Tidak ada rasa canggung saat Sekretaris Daerah (Sekda) Heru
Wiwoho diminta naik keatas panggung, menyumbangkan tembang dalam acara Rock
Reunion Pacitan 2020 rangkaian Hajatan 275, kemarin (29/02/2020) di Alun-alun
Kabupaten Pacitan.
Sesaat sebelumnya, Isteri Wabup Yudi Sumbogo, Ninik Setyorini juga diminta memeriahkan
acara tersebut dengan tembang terbaik Niki Astria yang pernah tenar di tahun
90an ‘Biar Semua Hilang’.
Bertambah hangat karena di kesempatan Ngerock bersama
tersebut para pejabat menyanyikan lagu Jamrud ‘Selamat Ulang Tahun’.
Dilanjutkan tembang God Bless ‘Rumah Kita’ atas usulan Kepala Dishub Pacitan,
Wasi Prayitno.
Sebelumnya Sekda dalam sambutannya mewakili Bupati Pacitan
Indartato menyampaikan kegiatan non fisik dirasa sangat perlu diperhatikan
disamping kegiatan fisik yang terus dilaksanakan. “Ini perlu ditingkatkan
di masa-masa yang akan datang,” ujar Dia.
Heru juga berharap, semangat para rocker senior Pacitan
dapat menggugah generasi muda untuk mengembangkan bakat dan kreativitas dalam
bidang masing-masing. “Semua untuk kemajuan Kabupaten Pacitan,”
pungkasnya. (budi/web/zaq/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).
Hampir semua kegiatan Hari Jadi Kabupaten Pacitan (Hajatan)
ke-275 dilaksanakan, mulai olahraga, seni budaya, ziarah dan prosesi atur Tirto
Wening dan Rucuh Pace.
Malam ini Pemda Pacitan memberi wadah memenuhi kebutuhan
rohani masyarakat dan pemerintah, melalui pengajian bersama Ustadz Wijayanto
yang digelar di Alun-alun Kabupaten Pacitan (27/02/2020).
Hasilnya antusias masyarakat tak jauh berbeda dengan
pagelaran wayang kulit, dari pantauan tim liputan Diskominfo Pacitan yang
mengadakan Live Streaming, panitia harus menambah kursi penonton, satu penanda masyarakat yang selalu
haus akan siraman rohani.
Satu cerminan keberhasilan implementasi visi dan misi Bupati
Pacitan, pada Sila Keempat tentang kesalehan sosial, sebagai pondasi
mempertahankan adem, ayem dan tentrem yang telah berlangsung berabad-abad.
Asisten Pemerintahan Dan Kesejahteraan, Mahmud pada
sambutannya mengungkapkan melalui tabligh Akbar akan terjalin kesatuan dan
persatuan antar warga masyarakat.
“Tak lupa kami meminta kepada para imam masjid untuk
mengajak masyarakat membaca sholawat tibbil qulub, agar Kabupaten Pacitan
terhindar dari segala macam penyakit. Termasuk Virus Corona,” kata Mahmud.
(TimDiskominfoPacitan).
Salah satu awak media merasa pesimis dengan penanaman rumput
Vetiver (Akar Wangi/Lara Setu) di tepian sungai Grindulu pagi ini,
(28/02/2020). “Pohon saja tumbang dan hanyut, apa lagi hanya rumput,” gumamnya,
yang akhirnya menjadi perbincangan kecil para awak media sebelum wawancara.
Tidak disangka, rumput tersebut memiliki akar yang kuat,
akarnya dapat menjalar dan menghujam tanah sedalam Lima meter di usianya 10
bulan, bisa menghambat tanah yang memiliki potensi longsor dan abrasi.
Wakil Bupati Pacitan Yudi Sumbogo Hadir dalam kegiatan ini,
didampingi Dandim 0801 Letkol Inf. Nuri Wahyudi dan Kapolres Pacitan AKBP Didik
Hariyanto S.I.K memulai kegiatan dengan apel bersama dan dilanjutkan penanaman
rumput.
“Semoga mampu memberi motivasi dan dorongan serta pemahaman
kepada seluruh lapisan masyarakat terhadap kelestarian alam dan lingkungannya,
selanjutnya harus ditindaklanjuti di kecamatan-kecamatan,” harap Yudi.
Kondisi geografis Kabupaten Pacitan yang mempunyai potensi
besar terjadinya tanah longsor, abrasi dan erosi, termasuk disepanjang tepian
sungai grindulu dan sungai lain, pemerintah dan masyarakat harus bersatu
mencegah dan meminimalisir potensi tersebut melalui program Nasional penanaman
Vetiver. (budi/amjar/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).
