Kembangkan Bumdes; Desa Sidomulyo Mandiri Hadapi Kekeringan

Krisis air tidak berlaku di Desa Sidomulyo Kecamatan Ngadirojo. Berkat tangan dingin pemerintah desa dan masyarakatnya yang menjaga dan memaksimalkan sumber air dari Kali Cilik yang berada di Dusun Tempursari.

 Tim Liputan Diskominfo Pacitan bersama BPBD Pacitan berkesempatan mengunjungi Kali Cilik yang kini menjadi pertahanan masyarakat desa saat terjadi kemarau. Tampak sumber air mengalir, air di bendungan terlihat jernih sehingga memantulkan warna biru, ikan-ikan berenang seakan tidak takut dengan aktivitas pengelola Bumdes Rejo Mulyo yang sejak awal tahun lalu memproduksi air tersebut menjadi air kemasan bermerek Anyess.

 Tyas Anggoro Kepala Dusun setempat mengatakan biasanya saat kemarau warga masyarakat Dusun Ledok Kulon dan Ledok Wetan krisis air bersih karena kondisi geografis dua dusun tersebut lebih tinggi ketimbang dusun lain.

 Kini perusahaan air minum tersebut setiap harinya mampu menjual 150 galon, angka yang besar dengan usia Anyess yang masih seumur jagung, angka itulah yang membuat Dusun Ledok Wetan dan Ledok Kulon terbantu dari hasil penjualan yang disisihkan untuk mengirim air lewat pipa dengan kekuatan listrik. “Tidak memenuhi sepenuhnya, tapi masyarakat di sana tidak perlu minta droping air,” kata Tyas.  

Sementara, Bumdes Rejo Mulyo tidak serta merta tumbuh dan berdiri begitu saja, banyak kekurangan yang menghadang, mulai dari alat, jumlah karyawan hingga stok galon yang dimiliki menjadi masalah diawal-awal berdiri, namun Arif Murdani karyawan yang kini menjadi Bendahara itu mengatakan bahwa kekompakan yang selalu dibentuk kepala desa membuat berbagai kesulitan dapat dilewati. “Anyess memberikan ekonomi lebih kepada kami,” ujar Arif yang sebelumnya bekerja di salah satu pabrik triplek.

 Kini produk tersebut mulai memasuki desa lain di sekitar Desa Sidomulyo, Arif mengatakan promosi dilakukan pada waktu yang telah dijadwalkan, karena menurutnya masyarakat akan lebih memilih air kemasan yang bermerek nasional jika tidak telaten dijelaskan, karena kenyataannya kandungan Total Dissolve Solid (TDS) 10 kali lebih rendah. “Semua izin sudah lengkap, dan kualitas produk kami lebih baik,” ungkap Dia.

 Melalui inovasi yang dimaksimalkan, desa bukan saja berdaya, namun kemungkinan terbaiknya desa tidak lagi bergantung dengan pemerintah di atasnya, Tyas mengatakan bahwa pemerintah Sidomulyo bersemangat dalam berinovasi dengan berbagai potensi yang dimiliki desa. “Kami harus bekerja keras, sebelum dana desa yang berlimpah disetop satu saat nanti,” terang Tyas.

Ini diapresiasi Didik Alih Wibowo Kepala BPBD Pacitan yang berkesempatan mendampingi Tim Diskominfo Pacitan, berbagai strategi mesti dilakukan demi memaksimalkan desa, termasuk di dalamnya penguatan terhadap berbagai kemungkinan bencana. 

 Kemandirian perlu dilakukan masyarakat Pacitan, mengingat Bumdes yang baru berdiri 8 bulan dapat tangguh dari kemarau panjang ditahun ini. “Kami berharap dengan adanya sampel ini, desa lain tumbuh daya kreatif walaupun tidak menyangkut tentang air. Tapi dengan inovasi yang meningkat kemudian akan berdampak pada kemampuan mempertahankan diri dari ancaman bencana khususnya kekeringan,” harap Didik. /tim liputan Diskominfo (budi/riyanto/wira/Diskominfopacitan).

