Bupati Indartato: Jadilah Pelayan Terbaik

Pemerintah mengharap semua instansi pemerintah menjadi pelayan yang baik, dimulai dari diri sendiri dengan pembentukan mental yang sehat, yakni menyadari bahwa pemerintah adalah pelayan masyarakat yang bertugas melayani masyarakat. “kita ada karena ada rakyat, itu yang harus selalu diingat,” Dituturkan Bupati Indartato kepada seluruh undangan dalam kegiatan Pencanangan Pembangunan Zona Integritas (ZI) 18/01/19 di gedung Bayangkara Polres Pacitan.

Bupati juga mencontohkan beberapa perusahaan besar yang memiliki komitmen dalam melayani konsumen dengan baik, meskipun perusahaan umumnya berorientasi pada profit, namun mereka tetap memaksimalkan pelayanan. “Begitu juga dengan kami dimana konsumen kita adalah masyarakat,” imbuhnya.

Pada kesempatan itu turut menghadiri pejabat Forkopimda, Kepala OPD dan Badan dan Organisasi Kemasyarakatan. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Tembus Batik Pace Abstrak Untuk Pasar Kawula Muda

Inovasi mutlak dilakukan produsen Batik Pace Pacitan dalam memenuhi tuntutan jaman, salah satunya mengembangkan koleksi motif yang dimiliki, kali ini membidik gaya abstrak yang lebih kekinian, gaul dan berenergi. Menerobos pangsa muda-mudi yang menjanjikan dan dinamis.

Langkah itu telah dilaksanakan oleh Dinas Koperasi Dan Perdagangan (Diskoperindag) pada 28 hingga 31 Agustus 2018 lalu, menggandeng ahli Batik Abstrak Pandono dari Lawean Kota Solo, peserta Industri kecil Menengah (IKM) Batik dan Sablon di Pacitan diundang mengikuti pengembangan tersebut, mereka yang komitmen mengikuti kemudian barganti berkesempatan magang di Lawean “ untuk memaksimalkan ilmu yang diperoleh dengan praktik langsung selama lima hari,” kata Bambang Surono Kasi Industri, Logam dan Aneka.

Upaya itu juga sebagai siasat mengubah batik yang hanya sesuai dengan agenda formal semata, didukung pengembangan pada media berbahan kaos dan kain pantai. Termasuk melakukan kawin silang antara hasil sablon yang dihasilkan para pengusaha sablon supaya esensi muda semakin melekat, dengan catatan nuansa batik tidak hilang, “batik asli dapat dilihat dari gradasi warna pada hasil, serta proses perintangan warna menggunakan lilin atau malam, pakem tersebut jelas haram ditinggalkan” paparnya.

Saji sebagai pemilik Batik Saji, salah satu peserta yang konsisten mengikuti pelatihan serta langsung melakukan produksi menjelaskan hingga pada 16/01/19 beberapa konsumen mulai melirik produk baru tersebut, mulai dari kain mentah, kaos, kain pantai dan baju jadi yang telah dihasilkan. Pada tahap awal ini Ia tidak muluk-muluk, terpenting tetap memproduksi walaupun pada sekala sedang, “karena kami tidak sepenuhnya berorientasi pada keuntungan, kepuasan konsumen juga harus kami perhatikan,” kata Saji.

Bambang menjamin bagi pelaku batik yang mengembangkan inovasi tersebut tetap akan memperoleh perhatian secara berkelanjutan, dengan melakukan promosi-promosi secara masif, salah satunya mengikuti kegiatan Stan di Surabaya yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat. “Stan yang kita jajakan pada setiap Even selalu mencuri perhatian penunjang. Batik Pace Abstrak kita pastikan semakin diminati,” harap Dia.

