Potensi kebencanaan menjadi isu penting bagi Kabupaten Pacitan. Itu karena posisi geografis daerah berjuluk Kota 1001 Gua berdekatan dengan lempeng Indoaustralia. Tentu saja wilayah tersebut merupakan zona rawan gempa.

Tidak itu saja, dari 12 wilayah kecamatan yang ada sebagian besar berupa gunung dan perbukitan. Kondisi itu memicu terjadinya longsor dan banjir saat curah hujan tinggi. Tentu saja, kesiapsiagaan masyarakat amat diperlukan sebagai bentuk mitigasi.

Beragam bentuk perhatian pemerintah pun diberikan berkenaan isu kebencanaan di Kabupaten Pacitan. Salah satunya berupa program Desa Tangguh Bencana (Destana). Program ini fokus pada penguatan kapasitas masyarakat di kawasan rawan.

“Tahun ini ada 6 desa dan kelurahan di 3 kecamatan yang mendapat program tersebut. Saat ini tahapannya sampai pada rekruitmen fasilitator,” kata Kepala Pelaksana BPBD Pacitan, Erwin Andriatmoko, Jumat (7/7/2023).

Adapun keenam wilayah dimaksud adalah Desa Hadiwarno dan Desa Sidomulyo di Kecamatan Ngadirojo serta Desa Sumberejo Kecamatan Sudimoro. Sedangkan 3 wilayah berikutnya adalah Kelurahan Ploso, Kelurahan Sidoharjo, dan Desa Kembang di Kecamatan Kota.

Menurut Erwin, kegiatan tersebut dinaungi langsung Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama Indonesia Disaster Resilience Initiative Project (IDRIP). Fokusnya adalah peningkatan kapasitas masyarakat pesisir untuk menghadapi ancaman gempa dan tsunami.

“Berdasarkan kajian, kawasan pesisir menjadi prioritas. Karena memang program (Destana) ini fokusnya adalah membangun ketangguhan masyarakat dalam hal potensi gempa dan tsunami,” imbuhnya.

Hingga saat ini proses penjaringan calon fasilitator telah berlangsung. Sedikitnya ada 28 orang pendaftar yang lolos mengikuti tes wawancara dan micro teaching. Dari jumlah itu nantinya 24 orang akan berperan sebagai fasilitator desa/kelurahan. Sedangkan 4 sisanya fasilitator daerah.

“Dari seleksi yang difasilitasi pihak ketiga ini akan mendapatkan fasilitator yang sigap dan berkompeten dalam rangka membantu mewujudkan masyarakat yang tangguh bencana,” tambah Arif Setiadi, Staf Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan mendampingi Kalaksa BPBD.

WhatsApp chat