Berita terbaru

Antraks Merebak Di Gunung Kidul; Pacitan Tetap Terkendali

Kasus antraks di awal tahun 2020 cukup meresahkan peternak di Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta. Pemerintah Kabupaten Pacitan melalui Bidang Kesehatan Hewan, Dinas Pertanian Kabupaten Pacitan melakukan berbagai upaya pencegahan supaya penyakit yang menyerang binatang dan bisa menular kepada manusia tersebut tetap terkendali.

Utamanya yang menjadi pusat perhatian adalah di Lima kecamatan yang telah tertular antraks di tahun 2016 silam, Agus Sumarno Kabid Kesehatan Hewan, Dinas Pertanian kepada Diskominfo Pacitan mengungkapkan, upaya pencegahan telah dilakukan sejak awal antraks merebak di Gunung Kidul mulai sosialisasi, vaksinasi hingga desinfeksi. “Sejak tahun 2016 kita telah melakukan vaksinasi sebanyak 60.000 dosis,” ujar Agus, hari ini, (03/01/2020).

 Langkah pencegahan penting mengingat antraks cukup berbahaya, dengan ciri-ciri binatang ternak akan menunjukkan gejala demam disertai gelisah, lalu secara mendadak akan mati dengan tanda keluarnya darah dari lubang hidung, mulut, telinga dan anus. Tetapi disisi lain semua jenis antibiotik dengan dosis tertentu sebenarnya dapat melumpuhkan bakteri tersebut.

 Upaya lain, Agus ke depan juga akan melaksanakan program pelayanan hewan terpadu di beberapa titik wilayah perbatasan, termasuk pengawasan dan disempurnakan dengan pemberian vaksinasi. Karena lalu lintas ternak dari luar Kabupaten Pacitan tetap menjadi perhatian utama supaya Kabupaten Pacitan tetap terkendali. “Dalam waktu dekat kita juga akan menyemprotkan desinfektan pada kendaraan yang mengangkut ternak,” terangnya.

 Agus bersyukur, pemahaman dan kesadaran peternak terhadap bakteri yang bernama lengkap Bacillus Anthracis ini cukup tinggi. Membuat masalah tersebut dapat cepat tuntas di tahun 2016 lalu. Hal ini modal dasar yang penting supaya antraks tidak lagi merebak di Kabupaten Pacitan, meski kota lain saat ini sedang darurat Antraks.

 Beberapa langkah mandiri juga kembali diingatkan oleh Agus kepada para peternak di Kabupaten Pacitan, terutama menjaga kebersihan kandang dan lingkungan kandang dan memberikan pakan yang baik sesuai dengan kebutuhan hewan. Kedua hal tersebut merupakan pencegahan dasar yang dapat dilakukan. “Segera melapor kepada petugas jika menemukan tanda-tanda pada binatang ternak. Secepatnya,” pungkas Agus. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Gerabah Purwoasri; Kental Nilai Seni Dan Sejarah

Keterampilan Surati dan sebagian besar perempuan di Dusun Gunung Cilik, Purwoasri, Kebonagung, dalam menciptakan kerajinan gerabah menyimpan nilai seni dan sejarah, jemari terampilnya terlatih sejak mereka masih belia, diturunkan dari orang tuanya secara turun temurun.

“Saya sejak kecil kelas 2 SD sudah belajar membuat gerabah,” kata Surati saat ditemui di rumahnya, hari ini (31/012020). Pengakuan tersebut secara tidak langsung menunjukan bahwa keterampilan yang dimiliki perempuan di Gunung Cilik tidak perlu dipertanyakan.

Tanah sebagai media utama dalam membuat gerabah harus memenuhi standar, selanjutnya berbagai campuran lain dimasukkan dengan komposisi tertentu, hasilnya gerabah yang yang dihasilkan dari Gunung Cilik memiliki kualitas tinggi yang tidak akan lekang oleh waktu.

Termasuk pada proses finishing dilakukan dengan ketelatenan tinggi untuk menjaga kualitas, baik pengecatan untuk jenis pot dan vas bunga. Termasuk proses pembakaran dengan jenis kayu tertentu menciptakan kematangan sempurna ditandai warna merah.