Berbagai kendala diakui muncul dari para pelaku pelatihan, mulai dari ketrampilan yang belum maksimal sehingga mempengaruhi hasil, hingga masalah permodalan. Namun Ia memastikan segala kendala tersebut tetap akan menjadi perhatiannya. (budi/anjar/riyanto/wira/DiskominfoPacitan)

Kirab Adipura; Pupuk Cinta Lingkungan Dan Ucapan Terima Kasih.

Sebagai wujud rasa syukur dan bangga yang dirasakan oleh Kabupaten Pacitan yang kembali meraih Piala Adipura Ke-14 karena komitmen terhadap lingkungan. Dan menanam kemauan dari dalam diri untuk menjaga lingkungan masing-masing, maka pemerintah melaksanakan Kirab Adipura ke-14 hari ini 15/01/19.

Kirab pada kesempatan ini 15/01/19 di berangkatkan oleh Wabup Yudi Sumbogo dari Desa Belah Kecamatan Donorojo, selanjutnya secara estafet dari para camat yang terlewati rute diboyong menuju ke Pendopo diserahkan kepada Bupati Indartato. Sebelum memasuki Pendopo arak-arakan pembawa piala tersebut terlebih dahulu mengitari kota Pacitan melewati JLS.

Tidak hanya masyarakat umum yang dapat menyaksikan kirab, sekolah yang terlewati rute juga berkesempatan menonton rangkaian, hal itu sebagai bentuk ajakan secara tidak langsung kepada generasi muda supaya terbentuk pola pikir sejak dini untuk cinta lingkungan baik disekolah dan rumah mereka masing-masing. “serta sebagai ucapan terima kasih kami kepada semua yang telah turut serta menjaga lingkungannya,” ucap Bupati. (timDiskominfoPacitan).

Gandeng Difabel Di Puncak Pemilihan Putra Putri Batik Pace

Siswa dan siswi dari Sekolah Luar Biasa (SLB) Sumberharjo Kecamatan Pacitan memperoleh kesempatan berjalan di atas Cat Walk pada malam puncak Pemilihan Putra Putri Batik Pacitan 2019 sebagai tamu kehormatan. Mereka beruntung tersebut berjalan bak top super model yang penuh percaya diri, didukung dengan pakaian yang mereka kenakan adalah Batik Pace Khas Pacitan yang kaya akan warna dan motif. Kegiatan yang dilaksakan oleh Paguyuban Putra Putri Batik Pacitan 2019 itu digelar di gedung Gasibu Swadaya kemarin 12/01/19.

Genta Nugraha sebagai Ketua Panitia menjelaskan bahwa selain momentum kebersamaan juga diharap mereka para siswa dan siswi difabel agar mampu mengeksplorasi bakat terpendam yang dimiliki supaya nantinya turut berkontribusi pada perkembangan khususnya Batik Pace Pacitan. (Diskominfopacitan).

Malam Puncak Pemilihan Putra Putri Batik Pacitan 2019

Wabup Yudi Sumbogo berkesempatan menghadiri kegiatan Malam Puncak Pemilihan Putra Putri Batik Pacitan Tahun 2019 yang dilaksanakan oleh Paguyuban Putra Putri Batik Pacitan di Gedung Gasibu Swadaya 12/01/19.

Dalam sambutannya Ia menyampaikan apresiasi atas diselenggarakannya kegiatan positif tersebut. Selanjutnya ia berharap dengan agenda tersebut akan semakin mengenalkan batik pace Pacitan seluruh lapisan masyarakat. “Pelajari sampai dalam batik pace kita ini, di dalamnya terkandung banyak filosofi-filosofi yang luar biasa,” tutur Dia.

Kegiatan malam puncak tersebut menyisakan 42 peserta dari SMK dan SMA serta Umum Se-Kabupaten Pacitan, dimana sebelumnya mereka telah melewati proses karantina selama empat hari. Peserta yang terpilih menjadi pemenang nantinya akan mendapat program kerja satu tahun di dalamnya adalah upaya mengenalkan dan mengembangkan batik pace. (tim DiskominfoPacitan).