Berita terbaru

BUMDes Mestinya Jadi Solusi Kemakmuran Desa

Ada banyak potensi yang dikemukakan Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji (Mas Aji) soal pemaksimalan BUMDes di masing-masing desa di Kabupaten Pacitan.

Mengingat BUMDes adalah wadah legal yang diakui dan dapat melakukan kerjasama dengan pihak manapun dalam membangun usaha desa. Sehingga ini harusnya melahirkan berbagai ruang usaha yang positif bagi desa.

Bupati lantas mencontohkan bagaimana sembako dapat menjadi celah bisnis yang menguntungkan, dengan harga yang tentu bersaing bersama dengan kualitas yang lebih baik.

Akhir-akhir ini saya membangun komunikasi dengan Dinas Pertanian, Dinas Perdagangan dan Tenaga Kerja  serta PMD, apakah BUMDes bisa menjadi penyedia bagi petani,” ujar Mas Aji (27/02/2024) kepada Kepala Desa Dan Direktur BUMDes se Kabupaten Pacitan di Pendopo Kabupaten dalam Focus Group Discussion oleh Dinas PMD.

Kemudian BUMDes menjadi solusi bagi petani yang membutuhkan pupuk, diwaktu dan kebutuhan yang tepat. Mas Aji mengaku terus membangun komunikasi terhadap hal itu.

BUMDes mempunyai ruang yang luas, sehingga soal administrasi desa dan pajak kendaraan mungkin menjadi celah lain yang patut dipertimbangkan. Bupati menegaskan bahwa masyarakat adalah pasar bagi BUMDes. “Harus menjadi solusi berbagai permasalahan yang ada di tengah-tengah masyarakat,” tegas Bupati.

Terakhir ia kembali menegaskan bahwa BUMDes mempunyai peran penting bagi program kepala desa. Jika berhasil maka BUMdes secara sadar juga menyukseskan program Bupati. (PemkabPacitan).

 

Hari Jadi 279; Bermunajat Pacitan Mrabu Rahayu 

Bagaimanapun catatan sejarah yang diamini bersama, sejarah Pacitan yang disepakati, hari ini telah masuk pada usianya yang Ke-279 tahun.

Hampir memasuki 3 abad lamanya, sebuah usia yang tidak lagi muda, menjadi pilar-pilar prinsip yang selalu belajar untuk menjadi pelayan masyarakat Kabupaten Pacitan.

Terus belajar dari proses tersebut, Pacitan menjelma dengan karakternya yang mandiri, santun dan bersahaja dari masa ke masa, lintas pemimpin yang ditasbihkan Ilahi.

Hingga pada kesempatan ini, tampuk kekuasaan yang diemban oleh Indrata Nur Bayuaji (Mas Aji). Terus berkomitmen dalam Nyawiji, berikhtiar menyempatkan rakyat yang sejahtera.

Sedang pada hari jadi tersebut Mas Aji, sapaan akrab Bupati mengatakan bahwa momentum hari jadi tetap sebagai sarana bersyukur dan introspeksi. Melihat secara utuh semua sendi kehidupan di Pacitan, sehingga lahir berbagai perbaikan.

Pada momentum yang dihelat di Pendopo Kabupaten Pacitan itu, pihaknya juga menyampaikan soal sejarah Pacitan yang terus digali. Dimana saat ini proses sudah lebih dari dua tahun, pencarian telah sampai 90 persen pengerjaan.

“Pemerintah sampun ngedapuk tim panelusuran sejarah, engkang dipangarsani deneng Sekretaris Daerah. Kulo ngaturaken agunging panuwun dumateng tim engkang sampun nindakaken jejibahanipun,” kata Mas Aji (19/02/2024). Sekaligus minta restu kepada seluruh masyarakat Pacitan sehingga proses penelusuran tersebut dapat terlaksana dengan baik.

Selain mengapresiasi para pelaku seni Pacitan atas kontribusinya. Bupati juga berterimakasih kepada masyarakat yang telah berhasil melaksanakan Pemilu 14 Februari 2024 dengan aman dan lancar.

Di akhir pidatonya, ia kembali memohon untuk sama-sama berdoa supaya Pacitan semakin sejahtera dan bahagia, “Pacitan Mrabu Rahayu atau Pacitan Wibawa Dan Mulia. (Diskominfo Pacitan).

