Launching Dashboard Penghapusan Pernikahan Anak & penyerahan penghargaan bagi pemenang kompetisi media promosi penghapusan pernikahan anak

Dalam rangkaian Peringatan Hari Kesehatan Nasional ke 55 tahun 2019, Pemerintah Kabupaten Pacitan telah berkomitmen untuk menurunkan angka pernikahan usia anak, dan pada kesempatan ini Bupati Pacitan, Drs. Indartato didampingi oleh Ketua Komisi DPRD Pacitan, Sekretaris Daearah, serta Kepala Dinas Kesehatan melaunching Dashboard Penghapusan Pernikahan Anak Kab. Pacitan, dan juga pencanangan Senam Peregangan.
Launching ditandai dengan penekanan tombol sirene, sebagai tanda Pemerintah Kabupaten Pacitan terus berupaya keras untuk penghapusan pernikahan anak, dan saat ini dengan dukungan Program KINERJA OGP KPb. Pacitan telah mampu menyusun Dashboard dan juga manual praktis penghapusan pernikahan anak.

Dashboard Penghapusan Pernikahan Anak ini telah diupload di website Kab. Pacitan, dengan link : http://dashboard.pacitankab.go.id
Melalui dashboard ini, pemerintah maupun masyarakat sipil dapat mengetahui kondisi pernikahan anak dan indikator terkait, antara lain usia menikah rata-rata, keinginan anak tentang pernikahan, dan pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi dan hak anak, serta program/kegiatan terkait dengan upaya pencegahan pernikahan anak di Kab. Pacitan, sehingga nantinya seluruh pihak baik pemerintah maupun masyarakat sipil dapat menyusun program/kegiatan yang tepat untuk bersama-sama mencegah pernikahan usia anak di Kab. Pacitan.

Menurut data BPS, pada tahun 2019, ada satu dari lima anak perempuan di Kab. Pacitan menikah di usia anak, dan kondisi ini menunjukkan kondisi yang perlu mendapatkan perhatian serius, karena risiko pernikahan di usia anak ini sangat berpengaruh pada kualitas pembangunan manusia serta tingkat perekonomian di Kab. Pacitan.

Pada kesempatan ini, Bupati Pacitan juga menyerahkan tropi dan hadiah bagi pemenang Kompetisi Pembuatan Media Promosi Penghapusan Pernikahan Anak untuk kategori Film Pendek dan Kategori Poster / Karikatur. (dina/ADB)

STKIP PGRI Pacitan: Juarai Bidang Riset

Gedung STKIP PGRI Pacitan

Sebagai barometer kompas pendidikan di Pacitan STKIP PGRI kembali sabet prestasi. Penghargaan Klaster atau pengelompokkan Perguruan Tinggi berbasis penelitian menempatkan kampus pendidik tersebut di peringkat 167 pada Klaster Utama dari seluruh perguruan tinggi di Indonesia. Pengumuman Peringkat Perguruan Tinggi berbasis Kinerja Penelitian dikeluarkan oleh Direktur Sistem Riset dan Pengembangan (Kemenristek) Dikti, melalui surat nomor B/850/E2.4/RS.04/2019, tanggal 19 November 2019.

Peringkat membanggakan tersebut membawa STKIP PGRI Pacitan menjadi satu-satunya Sekolah Tinggi PGRI di Jawa Timur yang masuk Klaster Utama. Serta menempatkan STKIP PGRI Pacitan pada Top 50 Perguruan Tinggi Klaster Utama se-Jawa Timur, dan menempati urutan ke-5 pada Klaster Utama Perguruan Tinggi PGRI se-Jawa Timur. Capaian ini tentunya berbuntut pada harapan panjang mempertahankan dan terus lebih baik.

Ketua STKIP Pacitan Sri Iriyanti mengungkapakn kebahagiaan, syukur dan harapan menjadi satu yang disertai doa. “Ini berkat kerja sama, semoga prestasi ini mampu melejitkan semangat kita untuk terus berkiprah membangun Pendidikan di Pacitan dan Indonesia,” turutnya.

