Rangkaian kunjungan Presiden Ri Ke-6 Susilo Bambang
Yudhoyono (SBY) di Kabupaten Pacitan diawali dengan mengibarkan bendera start
jalan sehat dalam rangka (Hajatan) ke-275, Pagi ini (21/02/2020). Kunjungan
tersebut merupakan kali pertama pasca wafatnya sang istri Kristiani Herrawati
atau akrab dipanggil Ani Yudhoyono.
SBY didampingi putra keduanya Edhie Baskoro Yudhoyono (EBY)
dan rombongan kemarin (20/02), ia disambut langsung Bupati Pacitan Indartato
beserta jajaran. Rencananya SBY akan berada di kampung halaman hingga pekan
depan (24/02/2020).
Berbagai kegiatan penting akan dilakukan SBY di Pacitan,
utamanya Groundbreaking Museum Dan Galeri Seni SBY-Ani. Berlokasi di Jalan
Lintas Selatan (JLS) Kelurahan Ploso, Pacitan, diatas tanah 1,5 hektar.
Sesuai jadwal resminya putra terbaik Pacitan tersebut juga
akan membuka penyisihan Invitasi Bola Voli Pacitan, SBY Cup 2020, yang akan
digelar di Gelanggang Olah Raga (GOR) Pacitan pukul 14:00 WIB nanti.
Agenda penutup, dikabarkan SBY juga akan melakukan pertemuan
dengan para tokoh masyarakat dan tim voli pada Minggu malam (23/02/2020).
Kegiatan tersebut akan dilaksanakan di Gedung Gasibu Swadaya Pacitan.
(tim/DiskominfoPacitan).
Kebudayaan dan seni menjadi bagian penting di bangku
sekolah, untuk pendidikan generasi muda
di Kabupaten Pacitan yang berkualitas, termasuk pada kesenian Geguritan. Selalu
digelar dan menjadi rangkaian Hari Jadi Pacitan (Hajatan).
Diikuti oleh 24 peserta dari seluruh Kecamatan di Kabupaten
Pacitan, para guru paud dan sederajat tersebut diatas panggung berusaha keras
menampilkan performa terbaiknya. Dengan durasi yang ditentukan berbagai pesan
disampaikan, tentang norma berkehidupan, dan sebagainya.
Geguritan kali ini kembali dilaksanakan di Pendopo Kabupaten
Pacitan, Hari ini (20/02/2020), orang nomor satu di Pacitan, Indartato
berkesempatan membuka acara tersebut, didampingi istri, Wakilnya Yudi Sumbogo
dan jajaran Pemkab Pacitan.
Saat sambutannya Pak In, Sapaan Bupati Indartato meminta,
setiap fragmen yang disajikan peserta agar dipahami maknanya dengan mendalam.
“Mari kita gagas, supaya hidup kita lebih baik,” minta Pak In.
Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan (Dikbud) Pacitan berkomitmen
nguri-uri kebudayaan jawa yang dimiliki. Berharap dengan Geguritan para guru
dapat menciptakan satu model pembelajaran yang dapat diterapkan pada peserta
didik. “Alhamdulilah animo peserta meningkat sekali setiap tahun,” kata Ririh
Enggar Murwati, Kabid Paud Dan Dikmas Dindik Pacitan.
Selain itu Dindik juga telah menyiapkan strategi, sebagai
inovasi kegiatan Geguritan supaya dapat menjadi sebuah tontonan yang asyik bagi
masyarakat luas di Kabupaten Pacitan. “Sudah kami bicarakan, tunggu saja,”
pungkas Enggar. (budi/mg/riyanto/wira/DikominfoPacitan).
ADEM, AYEM, TENTREM: Bupati Pacitan didampingi Ny Luki Indartato menyampaikan tanggap wacana (sambutan) pada puncak prosesi Hari Jadi (Foto: Budy/Diskominfo)
Pacitan – Peringatan 275 tahun usia Kabupaten Pacitan, Rabu (19/2/2020) pagi berlangsung meriah. Perayaan diwarnai prosesi kirab budaya. Iring-ringan kirab berangkat dari dua lokasi berbeda. Yakni Desa Nanggungan dan Desa Sukoharjo. Keduanya merupakan cikal bakal berdirinya kota berjuluk ‘Paradise of Java’.
Rombongan pertama dari Desa Nanggungan membawa rucuh pace (mengkudu). Dari nama buah tersebut, konon nama Pacitan berasal. Sedangkan rombongan kedua membawa tirta wening. Air suci tersebut diambil dari sebuah sumur di petilasan Notopuro, Desa Sukoharjo.
Kedua rombongan bertemu di perempatan Penceng. Dari pusat kota tersebut, konvoi lantas berjalan kaki menuju pendopo kabupaten, Jl JA Suprapto. Sebelumnya kirab melintasi Jl Ahmad Yani dan Jl Imam Bonjol. Sepanjang rute yang dilalui, ribuan warga tampak memadati ruas-ruas jalan tersebut.
“Ini kali pertama saya ikut kegiatan prosesi Hari Jadi. Pasti bangga lah bisa menjadi bagian dari peringatan hari ulang tahun tanah kelahiran saya sendiri,” ujar Tetra Primadi (17), peserta kirab dari SMAN 1 kepada pacitankab.
Hingga menjelang pintu masuk pendopo kabupaten, Jl JA Suprapto, sisi kanan kiri jalan masih dipadati penonton. Sejumlah petugas, baik TNI/Polri maupun Satpol PP tampak mengatur warga yang berusaha merangsek masuk ke badan jalan beraspal. Sebagian warga yang sudah menunggu sejak pagi tampak berswafoto dengan latar belakang kirab.
