Berita terbaru

Ciptakan Model Pendidikan Berkualitas Dalam Pertunjukan Geguritan

Kebudayaan dan seni menjadi bagian penting di bangku sekolah, untuk  pendidikan generasi muda di Kabupaten Pacitan yang berkualitas, termasuk pada kesenian Geguritan. Selalu digelar dan menjadi rangkaian Hari Jadi Pacitan (Hajatan).

Diikuti oleh 24 peserta dari seluruh Kecamatan di Kabupaten Pacitan, para guru paud dan sederajat tersebut diatas panggung berusaha keras menampilkan performa terbaiknya. Dengan durasi yang ditentukan berbagai pesan disampaikan, tentang norma berkehidupan, dan sebagainya.

Geguritan kali ini kembali dilaksanakan di Pendopo Kabupaten Pacitan, Hari ini (20/02/2020), orang nomor satu di Pacitan, Indartato berkesempatan membuka acara tersebut, didampingi istri, Wakilnya Yudi Sumbogo dan jajaran Pemkab Pacitan.

Saat sambutannya Pak In, Sapaan Bupati Indartato meminta, setiap fragmen yang disajikan peserta agar dipahami maknanya dengan mendalam. “Mari kita gagas, supaya hidup kita lebih baik,” minta Pak In.

Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan (Dikbud) Pacitan berkomitmen nguri-uri kebudayaan jawa yang dimiliki. Berharap dengan Geguritan para guru dapat menciptakan satu model pembelajaran yang dapat diterapkan pada peserta didik. “Alhamdulilah animo peserta meningkat sekali setiap tahun,” kata Ririh Enggar Murwati, Kabid Paud Dan Dikmas Dindik Pacitan.

Selain itu Dindik juga telah menyiapkan strategi, sebagai inovasi kegiatan Geguritan supaya dapat menjadi sebuah tontonan yang asyik bagi masyarakat luas di Kabupaten Pacitan. “Sudah kami bicarakan, tunggu saja,” pungkas Enggar. (budi/mg/riyanto/wira/DikominfoPacitan).

Hari Jadi Ke-275 Pacitan, Pak In: Semoga Adem, Ayem, Tentrem

ADEM, AYEM, TENTREM: Bupati Pacitan didampingi Ny Luki Indartato menyampaikan tanggap wacana (sambutan) pada puncak prosesi Hari Jadi (Foto: Budy/Diskominfo)

Pacitan – Peringatan 275 tahun usia Kabupaten Pacitan, Rabu (19/2/2020) pagi berlangsung meriah. Perayaan diwarnai prosesi kirab budaya. Iring-ringan kirab berangkat dari dua lokasi berbeda. Yakni Desa Nanggungan dan Desa Sukoharjo. Keduanya merupakan cikal bakal berdirinya kota berjuluk ‘Paradise of Java’.

Rombongan pertama dari Desa Nanggungan membawa rucuh pace (mengkudu). Dari nama buah tersebut, konon nama Pacitan berasal. Sedangkan rombongan kedua membawa tirta wening. Air suci tersebut diambil dari sebuah sumur di petilasan Notopuro, Desa Sukoharjo.

Kedua rombongan bertemu di perempatan Penceng. Dari pusat kota tersebut, konvoi lantas berjalan kaki menuju pendopo kabupaten, Jl JA Suprapto. Sebelumnya kirab melintasi Jl Ahmad Yani dan Jl Imam Bonjol. Sepanjang rute yang dilalui, ribuan warga tampak memadati ruas-ruas jalan tersebut.

“Ini kali pertama saya ikut kegiatan prosesi Hari Jadi. Pasti bangga lah bisa menjadi bagian dari peringatan hari ulang tahun tanah kelahiran saya sendiri,” ujar Tetra Primadi (17), peserta kirab dari SMAN 1 kepada pacitankab.