Gerabah, satu kerajinan tradisional di masa kini tetap elok meskipun bersanding dengan barang elektronik di ruang minimalis, atau diantara porselen mahal di meja makan dan di dapur. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan)

Sensus Penduduk 2020; Cara Online Lebih Mudah Dan Simple

Semua warga masyarakat Kabupaten Pacitan harus dewasa, bersatu padu dalam menyambut gelaran sensus penduduk ketujuh tahun 2020 ini. Melalui dua tahapan yang ditetapkan, sensus berbasis online dan manual nantinya akan berpengaruh langsung terhadap kebijakan pemangku kebijakan.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Pacitan, Bagyo Trilaksono kepada Diskominfo Pacitan menyampaikan tahapan berbasis online akan dilakukan mulai pertengahan Februari hingga akhir Maret 2020 melalui laman resminya sensus.bps.go.id dengan mengupdate data diri.

Saat ini BPS Pacitan telah mendapat data resmi dari Ditjen Kependudukan dan Dukcapil Kabupaten Pacitan, sementara NIK dan KK yang dimiliki menjadi acuan data BPS Pacitan. Menandakan bahwa data kependudukan di Indonesia sudah menunjukan data statistik cukup baik.

“Sensus berbasis online itu sangat sederhana pertanyaannya, terkait keberadaan penduduk, jenis kelamin, Pendidikan, pekerjaannya apa, ada sedikit pertanyaan tentang kondisi tempat tinggalnya itu seperti apa,” kata Bagyo, hari ini, (30/01/2020).

Kemudian, pada tahapan kedua, sensus akan menjangkau masyarakat yang tidak memiliki akses internet dengan metode wawancara. Dengan merekrut 1200 petugas dari masing-masing desa yang sebelumnya akan dibekali beberapa pelatihan.

“Nah untuk bapak ibu yang sibuk dan yang aktivitasnya banyak disarankan untuk memilih yang online, karena tidak akan terganggu. Cuma tetap akan ada konfirmasi saat wawancara itu di bulan Juli. Petugas kami tetap akan melakukan pengecekkan dan berkoordinasi dengan RT setempat. Termasuk mengkonfirmasi pendatang baru dengan segala kelengkapan berkas kependudukannya,” jelas Bagyo.

Langkah menekan kesalahan pada saat sensus, BPS Pacitan juga telah mengatur jadwal dengan seluruh kepala desa di Kabupaten Pacitan. mereka nantinya juga memperoleh ilmu pengisian data yang nantinya dapat disosialisasikan kepada masyarakat.

Melihat kondisi geografis Kabupaten Pacitan yang berpengaruh pada jaringan internet, Bagyo menghimbau kepada masyarakat untuk menyesuaikan diri saat akan melakukan sensus online, terkait data yang disampaikan, pihaknya menegaskan data yang dikonfirmasi sangat dijaga kerahasiaannya. “Sangat terjamin rahasianya. Melalui Undang-Undang bahwa BPS tidak akan membocorkan semua data tersebut,” tegas Dia.

Bicara prioritas, Bagyo mengatakan sama dengan wilayah lain, yakni sinkronisasi data dengan instansi terkait yakni Dukcapil yang menggunakan sistem De Jure, sedangkan BPS menggunakan sistem De facto. Perbedaan tersebut nantinya akan disikapi dengan penerapan metode kombinited. “Banyak yang sudah ber-KTP Pacitan, tapi sekarang tinggal di luar. Nah, saat mereka nanti mengisi data di tempat-tempat itu akan ketahuan nanti,” lanjut Bagyo.

Segala kemudahan yang diberikan oleh BPS diharapkan masyarakat Kabupaten Pacitan dapat berpartisipasi aktif. Sekali lagi gelaran sepuluh tahunan yang dilaksanakan oleh pemerintah pusat tersebut berdampak langsung pada setiap kebijakan yang dipilih para pemangku kepentingan. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Pilkada 2020; KPU Fokus Tahapan Dan Tinggikan Partisipasi Pemilih

Jelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Kabupaten Pacitan 23 September 2020 mendatang oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Pacitan fokus pada tahapan demi tahapan, demi terselenggaranya pesta demokrasi yang sukses dan aman.

