawaban tersebut dikaji melalui data Bappeda Pacitan yang membelanjakan kebutuhan ditiap wilayah, meski anggaran yang diberikan pertahunnya selalu berubah-ubah karena harus menyesuaikan keadaan. “Tapi angka-angka itu jika kita jajarkan akhirnya kurang lebih sama kok,” kata dia.
Demikian untuk urusan para petani, Pemda Pacitan sebagai pengelola anggaran sangat paham terhadap situasi yang ada, termasuk potensi pertanian yang harus diprioritaskan setelah pariwisata. Pupuk bersubsidi sama dengan membahas barang dengan pengawasan. Tak main-main, Bambang Supriyono Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pacitan menyampaikan kendaraan pengangkut pupuk pun harus terdaftar.
“Kalau ada, tidak apa-apa sampaikan, maka akan kita laporkan. Karena selama ini saya juga Ndedepi (mengincar),”kata Bambang menyikapi tudingan penggelapan pupuk. Demikian juga saat membeli pupuk yang memang tidak bisa disamakan dengan membeli gas melon, ada mekanisme ketat yang wajib dipatuhi.
Bicara jumlah yang dirasa tidak sama dengan kecamatan lain, pihaknya justru curiga terhadap Proses di sistem Elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (E-RDKK). Petani di luar E-RDKK tentu tidak akan mendapat pupuk dengan pengawasan tersebut, walaupun dalam praktiknya petani tidak memperoleh 100 persen dari yang diajukan, berkisar 46 persen saja.
Soal lain yang menjadi perhatian adalah datangnya musim hujan, hal tersebut membuat petani di kelompok masing-masing secara serentak di 12 kecamatan akan melakukan permintaan pupuk, kondisi demikian tentu membuat penjual yang tercatat akan kewalahan. (bd/hf/Frd/ryt/ss/dzk/rch/tk/DiskominfoPacitan).

Hibahkan Tanah; Sarpras Kejari Pacitan Semakin Mantab

Pemerintah Daerah Kabupaten Pacitan secara resmi menyerahkan aset tanah milik Pemda Pacitan kepada Kejaksaan Negeri Pacitan, momentum bersejarah tersebut ditandai dengan Penandatanganan Hibah antara Bupati Pacitan Indartato dan Kepala Kejari Pacitan Noor Adi.
Di depan undangan yang hadir, Bupati mengatakan sudah sepantasnya pemda memberikan support kepada seluruh instansi, begitu juga kepada perangkat lintas vertikal. Dengan mempertimbangkan kesamaan tujuan yakni mensejahterakan masyarakat Pacitan.
“Kami berharap aset tanah tersebut dapat bermanfaat, dan terimakasih juga kepada Pak Ronny (Ketua DPRD Pacitan) yang telah menyetujui hibah barang milik daerah tersebut,” kata Pak In sapaan akrab Bupati, kemarin (03/02) di Ruang Rapat Bupati.
Sementara itu Noor Adi mengaku gedung Kejari Pacitan masih butuh banyak ruang untuk berbagai perlengkapan, termasuk ruang tahanan yang belum memadai, gudang barang sitaan maupun yang lain.
“Mungkin saya tidak akan menikmati capaian tersebut, karena biasanya jabatan saja paling lama hanya satu setengah tahun. Tetapi nanti bisa dilanjutkan oleh pemimpin yang baru,” ungkap dia (DiksominfoPacitan).

Kita Adalah Pelayan Masyarakat

Pemerintah mengapresiasi atas pengangkatan 190 Pegawai Pemerintah Dengan Perjanjian Kerja (P3K) di Kabupaten Pacitan, yang ditandai dengan penyerahan SK oleh Bupati Pacitan Indartato, pagi ini (02/02) di Pendopo Kabupaten.

Pegawai dengan kontrak paling singkat 1 tahun dan paling lama 5 tahun terhitung sejak Januari 2021 hingga Desember 2025 tersebut menduduki posisi tenaga pendidik dan penyuluh pertanian.

Bupati Pacitan Indartato dalam sambutannya mengingatkan, bahwa seluruh komponen yang ada di lingkup Pemda Pacitan merupakan satu subsistem besar pemerintah pusat. Sehingga semua keputusan tidak bersumber dari Pemda Pacitan. “Andai pemda (Pemkab Pacitan)red. mampu semua diangkat jadi PNS,” ungkapnya.

Meski diakuinya bahwa di Kabupaten Pacitan hingga kini kebutuhan SDM masih cukup tinggi, namun semua itu harus terbengkalai selama belum ada kebijakan baru dari pemerintah pusat.

Namun demikian Bupati mengajak kepada seluruh pegawai apapun golongannya untuk tetap fokus dalam mengemban amanah, tetap menjadi pelayan masyarakat demi mensejahterakan semua warga.

“Taati semua aturan yang ada, mari kita bersyukur karena masih banyak teman-teman yang tidak seperti kita. Jadi laksanakan tugas dengan sebaik-baiknya,” pungkas Pak In mengakhiri. (anj/zak/bd/Frd/ryt/ss/dzk/rch/tk/DiskominfoPacitan).

Melambung; Corona Tembus 67 Kasus

Pernyataan resmi penambahan kasus terkonfirmasi Covid-19 kembali disampaikan Jubir Satuan Tugas Penanganan (STP) Covid-19 Kabupaten Pacitan Rachmad Dwiyanto, dalam rilisnya ia menyebut 67 orang hari ini terkonfirmasi virus Corona.
“Mewakili satuan Tugas kami memohon maaf belum bisa mengerem laju pertumbuhan kasus baru,” ujar Rachmad (01/02). Beruntung kasus sembuh hari ini kembali bertambah, sebanyak 39 orang, walaupun angka kematian hari ini juga kembali bertambah 1 kasus.
Sementara kasus baru masih didominasi Kecamatan Pacitan sebanyak 53 orang, disusul Punung 9, Tulakan 1, Donorojo 1, arjosari 1 dan Ngadirojo 1 kasus.
Dari kejadian ini, Kepala Diskominfo Pacitan tersebut meminta semua elemen khususnya pemerintah desa untuk bersatu dalam menghadapi Covid-19. Pasalnya makin banyaknya korban karena virus Corona, baik dengan penyakit penyerta maupun tanpa gejala apapun.
Sesuai kewenangan menghadapi Covid-19 adalah urusan bersama, minimal selalu disiplin menjalankan protokol kesehatan melalui 7M, mulai Memakai masker, Menjaga jarak, Mencuci tangan, Menjauhi kerumunan, Menghilangkan stigma, Meminimalisir mobilisasi, dan Mengurangi Menyentuh area Wajah. (DiskominfoPacitan).