Berita terbaru

Tabligh Akbar Perkuat Persatuan dan Kesatuan

Hampir semua kegiatan Hari Jadi Kabupaten Pacitan (Hajatan) ke-275 dilaksanakan, mulai olahraga, seni budaya, ziarah dan prosesi atur Tirto Wening dan Rucuh Pace.

Malam ini Pemda Pacitan memberi wadah memenuhi kebutuhan rohani masyarakat dan pemerintah, melalui pengajian bersama Ustadz Wijayanto yang digelar di Alun-alun Kabupaten Pacitan (27/02/2020).

Hasilnya antusias masyarakat tak jauh berbeda dengan pagelaran wayang kulit, dari pantauan tim liputan Diskominfo Pacitan yang mengadakan Live Streaming, panitia harus menambah kursi  penonton, satu penanda masyarakat yang selalu haus akan siraman rohani.

Satu cerminan keberhasilan implementasi visi dan misi Bupati Pacitan, pada Sila Keempat tentang kesalehan sosial, sebagai pondasi mempertahankan adem, ayem dan tentrem yang telah berlangsung berabad-abad.

Asisten Pemerintahan Dan Kesejahteraan, Mahmud pada sambutannya mengungkapkan melalui tabligh Akbar akan terjalin kesatuan dan persatuan antar warga masyarakat.

“Tak lupa kami meminta kepada para imam masjid untuk mengajak masyarakat membaca sholawat tibbil qulub, agar Kabupaten Pacitan terhindar dari segala macam penyakit. Termasuk Virus Corona,” kata Mahmud. (TimDiskominfoPacitan).

Ayo!Tanam Rumput Akar Wangi untuk Cegah Longsor, Abrasi dan Erosi

Salah satu awak media merasa pesimis dengan penanaman rumput Vetiver (Akar Wangi/Lara Setu) di tepian sungai Grindulu pagi ini, (28/02/2020). “Pohon saja tumbang dan hanyut, apa lagi hanya rumput,” gumamnya, yang akhirnya menjadi perbincangan kecil para awak media sebelum wawancara.

Tidak disangka, rumput tersebut memiliki akar yang kuat, akarnya dapat menjalar dan menghujam tanah sedalam Lima meter di usianya 10 bulan, bisa menghambat tanah yang memiliki potensi longsor dan abrasi.

Wakil Bupati Pacitan Yudi Sumbogo Hadir dalam kegiatan ini, didampingi Dandim 0801 Letkol Inf. Nuri Wahyudi dan Kapolres Pacitan AKBP Didik Hariyanto S.I.K memulai kegiatan dengan apel bersama dan dilanjutkan penanaman rumput.

“Semoga mampu memberi motivasi dan dorongan serta pemahaman kepada seluruh lapisan masyarakat terhadap kelestarian alam dan lingkungannya, selanjutnya harus ditindaklanjuti di kecamatan-kecamatan,” harap Yudi.

Kondisi geografis Kabupaten Pacitan yang mempunyai potensi besar terjadinya tanah longsor, abrasi dan erosi, termasuk disepanjang tepian sungai grindulu dan sungai lain, pemerintah dan masyarakat harus bersatu mencegah dan meminimalisir potensi tersebut melalui program Nasional penanaman Vetiver. (budi/amjar/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Fogging Tidak Menyelesaikan Masalah; Masyarakat Harus Bersatu Hadapi Aedes Aegypti

Kondisi cuaca mendukung nyamuk jenis Aedes Aegypti berkembang biak, mengakibatkan menyebarnya Virus Dengue penyebab Demam Berdarah Dengue (DBD). Sehingga pada bulan kedua di tahun 2020 ini kembali ditemukan penderita DBD di Kabupaten Pacitan, dan terus mengalami peningkatan.

dr. Eko Budiono, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pacitan mengatakan, Sebanyak 30 desa dan kelurahan dari 12 kecamatan telah melaporkan kondisinya. Terparah saat ini disandang oleh Kecamatan Pacitan.

Berbagai tindakan dilakukan Dinkes, namun penekanan bukan terletak di Fogging, saat ini masyarakat memahami Fogging menjadi alternatif memberantas nyamuk, Eko menegaskan bahwa langkah Fogging bukan langkah efektif dan terbaik. “Voguing berisiko nyamuk resisten,” papar Eko (25/02/2020).

Dinkes tetap merespon cepat segala laporan yang ada, namun bersama tenaga kesehatan dan pemerintah desa, masyarakat harus membuka diri dengan berbagai kampanye yang disampaikan. Terutama, segera membersihkan tempat-tempat induk nyamuk di dalam kamar tidur, dibalik baju yang menggantung dan dibalik vas bunga atau dibalik pigura, membersihkan kamar mandi seminggu sekali dan genangan air untuk jentik nyamuk.“Terutama usai hujan turun,” jelasnya.

