Langsung Jadi, Dukcapil Jemput Bola Lakukan Pelayanan Dokumen Kependudukan di lokasi TMMD Desa Widoro

Wajah sumringah warga nampat tersirat saat melakukan pengurusan dokumen kependudukan di lokasi TNI Manungal Membangun Desa (TMMD)-110 di Desa Widoro, Kecamatan Donorojo, Kabupaten Pacitan. “Saya senang, KTP elektronik saya langsung Jadi dan tidah butuh waktu lama,” ungkap Surya Adi Kharisma, Warga Desa Widoro, Kecamatan Donorojo.
Kegiatan pelayanan jemput bola ini di lakukan oleh Dinas Kependudukan dan catatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Pacitan dalam rangkaian kegiatan TMMD-110 di Desa Widoro.
Menurut Kepala Disdukcapil, Supardyanto, pelayanan jemput bola ini bertujuan untuk lebih mendekatkan pelayanan prima yang memuaskan bagi masyarakat. Walau pelayanan kepada masyarakat dinilai belum sempurna, minimal Disdukcapil sudah berupaya mengoptimalkan semua jenis pelayanan Administrasi Kependuduk. “Termasuk dengan jemput bola atau layanan di luar Kantor ini akan terus kita lakukan, terkait proses jadinnya terkadang memang kita masih terkendala oleh sinyal, soalnya perekaman ini kita lakukan secara online,” ungkapnya Senin (15/2/2021).
Dari pantauan Pacitankab.go.id, kegiatan yang digelar sehari itu setidaknnya ada 140 warga melakukan pegurusan KTP elektronik, 44 Kartu Keluarga, 8 Akta kelahiran, 4 Akta kematian 4 dan 9 pengurusan Kartu Identitas Anak(KIA). “Semua langsung kita lakukan perekaman dan langsung jadi saat itu juga,” jelasnya.
Seperti diketahui, kegiatan dalam rangkaian TMMD ke 110 di desa Widoro ini juga ditinjau langsung oleh Danrem 081/DSJ, Kolonel Inf Waris Ari Nugroho mendampingi Pa. Sahli Tk. III Kasad Bid. Jahpers, Mayjen TNI Subiyanto selaku Tim Wasev TMMD ke-110 , Bupati Indartato dan unsur Forkopimda Pacitan. (Diskominfo)

Danrem 081/DSJ Dampingi Tim Wasev Bersama Forkopimda Tinjau TMMD di Pacitan

Pa. Sahli Tk. III Kasad Bid. Jahpers, Mayjen TNI Subiyanto selaku Tim Wasev TMMD ke-110 saat menyerahkan hasil perekaman E-KTP kepada Warga desa Widoro.