Seluruh civitas akademika Kampus Pendidik pun menyambut prestasi ini dengan hangat. Kepala LPPM STKIP PGRI Pacitan, Sugiyono menyampaikan bahwa sepantasnya STKIP mendapatkan prestasi tersebut, karena merupakan jawaban atas kerja sama dan kerja keras semua pihak. Terutama produktifitas penelitian Dosen STKIP PGRI Pacitan yang mampu menembus tingkat nasional. “Kami bangga, prestasi ini sebagai bekal kepercayaan diri untuk menjemput prestasi yang lain,” tandasnya yakin. (budi/stkip)

PACITAN SPORT FUN FESTIVAL 2019 ADALAH EVENT STRATEGIS UNTUK PENGUATAN NILAI EKONOMI WISATA DAN BUDAYA DAERAH

Kabupaten Pacitan memiliki suatu wilayah yang geografis alamnya dipenuhi oleh varian tebing berkelok, sungai Grindulu yang berbentuk panjang mengular dari ujung batas daerah timur hingga ke jantung kota, serta pegunungan dan pesona laut yang potensial. Kondisi geografis semacam ini telah menjadikan Pacitan menasbihkan diri sebagai  daerah yang layak dan representatif untuk urusan penyelenggaraan olahraga tantangan atau petualangan skala nasional dan internasional.

Terselenggaranya dengan sukses  PACITAN SPORT FUN FESTIVAL 2019 pada tanggal 5-7 oktober 2019, salah satu faktor primer penyebabnya  yakni alam Pacitan yang memukau ini. Tak ayal, penyelenggaraan event skala nasional yang bertajuk PACITAN SPORT FUN FESTIVAL 2019 ini, akirnya sukses digelar serta  mendapat aplaus dan apresiasi yang tinggi dari banyak kalangan. Bahkan Deputi Pembudayaan Olahraga Kemenpora dan BANK JATIM tak segan dan tak ragu untuk bekerjasama dengan pihak Dinas Pariwisata daerah yang dimotori oleh Organisasi Surfing Pacitan (PSC) bersama komunitas olahraga di pacitan diantaranya paralayang, Pacitan runner, Down hill bike club, Pacitan speleologi club, pecinta lintas alam, dan beberapa club senam), dalam hal penyelenggaraan event tersebut.  Suatu kerjasama yang progresif. 

PACITAN SPORT FUN FESTIVAL 2019 yang digawangi oleh club Surfing Pacitan (PSC), menggagas pusat event berada  di wilayah wisata laut da gunung di Pacitan. Lokasi tersebut berada di Pancer Door, dan Sentono Gentong yang merupakan salah satu destinasi wisata kabupaten Pacitan yang estetik. Dengan terselenggaranya event olahraga tantangan tersebut sekaligus juga menjadi pintu pembuka bagi potensi wisata alam dan budaya yang dimiliki oleh kabupaten Pacitan. Sungguh menjadi gagasan yang cerdas. Seperti yang bisa kita lihat diseputar area Event PACITAN SPORT FESTIVAL 2019, telah berdiri beberapa stand industri kreatif lokal. Tampak stand merchandise dan oleh-oleh Pacitan stand yang berkarakter ciri dari Pacitan banyak dikepung pengunjung dan peseta kegiatan. Dan yang lebih menarik juga terdapat space yang sangat taktis dalam area event yaitu digelarnya stand kuliner Pacitan. Di stand kuliner, seperti halnya event wisata kuliner, yang tidak lepas dari sasaran pengunjung yang ingin menikmati khas makanan dan masakan Pacitan yang membangun selera khas tradisi.