Kondisi cuaca mendukung nyamuk jenis Aedes Aegypti
berkembang biak, mengakibatkan menyebarnya Virus Dengue penyebab Demam Berdarah
Dengue (DBD). Sehingga pada bulan kedua di tahun 2020 ini kembali ditemukan
penderita DBD di Kabupaten Pacitan, dan terus mengalami peningkatan.
dr. Eko Budiono, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten
Pacitan mengatakan, Sebanyak 30 desa dan kelurahan dari 12 kecamatan telah
melaporkan kondisinya. Terparah saat ini disandang oleh Kecamatan Pacitan.
Berbagai tindakan dilakukan Dinkes, namun penekanan bukan
terletak di Fogging, saat ini masyarakat memahami Fogging menjadi alternatif
memberantas nyamuk, Eko menegaskan bahwa langkah Fogging bukan langkah efektif
dan terbaik. “Voguing berisiko nyamuk resisten,” papar Eko (25/02/2020).
Dinkes tetap merespon cepat segala laporan yang ada, namun
bersama tenaga kesehatan dan pemerintah desa, masyarakat harus membuka diri
dengan berbagai kampanye yang disampaikan. Terutama, segera membersihkan
tempat-tempat induk nyamuk di dalam kamar tidur, dibalik baju yang menggantung
dan dibalik vas bunga atau dibalik pigura, membersihkan kamar mandi seminggu
sekali dan genangan air untuk jentik nyamuk.“Terutama usai hujan turun,”
jelasnya.
Masyarakat juga harus memahami tahapan DBD, mulai Demam
Dengue yang akan sembuh sendiri, kemudian DBD yang ditandai dengan munculnya
bercak merah pada kulit. Paling mengancam adalah Dengue Shock Syndrome.
“Pahami sakit panas, harus minum yang banyak dan istirahat.
Waspadai hari ketiga sampai hari ketujuh, biasanya panas mulai turun tanpa obat
kemungkinan muncul Dengue Shock Syndrome, panas turun tapi air kencing
berkurang,” tambah Eko.
Warga Dusun Mendole, Desa Sirnoboyo bersama pemdes, Bidan
dan Juru Pemantau jentik (Jumantik) kompak menyikapi kejadian DBD di Pacitan,
senantiasa menggelar sosialisasi dan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui
3M (Menutup, Menguras dan Mengubur) pendukung siklus hidup nyamuk. “Petugas
Jumantik melaporkan kondisi seminggu sekali,” kata Ani Puspitasari Bidan
Setempat.
Sarantina Sari, salah satu warga setempat usai aktif
terlibat sosialisasi mengaku kini lebih tahu segala sesuatu tentang DBD,
utamanya pemberantas jitu nyamuk DBD adalah kekompakan seluruh masyarakat
dengan metode 3M. “Sebelumnya saya pikir, Fogging yang paling ampuh berantas
nyamuk,” ungkapnya sambil terkekeh. (budi/mg/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).
Sepertinya urusan kebersihan rumah dan lingkungan ogah
dikesampingkan, apalagi di bulan Januari dan Februari dengan musim seperti ini,
Aedes Aegypti si pembawa Dengue merajalela.
Jika dibiarkan keadaan dapat berubah menjadi runyam,
ditandai naiknya status Kejadian Luar Biasa (KLB) seperti pada 2015 silam yang
berisiko mengancam korban jiwa.
Jangan biarkan air menggenang dimanapun, itu bisa menjadi
media nyamuk berkembangbiak, dimulai dari telur dan tak lama menjadi jentik.
Sementara di baju yang menggantung, vas bunga atau dibalik pigura juga harus
diperhatikan, karena tempat tersebut persembunyian yang nyaman para indukan.
Sekali lagi tak ada cara paling ampuh kecuali bahu membahu
melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui Menguras, Menutup dan
Mengubur (3M) untuk menghadapi siklus tahunan Demam Berdarah Dengue (DBD) ini.
Seperti yang dilakukan masyarakat Temon, Ploso, Pacitan sore
ini (27/02/2020). “Kita juga akan melakukan PSN di sekolah-sekolah,”
kata Bupati Pacitan Indartato yang berkesempatan hadir di acara itu.
Sebagaimana rilis akun resmi Pemkab Pacitan bersama Dr. Eko
Budiono, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Pacitan bahwa Fogging bukan cara
terbaik membasmi nyamuk demam berdarah. Karena hanya akan membuat nyamuk
menjadi resisten (Kebal), bahkan pada obat nyamuk sekalipun.
Keadaan tersebut harus dimengerti dan dipahami seluruh komponen Masyarakat Kabupaten Pacitan
sebelum keadaan berubah. Hanya karena kebersihan rumah dan lingkungan yang acap
kali dikesampingkan. “Menjaga kebersihan tidak harus dilakukan saat
menunggu banyak kasus DBD, tapi setiap waktu,” pungkas Bupati.
(budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).