Berita terbaru

Gandeng Jenis Pupuk Ramah Lingkungan; Hasil Panen Meningkat Bakal Terus Meningkat

Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji (Mas Aji) bersama dengan petani di Desa Pelem, Kecamatan Pringkuku menggelar panen raya padi. Hari ini Minggu (12/03/23).

Panen kali ini merupakan hasil program pendampingan dari salah satu perusahaan penyedia pupuk ramah lingkungan, yakni PT. Indo Bumi Lavanaa.

“Intinya program ini adalah sama-sama menguntungkan. Kalau memang baik kenapa tidak kita sosialisasikan bersama,” kata Mas Aji.

Seperti diketahui PT. Indo Bumi Lavanaa (IBL) merupakan perusahaan eksportir pupuk yang menjalin kemitraan dengan petani.

Pupuk yang digunakan merupakan pupuk organik dari olahan kotoran kelelawar, terbukti ramah terhadap lingkungan.

Untuk melaksanakan program tersebut PT. IBL menggandeng Badan Usaha Milik Desa (Bumdes). Tidak hanya penyedia pupuk perusahaan juga menampung dan memasarkan hasil produksi petani.

Komitmen Bupati tersebut bisa dipastikan hasil panen padi di tahun yang akan datang bakal meningkat, sedang lingkungan tidak akan mengalami kerusakan.

 

UPDATE LAPORAN KEGIATAN PENANGANAN LEPTOSPIROSIS DI MASING-MASING WILAYAH KABUPATEN PACITAN

  1. PUSKESMAS ARJOSARI

 

2. PUSKESMAS BENDO

3. PUSKESMAS DONOROJO

4. PUSKESMAS GEMAHARJO

5. PUSKESMAS GONDOSARI

6. PUSKESMAS KEBONAGUNG

7. PUSKESMAS KETROWONOJOYO

8. PUSKESMAS NAWANGAN

9. PUSKESMAS NGADIROJO

10. PUSKESMAS PACITAN

11. PUSKESMAS SUDIMORO

12. PUSKESMAS PAKISBARU

13. PUSKESMAS CANDI

14. PUSKESMAS PUNUNG

15. PUSKESMAS KALAK

16. PUSKESMAS TANJUNGSARI

17. PUSKESMAS TULAKAN

18. PUSKESMAS SUKOREJO

19. PUSKESMAS WONOKARTO

20. PUSKESMAS TEGALOMBO

 

GERAK BERSAMA KURANGI SUMBER PENYAKIT

Menyikapi maraknya Leptospirosis di Pacitan, Bupati bersama Dinas terkait terus mengupayakan menekan angka penderita.

Bakteri Leptospira yang berada dalam urin tikus tersebut saat ini banyak mengancam masyarakat dengan aktivitas di sawah. Perihal tersebut sore ini (09/03) bantuan dari Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) Jawa Timur  berupa ratusan Trap (alat penangkap tikus) didistribusikan ke Kecamatan Nawangan.

Selanjutnya pemetaan lokasi Trap yang strategis secara bersama sama akan dilakukan oleh semua unsur, baik Tim Puskesmas, Perangkat Desa, UPT Kecamatan Nawangan, Forkopimcam serta kader. Dengan harapan tikus dapat berkurang yang berdampak pada penurunan angka penderita.

Seperti diketahui, penyakit tersebut tidak ditularkan melalui manusia, namun harus diwaspadai dikarenakan petani biasanya enggan memakai alas kaki memadai seperti sepatu boot saat di sawah. Bahkan kebanyakan mereka lebih memilih telanjang kaki. Sehingga urin tikus langsung bersentuhan dengan kulit kaki. Resiko terinveksi akan terjadi bila kulit kita terluka. (PemkabPacitan).

Harus Coba! Taklukan Ikan di Telaga Musiman di Sukodono

Telaga Miri, Desa Sukodono, sebuah lahan yang awalnya digunakan oleh petani untuk lahan pertanian. Saat musim hujan tiba, lahan warga menjadi sebuah Telaga yang indah.

Dikarenakan debit air yang memenuhi tempat tersebut, bahkan dapat memunculkan sumber mata air baru. Tak kurang akal, pemdes setempat memanfaatkan Telaga Miri untuk dijadikan sarana pemancingan para warga sekitar maupun luar daerah.

