Berita terbaru

Luncurkan Gaspol; Polres Pacitan Bertekad Beri Layanan terbaik Untuk Masyarakat

Polisi Resor Pacitan (Polres Pacitan) berinovasi dalam rangka melayani masyarakat dengan meluncurkan Aplikasi Gaspol (Kegiatan Sambang Polisi Pelayanan Polres Pacitan). Layanan berbasis TI ini nantinya akan memudahkan masyarakat mulai surat kehilangan, laporan, saran maupun pengaduan, informasi pelayanan kepolisian bahkan pelayanan SIM, pajak ranmor, SKCK.

Kapolres Pacitan, AKBP Sugandi mengatakan hal tersebut sebagai langkah awal untuk memicu investasi dan menambah lapangan pekerjaan sesuai dengan arahan Presiden. “Target besar bagaimana pelayanan publik mudah, murah dan cepat. Dengan mengandalkan teknologi informasi yang dapat dijangkau seluruh masyarakat,” kata Sugandi saat Launching Gaspol di gedung Karya Dharma hari ini (27/12/19).

Dengan menggandeng Dinas Komunikasi Dan Informatika Kabupaten Pacitan (Diskominfo Pacitan) aplikasi Gaspol dapat langsung digunakan oleh seluruh masyarakat di Kabupaten Pacitan dengan tampilan Website maupun di download melalui Playstore yang mudah dimengerti semua kalangan dan  usia. “Nanti Polsek-Polsek terlibat, supaya menjadi pelayan hingga pelosok-pelosok desa,” lanjut Sugandi.

Seperti Wadah Aspirasi Dan Pengaduan Layanan Secara Elektronik Kabupaten Pacitan (Wadule Pacitan) yang dapat berinteraksi langsung dengan masyarakat melalui kritik dan saran. Gaspol selanjutnya diharap bisa bersinergi dengan instansi lain untuk memaksimalkan laman yang telah dibangun itu.

Bupati Pacitan Indartato mengapresiasi langkah Polres tersebut, mengingat Gaspol mampu menambah khasanah pelayanan yang cepat di kabupaten Pacitan, apalagi jika mau kembali pada tiga prinsip sebuah negara, yakni menciptakan keamanan dan ketertiban, kesejahteraan, dan penengah jika terjadi perselisihan.

Di era disrupsi ini Bupati menegaskan bahwa seluruh instansi pemerintahan harus cepat dalam memberi pelayanan kepada masyarakat. Itu terbukti dengan dibentuknya SMS Center pada tahun 2012, sebagai cikal bakal Wadule Pacitan. Dan disempurnakan dengan berdirinya LikIn (Aplikasi Terintegrasi Pemerintah Kabupaten Pacitan) dibawah Diskominfo Pacitan.

“Inilah komitmen kami dalam melayani masyarakat dengan informasi yang kami sampaikan,” kata Bupati. diluncurkannya Gaspol tentu merupakan capaian yang luar biasa Polres Pacitan untuk pelayanan terbaik seluruh lapisan masyarakat di Kabupaten Pacitan tanpa terkecuali. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan)

Kabupaten Pacitan Tidak Kenal Mayoritas Dan Minoritas

Di Kabupaten Pacitan pemeluk agama non muslim hanya sekitar 2 persen dari jumlah total masyarakat yang ada, namun itu tidak membuat mereka merasa tidak nyaman dan terganggu. Mereka dapat hidup berdampingan, dapat melaksanakan semua kegiatan termasuk saat perayaan Natal yang dilaksanakan hari ini (25/12/19).

Usai perayaan natal di Gereja Bethel Indonesia (GBI) di kelurahan Pacitan Pendeta Suwandi mengaku, semua elemen masyarakat dan pemerintahan begitu perhatian untuk segala kegiatan peribadatan agamanya.

“Kami mendapat perhatian dari semua unsur dari bapak-bapak pengaman baik Polisi, TNI dan Satpol PP. Mereka selalu berada di tengah-tengah kami,” katanya lega.

Pada perayaan Natal ini pemeluk Nasrani mengambil tema “Hidup adalah sahabat bagi semua orang”. Tema tersebut dinilai semakin memantapkan kota seribu satu goa ini dalam perbedaan, tidak sedikitpun mengurangi adem ayem dan tentram yang menjadi ciri khas masyarakatnya.

Di Hari sebelumnya (24/12/19), Bupati Pacitan Indartato melaksanakan Patroli Motor bersama unsur TNI dan Polri. Sinergitas tersebut sangat perlu diadakan untuk memberikan rasa aman dan nyaman saat perayaan natal dan tahun baru.