Memasuki Minggu ke tiga pelaksanaan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD), Danrem 081/DSJ, Kolonel Inf Waris Ari Nugroho mendampingi Pa. Sahli Tk. III Kasad Bid. Jahpers, Mayjen TNI Subiyanto selaku Tim Wasev TMMD ke-110 meninjau beberapa titik pelaksanaan TMMD di desa Widoro Kabupaten Pacitan, Senin (15/3/2021).
Selain Danrem, Tim Wasev juga didampingi Kapok Sahli Pangdam V/Brawijaya, Brigjen TNI Bagus Yoyok Budianto dan Forkopimda Pacitan, mulai dari Bupati Pacitan, Indartato, Dandim 0801/Pacitan, Letkol Kav Ibnu Khazim yang sekaligus sebagai Dansatgas TMMD, dan Kapolres Pacitan, AKBP Wiwit Ari Wibisono.
Kegiatan pengawasan itu dimulai dari paparan Dansatgas TMMD kepada Mayjen TNI Subiyanto di Halaman wingking (Halking) pendopo Pacitan, dan dilanjutkan dengan meninjau berbagai sasaran fisik maupun non fisik yang dikerjakan dalam TMMD yang dilaksanakan di Desa Widoro, Kecamatan Donorojo.
Sesampainya di Desa Widoro, Tim Wasev dan rombongan kemudian meninjau pengerjaan berbagai sasaran fisik, mulai dari rabat jalan, renovasi mushola dan rehab rumah tidak layak huni.
Dalam momen peninjauannya, Mayjen Subiyanto menilai pemilihan sasaran dalam TMMD di Pacitan telah tepat sasaran dan sesuai dengan tujuan dari diselenggarakannya kegiatan TMMD.
“Saya lihat sudah sesuai target progres saat ini sudah mencapai tujuh puluh persen, Dandim Pacitan telah mempunyai inisiatif dimulai sebelum pembukaan,” katanya.
Selain sasaran fisik, mereka juga meninjau berbagai kegiatan non fisik, seperti pengobatan gratis, donor darah, Baksos berupa pembagian sembako dan pelampung kepada masyarakat, serta pelayanan E-KTP.
“Saya berharap , semoga berbagai sasaran yang dikerjakan dapat memberikan dampak positif terhadap semakin baik dan meningkatnya kesejahteraan masyarakat,” harapnya.
Sedangkan Danrem Kolonel Inf Waris berharap, sisa waktu yang ada agar dapat dimanfaatkan dengan baik untuk dapat lebih mengoptimalkan pencapaian hasil dari berbagai sasaran yang tengah dikerjakan.
Dirinya juga berharap, agar nantinya berbagai sasaran itu dapat dijaga dan dipelihara dengan baik oleh masyarakat setempat, supaya usia pakainya dapat lebih lama dan semakin bermanfaat.
Selanjutnya, terkait sulitnya kondisi medan yang harus dihadapi, khususnya dalam pengerjaan rabat jalan, mulai dari kondisi medan yang terjal dan berlumpur dikarenakan tingginya intensitas hujan yang turun juga diakui oleh Dansatgas TMMD.
Namun menurutnya, berbagai hambatan tersebut dapat teratasi dengan baik, berkat adanya kemanunggalan antara anggota Satgas TMMD dan masyarakat yang terus bekerjasama dan bahu-membahu dalam menyelesaikannya.
Sementara itu, Bupati Indartato mewakili seluruh masyarakat Pacitan, mengucapkan terima kasih dan rasa bangganya atas terselenggaranya TMMD di Desa Widoro tersebut.”Mari kerjasama ini terus kita tingkatkan, dan kita dukung sepenuhnnya, karena hasilnya akan kembali lagi kepada masyarakat,” tukasnya.
Dirinya optimis, dengan pelaksanaan TMMD tersebut nantinya mampu meningkatkan perekonomian masyarakat dan mengurangi angka kemiskinan. Karena diakuinya, saat ini angka kemiskinan masyarakat di Pacitan masih mencapai sekitar 13%. “Selain membuka akses jalan ke lokasi wisata, kita harapkan program TMMD ini juga akan membuka akses perekonomian masyarakat, untuk itu Pemerintah Daerah mendukung sepenugnya agar pelaksanaan TMMD ini berjalan lancar,” imbuhnya.
Hal senada diungkapkan Camat Donorojo, Sugiyem, bahwa Program TMMD ke-110 di Desa Widoro ini sebagai salah satu solusi infrastruktur yang selama ini diharapkan masyarakat setempat. Mengingat Desa Widoro termasuk salah satu wilayah yang cukup jauh jangkauannya.
“Desa Widoro memang desa perbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah dan selama ini banyak yang belum terbangun jalannya. Alhamdulillah saya mengucapkan terima kasih kepada TNI telah menempatkan TMMD di Desa Widoro,” ungkapnya.
Diakuinnya, dengan pembangunan jalan tersebut dua akses jalan menuju dua tempat destinasi wisata Pantai Banyu Tibo dan Buyutan yang dulu terisolasi kini menjadi lancar, begitu juga dengan akses pertanian warga.
“Harapan kami dengan TMMD semua aktivitas berjalan lancar salah satunya tempat wisata,” imbuhnya.(Diskominfo)

Danrem 081/DSJ, Kolonel Inf Waris Ari Nugroho mendampingi Pa. Sahli Tk. III Kasad Bid. Jahpers, Mayjen TNI Subiyanto selaku Tim Wasev TMMD ke-110 meninjau beberapa titik pelaksanaan TMMD di desa Widoro Kabupaten Pacitan, Senin (15/3/2021).

GeNose 19 Tremas; Tidak Hanya Untuk Santri

Bicara GeNose 19 maka Pondok Pesantren Tremas adalah yang pertama memiliki alat tersebut di Kabupaten Pacitan. Tepatnya pada (23/02), salah satu pesantren tertua di Indonesia tersebut membeli alat buatan tangan anak bangsa tersebut.

KH. Fuad Habib Dimyathi, pengasuh Tremas kepada Diskominfo Pacitan mengaku ribuan santri yang melakukan pendidikan tatap muka, secara langsung dan tak langsung pasti bersinggungan dengan orang-orang baru, baik keluarga maupun dengan masyarakat sekitar.

“Inilah yang membuat kami bersemangat untuk memiliki GeNose 19 dengan uang pribadi. Meski akhirnya mendapat dukungan dari banyak pihak,” katanya (10/03).