Telaga Miri memiliki lokasi yang luas dengan suasana asri, tempatnya yang strategis membuat para pemancing dari berbagai wilayah sering mencoba sensasi memancing di Telaga Miri, banyaknya ikan membuat telaga musiman ini menjadi daya tarik sendiri para pehobi mancing.

“Telaga Miri ini tempatnya cukup bagus, disini ikannya juga banyak seperti Mujair, Nila, Wader dan Gurame. Kadang, pada saat hari Minggu para pemancing seperti reuni,” ucap Tugino, masyarakat setempat, (06/03/23).

Sementara memancing di Telaga Miri ini tidak dipungut biaya dan bebas untuk siapa saja, lokasi yang dekat dengan Jalan Raya membuat akses ke Telaga ini sangat mudah ditempuh dengan kendaraan roda dua maupun roda empat.

Seperti di Telaga Miri, adalah potensi tersendiri bagi Pemdes dan Pemerintah Pacitan, maka tak ayal jika pihak desa harus segera merespon destinasi tersebut.

Mengingat Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji (Mas Aji) saat menerima Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno pada (12/03/22) pernah menyinggung segala potensi wisata harus dikembangkan dan diperhatikan. (PemkabPacitan).

Memanah, Pacitan Potential Lost Generation; Butuh Koordinasi Dan Event Berskala Nasional 

PERPANI atau Persatuan Panahan Indonesia Kabupaten Pacitan dinilai berhasil menggelar perhelatan Pacitan Mamanah IV (04-05/03) dalam rangka Hari Jadi kabupaten Pacitan. Melalui 2 Divisi, yakni Paralon Bow oleh SD dan SMP sebanyak 87 peserta. Sedang tingkat Bakorwil, Standar Nasional diikuti peserta sebanyak 110 atlet.

Kesuksesan tersebut dinilai dari animo peserta khususnya dari luar kota yakni dari Madiun, Ponorogo, Trenggalek maupun dari Tulungagung. Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji (Mas Aji) yang hadir dalam event tersebut menilai kegiatan yang lebih besar berskala Nasional baik untuk menjadi pemikiran bersama dihelat sekali dalam setahun. “Selain sebagai sarana mencari bibit baru juga sebagai ajang peningkatan kunjungan wisata,” kata Bupati.

 

Meski Muhammad Ali Mustofa sebagai Ketua PERPANI Kabupaten Pacitan mengaku evaluasi panitia Pacitan Memanah IV, Kabupaten Pacitan tahun-tahun yang akan datang berpotensi mengalami Lost Generation.

 

Pasalnya pada momentum tersebut peserta dari sekolah dasar dan menengah dari sekolah negeri hanya diikuti oleh 2 peserta saja. Sedang Ali mengaku telah mengirim surat resmi untuk terjun langsung di ajang tersebut.

 

Tidak bisa dibayangkan jika hal tersebut dibiarkan, maka pada tahun-tahun mendatang, Kabupaten Pacitan tidak dapat kembali berkiprah di berbagai ajang sekelas Provinsi maupun Nasional. Oleh sebabnya PERPANI Pacitan mendorong dinas terkait untuk mengatasi kondisi tersebut, membuat event yang lebih besar maupun melakukan pengenalan ke sekolah-sekolah khususnya di kota yang aksesnya mudah dijangkau.

 

Sedang soal lain adalah sarana prasarana yang mesti banyak mendapat perhatian, seperti lapangan dan peralatan pendukung. Bersyukur sementara ini sumber daya pelatih dan wasit cukup mampu mendukung Panahan di Pacitan melenggang di Kancah nasional dan global.

 

“Kami berharap Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan merespon situasi yang ada, sehingga mereka mengirim para calon atlet dan nanti kami dampingi,” kata Ali.

 

Dwi Agus Setiono mantan atlet Panahan Pacitan yang kini telah menjadi pelatih mengaku bersyukur, lantaran kemarin atletnya yang bernama Muhammad Zaki Billah mendapat piala dalam momentum itu.

 

Walaupun dirinya juga mengaku miris lantaran animo yang rendah dari sekolah-sekolah negeri. Demikian dirinya bersama PERPANI Pacitan berhadap hobi yang tidak murah ini didukung pemerintah dan masyarakat, sehingga koordinasi, pembinaan maupun event harus berjalan beriringan, selain disamping untuk mengukur kemampuan antar atlet juga mengenalkan kepada masyarakat terhadap panahan. (PemkabPacitan).