CSR Bank jatim; Wujud Sumbangsih Nyata

Inilah wujud nyata komitmen Bank Jatim untuk seluruh masyarakat Kabupaten Pacitan. Bersama-sama, kian cerahlah mimpi Paradise of Java menjadi kota yang madani.

Bersama senyum merekah, di penghujung tahun ini, Bank Jatim kembali menyerahkan Corporate Social Responsibility (CSR) Sarana Air Bersih di Desa Tremas, Launching e-Pasar, e-Ticketing Pariwisata dan Qris, QR Code Standar Pembayaran Nasional.

Setidaknya, sepanjang tahun 2021 Bank Jatim telah mendukung program kerja pemerintah melalui berbagai programnya.

Direktur Risiko Bisnis Bank Jatim Rizyana Mirda, mengatakan sebagai bentuk dukungan Bank Jatim kepada Kabupaten Pacitan pihaknya bertekad mensuport Pemkab Pacitan dengan berbagai atensi yang disampaikan kepadanya.

“Setiap tahun CSR mengakomodasi kebutuhan masing-masing Kabupaten dan Kota. seperti ini sesuai arahan adalah membangunsarana air bersih di Desa Tremas. Pokoknya kami support sepenuhnya kebutuhan Pacitan,” tegas Mirda, hari ini (23/12).

Didi Kesempatan itu ia juga memuji kinerja Pimpinan Cabang (Pinca) Bank Jatim Pacitan Murjoko Teguh Hariyanto yang selalu memberikan ide-ide segarnya demi pertumbuhan pembangunan Kabupaten Pacitan. “Nanti saya kasih hadiah sendiri buat kinerja Pak Murjoko,” imbuhnya blak-blakan.

Apresiasi yang baik juga disampaikan Kepala Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia (KPwBI) Kediri Sofyan Kurnia baik kepada bank Jatim Cabang Pacitan, maupun kepada Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji.

Mas Aji dinilai telah berpartisipasi aktif dalam berbagai program yang diberikan untuk kemajuan, utamanya yakni realisasi Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD). Dimulai dari Pacitan, Indonesia dapat maju dan sejahtera melalui sistem keuangan digital. “Covid-19 menyebabkan satu kemalangan. Tetapi selama 2 tahun ini juga kegiatan ekonomi berkembang secara cepat dari transaksi digital,” ungkap Sofyan.

Rinai menghiasi Bupati saat hendak menyampaikan taklimat, sontak momentum tersebut menjadi satu doa supaya apa yang telah dilakukan pemerintah serta Bank Jatim menjadi berkah bagi semua masyarakat Pacitan.

“Digitalisasi menjadi jalan bagi Pacitan, sehingga kami dapat sama-sama bersaing dengan wilayah lain,” ungkap Mas Aji. ia juga berharap masyarakat untuk benar-benar memanfaatkan kesempatan yang ada, sehingga melahirkan semangat baru bagi Pacitan. (pemkabpacitan).

 

Komunikasi dan Edukasi Kunci Utama Kurangi Risiko Bencana

Pada situasi darurat, tentu pola komunikasi bencana serta informasi yang tepat dan berguna akan menjadi salah satu modal utama bagi petugas dan relawan di lapangan, baik itu bagian tim relawan lapangan yang bertugas melakukan evakuasi, maupun relawan yang mengurusi posko pengungsian.

Dalam suatu keadaan darurat baik dalam skala kecil, menengah atau besar, unsur komunikasi adalah salah-satu komponen yang berperan menentukan terhadap berhasil atau kurang berhasil, bahkan gagalnya suatu operasi penyelamatan dan pengerahan bantuan penanganan serta penanggulangan terhadap kejadian musibah atau bencana. Dari kondisi tersebut alat komunikasi yang dapat digunakan dalam kondisi darurat (saat listrik padam) adalah radio.

Berangkat dari latar belakang tersebut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pacitan menggelar acara Sosialisasi Peningkatan Kapasitas Komunitas Radio dan Informasi yang bertempat di Gedung Pertemuan UPT PPP Tamperan, (22/12). Kegiatan tersebut diikuti oleh komunitas radio dan nelayan.