Dengan begitu Event PACITAN SPORT FESTIVAL 2019, bisa digarisbawahi sebagai event yang kondusif  dan strategis untuk mendukung daya potensi wisata daerah. Untuk itu event ini harus terselenggara secara kontinyu serta perlu dijaga kualitas penyelenggaraanya pada event berikutnya. Secara mendasar, digelarnya Event PACITAN SPORT FESTIVAL 2019 yang pada akhirnya mampu membangun potensi ekonomi wisata bagi daerah, dalam pelaksanaannya tetap tidak mengesampingkan tujuan utama dari keberadaan olahraga tantangan ini. Tujuan tersebut yakni mengenalkan dan mengakrabkan olahraga tantangan atau petualangan ini pada masyarakat lokal dan umum. Selain itu keberadaan olahraga ini juga sangat bermanfaat bagi kesehatan fisik dan mental peserta.

Dengan mengikuti olahraga petualangan otomatis akan terjadi  pembakaran lemak tubuh karena adanya aktivitas tubuh secara kontinyu. Berikutnya membuat sistem kardiovaskular tubuh bekerja dengan lebih baik akibat aktivitas tinggi jantung dan paru-paru sehingga tubuh dengan sendirinya menjadi lebih fit, serta melatih otot kaki. Dan secara psikis olahraga ini mampu menurunkan daya strees tinggi seseorang.

Berikut Konten kegiatan Pacitan Sports Fun Festival 2019 yang secara parade dan teralur selama 3 hari :

1. Surfing Competition tingkat Nasional, 5-6 Oktober 2019 lokasi di Pancerdoor) 

2. Paralayang tingkat nasional (4,5,6 Oktober 2019 lokasi di Sentono gentong)

3. Fun Run  (5 Oktober 2019 start 06.00 dan finish 08.00 wib di Pancerdoor) 

4. Fun Enduro (6 Oktober 2019 start 08.00 desa Wonogondo finish di desa Kayen) 

5. Lintas alam (5 Oktober 2019 start Pancer Door finish di Sentono genthong) 

6. Panjat tebing (5 Oktober 2019 di Sentono genthong) 

7. Senam massal (5 Oktober 2019 di Pancer Door)

(jw/irl)                                                         

Gelar Bimtek; Dinas Pertanian targetkan Pringkuku menjadi sentra Jeruk Keprok

Berbekal mimpi Kecamatan Pringkuku menjadi sentra Jeruk Keprok Siem Madura. Tanaman Jeruk ini mulai dikembangkan di Kabupaten Pacitan sejak tahun 2015, diawali dari Desa Sobo dan Desa Pringkuku.

Program tersebut merupakan implementasi Kementerian Pertanian yang mengembangkan komoditas unggulan melalui pengembangan kawasan yang terpadu secara vertikal dan horizontal dengan konsolidasi usaha produktif berbasis lembaga ekonomi masyarakat, berdaya saing tinggi, berkualitas internasional. Akhirnya berdampak langsung pada peningkatan ekonomi petani berkelanjutan.

Namun menanam jeruk bukan perkara mudah, banyak aspek yang kudu diperhatikan, tanaman ini harus dirawat seperti halnya bayi, terlebih pada hama yang bisa menyerang. “Umumnya tanaman jeruk bisa produktif dan berumur 15 tahun jika dirawat dengan baik dan benar,” ujar Dian Angarimurni Kasi Hortikultura Dinas Pertanian Pacitan 29/08 Kepada Diskominfo.

Langkah cepat harus dilakukan demi menyelamatkan mimpi tersebut melalui Bimbingan Teknis Tanaman Hortikultura, oleh Dinas Pertanian Kabupaten Pacitan 28/08 kemarin. Memberikan pemahaman terhadap puluhan petani jeruk keprok di Kecamatan Pringkuku. Menitik beratkan pada upaya pengendalian hama dan penyakit dengan penanganan mudah dan ramah lingkungan. “Buahnya juga baik untuk dikonsumsi, karena semua bahan alami,” ungkap Dian.

Dinas Pertanian melibatkan petugas lapangan dan petani jeruk yang berada di dua desa dan sekitar, dengan mengajak praktik langsung membuat Bubur California dan Emulsi Sabun untuk mengendalikan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) pada tanaman jeruk.