Masyarakat juga harus memahami tahapan DBD, mulai Demam Dengue yang akan sembuh sendiri, kemudian DBD yang ditandai dengan munculnya bercak merah pada kulit. Paling mengancam adalah Dengue Shock Syndrome.

“Pahami sakit panas, harus minum yang banyak dan istirahat. Waspadai hari ketiga sampai hari ketujuh, biasanya panas mulai turun tanpa obat kemungkinan muncul Dengue Shock Syndrome, panas turun tapi air kencing berkurang,” tambah Eko.

Warga Dusun Mendole, Desa Sirnoboyo bersama pemdes, Bidan dan Juru Pemantau jentik (Jumantik) kompak menyikapi kejadian DBD di Pacitan, senantiasa menggelar sosialisasi dan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui 3M (Menutup, Menguras dan Mengubur) pendukung siklus hidup nyamuk. “Petugas Jumantik melaporkan kondisi seminggu sekali,” kata Ani Puspitasari Bidan Setempat.

Sarantina Sari, salah satu warga setempat usai aktif terlibat sosialisasi mengaku kini lebih tahu segala sesuatu tentang DBD, utamanya pemberantas jitu nyamuk DBD adalah kekompakan seluruh masyarakat dengan metode 3M. “Sebelumnya saya pikir, Fogging yang paling ampuh berantas nyamuk,” ungkapnya sambil terkekeh. (budi/mg/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Saatnya Kompak Hadapi Demam Berdarah

Sepertinya urusan kebersihan rumah dan lingkungan ogah dikesampingkan, apalagi di bulan Januari dan Februari dengan musim seperti ini, Aedes Aegypti si pembawa Dengue merajalela.

Jika dibiarkan keadaan dapat berubah menjadi runyam, ditandai naiknya status Kejadian Luar Biasa (KLB) seperti pada 2015 silam yang berisiko mengancam korban jiwa.

Jangan biarkan air menggenang dimanapun, itu bisa menjadi media nyamuk berkembangbiak, dimulai dari telur dan tak lama menjadi jentik. Sementara di baju yang menggantung, vas bunga atau dibalik pigura juga harus diperhatikan, karena tempat tersebut persembunyian yang nyaman para indukan.

Sekali lagi tak ada cara paling ampuh kecuali bahu membahu melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui Menguras, Menutup dan Mengubur (3M) untuk menghadapi siklus tahunan Demam Berdarah Dengue (DBD) ini.

Seperti yang dilakukan masyarakat Temon, Ploso, Pacitan sore ini (27/02/2020). “Kita juga akan melakukan PSN di sekolah-sekolah,” kata Bupati Pacitan Indartato yang berkesempatan hadir di acara itu.

Sebagaimana rilis akun resmi Pemkab Pacitan bersama Dr. Eko Budiono, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Pacitan bahwa Fogging bukan cara terbaik membasmi nyamuk demam berdarah. Karena hanya akan membuat nyamuk menjadi resisten (Kebal), bahkan pada obat nyamuk sekalipun.

Keadaan tersebut harus dimengerti dan dipahami  seluruh komponen Masyarakat Kabupaten Pacitan sebelum keadaan berubah. Hanya karena kebersihan rumah dan lingkungan yang acap kali dikesampingkan. “Menjaga kebersihan tidak harus dilakukan saat menunggu banyak kasus DBD, tapi setiap waktu,” pungkas Bupati. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Tim Terbaik Se Eks Karisidenan Madiun, Wonogiri Dan Gunungkidul Rebutan Piala Bupati

Sebanyak 33 tim voli Se Eks Karisidenan Madiun, Wonogiri dan Gunungkidul akan berlaga merebutkan piala bergilir Bupati Pacitan Indartato di Turnamen Bola Voli OSIS XX SMAN 1 Pacitan, event tahunan tersebut merupakan rangkaian Hari Jadi Kabupaten Pacitan (Hajatan) Ke-275.

Andra Al Kahfi Nasution, Ketua Penyelenggara menyampaikan Turnamen Bola Voli OSIS akan digelar di Gor Pacitan mulai hari ini (26-29/02/2020). Selain piala bergilir, panitia juga menyiapkan uang pembinaan dengan total sebesar 16 juta rupiah.

“Kegiatan ini penting dilakukan, sebagai upaya kreatif kami dalam pembentukan karakter individu pada bidangnya masing-masing,” kata Andra.

Wakil Bupati Pacitan Yudi Sumbogo yang berkesempatan hadir dan membuka secara resmi kegiatan tersebut memahami olahraga bola voli sangat digemari semua kalangan di Kabupaten Pacitan. Tak jarang dari kegandrungan tersebut membuahkan berbagai piala bergengsi baik di kancah regional dan nasional.

“Kegiatan ini harus terus dilaksanakan untuk menemukan bibit unggul baru atlet masa depan yang akan mengharumkan Kabupaten Pacitan,” kata Yudi. Selain itu olahraga juga sebagai sarana silaturahmi antar masyarakat dan pemerintah dan memperkokoh persatuan dan kesatuan. (budi/mg/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).