Negara Amarta hancur berkeping-keping disebabkan bencana
alam, rakyat memprihatinkan. Dengan bimbingan Kyai Semar Raden Bima diminta
untuk bertapa di Sungai Serayu tidur mengambang diatas airnya.
Itu menyebabkan
pengikut Bethara Durga banyak yang
tersiksa dan kepanasan karena kekuatan Dzikir Raden Bima. Bathari Durga
meminta bantuan Bathara Guru untuk mengingatkan Raden Bima untuk mengakhiri
pertapanya.
Terjadilah debat
diantara ketiganya yang akibatkan Raden Bima dimasukkan ke Kawah Candradimuka.
Itu mengakibatkan Puntadewa dan Kresna marah dan berubah wujud menjadi raksasa.
Para dewa pun kocar-kacir karena raksasa tersebut mengamuk dengan hebatnya.
Ternyata Raden Bima
di dalam Kawah yang mengerikan tidak merasakan apapun, karena Raden Bima
mendapat anugerah berupa Wahyu Jatmiko Retno, sebuah Wahyu kesempurnaan dan
hatinya telah berada pada capaian kemuliaan yang ternyata telah diketahui oleh
Bathara Guru.
Disisi lain, Bathara
Guru yang merasa kuwalahan oleh kedua Raksasa tadi, meminta kepada Raden Bima
untuk memukul mundur raksasa. Terjadilah pertempuran sengit diantara ketiganya,
yang akhirnya raksasa itu kalah, kembali wujud raksasa tadi yakni Punthadewa
dan Kresna. Raden Bima kembali ke Amarta yang sebelumnya porak-poranda menjadi
kedamaian dan kemuliaan.
Rangkuman kisah yang
dimainkan oleh Ki Dalang Cahyo Kuntadi dengan Judul Wahyu Jadmiko Retno diharap
oleh Daryono, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pacitan dapat menghibur
masyarakat Pacitan di rangkaian Hari Ulang Tahun RI Ke-74 Tahun. “Dan terutama
dapat mengambil hikmah yang terkandung dalam acara pagelaran wayang semalam
penuh ini,” harapnya. (TimDiskominfoPacitan).
Awal Agustus yang cerah, ratusan putra-putri dari berbagai
sekolah dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) mengikuti Lomba Gerak Jalan
dengan penuh semangat, nada perintah komandan peleton terdengar lantang. Ini
adalah agenda tahunan dalam rangka memeriahkan Hari Ulang Tahun Republik
Indonesia ke 74 Tahun.
Ini penting untuk
terus dilakukan, mengingat gerak jalan dapat meningkatkan nilai kebersamaan
antar individu, memupuk rasa cinta tanah air dan ternyata dapat meningkatkan
semangat kepahlawanan kepada generasi penerus bangsa tersebut.
Kata Daryono Kepala
Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Pacitan, ratusan peserta itu terbagi menjadi 40
regu perempuan dan 43 regu laki-laki, tiap-tiap regu terdiri dari 17 anak.
Mereka merebutkan Juara 1, 2 dan 3 dan Harapan 1, 2, 3.
(pkl/budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan)
Tampilan kemasan akhirnya menjadi penentu supaya memikat
hati konsumen, meski isi adalah utamanya. Aneka produk Khas Pacitan tidak perlu
ditanyakan lagi, misilnya Batik, Kopi atau camilan yang lain yang beraneka
ragam.
Para pelaku Industri
Kecil Menengah (IKM) akhirnya kudu melek desain kemasan, jika ingin produksinya
semakin meningkat, dan bisa bersaing di pasar regional atau pun nasional.
Melihat itu Dinas
Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Pacitan menggelar Pelatihan Teknis
Desain Kemasan bagi IKM Makanan dan Minuman (Mamin) yang sudah mengantongi izin
Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT). “Kita mengakui, daya saing di luar kami
sedikit tertinggal, salah satu penyebab utama adalah Packaging-nya,” kata
Kusumo Kabid Perindustrian disela kegiatan 01/08.
Peningkatan kapasitas
ini juga melibatkan Disperindag Provinsi Jawa Timur, dengan dikirimnya Mobil
Pelayanan Desain Kemasan (Mobdeska) didukung narasumber yang ahli dalam desain
kemasan. Waktu tiga hari yakni 31/07-02/07 akan memprioritaskan peningkatan
kualitas kemasan produk secara detail. “Produk yang bagus didukung kemasan yang
oke bisa meningkatkan nilai jualnya,” ujar Rizki Fajrianto sebagai Narasumber.