“Transparansi komunikasi adalah kunci dari pengurangan risiko bencana. Mengetahui ancaman berarti kita bisa mengetahui apa yang harus dipersiapkan. Untuk itu diperlukan kolaborasi dari banyak pihak dalam menyampaikan tentang pengurangan risiko bencana,” terang Didik dalam sambutannya

Pihaknya juga menekankan bencana merupakan tanggung jawab bersama. Yang terancam, yang tahu, yang tinggal di wilayah risiko bencana adalah masyarakat sendiri, sehingga masyarakat harus mampu menyelamatkan diri sendiri dengan edukasi bencana yang dimiliki.

Karena bencana sesungguhnya bukanlah gempa bumi dan tsunami, tapi ketidaktahuan akan ancaman bencana yang ada disekitar kita. Pengetahuan akan kebencanaan tidak diberikan untuk membuat ketakutan dan kepanikan di tengah masyarakat, namun sebagai langkah kesiapsiagaan dan kewaspadaan yang harus diciptakan agar masyarakat dapat hidup harmonis dengan alam.

Pemaparan beragam materi yang pertama disampaikan oleh Diannitta Agustinawati dari BPBD Pacitan terkait Sinergitas Pentahelix dalam penanggulangan bencana. Selanjutnya oleh Wira Swastika dari Dinas Komunikasi dan Informasi Kabupaten Pacitan mengenai Dukungan Diskominfo Pacitan dalam kesiapsiagaan bencana.

Selanjutnya dari Orari Pacitan mengenai Etika dan Prosedur Komunikasi Radio dalam Penanggulangan Bencana yang disampaikan oleh Agus Hadi Prabowo. Materi terakhir disampaikan oleh Ronny Wahyono selaku Ketua Rapi terkait Peran Organisasi Rapi terkait Penanggulangan Bencana.

Melalui kegiatan ini, diharapkan dapat merubah apa yang selama ini dilakukan agar perilaku pengurangan risiko bencana dapat diciptakan secara dua arah, dari bawah ke atas dari lingkaran sosial paling kecil yaitu keluarga sampai institusi pemerintahan maupun sebaliknya, karena kunci dari pengurangan risiko bencana adalah edukasi dan komunikasi. Dengan begitu akan mampu menciptakan budaya sadar bencana melalui ketangguhan masyarakat yang siap untuk selamat dengan mengetahui langkah-langkah pengurangan risiko bencana. (BPBDPacitan/DiskominfoPacitan).

Hari Ibu ; Bunda Efi Serahkan Hadiah Juara Lomba Foto

Sebagai bentuk apresiasi kepada pemenang lomba foto dalam rangka hari ibu tahun 2021, Efi Suraningsih Penasehat Organisasi Wanita Kabupaten Pacitan menyerahkan hadiah kepada para pemenang. Penyerahan dilakukan di Pendopo Kabupaten Pacitan (22/12) dalam acara Peringatan Hari Ibu tingkat kabupaten.

Hadiah yang diserahkan berupa piagam penghargaan dan uang pembinaan. Selain itu ada merchandise dari Bupati Pacitan.

Ada 3 pemenang dari jenjang SD dan 3 dari jenjang SMP. Mereka terpilih dari sekitar 4000 peserta.

Peraih juara 1 untuk jenjang SD adalah Adelia Sifani (SDN 1 Gondosari), juara 2 Panji Kafi Al Jawi (SDN Wiyoro), sedangkan juara 3 Teresa Oktafianasari (SDN Banjarsari). Untuk jenjang SMp, juara 1 adalah Aftnisa Indirani Chifara (SMPN 1 Bandar), juara 2 Sindi Alinsya (SMPN 3 Sudimoro), dan juara 3 Sakhi Juliano Khozin (SMPN 1 Ngadirojo).

Efi Suraningsih berharap agar wanita bisa sejajar dengan pria. “Wanita harus tangguh dan kuat, mengisi pembangunan dengan potensinya” ujarnya.

Menanggapi peringatan hari ibu yang digelar hari ini, Efi menyampaikan bahwa walaupun dilaksanakan secara terbatas dan penuh kesederhanaan, acara hari ini sangat berkesan (Dinaspendidikan/DiskominfoPacitan).