Dari rilis laman Humas Pemkab Pacitan Indartato melaksanakan patroli hingga Kecamatan Punung, meninjau langsung gereja yang ada di sana. “Pacitan harus tetap kondusif di semua momentum,” tutur Indartato.

Sementara Kepala Kementerian Agama Pacitan Muhammad Nurul Huda mengatakan, di Pacitan tidak mengenal istilah mayoritas dan minoritas semua dapat hidup berdampingan tanpa adanya gesekan yang berarti. “Kami merupakan wadah bagi seluruh agama,” ujar Huda. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Jauh Dari Belanda; Memilih Liburan Di Pacitan

Rich dan keluarganya enggan menyia-nyiakan kesempatan libur panjang Natal dan tahun baru cukup di negaranya Belanda.

Ia, Ibu Koen Hariga dan adik-adiknya lebih memilih berjalan-jalan ke Indonesia selama 20 hari, salah satunya menikmati indahnya pantai di Kabupaten Pacitan.

“Aku dan keluarga sangat menikmati segalanya disekitar selama disini (Pacitan),” kata Rich usai di translate ke bahasa Indonesia saat diwawancara di salah satu cafe (24/12/19).

Ditanya soal kemajuan kepariwisataan Pacitan, ia mengaku tidak banyak yang harus perbaiki, karena Rich yang bekerja di jasa konstruksi tersebut sudah cukup mengagumi keasrian Pacitan. “Kita datang kemari karena disini masih alami,” lanjutnya yang memiliki nama panjang Rich Haringa itu.

Keluarga tersebut mengaku enggan cepat-cepat meninggalkan Pacitan, selain masih banyak destinasi wisata yang belum dikunjungi Rich sangat menikmati keramahtamahan masyarakatnya. (Budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Hebat! Dinas PUPR Pacitan Selesaikan Program Pembangunan Tahun 2019

Penghujung tahun 2019, Pemerintah Daerah Kabupaten Pacitan melalui Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang (PUPR) menyelesaikan pembangunan dengan pagu anggaran mencapai 156 Miliar. Program tersebut sesuai target yang diharapkan melalui tiga Bidang dengan 15 program dan 54 kegiatan.

Bidang Bina Marga fokus pada tiga kegiatan, mulai pembangunan, rehabilitasi jalan dan rehabilitasi infrastruktur jalan. Pada tahun ini Muhammad Muslih Kepala Bidang Bina Marga mengatakan fokus lebih pada perbaikan area Black Spot yang memiliki kerawanan kecelakaan tinggi, sedang kewenangan jalan kabupaten di Pacitan sepanjang 798 Kilometer.

“Seperti jalan Bangunsari-Ngadirejan kilometer 300 Desa Sedeng, sering terjadi laka lantas karena kondisi tikungan yang tajam kita perbaiki. 2019 insya Allah selesai,” beber Muslih kemarin (19/12/19) kepada Diskominfo Pacitan.

Bina Marga juga memprioritaskan pembangunan sesuai dengan kesepakatan Musrenbang. Meski konsentrasi utama adalah pembangunan penghubung akses wisata utamanya di tiga desa di Kecamatan Pringkuku, yakni jalan penghubung Desa Dadapan dan Desa Watukarung serta Desa Dersono.

“Kita prioritaskan kawasan wisata utamanya pantai dan karst,” lanjut Muslih. Menegaskan pembangunan di tiga desa tersebut juga kelar di tahun 2019. Sementara pembangunan jembatan, seperti di Desa Gunungsari yang dipastikan selesai pada tahun 2020.

Sementara untuk mempercantik kawasan kota, pembangunan trotoar menjadi pekerjaan utama Bidang Cipta Karya. Dengan total pembangunan sepanjang 2 kilometer, dan ditambah pembangunan fasilitas MCK untuk mendukung pelayanan pada masyarakat dan wisatawan.

“Kita juga melaksanakan pembangunan gedung dan rehab. Salah satunya yang tuntas adalah pembangunan gedung Badan Kepegawaian Pembangunan Sumber Daya Manusia (BKPPD) dan Balai Kelurahan Pacitan yang masuk pada tahap 2,” ungkap Tonny Setyo Nugroho Kasi Tata Bangunan.

Melihat fenomena kekeringan di setiap musim kemarau, Seksi Penyehatan Lingkungan Dan Air Bersih Bidang Cipta Karya tanggap dengan memaksimalkan sumber air bersih supaya dapat digunakan oleh masyarakat. Pembangunan tersebut dilaksanakan secara bertahap dan difokuskan di titik kekeringan paling parah.