Tapi umumnya kemasan
bagus tentu membutuhkan anggaran yang lebih besar, apakah dapat dijangkau oleh
para pelaku IKM? Ternyata Disperindag Jatim bersama UPT Mamin memberikan
fasilitas desain kemasan yang bersaing harganya. Bahkan desain kemasan dari
Mamin tanpa biaya. “Untuk cetak sangat bersaing dengan perusahaan swasta, kita
juga menawarkan cetak tanpa minimal order dengan sarat-sarat tertentu,” tambah
Dia.
Ini tentu disambut
baik oleh Much Anshari atau akrab disapa Aan salah satu peserta, dunia kopi
yang semakin ramai membuat Aan merasa tertantang untuk mengeksplorasi Kopi
Pacitan ke pasar yang lebih luas, karena ia tahu persis bagaimana kualitas kopi
Pacitan. “Saya sudah isi formulir, sudah saya konsultasikan ke tim Mamin,
tinggal besuk display kemasannya bagaimana,” katanya.
Beberapa produk telah
mempunyai pangsa pasar sendiri, hal itu harus dikembangkan dengan mengangkat
produk lain melalui berbagai inovasi, termasuk memperhatikan desain kemasan.
Sehingga minimal pada momen-momen tertentu berbagai produk dari IKM Pacitan
semakin menarik perhatian masyarakat luas. “Hasilnya seluruh produk Pacitan
memiliki pasar yang luas,” (budi/pkl/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).
Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Pena Kabupaten Pacitan
berhasil menjadi juara 1 Anugerah Pewarta Jawa Timur (APW) yang digelar pada
Rabu (31/7/2019) di Gedung Negara Grahadi Surabaya.
KIM Pena yang beralamatkan di Desa Ngumbul, Kecamatan
Tulakan, Pacitan ini berhasil meraih juara 1 APW atas nama Frend Mashudi untuk
kategori infografis. KIM Pena Pacitan sendiri mengirimkan karya infografis
dengan judul Pendidikan Gratis dan Berkualitas (Kantistas).
Ada lima kategori penghargaan dalam APW kali ini yakni
artikel berita, foto berita, infografis, videografis, dan video berita.
Variabel penilaian APW ini terdiri dari keterkaitan konten terhadap tema,
ketersampaian pesan, serta estetika dan etik. Total ada 106 karya yang
dilombakan dari kelima kategori.
Selain KIM Pena, kategori artikel berita untuk Juara 1
diraih KIM Cendekia Kota Kediri dengan karya berjudul jalan untuk mewujudkan
harapan, kategori Video berita juara 1 diraih aminulloh dari KIM Mojo Kota
Surabaya dengan karya berjudul program kerja peri rumah penjaga ibu.
Kemudian kategori foto berita Juara 1 diraih KIM Pesona
Mlancu Kabupaten Kediri dengan karya berjudul Crop Circle Kedungmalang
Kecamatan Papar Kediri, serta kategori video grafis Juara 1 diraih Hikmatul
Hakimah dari KIM Purwoagung Kota Malang dengan karya berjudul Jatim amanah
pembayaran pajak kendaraan bermotor lebih mudah dan cepat.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dalam sambutannya
meminta KIM menjalankan dua peran yaitu sebagai filter dan jembatan informasi
antara pemerintah dengan masyarakat baik yang bersifat top down maupun bottom
up.
Peran sebagai filter ini didasarkan hasil survei dari Centre
for International Governance Innovation (CIGI) IPSOS bahwa sebanyak 65 persen
masyarakat Indonesia masih percaya hoaks. “Di sinilah peran KIM dibutuhkan
menjadi filter atau penyaring informasi di masyarakat,” katanya seperti dalam
siaran pers Humas Provinsi jawa Timur.
Selain sebagai filter, menurutnya KIM juga diperlukan sebagai
jembatan informasi antara pemerintah dan masyarakat yang bersifat top down
maupun bottom up. Dari sisi top down mereka bisa menyampaikan informasi
kebijakan pemerintah kepada masyarakat.
“Misal soal jalan rusak. Ketika yang rusak adalah jalan
nasional, masyarakat yang tidak tahu pasti meminta pemerintah kab/kota yang
memperbaiki, padahal regulasinya tidak seperti itu karena itu kan jalan
nasional. KIM bisa membantu kami menjelaskan pada masyarakat,” katanya.