Bubur California adalah pestisida sebagai pengendali penyakit Diplodia yang bisa dibuat mandiri, bahan yang sederhana yakni campuran belerang, kapur tohor dan air yang dipanaskan, seperti memasak bubur. Sampai kini dipercaya efektif menangkal Diplodia basah dan kering. Menggunakannya sangat mudah, cukup mengoles pada batang tanaman, sebelumnya batang dibersihkan dengan cara disikat. Kemudian untuk Emulsi Sabun berbahan dasar sabun, minyak tanah dan air, ini berfungsi mengendalikan hama kutu dan embun jelaga.

Untuk menciptakan sentra jeruk keprok di Kecamatan Pringkuku, Dinas Pertanian enggan mengambil jalan instan, misalnya menggunakan pestisida kimia sebab tidak ramah lingkungan jika digunakan berlebih.

“Karena dapat menyebabkan resurgensi, resistensi, matinya musuh alami, dan pencemaran lingkungan melalui residu yang ditinggalkan serta dapat menyebabkan keracunan pada manusia yang dampaknya untuk jangka panjang lebih merugikan dibandingkan dengan manfaat yang diperoleh,” kata Dian panjang lebar.

Cukup selaras dengan kebutuhan pasar global yang lebih mengedepankan kualitas dan kesehatan, didukung teknologi yang mudah bagi petani serta harga yang bersahabat dibanding menggunakan pestisida. Ribuan batang pohon jeruk harus berbuah lebat jika ingin melihat petani semakin berdaya.

Peningkatan pengetahuan petani terhadap berbagai potensi akan berimbas langsung pada panen yang menjanjikan, sehingga pengembangan kawasan di Pringkuku berhasil. Di lini lain, pengawalan pada petani juga dilakukan dengan mendukung pembentukan Asosiasi Petani Jeruk di wilayah itu. Disempurnakan dengan program unggulan yang telah berjalan, yakni program petik jeruk. “Peningkatan ekonomi petani di depan mata, melalui pembinaan, pembibitan hingga pasca panen,” pungkas Dian. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Anggota DPRD Pacitan Terpilih Ucapkan Sumpah / Janji.

Wakil Rakyat Periode 2019 – 2024 melaksanakan Pengucapan Sumpah / Janji siang ini di Gedung DPRD Kabupaten Pacitan yang dipimpin oleh Yogi Arsono Hakim Ketua Pengadilan Negeri Pacitan 23/08/19.

45 Anggota DPRD tersebut diusung dari Sembilan Partai Politik, yakni 14 Kursi dari Partai Demokrat, 9 kursi dari Golkar, 6 kursi dari PDI Perjuangan, 5 Kursi dari PKB, 3 Kursi dari Hanura, 2 Kursi dari PPP, 2 Kursi dari Girindra, 2 Kursi dari Nasdem dan 2 kursi sisanya dari PKS. Sementara jabatan Pimpinan Sementara dipercayakan kepada Ronny Wahyono dan Gagarin, dipilih sesuai dengan jumlah kursi terbanyak.

Bupati Pacitan berkesempatan hadir pada agenda tersebut berkesempatan membacakan sambutan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indarparawangsa mengingatkan, beban berat selama 5 tahun ke depan diemban di pundak masing-masing anggota dalam rangka memajukan masyarakat dan martabatnya.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada anggota DPRD Kabupaten Pacitan periode 2014 – 2019, yang telah turut berperan dalam berbagai kebijakan pembangunan daerah khususnya di Pacitan. hal tersebut diharapkan dapat menjadi motivasi anggota DPRD periode ini supaya laju peningkatan daerah dapat semakin meningkat. “Berbagai tindakan harus dilakukan demi kemajuan daerah,” ucap Indartato di atas Podium.

Anggota DPRD terpilih juga diharap bekerja sungguh-sungguh, mementingkan kepentingan Negara ketimbang kepentingan pribadi. Karena ke depan, berbagai upaya harus segera direalisasikan mengingat kesejahteraan masyarakat belum merata. Tentu dengan berbagai pengalaman anggota yang kembali terpilih dan wawasan anggota baru cita-cita bangsa mampu segera tercapai. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).