Pemerintah tidak melakukan diskriminasi terhadap semua pasien positif Covid-19 dari cluster manapun termasuk cluster Temboro. Malahan Pemerintah begitu menumpukan harapan kepada semua santri, karena pemangku kebijakan paham mereka adalah salah satu generasi penerus kebanggaan bangsa.

Singkat cerita, keluarga OTG dari Pagerejo, Ngadirojo akhirnya dapat ditemukan kemarin malam (04/06) usai media resmi @pemkabpacitan merilis kejadian tersebut. Jubir Covid-19 Pacitan Rachmad Dwiyanto mengatakan yang bersangkutan ditemukan oleh tim di Lingkungan Slagi, Pucang Sewu, Pacitan.

Sayang, kondisi mereka tak lagi utuh berlima, satu anggota keluarga ternyata tidak berada ditempat yang sama. Hal ini tentu menimbulkan tanda tanya baru bagi petugas dan masyarakat. “Mereka langsung diamankan di Wisma Atlet dan sekarang melakoni uji Swab di rumah sakit. semoga hasilnya negatif,” harap Rachmad hari ini (05/06) di ruangnya.

Jubir baru mengaku ternyata satu keluarga adalah PNS, ini membuat satgas Covid-19 Pacitan memberlakukan tindakan tambahan melalui Badan Kepegawaian, Pendidikan Dan pelatihan Daerah (BKPPD). “PNS akan diproses lebih lanjut. Karena ini program pemerintah,” tegas Jubir.

Sekali lagi santri adalah tumpuan generasi muda, meski sebenarnya pemerintah tampak begitu segan menghadapi dilema ini, namun yang pasti pemerintah hanya ingin santri seluruhnya dalam kondisi sehat dan tidak menjadi sumber penularan dalam pandemi ini.

Baik kepada keluarga dan masyarakat di Kabupaten Pacitan termasuk kepada para ustadz dan Kyai di pondoknya Temboro, Magetan kelak ketika mereka kembali menimba ilmu agama. “Perlakuan ini semata karena kita sangat menyayangi mereka. Semua juga tidak dibebani biaya,” pungkas Rachmad.

Walaupun kini si sulung belum diketahui dimana rimbanya, namun pemerintah mengharap masyarakat untuk tetap tenang, tidak cemas. Selain tetap menjaga protokol kesehatan masyarakat dipersilahkan kooperatif dengan melapor kepada petugas jika mengetahui keberadaan si sulung.

Pemerintah tidak serta merta melaksanakan protokol penanganan pasien covid-19 secara kaku dan saklek. Bila yang bersangkutan antusias dan disiplin dengan seluruh aturan, maka tidak perlu melakoni karantina di Wisma Atlet, di rumah masing-masing pun cukup. Kecuali timbul gejala, barulah yang bersangkutan akan dirawat intensif di rumah sakit. (budi/rch/tika/DiskominfoPacitan).

WhatsApp chat