Hingga menjelang pintu masuk pendopo kabupaten, Jl JA Suprapto, sisi kanan kiri jalan masih dipadati penonton. Sejumlah petugas, baik TNI/Polri maupun Satpol PP tampak mengatur warga yang berusaha merangsek masuk ke badan jalan beraspal. Sebagian warga yang sudah menunggu sejak pagi tampak berswafoto dengan latar belakang kirab.

Setibanya di halaman pendopo, prosesi dilanjutkan dengan tradisi Wijikan dan Ngunjuk Rucuh Pace. Upacara Wijikan ditandai ritual membasuh tangan dengan air suci oleh Bupati Indartato dan istri. Petugas pembawa air suci adalah Kepala Desa Sukoharjo.

Adapun prosesi Ngunjuk Rucuh Pace ditandai aktivitas minum air buah mengkudu. Bupati bersama Ny Luki Indartato mencicipi air dari perasan buah yang diyakini bermanfaat baik bagi kesehatan. Upacara itu sendiri terinspirasi kisah Pangeran Mangkubumi saat berada di tengah hutan. Kala itu dirinya kelelahan. Tenaganya baru pulih setelah minum rucuh pace pemberian Setroketipo.

SAKRAL: Iring-iringan kirab menuju Pendopo Kabupaten. Ribuan warga di kanan kiri rute antusias menyaksikan konvoi tersebut. (Foto: Budy/Diskominfo)

Bupati Indartato mengatakan, peringatan hari Jadi tahun ini memiliki makna ganda. Makna pertama adalah rasa syukur atas semua berkah yang diberikan Sang Pencipta. Di sisi lain, Hari Jadi juga harus menjadi ajang mawas diri. Dengan begitu akan selalu terpupuk semangat membangun Pacitan lebih maju dan sejahtera.

“Oleh karena itu mari kita berkaca pada diri kita masing-masing sebagai wujud introspeksi supaya Pacitan ke depan makin sejahtera serta adem, ayem, dan tentrem,” pesan Pak In depan hadirin yang memadati kawasan pendopo. (PS/PS/Suara Pacitan/Diskominfo)

Sempurnakan Hajatan 275; Baznas Gelar Doa Bersama Dan Tasarufkan Dana

Sebanyak 480 orang di Kecamatan Pacitan hari ini (17/02/2020) berkumpul di Pendopo Kabupaten Pacitan, mereka adalah para guru ngaji di masjid dan mushola, anak-anak yatim piatu yang masih sekolah di sekolah dasar dan menengah serta tukang becak dan keluarga kurang beruntung.

Bersama Bupati Pacitan Indartato dan jajaran melaksanakan istighosah dan doa bersama, menyempurnakan Hari Jadi Kabupaten Pacitan (Hajatan) ke-275 yang dilanjutkan pentasyarufan dana Baznas Pacitan periode Januari 2020.

Pelaksana Harian Baznas, Harminto mengatakan para guru ngaji, anak yatim dan keluarga kurang beruntung tersebut masing-masing mendapat bantuan Rp.200.000, sedang tukang becak mendapat Rp.150.000.

Baznas juga menyerahkan modal dana tanpa bunga kepada pedagang terpilih di pasar Arjowinangun dan Minulyo sebesar Rp.2.500.000 dan bantuan pelaku usaha mikro di desa ketro sebesar Rp.3.500.000. “Hari ini juga kami serahkan dana baznas kepada 3 orang mualaf,” terang Harminto kepada Diskominfo Pacitan.

Kerja keras dan keterbukaan yang dilakukan Baznas Pacitan membuahkan hasil nyata, audit syari’ah yang digelar oleh Kementerian Agama Provinsi Jawa timur pada 7 dan 8 Januari lalu menyatakan pengelola infaq dan zakat para ASN di Pacitan ini profesional dan dapat dipertanggungjawabkan.

Hasil lain menyebutkan bahwa dari tahun ke tahun dana yang diterima Baznas Pacitan selalu mengalami peningkatan yang signifikan. Termasuk pada tahun 2020 ini sesuai RKA target penyerapan infaq dan zakat dinaikkan menjadi Rp. 3,8 milyar, sebelumnya Rp. 3,2 milyar.