Hari Ibu Dan Kisah Diyana Lestari

“Aku tidak bisa menggambar. Karena ingin ikut lomba foto hari ibu, aku minta tolong digambarkan ibu dan bapakku yang sudah tiada”
Itulah sepenggal curahan hati Diyana Lestari. Bocah belia yang baru duduk di kelas 3 SDN Gemaharjo Tegalombo. Kisahnya mengharu biru, kala narasi perjalanan hidup bocah yatim piatu itu turut dibacakan dalam peringatan Hari Ibu ke 93 di Pendopo Kabupaten, Rabu (22/12).
Sontak, kisah tersebut membuat Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji bersama isteri serta hadirin yang lain terpaku haru. Diyana yang berkeinginan mengikuti lomba foto memperingati hari ibu terpaksa memendam hasrat karena tiada mengenal wajah ayah bundanya. Sejak usia 3 bulan Diyana menjadi yatim karena sang bunda telah tiada. Pun demikian dengan sang ayah yang menyusul meninggalkan Diyana kecil saat usianya baru 5 tahun.
Sebagai seorang perempuan sekaligus seorang ibu, Ny. Efi Suraningsih tak kuasa menahan pilu. Tangis isteri Bupati Indrata Nur bayu Aji itu pun pecah. Seketika Ketua TP PKK Kabupaten Pacitan itu menghampiri Diyana. Memeluk, mencium dan mengusap rambut sang yatim piatu penuh kasih.
“Diyana yang kuat ya, semoga ananda menjadi anak yang pintar, sukses bermanfaat untuk sesama membanggakan orang tua,” ucapnya sambil terisak.
Dengan wajah polos Diyana tersenyum bahagia mendapat apresiasi langsung dari Bunda PAUD Kabupaten Pacitan. Air matanya turut menetes namun itu adalah ungkapan bahagia. Pelukan hangat Ny. Efi Suraningsih seakan menjadi jawaban kerinduannya akan pelukan hangat seorang bunda.
Untuk Diyana, ibunda dari Pinayung Bhaskara Putri Azzahra itu memberikan cinderamata khusus. Sebuah boneka berbahan benang rajut yang dibuat sendiri oleh Isteri bupati. Kisah Diyana Lestari terangkat pertama kali setelah narasi curahan hati yang disertai gambar sederhana sosok ayah dan bunda diunggah di media sosial sdn5gemaharjo_41.
Masih dalam situasi pandemi covid 19, Hari Ibu Dan Kisah Nadia ke-93 tahun 2021 di Kabupaten Pacitan diperingati dengan sederhana. Prosesi puncak dilaksanakan di Pendopo Kabupaten. Hadir dalam kesempatan tersebut Bupati Pacitan, Forkopimda masing masing beserta isteri. (Humas Pacitan / Pemkab Pacitan)

Vaksinasi Bagi Santri 6-11 Tahun

Ratusan santriwan dan santriwati Pondok Pesantren (Ponpes) Tremas usia 6-11 tahun mengikuti vaksinasi Covid-19 di Aula Ponpes, selasa (21/12). Mereka berjejer rapi dan mengantri dengan tertib semenjak pagi dengan harapan segera bisa disuntik oleh petugas.

Sejumlah santri menyeru dengan lantang “Siappp,” meski sebagian malah tampak khawatir. “Kalau vaksinnya saya tidak takut, tapi jarum suntiknya beda lagi,” ucap salah satu santri yang enggan disebut namanya.

Sementara itu, dr. TH Hendra Purwaka Plt. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pacitan menyampaikan pemberian vaksinasi Covid-19 Ponpes sudah diberikan semenjak beberapa bulan lalu.

Sedangkan untuk pelaksanaan kali ini ditujukan bagi warga Ponpes yang kemarin belum mendapatkan vaksin Covid-19, karena berbagai kendala.

“Selain anak usia 6-11 tahun, kami juga memprioritaskan vaksinasi Covid-19 yang merata di lingkungan Ponpes, dengan harapan herd immunity bisa segera terbentuk dan tidak timbulnya cluster baru,” ungkap Hendra.

Menurut dia, pemenuhan cakupan target vaksinasi yang merata di Pondok Pesantren merupakan hal strategis mengingat saat ini aktivitas pembelajaran yang sudah mulai berjalan normal.

“Ini menjadi awal yang bagus dalam sistem pembelajaran, dimana kegiatan belajar mengajar bisa digiatkan kembali, dan para santri bisa belajar dengan lebih nyaman dengan tetap mematuhi protokol kesehatan,” imbuhnya. (DinkesPacitan/DiskominfoPacitan).

WhatsApp chat