 

 

Perjuangkan Nasib, PTNA Guru Gelar Audiensi Dengan Bupati

Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji, Rabu (10/01) menerima perwakilan Persatuan Tenaga Non ASN (PTNA) Kabupaten Pacitan. Kedatangan tenaga non ASN dari tenaga guru tersebut tak lain untuk melakukan audiensi terkait kejelasan nasib mereka.

Audiensi berlangsung di ruang rapat bupati diikuti oleh 30 perwakilan PTNA. Turut mendampingi bupati, Sekretaris Daerah Pacitan, Heru Wiwoho, Asisten Pemerintahan dan Kesra, Khemal Pandu Pratikna, Asisten Administrasi Umum, Deni Cahyantoro, Kepala Dinas Pendidikan, Budianto serta Kepala BKPSDM Rudy Haryanto.

Dalam audiensi tersebut PTNA menyampaikan kejelasan nasib guru yang sudah berstatus P3 (nilai memenuhi ambang batas) namun belum lolos karena keterbatasan kuota formasi. Untuk itu mereka meminta agar formasi dibuka sebanyak-banyaknya untuk rekrutmen P3K. Mereka juga berharap agar non ASN yang sudah berstatus “P” mendapat prioritas (dikunci) untuk diselesaikan terlebih dahulu.

“Kami sudah berproses dari P1, P2 ,P3 dan sekarang menjadi P berarti kami yang tersisa, kami memohon dikunci status kami untuk ke depan sehingga kami bisa terselesaikan,” Kata Budi Dwi Pratomo, perwakilan PTNA Kabupaten Pacitan.

Terkait aspirasi tersebut, pemerintah daerah masih menunggu tindak lanjut rumusan dari pemerintah pusat. Sementara sisi lain daerah juga mempertimbangkan banyak hal. Baik kemampuan penganggaran serta regulasi.

“Berapapun sebenarnya saya tidak masalah selama tidak melanggar regulasi dan saya pasti akan memperjuangkan masyarakat Pacitan,” ungkap Mas Aji.

Bupati menegaskan, melihat persoalan ini harus proporsional dan dicarikan solusinya bersama-sama, karena masih banyak yang nasibnya serupa. Namun demikian Mas Aji akan berupaya berjuang sesuai amanah yang diembannya. Dia minta semua optimis, tetap berdoa dan berikhtiar.

Lantik 55 Pejabat Lingkup Pemkab Pacitan Mas Aji : Pacitan Butuh Percepatan Kemajuan

Awal tahun 2024 Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji melantik pejabat lingkup Pemerintah Kabupaten Pacitan di Pendopo Kabupaten. Sebanyak 55 Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama dan Pejabat Administrasi masuk dalam gerbong mutasi.

Beberapa nama seperti Eny Setyowati, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu bergeser bertukar posisi dengan T. Andi Faliandra menjadi Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretaris Daerah Kabupaten Pacitan. Sedang, Erwin Andri Atmoko dilantik kembali sebagai Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Pacitan.

Jabatan lain yang juga mengalami pergeseran adalah Kepala Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Ardyan Wahyudi mendapat amanah baru sebagai Kepala Satuan Polisi Pamong Praja yang kosong karena purna tugas. Sedangkan posisinya digantikan Luthfi Azza Azizah yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Bidang Pertanahan Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan.

Usai acara pelantikan Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji mengatakan, pelantikan pejabat ini sudah menyesuaikan kebutuhan organisasi perangkat daerah. Harapannya, percepatan kemajuan kesejahteraan dan kebahagiaan Pacitan dapat segera terwujud. Kepada pejabat terlantik Mas Aji minta untuk segera beradaptasi untuk tugas dan tanggung jawabnya.

“Segera adaptasi dengan lingkungan baru sebaik-baiknya sehingga tanggung jawab dan tugas bisa dilaksanakan sebaik-baiknya karena masyarakat Pacitan membutuhkan pelayanan yang prima,” kata Mas Aji.

@pemkabpacitan

Milad 2 Abad Attarmasie; Mengakar, Mekar Dan Menyebar

Dua ratus tahun lalu atau 1820 Masehi/ 1235 Hijriah, seorang santri Abdul Mannan Dipomenggolo dengan ketulusan menimba ilmu Islam, menjadi santri kinasih Kyai Hasan Besari Tegalsari, Ponorogo, belajar keilmuan Islam yang kuat dengan corak budaya Jawa.

