Berita terbaru

Pak In Ancam Oknum Yang Bermain Dana Penanganan Covid-19

Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Pacitan sekaligus Bupati Pacitan Indartato mengundang seluruh awak media baik cetak dan elektronik, pagi ini di (17/04) di Pendopo Kabupaten Pacitan.

Undangan tersebut sebagai wujud apresiasi pemerintah kepada dukungan media dalam rangka dukungan mereka dalam andil memerangi pendemi virus corona yang turut mengancam Kabupaten Pacitan.

Di Hadapan para pemburu berita tersebut Pak In menegaskan bahwa perang melawan virus ini dibutuhkan koordinasi antar instansi, lalu ditambahkan bumbu wajib yakni keterbukaan seluruh petugas yang terlibat.

Namun Pak In juga berharap kepada media untuk mengabarkan informasi sesuai dengan data fakta yang ada. Karena ini penting dan berdampak luas kepada pemerintah dan utamanya masyarakat di Kabupaten Pacitan.

“Keterbukaan itu perlu. Uang bencana ojo nyampek Kelong pada petugas, sebape akeh dosa,” kata Pak In yang juga disaksikan oleh seluruh jajaran Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Pacitan.

Seluruh anggaran yang telah disiapkan oleh Satgas harus benar-benar sampai pada masyarakat yang membutuhkan. Jika benar adanya ada oknum yang bermain maka tidak ragu Pak In akan menyerahkan kepada petugas berwajib. “Rakyat juga melihat,” tegas Pak In. (budi/rozaq/riyanto/tika/DiskominfoPacitan).

BRI Pacitan Serahkan Ribuan Masker dan Paket Sembako

BRI Cabang Pacitan enggan ketinggalan dukung Pemerintah Kabupaten Pacitan. Sebagai mitra terpercaya, BRI menyerahkan bantuan berupa sembako kepada Bupati Pacitan Indartato.

Selain sembako Bank berplat merah tersebut juga menyumbangkan masker dan Alat Pelindung Diri (APD) yang bakal sangat bermanfaat bagi petugas medis.

Partisipasi tersebut merupakan bentuk nyata eksistensi BRI Cabang Pacitan dengan segala perhatiannya kepada masyarakat Kabupaten Pacitan. Utamanya kepada mereka yang terdampak langsung pandemi Virus Corona.

Bantuan yang diserahkan kepada pemerintah Pacitan meliputi 8000 masker, 200 APD, 250 Paket Sembako dan 1 Wastafel. (DiskominfoPacitan).

Intan Pariwara Peduli Corona

Masyarakat Kabupaten Pacitan bersatu dalam menghadapi kesulitan, termasuk kali ini saat menghadapi pandemi Covid-19.

Seperti yang dilakukan oleh CSR Intan Pariwara yang menyerahkan bantuan kepada Bupati Pacitan Indartato sekaligus Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Pacitan berupa paket sembako dan thermogun.

Penyerahan ini diapresiasi Pak In, ia berharap bantuan tersebut dapat meringankan beban masyarakat di Kabupaten Pacitan. Termasuk memudahkan petugas penanganan Covid-19 dengan bertambahnya aset pengukur suhu.

Sebagaimana diketahui, Intan Pariwara senantiasa memiliki kepedulian tinggi terhadap kesulitan masyarakat Kabupaten Pacitan dengan respon cepatnya. (DiskominfoPacitan).

Siagakan Puskesmas Hadapi Covid-19

24 Puskesmas di Kabupaten Pacitan selasa kemarin (14/04) mendapat pelatihan Rapid Tes dan pengambilan jaringan mukosa untuk Swab Tes yang diselenggarakan Dinkes Pacitan bekerja sama dengan RSUD dr. Darsono Pacitan.

Ini diselenggarakan di Puskesmas Tanjungsari Pacitan sebagai langkah preventif jika terjadi hal yang tidak diinginkan, yakni ledakan angka positif Corona seperti di negara Italia ataupun di Amerika.

“Merujuk dari BNPB status darurat ini sampai dengan 29 Mei 2020. Masih ada kemungkinan perpanjangan jika kondisi masih belum dapat diatasi,” ujar Jubir Pemenangan Covid-19 Kabupaten Pacitan Rachmad Dwiyanto (16/04).

