Berita terbaru

Cuaca Buruk Nelayan Pacitan Lego Jangkar

Cuaca buruk serta gelombang tinggi yang melanda pantai selatan sebulan terakhir memaksa nelayan Pacitan berhenti melaut. Demi keselamatan, mereka memilih berlabuh untuk beberapa waktu
Nelayan kita sudah hafal dengan fenomena alam seperti ini makanya mereka tidak akan memaksa diri melaut, kata Hartono Ketua kelompok Nelayan Teleng.

Gelombang tinggi serta cuaca buruk yang terjadi diakhir tahun hingga satu dua bulan diawal tahun biasa dikenal oleh masyarakat nelayan sebagai musim barat. Jika memasuki musim tersebut maka nelayan lebih memilih menghentikan aktifitasnya dilaut dan bekerja di darat untuk menyambung hidub.

Menurut Hartono, bukan hanya nelayan lokal dengan perahu yang hanya dibawah 5 GT, nelayan andon dengan kapal besar pun banyak yang memarkir kapal. Kalaupun ada yang berani tebar jala, hanya kapal berkekuatan minimal 20 hingga 60 GT.

Sementara, menurut Bambang Marhendrawan, Kabid Perikanan Tangkap Dinas Perikanan Pacitan,fenomena seperti ini bisa berlangsung hingga awal maret mendatang. Dengan kondisi tersebut produksi ikan Pacitan jelas mengalami penurunan. Bahkan, dibanding hari biasa anjloknya hasil tangkapan bisa mencapai kisaran 10 hingga 20 persen.

Jika biasanya sehari nelayan mampu menghasilkan 30 hingga 40 ton karena cuaca buruk hasilnya menjadi berkurang, ungkapnya kepada Suara Pacitan.

Peringatan cuaca buruk dan gelombang tinggi juga dikeluarkan BPBD Pacitan. Dalam imbauanya BPBD minta masyarakat khususnya nelayan untuk berhati hati. Buruknya cuaca serta adanya badai salah satunya disebabkan oleh fenomena siklon tropis yang terjadi di laut Australia.(Riz)

Dorong Percepatan Ekonomi, Bupati Indartato Resmikan Sejumlah Proyek Infrastruktur

Setelah sekian lama masyarakat Ngadirojo dan Sudimoro menantikan jembatan sepanjang kurang lebih 300 meter, akhirnya selesai dan diresmikan bupati Pacitan Indartato, (12/01/2016). Jalur alternatif yang menghubungkan Kecamatan Ngadirojo dan Sudimoro, saat ini sudah dapat dinikmati masyarakat, guna melancarkan roda perekonomian
Dalam sambutanya, bupati Indartato berpesan agar jembatan ini bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya, memudahkan akses transportasi dan meningkatkan ekonomi masyarakat. Selaras dengan program pemerintah, seluruh pembangunan di Pacitan diharapkan bisa membuat masyarakat senang dan sejahtera.

Gunawan, Camat Ngadirojo dalam sambutanya menyampaikan terimakasi kepada pemerintah daerah atas dibangunya jembatan tersebut. Jembatan Dembo sudah mulai digunakan masyarakat, sejak selesai dibangun. Sebelum dibangunnya jembatan ini, para guru dan siswa ke sekolah harus lewat Kangkung memerlukan waktu 1 jam, dengan lewat jembatan baru Dembo hanya 5 menit. Sebagai tanda terimakasih, masyarakat mengadakan tasyakuran dengan menyumbangkan ingkung sebayak 150 buah.

Dowik, seorang warga setempat menuturkan, sebelum proyek baru ini selesai dibangun, warga yang hendak menyeberang sungai, harus berjalan kaki karena jembatan gantung yang pernah ada, sudah lenyap terbawa banjir. Melalui Jembatan Dembo, masyarakat Ngadirojo dan Sudimoro, yang berada di seberang sungai bisa membawa daganganya ke Pasar Lorok dengan jarak lebih dekat.

Pembangunan Jembatan yang berada di dusun Dembo, Desa Ngadirojo, Kecamatan Ngadirojo Pacitan ini dikerjakan selama 5 bulan menghabiskan anggaran kurang lebih 7,8 Miliar Rupiah. Dalam acara ini, sekaligus diresmikan Jembatan Banjarsari Pacitan, peresmian jalan Sendang-Klayar dan Sendang-Kalak Donorojo Pacitan.(Wan/Riz)

Alih Kelola SMA/SMK Tak Ada Masalah

Alih kelola SMA/SMK/SDLB/SLB dari pemerintah kabupaten kepada pemerintah provinsi tak dirasakan dampaknya bagi keberlangsungan kegiatan belajar mengajar. Proses pembelajaran tetap berlangsung seperti biasa tanpa kendala berarti. Demikian kata Ari Iryanto, Humas SMKN 3 Pacitan saat berbincang di Dialog Spirit Pagi Radio Suara Pacitan, Kamis (12/1/2017) pagi
Memang, lanjut Ari, kemungkinan akan ada sedikit perbedaan warna saat masih dikelola pemkab dengan di bawah provinsi seperti saat ini. Hal itu berkaitan panjangnya rentang kendali yang dibutuhkan hingga sampai di tingkat sekolah. Ini terutama berkait dengan pembangunan gedung, penambahan ruang kelas, maupun sarana pendukung lainnya.

Saya kira semuanya akan ditangani dengan baik. Jadi siapapun yang mengelola, kelancaran proses belajar mengajar akan dikedepankan, katanya melalui telepon.