Saat ini KPU Pacitan telah sampai pada rekrutmen Badan Ad Hoc panitia kecamatan dan panitia pengumumutan suara tingkat desa. Tersaring 230 dari 156 yang akan menjalani tes tulis. Melalui rekomendasi KPU Pusat, KPU Pacitan melaksanakannya dengan metode Computer Assisted Test (CAT) besuk (30/01/2020).

Sebelumnya, berbagai tahapan yang telah sesuai dengan perundang-undangan dilakukan KPU Pacitan, dimulai perencanaan program anggaran pada September 2019 lalu. dilanjutkan penyusunan petunjuk teknis dan sosialisasi pada awal November 2019.

“Tahapan pencalonan sudah kita mulai pada 26 Oktober 2019 kemarin, dengan penetapan jumlah dukungan minimal untuk pasangan calon perseorangan,” kata Ketua KPU Pacitan Sulis Styorini spesial kepada Diskominfo Pacitan hari ini, (29/01/2020).

Sementara KPU RI telah menerima Data Potensial Pemilih Pemilu (DP4) dari Kemendagri untuk pemutakhiran data pemilih, selanjutnya DP4 tersebut akan diserahkan kepada KPU Provinsi dan KPU Kabupaten pada Maret nanti.

Rini juga mengatakan pihaknya masih membuka pendaftaran pemantau dan pelaksana pada bidang jajak pendapat dan lembaga survey, meski di satu sisi KPU Pacitan sangat membuka lebar masukan dan aspirasi dari masyarakat.

Di pertengahan Juni, usai penyerahan dukungan dari bakal calon, kemudian dilanjutkan pendaftaran bakal calon pasangan baik dari parpol maupun gabungan parpol, yang dilanjutkan dengan seleksi administrasi. “Barulah pemeriksaan kesehatan pada 08 Juni 2020,” lanjut Rini.

 Disatu sisi KPU Pacitan mempunyai tugas lain, fenomena menurunnya partisipasi pemilih pada pilkada 2015 kemarin berada pada angka dibawah 60 persen. Namun penghargaan yang disandang KPU Pacitan sebagai lembaga yang paling terintegrasi nomor satu di Nasional menjadi modal awal.

 “2020 energi cukup baik, didukung pemilu serentak yang baru dilaksanakan kami optimis angka partisipasi meningkat, meski kami tahu ini bukan pekerjaan mudah. KPU Pacitan butuh masukan, bantuan, motivasi dari semua pihak. seluruh elemen masyarakat harus bahu mambahu,” pungkas Rini. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Lirik Media Film; BPBD Dan Diskominfo Pacitan Galakkan Tanggap Tangguh Bencana

Ada sebelas dari dua belas potensi bencana berpotensi terjadi di Wilayah berjuluk Kota 1001 Goa ini, fakta tersebut menjadi perhatian semua pihak, pemerintah daerah, provinsi bahkan pusat yang melahirkan berbagai kebijakan diantaranya pemahaman yang bersifat mitigasi.

Termasuk memanfaatkan media film untuk memberikan edukasi berupa mitigasi bencana, utamanya bencana gempa bumi yang disertai tsunami. Jenis bencana ini dipilih lantaran besarnya risiko karena keberadaan Kabupaten Pacitan yang berhadapan dengan samudera hindia dan berdiri di atas patahan Sesar Grindulu yang sewaktu-waktu menunjukan aktivitasnya.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pacitan sebagai leading sektor bersama Bidang Informasi, Diskominfo Kabupaten Pacitan menciptakan film berdurasi pendek yang memberikan pemahaman saat terjadi gempa bumi baik di dalam gedung atau di luar ruang yang dilakukan oleh staf dan karyawan Pemda Pacitan.

“Video yang kita hasilkan nantinya dapat kita putar disela berbagai kegiatan,” kata Agus Anshori Mudzakir, Kepala Bidang Informasi Diskominfo Pacitan disela pembuatan film hari ini, (28/01/2020) dihalaman Pendopo Kabupaten.

Semua media digunakan oleh pemangku kebijakan demi menumbuhkan pemahaman kepada seluruh masyarakat akan pentingnya memahami sebelas potensi bencana tersebut. Sehingga meski tidak diharap, semua masyarakat dapat siap dan tangguh jika sekonyong-konyong bencana itu datang, begitu juga peran pemerintah bersama sektor terkait dalam rangka manajemen kebencanaan. (timDiskominfoPacitan).