Pelatihan tersebut adalah langkah penting yang dilakukan pemerintah, dalam waktu dekat pemda juga berencana melakukan lobi ke pemprov untuk mendukung kemampuan para medis tersebut, dengan menyediakan sarana dan prasarana seperti alat Rapid Tes hingga APD.

Rachmad mengaku, meski memiliki anggaran untuk pengadaan tetapi pemerintah enggan membeli sendiri peralatan tersebut. Pemda lebih memilih mekanisme yang ditetapkan pemerintah pusat. “Kami khawatir peralatan tidak berstandar jika kita beli sendiri. Karena itu sangat berisiko,” lanjut Dia.

Langkah ini dinilai cerdas jika merujuk pada tupoksi puskesmas yang memiliki kedekatan kepada masyarakat hingga pelosok-pelosok desa. Meski sebatas tes dan observasi. Namun dalam kondisi khusus peningkatan kemampuan para medis di puskesmas tersebut bisa sangat penting dan dapat diandalkan. (budi/riyanto/tika/DiskominfoPacitan).

Saat Ketua Tim Penggerak PKK Ikut Setop Pengguna Jalan Tak Bermasker

PRO AKTIF: Ketua Tim Penggerak PKK, Ny Luki Indartato berikan masker ke prngemudi. (Foto: PS/PS/Diskominfo)


Bandar – Pemerintah mengimbau warga tetap berada di rumah. Tujuannya untuk cegah penyebaran COVID-19. Adapun yang terpaksa beraktivitas di luar, mereka diminta mengenakan masker.


Ternyata ketentuan itu belum sepenuhnya diindahkan. Masih banyak warga tak melengkapi diri dengan penutup mulut dan hidung kendati bekerja di luar rumah. Pun dengan pengguna jalan yang berseliweran.


Banyak cara dilakukan untuk membangun kesadaran akan pentingnya melindungi diri dari paparan virus. Salah satunya seperti dilakukan Ketua Tim Penggerak PKK Pacitan, Ny Luki Indartato.


Istri orang nomor satu di Kota 1001 Gua itu ikut menghentikan sopir yang tidak bermasker saat berkendara. Peristiwa itu terjadi saat Luki mendampingi sang suami memantau pos pemeriksaan di wilayah perbatasan.


“Hayo mana maskernya? Sini, berhenti dulu,” ucap Luki sembari mengayunkan tangan kanannya di depan mobil pikap yang berjalan perlahan.


Kendaraan bercat hitam yang mengangkut empon-empon itu pun menepi. Sang sopir bergegas membuka pintu dan keluar. Pria tersebut lantas menghampiri perempuan berjilbab yang menghentikannya.


“Pangapunten, Bu. Masker kula kentun. (Maaf, Bu. Masker saya ketinggalan),” ucap si sopir sedikit tersipu.


Kalimat itu bersahut dengan nasehat dari Luki. Dia minta agar mengenakan masker menjadi kebiasaan semua orang saat berada di luar rumah. Apalagi bagi mereka yang mobilitasnya tinggi dan kerap bertemu banyak orang.


“Niki kula caosi masker (ini saya kasih masker). Tapi harus dipakai lho ya, dipakai sekarang,” katanya sembari merogoh masker dari dalam tas lalu menyerahkannya kepada si sopir.


Pengemudi yang mengenakan kaos biru itu buru-buru memakai masker pemberian Ny Luki. Tak lupa dia mengucapkan terimakasih sebelum masuk ke kabin mobil untuk melanjutkan perjalanan. Sedikit gugup, dia sempat bermaksud menjabat tangan Ny Luki.


“Sementara nggak boleh salaman dulu. Nanti saja kalau ‘Mbak’ Corona sudah lewat,” katanya dengan nada bercanda.


Tak hanya pengemudi roda empat yang jadi sasaran sosialisasi. Beberapa mengendara sepeda motor tak bermasker juga dihentikan. Mereka diberi pengarahan sebelum mendapat bagian masker gratis satu per satu. (PS/PS/Diskominfo)