Kemudian yang bersifat bottom up, KIM mampu menjadi penyalur
aspirasi atau masukan dari masyarakat kepada pemerintah. Langkah ini mewujudkan
pola komunikasi dua arah atau two way traffic communication dengan obyektifitas
dan kredibilitas yang terjaga.
“Saya sering menerima masukan dari masyarakat. Sisi
positifnya informasi tersebut menjadi lebih cepat kami respon, namun yang jadi
masalah kalau informasi tersebut tidak kredibel jadi destruktif. Di sini lah
peran KIM menyaring informasi tersebut,” katanya.
Menurutnya, masukan atau informasi yang diterima dari
masyarakat bisa menjadi feedback atau umpan balik dari kebijakan yang
dikeluarkan pemerintah. Terkadang walaupun kebijakan tersebut baik, belum tentu
diterima baik oleh masyarakat. Untuk itu masukan tersebut mampu menjadi kritik,
respon, dan evaluasi untuk berbenah lebih baik ke depan.
“KIM mampu menjadi mitra strategis pemerintah untuk
menyampaikan informasi kebijakan dan program kerja pemerintah kepada
masyarakat,” ujarnya lagi.
Dalam kesempatan ini, Khofifah mengapresiasi penyelenggaraan
APW. Menurutnya acara ini menjadi salah satu wadah apresiasi bagi para anggota
KIM, juga pegiat media sosial yang telah menyampaikan informasi positif kepada
masyarakat. Ke depan, ia berharap partisipasi masyarakat di acara ini semakin
meningkat dan kategori yang dilombakan bisa bertambah.
Senada dengan Gubernur Jatim, Ketua Dewan Juri APW Jatim
Tahun 2019, Hari Fitrianto mengatakan saat ini citizen journalism dihadapkan
pada tantangan yakni hoaks, akurasi berita, dan keberlanjutan.
Untuk itu, ia mengapresiasi upaya Pemprov Jatim yang
menyelenggarakan APW pertama kalinya sebagai apresiasi kepada warga, dimana
acara ini bisa menjadi political will yang baik ke depan.
(Pacitanku/DiskominfoPacitan).
Skuad Perspa Pacitan yang akan berlaga pada Liga 3 Jawa
Timur diwanti-wanti Bupati Indartato. Mereka harus tetap menjaga sportifitas
selama pertandingan. “Ora usah melu tukaran (terlibat kericuhan),” katanya
ketika melepas para pemain dan official di pendapa kabupaten, Rabu (31/7/2019).
Bupati menyadari untuk bersikap fair play bukan perkara mudah. Sebab akan
banyak terjadi kontak fisik selama 90 menit bermain. Terlebih ketika tensi
pertandingan meninggi. Ia menyampaikan, sampai saat ini pemerintah daerah belum
dapat memberikan alokasi anggaran yang memadai. Namun demikian, untuk para
pemain, hal tersebut hendaknya bukan menjadi penghalang untuk tetap berbuat
lebih baik untuk daerah. Salah satunya dengan prestasi sepak bola. “Selamat
berjuang. Mudah-mudahan membawa nama baik Pacitan,” harapnya.
Pada ajang tahun ini Perspa tergabung di grub B bersama Bojonegoro FC, Nganjuk
United, Perseta Tulungagung, dan Persemag Magetan. Sistem pertandingan
menggunakan kompetisi penuh. Dengan demikian masing-masing tim akan saling
bertemu dalam pertandingan home and away.
Perspa sendiri bakal menjalani pertandingan tandang pertamanya melawan Perseta
pada Sabtu (3/8) nanti. Sedangkan partai kandang berlangsung sekitar seminggu
berikutnya (9/8). Lawan yang dihadapi adalah Nganjuk United.
Ketua Umum PSSI Kabupaten Pacitan Sanyoto mengatakan Liga 3 Jatim akan
berlangsung dalam dua putaran. Dimana putaran pertama digelar selama Juli-Agustus.
Sedangkan putaran dua pada bulan Oktober. “Ada 22 pemain dan sembilan official
yang berangkat. Mereka telah dipersiapkan melalui seleksi sejak April kemarin
dan dikarantina sebulan lalu,” katanya. (arif/juremi
tomas/danang/humaspacitan).