Penggunaannya yang mudah dan murah tersebut membuat Tremas lebih aman dari virus corona, dalam catatan Laboratorium GeNose 19 di lingkungan Tremas tercatat sebanyak 400 orang telah menjalani tes, baik santri dan masyarakat sekitar.

“Memang alat tersebut juga diperuntukkan untuk warga masyarakat, sebab santri dan pesantren adalah bagian dari masyarakat, kita jangan pernah melupakan itu,” lanjut Kyai.

Sejauh ini Pesantren Tremas memang begitu aktif terhadap program pemerintah, utamanya terhadap penanganan pandemi Covid-19 di Kabupaten Pacitan, Kyai berpandangan bahwa semua program pemerintah yang positif harus didukung sepenuhnya oleh segenap masyarakat. “Dengan kita bersinergi maka proses pembelajaran pun akan berkah,” pungkasnya. (bd/anj/frd/ss/ryt/dzk/rch/tk/DiskominfoPacitan)

Kodim 0801/ Pacitan Kerahkan Alat Berat Bantu Sasaran TMMD 110

Komando Distrik Militer 0801 Pacitan melaksanakan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke 110 tahun 2021 di desa Widoro Kecamatan Donorojo Kabupaten Pacitan. Rabu (10/03/2021)

Kegiatan bhakti TMMD itu berupa pengerjaan fisik pembangunan jalan sepanjang 1,2 Kilometer lebar 5 meter, menghubungkan antar dusun Sukoharjo dan tumpakwatu Desa widoro Kecamatan Donorojo.

Komandan Kodim 0801/pacitan, Letkol Kav. Ibnu khazim S.I.P M.Si. mengatakan dengan menurunkan dua alat berat berupa excavator dan bulldozer, pada kegiatan tersebut prajurit TNI dari Kodim 0801/ pacitan bersama warga juga bahu membahu melakukan pengerjaan pelebaran jalan tersebut.

“Hal itu guna tercapainya target waktu pelaksanaan yang sudah ditentukan. Selain menggunakan dua alat berat, warga dan TNI juga menggunakan teknik pengerjaan secara manual” Ungkapnya. (Diskominfo/TMMD)

Jelas! Petugas Parkir Dishub Selalu Pakai Atribut Saat Bertugas

Keberadaan petugas parkir dalam keseharian memang sangat membantu masyarakat, mereka biasanya menata dan menjaga kendaraan saat di parkiran. Biaya parkir sebagaimana diketahui telah masuk dalam retribusi parkir berlangganan yakni sebesar Rp. 12.000 untuk roda 2 dan Rp. 20.000 untuk roda 4. Cukup murah untuk waktu selama 1 tahun.
Namun selama ini banyak masyarakat yang tidak tahu bahwa petugas parkir resmi dilarang meminta upah, kecuali si pemilik kendaraan memang mempunyai inisiatif memberi karena telah menata dan menjaga kendaraan mereka. “Bahkan gestur meminta saja kami larang.” kata Wasi Prayitno Kepala Dishub Pacitan, kepada Diskominfo Pacitan ( 08/03) kemarin.
Namun banyak kasus masyarakat dimintai uang saat diparkiran, hal tersebut wajar jika berada dalam area pariwisata dan tempat khusus seperti di pasar dan tempat pribadi. Jika di jalan tentu masyarakat yang memakai kendaraan berplat area Pacitan tidak berkewajiban membayar bea parkir.
Sekedar informasi harga parkir berplat luar kota untuk kendaraan roda 2 dikenai biaya sebesar Rp. 500 dan Rp. 1000 untuk roda 4 ke atas. Sekali lagi ini pengecualian jika berada di lokasi khusus.
Lalu bagaimana jika di luar lokasi tersebut ada pungutan dari petugas parkir, sedang mereka tidak mengenakan atribut bertuliskan Dishub Pacitan, Wasi memastikan mereka adalah tukang parkir liar. “Masyarakat dapat melaporkan hal ini jajaran polisi maupun kepada kami,” himbau Wasi.
Hingga saat ini petugas parkir di seluruh Kabupaten Pacitan berjumlah 61 orang, mereka dibekali dengan berbagai sikap supaya tidak melakukan pungutan liar. Disamping petugas resmi selalu memakai atribut saat bertugas.
Disatu sisi keberadaan parkir liar telah diketahui keberadaannya oleh pihak Dishub Pacitan, berbagai pemahaman telah disampaikan terhadap mereka, meski demikian masyarakat diminta untuk proaktif dan tidak ragu untuk melapor.
“Meski mereka mengatasnamakan diri dari RT, RW pun. Masalah parkir sudah tegas diatur pemerintah,” tambah Wasi. (Bd/anj/Frd/ss/ryt/dzk/rch/tk/DsikominfoPacitan).