Satu tahun sejak dilakukan intervensi, angka stunting Kabupaten Pacitan mulai menunjukkan penurunan. Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 mencatat prevalensi stunting di Kabupaten Pacitan sebesar 22,7% dan tahun 2022 terdapat penurunan prevalensi stunting menjadi 20,6%.
“Apresiasi saya sampaikan kepada 10 kepala desa lokasi fokus atas segala upaya yang telah dilakukan dalam upaya percepatan penurunan stunting. Terima kasih juga kepada semua pihak yang turut berkontribusi,” ujar Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji (Mas Aji) saat acara Rembuk Stunting Dan Koordinasi TPPS Dalam Rangka Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Pacitan di Pendopo Mas Tumenggung Djogokarjo, Selasa (21/03/2023).
Penurunan prosentase stunting di Kabupaten Pacitan menurutnya membawa angin segar untuk terus mengupayakan penanganan stunting secara komprehensif. Guna perencanaan percepatan penurunan stunting tahun 2024, Pemerintah Kabupaten Pacitan akan menetapkan lokasi fokus lanjutan sebagai bentuk keseriusan dan mendorong komitmen dari pemerintah desa dan para pihak untuk bersama-sama mewujudkan penanggulangan dan penurunan stunting terintegrasi dengan memanfaatkan segala potensi yang ada di desa.
“Upaya dalam mencegah dan menurunkan stunting ini tidak sulit selama koordinasi, komunikasi dan kerjasama dari semua pihak dapat terjalin dengan baik,” lanjut Mas Aji.
Dalam kesempatan itu pula ditandatangani komitmen percepatan penurunan stunting di Kabupaten Pacitan tahun 2024, sebagai wujud komitmen bersama antar semua pihak. Rembuk Stunting diikuti oleh unsur TPPS kabupaten, organisasi wanita, kepala desa lokus, calon desa lokus, jepala puskesmas serta penyuluh KB. (Pemkabpacitan)
WhatsApp chat