Pembangunan Zona Integritas adalah suatu kewajiban bagi sebuah lembaga yang memberikan pelayanan publik sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi ( Permenpan RB ) No 10 tahun 2019 tentang Pedoman Pembangunan Zona Integritas menuju wilayah Bebas Korupsi ( WBK ) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani ( WBBM ) di Lingkungan Instansi Pemerintah.

Seiring dengan terbitnya Peraturan tersebut, Pemerintah Kabupaten Pacitan berkomitmen mewujudkannya dengan memberikan pendampingan kepada satuan kerja atau unit kerja pemberi pelayanan publik untuk melakukan Pembangunan Zona Integritas ( PZI ) dikomandani oleh Inspektorat daerah dan Bagian Organisasi Sekretariat Daerah. Pendampingan dimulai pada tahun 2019 kepada beberapa satuan kerja atau unit kerja, salah satu diantaranya adalah Puskesmas Bubakan yang merupakan Unit Pelaksana Teknis ( UPT ) Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan. Puskesmas Bubakan pada akhirnya mampu mewujudkannya sebagai satu-satunya perwakilan Kabupaten Pacitan yang meraih predikat Wilayah Bebas Korupsi (WBK) pada tahun 2020.

Saat dikonfirmasi dr. Rini Endrawati yang saat itu menjabat sebagai Kepala Puskesmas Bubakan, menyatakan bahwa hal adalah capaian seluruh karyawan Puskesmas Bubakan, dibawah komando kepala puskesmas yang berkomitmen kuat, serta buah dari pendampingan yang diberikan oleh Inspektorat Daerah dan Bagian Organisasi Sekretariat Daerah. Cukup mengejutkan sekaligus membanggakan karena Puskesmas Bubakan adalah Puskesmas dengan kategori Terpencil di Kabupaten Pacitan.

“Kami memulai proses PZI setelah kami ditunjuk oleh Bapak Kepala Dinas Kesehatan saat itu, mungkin karena kami adalah Puskesmas dengan predikat Puskesmas Berprestasi berdasarkan SK Kementrian Kesehatan yang kami terima pada tahun 2018, sudah akreditasi terakreditasi UTAMA pada tahun 2017 ,” kata Rini yang kini menjabat sebagai Kepala Puskesmas Ngadirojo, kemarin (13/04).

Bagi Rini bicara ZI dan WBK yang berhasil diraih Puskesmas Bubakan pada tahun 2020 kuncinya adalah komitmen pimpinan, yang ditularkan kepada seluruh karyawan. Tanpa komitmen yang kuat, cukup sulit hal itu diwujudkan, karena PZI adalah membangun sistem, membutuhkan pemahaman bersama dan dukungan dari pihak lain. Salah seorang karyawan pernah menyampaikan kepada Rini, di jaman sekarang sepertinya sulit diwujudkan, akan tetapi Rini memberikan motivasi kuat, untuk memulai PZI ini di unit terkecil dulu, yaitu di Puskesmas Bubakan. “Mulai dari unit terkecil kita dulu, dengan sistem manajemen puskesmas yang konsisten dijalankan, PZI tidak akan sulit dicapai,” papar dia.

Menyinggung dampak positif ZI dan WBK, Rini menyampaikan bahwa predikat WBK menjadi semangat bagi seluruh karyawan Puskesmas Bubakan untuk lebih mampu memberikan pelayanan yang bersih dan akuntabel kepada masyarakat, dan berujung pada pelayanan prima yang dapat dinikmati oleh masyarakat. Tak lepas pula peran Monitoring dan Evaluasi oleh Pimpinan yang sangat diharapkan agar predikat ini dapat terus dipertahankan oleh Puskesmas Bubakan.

Rini yang kini bertugas di tempat baru, di Puskesmas Ngadirojo juga berkomitmen menularkan pemahamannya tentang PZI kepada seluruh staf Puskesmas untuk mewujudkannya di tempat yang baru. Puskesmas Ngadirojo adalah Puskesmas Rawat Inap yang cukup besar, yang digadang-gadang oleh Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji bertransformasi menjadi Rumah Sakit di wilayah Timur Pacitan. Bagi Rini hal itu bukanlah hal yang mudah, tapi Rini berusaha mewujudkannya dengan memulai membangun sistem yang lebih baik salah satunya melalui PZI dan pengajuan Badan Layanan Umum Daerah ( BLUD ) untuk Puskesmas Ngadirojo. Upaya tersebut kian mantab lantaran SDM di puskesmasnya yang baru sangat mumpuni untuk mengejar berbagai ketertinggalan.

Kerja lebih keras mungkin harus ditunjukan Puskesmas Bubakan saat ini setelah tongkat estafet kepemimpinan diserahkan kepada dr. Jajang Junaidi. Bersama Tim yang solid di Puskesmas Bubakan, Jajang berkomitmen untuk mempertahankan predikat WBK, meski saat inipun Puskesmas bubakan juga tengah disibukkan proses pengajuan BLUD, seperti halnya Puskesmas Ngadirojo dan puskesmas-puskesmas lain. Ke depan Jajang juga berharap nilai SAKIP yang menginduk di Dinas Kesehatan dapat meningkat menjadi BB, agar Puskesmas Bubakan dapat melanjutkan capaiannya dari predikat WBK menjadi WBBM. Jajang pun juga menandaskan pentingnya pendampingan, monitoring evaluasi yang rutin diberikan agar predikat WBK tetap mampu dipertahankan.

Seperti diketahui, beberapa tahun terakhir Kabupaten Pacitan belum mampu beranjak dari B. Walaupun harus tetap untuk diapresiasi karena poin nilai masih naik. “Ingin rasanya SAKIP kami kerjakan sendiri,” kata Jajan bergurau, kemarin (13/04) di ruangannya. (PemkabPacitan).

WhatsApp chat