Usai rampung dengan nyantrinya Tegalsari, lantas sesuai dengan rilis dari Pondok Tremas Abdul Mannan Dipomenggolo atau akrab dipanggil Mbah Mannan juga tercatat sebagai salah satu alumni pertama di Al Azhar Mesir pada 1850.

Hal inilah yang menyebabkan khasanah keilmuan Jawa berpusat, Kyai Haji Abdul Mannan Dipomenggolo mampu mengemban lentera keilmuan yang kini diwariskan kepada keturunan Pondok Tremas kepada Pacitan dan Indonesia hingga dua abad dan melewati enam generasi.

Dalam perjalannya, tidak ada satu prestasi berupa simbol atau piala yang lebih bisa dibanggakan, kecuali lahirnya tokoh-tokoh besar penerus Tremas dan santrinya yang tak terhitung jumlahnya. Menjadi ulama-ulama di berbagai wilayah Nusantara.

Kendati demikian, memasuki abad ketiga kejayaan Attarmasie (Pondok Tremas), kesadaran akan tantangan untuk terus melahirkan tokoh-tokoh besar untuk Islam dan Indonesia harus terus dilanjutkan. Sehingga peringatan Dua Abad Pondok Tremas nampak berbagai rangkaian kegiatan yang sarat akan nilai, ilmu doa dan dzikir. Termasuk Festival Media Pondok Jatim, Halaqah Fiqih Peradaban, Memecahkan Rekor Muri Shalawat Badar, Madang Geden atau Makan Bersama.

Acara lain termasuk Haul Akbar dan Launching Kitab (Miftahul Hannan Fii Thoriqoh Wal Haqiqah), Pertemuan Forum Wali Santri, Silaturahmi Keakraban, Malam Puncak Acara (28/12/2023) dan Kuliah Umum Santri Dan Mahasantri.

  1. Salah satu pengasuh Pondok Tremas Pacitan KH. Lukman Harist Dimyathi berharap mendekati pesta demokrasi, Indonesia mendapatkan pemimpin terbaik. “Indonesia yang sebentar lagi pemilu, semoga Allah Meridhoi dan memilih calon pemimpin kita,” kata Gus Lukman, kemarin (22/12/2023) yang juga turut mendoakan yang terbaik untuk Bangsa Palestina.

Momentum peringatan tersebut lanjut Gus Lukman, juga sebagai wadah umat Islam dalam menghadapi masa depan.

Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji (Mas Aji) yang berkesempatan hadir di salah satu rangkaian mengucap rasa syukur dan terima kasihnya, karena secara langsung dan tidak langsung berkontribusi terhadap Pacitan dan dan Indonesia, baik dari segi keilmuan dan yang lain.

“Terimakasih atas segala kiprahnya, semoga di abad ketiga Tremas semakin mengakar, mekar dan menyebar,” kata Bupati.

Sedang untuk pengamanan rangkaian Milad tentu melibatkan berbagai jajaran, selain TNI/Polri, Banser tentu berada di garis depan sejumlah 180 personil dan 40 personel Banser Husada dari Ponorogo, Madiun dan Magetan.

“Ada puluhan ribu peserta acara, dari santri, Mahasantri, Wali Santri dan undangan, tentu kami harus siaga penuh,” ujar Amrudin, Kepala Badan Siber Ansor Pacitan.

Bahkan pengamanan tersebut akan berlangsung hingga usai acara, komitmen besar Banser dalam berbagai momentum utamanya Milad dua abad Tremas selain sudah menjadi kewajibannya, adalah semata untuk bentuk mahabbah kepada ulama dan Agama Islam.

Suksesnya acara tersebut ada Ansor Pacitan yang turut hadir menjadi Petugas Madang Geden Kompi-I, Ketua PC GP Ansor Pacitan yang akhirnya mampu memecahkan Rekor Muri.

“Ada 60 Kader Ansor yang bertugas dalam acara Madang Geden, mereka bertugas menyajikan menu 2151 tampah sajian tiwul. Mereka juga bertugas untuk memastikan posisi sampai semua undangan mendapatkan hidangan,” pungkas Amrudin. (PemkabPacitan).