Setibanya di halaman pendopo, prosesi dilanjutkan dengan tradisi Wijikan dan Ngunjuk Rucuh Pace. Upacara Wijikan ditandai ritual membasuh tangan dengan air suci oleh Bupati Indartato dan istri. Petugas pembawa air suci adalah Kepala Desa Sukoharjo.
Adapun prosesi Ngunjuk Rucuh Pace ditandai aktivitas minum air buah mengkudu. Bupati bersama Ny Luki Indartato mencicipi air dari perasan buah yang diyakini bermanfaat baik bagi kesehatan. Upacara itu sendiri terinspirasi kisah Pangeran Mangkubumi saat berada di tengah hutan. Kala itu dirinya kelelahan. Tenaganya baru pulih setelah minum rucuh pace pemberian Setroketipo.
SAKRAL: Iring-iringan kirab menuju Pendopo Kabupaten. Ribuan warga di kanan kiri rute antusias menyaksikan konvoi tersebut. (Foto: Budy/Diskominfo)
Bupati Indartato mengatakan, peringatan hari Jadi tahun ini memiliki makna ganda. Makna pertama adalah rasa syukur atas semua berkah yang diberikan Sang Pencipta. Di sisi lain, Hari Jadi juga harus menjadi ajang mawas diri. Dengan begitu akan selalu terpupuk semangat membangun Pacitan lebih maju dan sejahtera.
“Oleh karena itu mari kita berkaca pada diri kita masing-masing sebagai wujud introspeksi supaya Pacitan ke depan makin sejahtera serta adem, ayem, dan tentrem,” pesan Pak In depan hadirin yang memadati kawasan pendopo. (PS/PS/Suara Pacitan/Diskominfo)
Sebanyak 480 orang di Kecamatan Pacitan hari ini
(17/02/2020) berkumpul di Pendopo Kabupaten Pacitan, mereka adalah para guru
ngaji di masjid dan mushola, anak-anak yatim piatu yang masih sekolah di
sekolah dasar dan menengah serta tukang becak dan keluarga kurang beruntung.
Bersama Bupati Pacitan Indartato dan jajaran melaksanakan
istighosah dan doa bersama, menyempurnakan Hari Jadi Kabupaten Pacitan
(Hajatan) ke-275 yang dilanjutkan pentasyarufan dana Baznas Pacitan periode
Januari 2020.
Pelaksana Harian Baznas, Harminto mengatakan para guru
ngaji, anak yatim dan keluarga kurang beruntung tersebut masing-masing mendapat
bantuan Rp.200.000, sedang tukang becak mendapat Rp.150.000.
Baznas juga menyerahkan modal dana tanpa bunga kepada
pedagang terpilih di pasar Arjowinangun dan Minulyo sebesar Rp.2.500.000 dan
bantuan pelaku usaha mikro di desa ketro sebesar Rp.3.500.000. “Hari ini juga
kami serahkan dana baznas kepada 3 orang mualaf,” terang Harminto kepada
Diskominfo Pacitan.
Kerja keras dan keterbukaan yang dilakukan Baznas Pacitan
membuahkan hasil nyata, audit syari’ah yang digelar oleh Kementerian Agama
Provinsi Jawa timur pada 7 dan 8 Januari lalu menyatakan pengelola infaq dan
zakat para ASN di Pacitan ini profesional dan dapat dipertanggungjawabkan.
Hasil lain menyebutkan bahwa dari tahun ke tahun dana yang
diterima Baznas Pacitan selalu mengalami peningkatan yang signifikan. Termasuk
pada tahun 2020 ini sesuai RKA target penyerapan infaq dan zakat dinaikkan
menjadi Rp. 3,8 milyar, sebelumnya Rp. 3,2 milyar.
Bupati Pacitan Indartato mengapresiasi capaian yang
diperoleh Baznas Pacitan, dirinya yakin capaian tersebut akan berbuah pada
peningkatan kesejahteraan seluruh lapisan masyarakat. “Saya mengucapkan terima
kasih atas keterbukaan Baznas Pacitan. Ternyata benar-benar membawa berkah bagi
Kabupaten Pacitan,” kata Bupati. (budi/mg/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).
Setiap perhelatan Hari Jadi Pacitan (Hajatan) selalu
menyimpan makna pada setiap rangkaian kegiatannya bagi seluruh lapisan
masyarakat. Begitu juga untuk para pendahulu, mereka berjasa bagi perjalanan
Kabupaten Pacitan yang semakin madani ini.
Mengingat jasa tersebut, Bupati Pacitan Indartato beserta
jajaran istiqomah melaksanakan Ziarah Makam Cikal Bakal Bupati Pacitan yang
dilaksanakan di Makam Kanjeng Jimat, Setroketipo dan Notopuro. Hari ini,
(18/02/2020).
Bupati Pacitan Indartato kelar ziarah menyampaikan, hal
tersebut adalah bentuk rasa hormat kepada para pendahulu, sembari memohon kan
ampun supaya dan tetap diterima di sisi Alloh. “Kita memohon kepada Allah, juga
supaya generasi penerus bisa melanjutkan perjuangan-perjuangan beliau agar
Pacitan lebih baik lagi,” kata Bupati.
Penghormatan tersebut juga dilakukan kepada para keluarga
dan ahli waris pendahulu tersebut, caranya dengan selalu mengundang dan
melibatkan mereka pada setiap kegiatan penting Kabupaten Pacitan. “Minimal setiap
kegiatan Hajatan kita undang,” pungkas Bupati.
(budi/anjar/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).