Jamaah Haji Pacitan Dapat Perlakuan Istimewa Dari Negara Saudi

Rombongan tamu Allah akhirnya sampai di Kabupaten Pacitan petang ini 19/08, disambut langsung Bupati Pacitan Indartato di Halaman Pendapa. Muhammad Nurul Huda Kepala Kementerian Agama (Kemenag) Pacitan melaporkan jumlah total 196 peserta dalam kondisi sehat, sedang satu peserta meninggal dunia di Tanah Suci.

 Ini membuat pemerintah bersyukur, pasalnya Kloter 4 pada tahun ini mendapat perlakuan istimewa dari Arab Saudi, menidak lanjuti program baru untuk memaksimalkan pelayanan para haji yang jumlahnya ratusan juta jiwa dari seluruh Negara di dunia setiap tahunnya. 

 “Mereka memperoleh perlakuan istimewa sebagai percontohan, sampai ada tukang pijatnya juga,” kata Huda. Kloter 4 yang kebetulan dari Kabupaten Pacitan sebagai percontohan karena Jamaah dari Indonesia terkenal akan ketertibannya, teratur dan terbaik dengan jumlah masyarakat muslim terbesar di Dunia.

 Hasilnya seluruh dunia mencontoh pembentukan karakter dari Kloter tersebut, kharom hingga di bawahnya lagi kharu yang tersusun satu komando yang memberikan efek keteraturan pada seluruh rangkaian haji selama 40 hari tersebut. “Paham Syafi’iyah juga menjadi pertimbangan,” tambah Huda.

 Ini disambut baik oleh Bupati Pacitan Indartato, mengingat perhatian luar biasa kepada jamaah haji melalui dana APBD dilakukan setiap tahunnya demi mengharap berkah untuk Pacitan. Pengembangan perhatian pada para Calon Jamaah Haji (CJH) akan terus dilakukan demi memberikan yang terbaik pada setiap pemberangkatan.

 Masukan dari para CJH juga akan diserap pemerintah, sebagai upaya untuk mengikuti perkembangan, tapi secara umum Indartato bangga kepada panitia penyelenggara haji Pacitan. “Semoga menjadi haji mabrur, karena ini berkah bagi Pacitan,” Harap Bupati. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

HUT RI Ke-74 Tahun di Pemkab Pacitan; Wadah Untuk Bersyukur Dan Evaluasi

74 tahun Negara ini berdiri. Berbagai bentuk tantangan telah dilalui, seiring dengan itu, pembangunan terus dilaksanakan untuk menciptakan tatanan Negara maju yang membawa masyarakatnya menjadi sejahtera.

 Momentum Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) selalu terfokus pada tanggal 17 Agustus atau hari ini (17/08), penyelenggaraan Upacara Detik-Detik Proklamasi dilaksanakan di seluruh tempat baik di Istana hingga desa-desa di Indonesia lengkap bersama rangkaiannya.

 Tapi ini juga sebagai sarana introspeksi, melihat ke belakang dengan sudut pandang kekurangan yang harus secepatnya disikapi. Prinsip itulah selalu dipegang teguh Indartato sebagai orang nomor satu di bumi Pacitan ini.

 “Kita Evaluasi apa yang telah kita laksanakan,” kata Bupati usai Upacara di Halaman Pendapa. Jika dikaitkan dengan tema yang dipilih “SDM Unggul Indonesia Maju” kalimat yang dikatakan Indartato tersebut adalah senada. 

 Mengingat jika bicara kualitas manusia, di Pacitan lama sekolah berada pada 7 tahun, 2 bulan, usai yang tergolong dini ditahun sekarang ini. Ini adalah masalah serius yang segara harus disikapi bersama. “Tantangan kita (Kabupaten Pacitan) adalah seperti itu,” ujarnya.

 Disisi lain, kondisi kemiskinan juga menjadi PR Bupati untuk segera teratasi, karena Indartato ingin semua masyarakat di Pacitan sejahtera tanpa kekurangan. Meskipun data selalu menunjukkan penurunan yang signifikan.