Tiga pilar Pengelolaan sumberdaya Air pertama konservasi sumberdaya air, pendayagunaan sumberdaya air dan pengendalian daya rusak air. Lebih lanjut Yudo Tri Kuncoro Kepala Bidang Sumber Daya Air menjelaskan pilar-pilar pengelolaan tersebut akan diwujudkan dalam 2 program yakni pengelolaan dan pengembangan jaringan irigasi, rawa dan jaringan sumberdaya air laut serta program pengembangan dan pengelolaan konservasi sungai dan danau. Program pertama diwujudkan dalam 6 kegiatan sebanyak 102 paket pekerjaan, mendapatkan alokasi anggaran kurang lebih 20 Milyar.

Pada program kedua terdapat 4 kegiatan sebanyak 27 paket pekerjaaan dengan alokasi anggaran 6 Milyar. Menurut Yudo, Yang menjadi prioritas adalah rehabilitasi jaringan irigasi dan pembangunan Embung. Hal ini sebagai wujud dukungan pada program pemerintan yaitu penciptaan lahan baru sebesar 1 juta Hektar tersebar di seluruh Indonesia. “Untuk irigasi target kita seluas 160 Ha/tahun tersebar diseluruh wilayah Kabupaten Pacitan, sampai saat ini sudah 488 Ha dengan target 2019 seluas 480 Ha,” terang Yudo.

Dampak positif dari kemarau panjang di Pacitan adalah pada percepatan pembangunan sehingga target terpenuhi, seperti rencana 17 Embung, di tahun 2019 dapat menyelesaikan 18 Embung. Pihaknya berharap   terwujudnya konsep pengelolaan Sumberdaya air yang benar, yakni menampung semaksimal mungkin, meresapkan, dapat bermanfaat dan tidak menimbulkan kerusakan. Secara spesifik Yudo berharap dengan adanya Embung dapat menjadi penyedia air baku dan berfungsi sebagai konservasi.

Kepala Dinas PUPR Pacitan Edy Yunan Ahmadi mengatakan hingga kini tidak ada kendala berarti pada puluhan kontrak yang dikerjakan bersama pihak ketiga tersebut, begitu juga dengan proses administrasi, meski ada keterbatasan tenaga di bidang tersebut namun diharapkan dapat rampung sesuai dengan kesepakatan.

Dari keseluruhan anggaran tersebut konsentrasi berada pada kesempurnaan pekerjaan, sehingga apa yang telah dikerjakan memiliki kesamaan persepsi dengan masyarakat. Sesuai dengan fokus yang ada, baik mendukung pariwisata, pertanian dan perikanan dan kelautan. Sesuai dengan komitmen kepala daerah tersebut masuk dalam program jangka panjang yang ditargetkan selesai tahun 2028. “Pada prinsipnya kita mengerjakan kegiatan-kegiatan yang direncanakan RPJMD dan RPJP,” pungkas Yunan. (budi/anj/rozaq/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Pantau Harga Kebutuhan Pokok Jelang Natal Dan Tahun Baru

Menjelang libur panjang Natal dan Tahun Baru 2019 Bupati Pacitan Indartato bersama wakilnya Yudi Sumbogo memantau langsung harga bahan pokok di Pasar Arjowinangun dan Pasar Kelapa Pacitan. Dilaksanakan pagi tadi (20/12/19).

Dari temuan yang didapat di dua pasar tersebut Indartato mengakui beberapa harga bahan pokok diakui naik, namun pihaknya bersyukur karena masih dalam kategori wajar.

Untuk mengantisipasi kondisi yang tidak diinginkan dalam perayaan ini, pemerintah jika perlu akan melakukan operasi pasar secara berkelanjutan. “Saya berharap kepada masyarakat (Pedagang) supaya menjaga kestabilan harga. Jangan sampai kekurangan dalam rangka menghadapi Natal dan Tahun Baru,” kata Bupati.

Sementara untuk kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Gas Elpiji diakui Bupati dalam kondisi aman. Ia juga berharap kepada Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBU) untuk buka 24 jam selama momentum tersebut.

Hal ini guna mengantisipasi arus mudik yang terjadi dan tingginya lonjakan wisatawan yang bakal bertamu ke Kabupaten Pacitan. “Yang pasti kami sudah mengantisipasi berbagai hal yang tidak diinginkan,” tambah Bupati. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).