Miris, Batita Positif Covid-19

Satgas Covid-19 Pacitan bersama Jajaran kembali merilis penambahan 2 kasus corona baru. Pertama adalah seorang remaja berusia 15 tahun dari Kecamatan Pacitan, dan yang kedua adalah batita yang terinfeksi dari ibunya dari cluster Sudimoro. Penambahan pada malam ini disampaikan langsung oleh Wakil Bupati Pacitan Yudi Sumbogo di Pendopo Kabupaten (13/07).

Rachmad Dwiyanto Jubir Satgas Covid-19 Pacitan usai rilis mengaku, batita terkonfirmasi sebenarnya berisiko jika harus berkumpul bersama orang tuanya di Wisma Atlet, namun demikian pemerintah belum menemukan skenario lain yang lebih baik dan nyaman untuk batita. “Kemungkinan nanti menjadi satu sama ibunya namun di kamar pasien nomor 1 yang sudah sembuh. Tempatnya luas,” terang Jubir.

Saat ini penanganan Covid-19 di Kabupaten Pacitan telah memasuki tahap kedua, pada tahap ini satgas menyiapkan anggaran penanganan di semua sektor sebesar 42 Miliar Rupiah hingga 31 Desember nanti.

Melihat besarnya anggaran yang dibutuhkan untuk menghadapi virus corona membuat Rachmad mewanti-wanti untuk selalu waspada dan berhati-hati terhadap Covid-19. “Tidak perlu takut, cukup disiplin menjalankan protokol kesehatan. Karena itu vaksin terbaik,” himbaunya.

Dengan penambahan 2 kasus baru ini membuat jumlah total kasus positif di Kabupaten Pacitan menjadi 41 orang. Kasus sembuh 2 orang total 16 kasus, dirawat di rumah sakit 2 kasus, perawatan di Wisma Atlet 24 kasus dan meninggal 1 kasus. (budi/anj/zaq/rch/tika/DiksominfoPacitan).

4 Kasus Baru; 1 Petugas Medis

Tercatat tiga kali dalam tujuh hari terakhir, jajaran Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Pacitan merilis kasus positif virus corona baru. Kali ini diujung pekan, 4 warga Pacitan kembali menambah panjang daftar pasien menjadi total 39 kasus.

Jubir Satgas Covid-19 Pacitan Rachmad Dwiyanto menyampaikan, 4 pasien tersebut pertama adalah seorang pendatang yang kini berdomisili di Desa Wonoasri, Ngadirojo. 2 seterusnya adalah staf dari cluster lokal Sudimoro, dan terakhir yang menyita perhatian adalah petugas medis yang berdinas di kota Pacitan.

Kembali ditemukannya kasus baru di organ medis tersebut membuat total keseluruhan menjadi 2 orang. Sedang hingga kini Jubir mengaku pihaknya belum mampu memaparkan jalur transmisi penularan petugas tersebut. Sehingga hal ini menimbulkan kekhawatiran sekaligus keprihatinan petugas lain.

Terlebih, kondisi ini menghambat langkah satgas untuk menentukan arah kebijakan yang selanjutnya akan diambil. Lebih-lebih petugas medis adalah garda terdepan penanganan pandemi ini. Sementara selain menggelontorkan anggaran demi menyelamatkan petugas yang lain dan untuk 500 ribu masyarakat, satgas akan memaksimalkan metode 3T.

“Yang kita khawatirkan jika ia terkena dari sesama petugas, bukan dari luar,” terang Jubir (10/07). Mengingat hasil tes swab dari keluarga dan saudara pasien pertama menunjukkan hasil yang negatif. Fenomena tersebut sekaligus sama dengan pasien Kembang yang baru dirilis beberapa waktu lalu.

Jubir semakin pusing ketika dirinya mendapatkan informasi dimana petugas medis lain yang kini menunggu hasil swab sudah berkeliaran, malah melakukan Rapid tes. “Bisa-bisa ambyar ki mengko,” umpat Dia pilu. (budi/anj/alAzim/rch/tika/DiskominfoPacitan).

1 Lagi Srikandi Cluster Lokal Positif, ODP Malah Berkeliaran

Siang malam tanpa henti Satuan Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Pacitan berjuang menangani virus corona, tapi sayang 1 pasien dari cluster Sudimoro menambah panjang daftar menjadi 35 kasus.

Kebenaran ini dikemukakan secara resmi oleh Wakil Bupati Pacitan Yudi Sumbogo, beserta jajaran Satgas Covid-19 Pacitan di Pendopo Kabupaten Pacitan (09/07). “Mohon sampai pada saat ini masih bertambah. Kami tim gugus tugas akan melakukan upaya-upaya lebih lanjut. Khususnya masyarakat harus menggunakan masker, sekali lagi wajib menggunakan masker,” kata Yudi.

Sementara itu secara detail Jubir Covid-19 Pacitan Rachmad Dwiyanto menyampaikan, satu pasien yang terjaring adalah rekan kerja 4 Srikandi yang sebelumnya dinyatakan positif. “Saat ini yang bersangkutan berada di Wisma Atlet untuk menjalani karantina,” kata Jubir.

Kian bertambah kasus dalam instansi tersebut membuat satgas bekerja lebih ekstra, ratusan karyawan yang bekerja dipastikan akan di-tracking tanpa terkecuali. Selebihnya mereka-mereka yang dicurigai akan menjalani tes rapid ataupun swab.

Namun masalah baru menjadi momok, ketika ODP yang tengah menunggu hasil tes tidak disiplin menjalani karantina. Hanya karena masalah fasilitas seperti TV di tempat karantina tidak disediakan.