 Tapi Bupati bersama seluruh jajaran tidak berhenti sampai di sini, mereka terus bekerja, karena Bupati ingin angka kemiskinan di Pacitan Nol persen, melalui berbagai cara yang tertuang pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tepatnya pada Perda Nomor 5 Tahun 2016. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan)

Pacitan Expo 2019 Tingkatkan Daya Saing Dan Perluasan Pasar

Pasar UKM di Pacitan harus terus didorong supaya jaringan pasar kian luas, tujuan itu tentu sebagai sarana meningkatkan perekonomian masyarakat melalui beragam wadah yang tepat.

Salah satunya adalah Pacitan Expo 2019, kegiatan rutin yang dilaksanakan Dinas Perindusterian dan Perdagangan (Disperindag) Pacitan dalam rangka HUT RI. 

Bukan semata memberi wadah berupa pameran produk, Pacitan Expo dikemas menjadi menarik dengan balutan pasar rakyat yang menarik untuk dikunjungi, terlebih acara tersebut juga diramaikan dengan Festival Band dan Festival Kembang Api yang diikuti 25 desa.

Disisi lain Pacitan Expo 2019 juga meningkatkan jaringan informasi bagi mereka para pengusaha Pacitan, yang berujung pada daya saing antar produk, sehingga semakin kompeten jika disandingkan dengan produk wilayah lain. “Mereka harus terus didorong dengan berbagai kegiatan seperti ini,” ujar Supomo Kepala Disperindag 16/08 padap Pembukaan acara tersebut.

Bicara Pasar, Bupati Pacitan Indartato menegaskan itu adalah tanggungjawab Pemerintah Daerah yang mesti disikapi, karena Indartato meyakini Potensi Produk Pacitan sangat mumpuni disemua aspek. “Masalah pasar ini saya kira harus kita hadapi bersama-sama,” terang Bupati. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan.

Lomba Sepeda Hias; Kampanye Kembali Bersepeda

Hari yang cerah nan penuh semangat di kemeriahan HUT RI, semua orang seakan larut dalam kebahagiaan, tanpa terkecuali anak-anak yang mendapat wadah untuk merias sepeda mereka dengan keunikan berbagai tema yang dipilih.

 Ini selalu dilakukan setiap tahun, dari berbagai sekolah di Kecamatan Pacitan, murid SD/MI dan SMP/MTS tersebut selalu bersemangat mengeksplorasi jiwa seni mereka menjadi warna-warni yang menarik untuk ditonton, Diantara berbagai wadah siswa-siswi termasuk Lomba Defile, Drum Band, atau pun yang lain.

 Ribuan siswa yang terbagi menjadi 84 kelompok mendapat iming-iming hadiah jika mereka mampu menjadi juara, dan yang pasti yang paling membanggakan adalah mereka mampu membawa nama baik sekolah.

 Terlebih dan menjadi yang utama adalah bagaimana generasi muda itu memiliki jiwa seni yang dipadu ilmu pengetahuan mereka yang tertuang pada tiap tema yang dipilih. Seperti keindahan Pantai Pacitan, Kesenian Kethek Ogleng bahkan warisan Wayang Beber yang terangkum dalam ikon Kabupaten Pacitan Kota 1001 Goa.

 Yang utama dan menjadi kunci Lomba Sepeda Hias adalah kampanye untuk kembali bersepeda, utamanya kepada para siswa-siswi yang belum cukup umur, mengingat berbagai kemungkinan bisa terjadi di jalan raya yang disebabkan pengemudi kendaraan di bawah umur. “Akan terus kami kampanyekan dengan berbagai bentuk,” ucap Daryono Kepala Dinas pendidikan Dan Kebudayaan Kabupaten Pacitan 14/08.

 Meskipun semua persiapan mepet, namun Sri Budiarti Guru Pembimbing SDN Baleharjo 2 tetap berharap anak didiknya mendapat nilai terbaik diajang itu. Karena Sri tahu selain keindahan yang tergambar pada sepeda ada nilai pesan yang harus disampaikan kepada para juri dan masyarakat Pacitan. (pkl/budi/riyanto/DiskominfoPacitan).

WhatsApp chat