Bupati Pacitan Indartato mengapresiasi capaian yang diperoleh Baznas Pacitan, dirinya yakin capaian tersebut akan berbuah pada peningkatan kesejahteraan seluruh lapisan masyarakat. “Saya mengucapkan terima kasih atas keterbukaan Baznas Pacitan. Ternyata benar-benar membawa berkah bagi Kabupaten Pacitan,” kata Bupati. (budi/mg/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Enggan Lupakan; Bupati Istiqomah Ziarah Cikal Bakal Bupati Pacitan

Setiap perhelatan Hari Jadi Pacitan (Hajatan) selalu menyimpan makna pada setiap rangkaian kegiatannya bagi seluruh lapisan masyarakat. Begitu juga untuk para pendahulu, mereka berjasa bagi perjalanan Kabupaten Pacitan yang semakin madani ini.

Mengingat jasa tersebut, Bupati Pacitan Indartato beserta jajaran istiqomah melaksanakan Ziarah Makam Cikal Bakal Bupati Pacitan yang dilaksanakan di Makam Kanjeng Jimat, Setroketipo dan Notopuro. Hari ini, (18/02/2020).

Bupati Pacitan Indartato kelar ziarah menyampaikan, hal tersebut adalah bentuk rasa hormat kepada para pendahulu, sembari memohon kan ampun supaya dan tetap diterima di sisi Alloh. “Kita memohon kepada Allah, juga supaya generasi penerus bisa melanjutkan perjuangan-perjuangan beliau agar Pacitan lebih baik lagi,” kata Bupati.

Penghormatan tersebut juga dilakukan kepada para keluarga dan ahli waris pendahulu tersebut, caranya dengan selalu mengundang dan melibatkan mereka pada setiap kegiatan penting Kabupaten Pacitan. “Minimal setiap kegiatan Hajatan kita undang,” pungkas Bupati. (budi/anjar/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Ini Pengakuan Peserta Pacitan Mountain Bike Fun Enduro

Bagaimana untuk tidak kembali mengikuti Pacitan Mountain Bike Fun Enduro jika panitia selalu menciptakan inovasi yang selalu memanjakan. Begitu juga bagi Hari Sumarsono, warga Solo, Jawa Tengah tersebut kembali datang ke Pacitan bersama rombongan karena rasa penasarannya akan trek yang ditawarkan di ajang ke-3 tersebut.

“Kami kesini 25 orang, dari Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam,” kata Hari sambil menyeting sepeda kesayangannya sebelum start. Hari ini, (16/02/2020).

Lain cerita bagi Aditia Cahyo Anggono, warga Kabupaten Wonogiri ini selalu penasaran dan menunggu-nunggu ajang ke-3 tersebut, selain rute yang pasti menantang adrenalin Aditia yakin sepasang matanya akan dimanjakan hijau pohon yang asri dan tentu bebas polusi. “Untuk panitia gak ada masukan, sangat baik dan profesional” ungkap Dia ditanya kritik untuk penyelenggara.

Memang, gelaran Pacitan Mountain Bike Fun Enduro selalu ditunggu-tunggu pecinta MTB baik di dalam dan diluar kota, terbukti hampir ribuan peserta selalu terlibat dalam acara ini. Berdasar pantauan Diskominfo Pacitan peserta datang dari berbagai kota, mulai Surabaya, Semarang, Yogyakarta dan lain-lain.

Peserta menang banyak mengikuti Pacitan Mountain Bike Fun Enduro ke-3, termasuk Pemerintah Kabupaten Pacitan, selain memasyarakatkan olahraga, acara ini juga menjadi ajang promosi wisata yang ampuh.

Peserta yang mayoritas dari luar kota akan merasa tidak cukup jika hanya menaklukan rute saja. Wajib rasanya setelah lelah mengayuh sepeda lalu menikmati alam dan memanjakan lidah dengan kuliner khas yang ditawarkan. (budi/anj/wawan/pkl/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).