Terpaksa, jajaran satgas kini tengah mengupayakan tempat isolasi yang nyaman bagi ODP supaya mereka betah di lokasi karantina yang ditentukan. Ini tidak berlebihan jika mengingat risiko yang ditimbulkan jika satgas membiarkan ODP berkeliaran.

Beruntung disatu sisi pejabat perusahaan terbuka terhadap satgas, langkah pro ini diharap dapat menekan berbagai kemungkinan yang tidak diharapkan. Disamping kerja satgas tidak mengganggu kerja produksi yang berujung pada kerugian baik dari perusahaan maupun karyawannya. (budi/alAzim/rch/tika/DiskominfoPacitan).

Duh; 5 Srikandi Terjangkit Covid-19

Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Pacitan sepertinya harus bekerja lebih keras lagi untuk menjadikan Paradise Of Java menjadi zona hijau bebas dari virus corona. Pasalnya siang ini Bupati Pacitan Indartato kembali mengumumkan 5 positif baru.

“Satu dari Kecamatan Pacitan, dan yang 4 dari cluster lokal Sudimoro,” kata Indartato yang juga Ketua Satgas  Penanganan Covid-19 saat Press Rilis (07/07) di Pendopo Kabupaten.

Untuk satu kasus baru dari Kecamatan Pacitan, jajaran satgas belum dapat menentukan transmisinya, yang pasti di kesempatan berbeda Jubir Satgas Covid-19 Pacitan Rachmad Dwiyanto mengatakan pasien baru ini berusia muda. “Tim masih tracking, jadi sementara masih abu-abu,” kata Jubir.

Sedang sisanya yang dari cluster Sudimoro merupakan staf dari instansi yang kini menjadi epidemi. Uniknya lagi keempat srikandi dari timur kota ini berasal dari desa yang sama, dan dicurigai terpapar dari pasien konfirm yang kini dirawat di Kabupaten Trenggalek.

Temuan baru tersebut lantaran satgas memang telah masuk ke lini dalam instansi, beruntung pejabat dalam instansi diakui Jubir bersedia kooperatif, sehingga diharap upaya pencegahan ledakan pasien tidak terjadi.

Mengingat jika terjadi bom maka anggaran yang dibutuhkan tidaklah sedikit, meski adanya bantuan dari pihak instansi atau perusahaan tapi menurut Jubir dari manapun sumber anggaran tetap saja uang milik rakyat. Lebih baik difungsikan untuk kepentingan lain dalam rangka meningkatkan kesejahteraan.

“OTG menjadi sumber penularan yang tidak kita ketahui. Mau tidak mau masyarakat harus melaksanakan protokol kesehatan,” tegas Jubir. Disamping pemerintah menekan angka positif dengan langkah lobi ataupun upaya teknis baik Tracing, Testing dan Treatment atau 3T kepada masyarakat yang sesuai dengan strategi Gubernur Jatim.

Perihal program sidak masker yang diawali di Perempatan Penceng pekan kemarin pihak pemda telah menyelesaikan SE sebagai payung hukum, secepatnya edaran ini akan segera diterbitkan. “Tidak sekedar teguran, tunggu saja bagi para pelanggar,” tegas Rachmad.

Beruntung kasus Covid-19 tidak seekstrim negara-negara dingin, membuat angka kematian cukup rendah, namun bisa dibayangkan betapa menderita para pasien yang harus dikarantina berminggu-minggu sampai hitungan bulan hingga dinyatakan sembuh.

“Tidak ingin dikarantina atau dirawat di rumah sakit ya jalankan protokol kesehatan, dan jangan keluar rumah jika tidak perlu sekali. Andaikan tertular siap-siap kami jemput,” pungkas Jubir. (budi/anj/alAzim/rch/tika/DiskominfoPacitan).

Tambah Lagi 2 Covid-19; Instansi Terkait Harus Kooperatif

Pacitan dalam angka, penambahan 2 kasus baru Covid-19 kembali terjadi malam ini (03/07), fakta tersebut disampaikan Bupati sekaligus Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Pacitan Indartato, di Pendopo Kabupaten.

Bertambahnya 2 pasien baru ini menambah daftar keseluruhan di Pacitan menjadi 29 kasus, dimana 11 kasus dinyatakan sembuh, 1 meninggal dunia, 2 diantaranya menjalani perawatan intensif di rumah sakit dan 14 yang lain menjalani karantina di wisma Atlet.

Dua pasien tersebut kata Indartato masing-masing berasal dari desa Tanjungpuro, Ngadirojo dan Desa Kembang, Pacitan. Pasien dari Tanjungpuro merupakan transmisi dari cluster lokal Sudimoro sekaligus istri pasien berkode 19 yang telah meninggal. “Yang dari Desa Kembang saat ini berada di salah satu rumah sakit di madiun,” kata Indartato.

Kian meningkatnya jumlah kasus di transmisi lokal saat ini membuat satgas melakukan berbagai langkah penting, beberapa hari lalu Bupati kedapatan melobi kepada instansi yang bersangkutan, guna mendukung penanganan penyebaran virus.

Menyikapi hal tersebut, Jubir Covid-19 Pacitan Rachmad Dwiyanto usai Rilis menyampaikan bahwa analisa tracing nantinya akan menentukan langkah yang bakal diambil oleh satgas. Oleh sebab itu Jubir berpandangan pihak instansi sebagai inang harus kooperatif terhadap kondisi tersebut. “Berharap ada dukungan dari yang bersangkutan. Apalagi anggaran kita juga terbatas,” ucap Dia.

Hingga saat ini, uji Rapid telah dilakukan sebanyak 3440 kali, 90 diantaranya menunjukkan positif atau 2,26 persen. Sedang untuk uji Swab dilakukan sebanyak 558 kali, 74 diantaranya dinyatakan positif atau 13 persen. (budi/anj/alazim/rch/tika/DiskominfoPacitan)