Dalam kesempatan yang sama Kepala Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur di Pacitan, Kardoyo menjelaskan saat ini pihaknya masih berada di masa transisi. Ini terutama berkaitan dengan penataan pegawai di lembaga baru tersebut. Terkait panjangnya rentang kendali, menurut mantan Kabag Humas Pemkab ini, tidak menjadi masalah. Sebab meskipun jarak ke ibukota provinsi jauh namun dapat terjawab dengan sistem teknologi informasi.

Di sisi lain, pihaknya justru mengambil langkah maju. Yakni pemberlakuan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). Nantinya, pelaksanaan Ujian Nasional akan berlangsung serentak menggunakan perangkat komputer. Guna memastikan kesiapan jumlah perangkat, Kardoyo beserta jajaran sudah menginventarisir jumlah komputer di semua SMA dan SMK.

Insya Allah jumlahnya memadai dan kita siap melaksanakan UNBK, pungkas Kardoyo yang saat dihubungi sedang meninjau SMK Negeri Pringkuku.(Pur/Riz)

Resmikan Fasilitas Kesehatan RSUD dr.Darsono, Bupati Minta Pelayanan Meningkat

Keberadaan RSUD dr.Darsono Pacitan diharapkan mampu menjawab kebutuhan masyarakat dalam mendapatkan layanan kesehatan dengan baik. Sebagai rumah sakit pemerintah, lembaga ini harus meningkatkan kualitas pelayanan, baik melalui peningkatan SDM serta peningkatan infrastruktur
Penegasan itu disampaikan Bupati Indartato saat meresmikan proyek fasilitas pelayanan kesehatan di RSUD dr.Darsono, Kamis (12/01). Menurut Bupati, jika pelayanan sudah baik maka masyarakat tidak lagi ragu. Apalagi jika fasilitas fasilitas yang ada tak kalah dengan rumah sakit diluar kota.

Alhamdulillah aduan terkait keluhan layanan di RSUD dr.Darsono sepanjang tahun ini berkurang. hanya kisaran 11 aduan saja dan ini menjadi indikator, masyarakat semakin puas, ungkap bupati.

Untuk itu, Bupati Indartato minta, dengan semakin lengkapnya fasilitas, pelayanan juga mengikuti. Sehingga kedepan, rumah sakit daerah ini dapat semakin diandalkan.

Sementara itu direktur RSUD dr.Darsono Iman Dharmawan menyatakan,, kepercayaan masyarakat terhadap layanan RSUD dr.Darsono Pacitan kian meningkat. Hal ini ditandai dengan tingkat kunjungan dalam dua tahun terakhir mencapai 17,6 persen. Dengan angka kunjungan sebanyak 57 ribu pasien pada tahun 2015 naik 67 ribu kunjungan di tahun 2016.

Terkait adanya aduan masyarakat pihaknya bisa menerima. Ini karena RSUD merupakan layanan publik yang dituntut mampu memuaskan semuanya. Beberapa keluhan yang masih kerap disampaikan diantaranya, keramahan petugas, lamanya waktu tunggu pasien rawat jalan serta mekanisme kunjungan BPJS.

Khusus layanan pasien BPJS RSUD dr.Darsono tetap tidak bisa keluar dan harus patuh dengan aturan BPJS, Ungkapnya.

Saat ini RSUD dr.Darsono menurut Iman Dharmawan memiliki fasilitas 169 tempat tidur pasien. Jumlah dokter spesialis sebanyak 27 orang dengan jenis spesialis sebanyak 18 item. Dari jumlah itu masih ada dua dokter di puskesmas serta 5 calon dokter spesialis yang masih menjalani tugas belajar.

Fasilitas kesehatan baru di RSUD dr.Darsono adalah ruang untuk scaning serta unit Hemodialisa untuk pasien gagal ginjal. khusus fasilitas ini disediakan 10 unit mesin cuci darah untuk pasien gagal ginjal.(Riz)

PMII Cabang Pacitan Gelar Aksi Tolak Kenaikan Harga BBM Dan Listrik

Keputusan pemerintah untuk mencabut subsidi listrik 900 what, menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) serta menaikkan PNBP (penerimaan negara bukan pajak) bermotor mendapat reaksi beragam kalangan masyarakat. Termasuk, kelompok mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) cabang Pacitan
Puluhan mahasiswa Rabu (11/01) pagi, menggelar aksi unjuk rasa menyuarakan aspirasi menolak kebijakan pemerintah tersebut. Mereka menilai, keputusan pemerintah sangat memberatkan rakyat. Karena tiga sektor yang mengalami perubahan tarif itu rentan berdampak pada sektor sektor lain.

Mereka memulai aksi dari sekretariat PMII di jalan Veteran lingkungan Slagi, berjalan kaki menuju gedung DPRD. sambil berorasi para pengunjuk rasa ini mendapat pengawalan puluhan aparat kepolisian. Setiba di gedung DPRD, mereka diterima ketua DPRD Pacitan Roni Wahyono. Puas menyampaikan aspirasi para mahasiswa minta ketua DPRD menandatangani kesepakatan tuntutan.

Dari gedung DPRD, para mahasiswa melanjutkan aksi serupa ke kantor Bupati Pacitan, di Jalan Jaksa Agung Suprapto. Setiba dilokasi, mereka diterima langsung Bupati Indartato, Sekretaris daerah Suko Wiyono beserta sejumlah pejabat dilingkup pemerintah kabupaten. Hampir dua jam mereka beraudiensi menyampaikan tuntutan.

Seperti halnya di DPRD, para mahasiswa minta Bupati Indartato membubuhkan tanda tangan dukungan tuntutan mereka. Namun karena pertimbangan redaksional isi tuntutan, orang nomor satu di Pacitan itu urung melakukanya. Para Mahasiswa akhirnya membubarkan diri dengan tertib.(Riz)