Berita terbaru

Saatnya Kompak Hadapi Demam Berdarah

Sepertinya urusan kebersihan rumah dan lingkungan ogah dikesampingkan, apalagi di bulan Januari dan Februari dengan musim seperti ini, Aedes Aegypti si pembawa Dengue merajalela.

Jika dibiarkan keadaan dapat berubah menjadi runyam, ditandai naiknya status Kejadian Luar Biasa (KLB) seperti pada 2015 silam yang berisiko mengancam korban jiwa.

Jangan biarkan air menggenang dimanapun, itu bisa menjadi media nyamuk berkembangbiak, dimulai dari telur dan tak lama menjadi jentik. Sementara di baju yang menggantung, vas bunga atau dibalik pigura juga harus diperhatikan, karena tempat tersebut persembunyian yang nyaman para indukan.

Sekali lagi tak ada cara paling ampuh kecuali bahu membahu melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui Menguras, Menutup dan Mengubur (3M) untuk menghadapi siklus tahunan Demam Berdarah Dengue (DBD) ini.

Seperti yang dilakukan masyarakat Temon, Ploso, Pacitan sore ini (27/02/2020). “Kita juga akan melakukan PSN di sekolah-sekolah,” kata Bupati Pacitan Indartato yang berkesempatan hadir di acara itu.

Sebagaimana rilis akun resmi Pemkab Pacitan bersama Dr. Eko Budiono, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Pacitan bahwa Fogging bukan cara terbaik membasmi nyamuk demam berdarah. Karena hanya akan membuat nyamuk menjadi resisten (Kebal), bahkan pada obat nyamuk sekalipun.

Keadaan tersebut harus dimengerti dan dipahami  seluruh komponen Masyarakat Kabupaten Pacitan sebelum keadaan berubah. Hanya karena kebersihan rumah dan lingkungan yang acap kali dikesampingkan. “Menjaga kebersihan tidak harus dilakukan saat menunggu banyak kasus DBD, tapi setiap waktu,” pungkas Bupati. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Tim Terbaik Se Eks Karisidenan Madiun, Wonogiri Dan Gunungkidul Rebutan Piala Bupati

Sebanyak 33 tim voli Se Eks Karisidenan Madiun, Wonogiri dan Gunungkidul akan berlaga merebutkan piala bergilir Bupati Pacitan Indartato di Turnamen Bola Voli OSIS XX SMAN 1 Pacitan, event tahunan tersebut merupakan rangkaian Hari Jadi Kabupaten Pacitan (Hajatan) Ke-275.

Andra Al Kahfi Nasution, Ketua Penyelenggara menyampaikan Turnamen Bola Voli OSIS akan digelar di Gor Pacitan mulai hari ini (26-29/02/2020). Selain piala bergilir, panitia juga menyiapkan uang pembinaan dengan total sebesar 16 juta rupiah.

“Kegiatan ini penting dilakukan, sebagai upaya kreatif kami dalam pembentukan karakter individu pada bidangnya masing-masing,” kata Andra.

Wakil Bupati Pacitan Yudi Sumbogo yang berkesempatan hadir dan membuka secara resmi kegiatan tersebut memahami olahraga bola voli sangat digemari semua kalangan di Kabupaten Pacitan. Tak jarang dari kegandrungan tersebut membuahkan berbagai piala bergengsi baik di kancah regional dan nasional.

“Kegiatan ini harus terus dilaksanakan untuk menemukan bibit unggul baru atlet masa depan yang akan mengharumkan Kabupaten Pacitan,” kata Yudi. Selain itu olahraga juga sebagai sarana silaturahmi antar masyarakat dan pemerintah dan memperkokoh persatuan dan kesatuan. (budi/mg/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Tetap Antusias Lihat Langsung Pandu Swarga

Masalah pagelaran wayang kulit, antusias masyarakat kabupaten Pacitan tidak tergadaikan dengan rintik hujan yang berubah menjadi lebat. Malahan, terdengar riuh masyarakat bergumam, deras hujan adalah berkah Tuhan untuk Pacitan yang telah berusia 275 tahun

Wakil Bupati Pacitan Yudi Sumbogo menyerahkan tokoh wayang Werkudoro kepada Ki Dalang Seno Nugroho, pertanda pagelaran wayang kulit semalam penuh dimulai, beruntung hujan pun berangsur-angsur reda.

Malam ini, disaksikan semangat nguri-uri budaya jawa, Ki Dalang dengan suluk-suluknya memilih lakon Pandu Swarga.

Sebelumnya, Wabup bersama pejabat lintas vertikal dan Pemda Pacitan berkesempatan menyerahkan piala Juara 1 Bola Voli FKKD Kepada Kecamatan Pringkuku, juara 2 Kecamatan Pacitan, juara 3 Kecamatan Kebonagung dan Ngadirojo. Diserahkan juga hasil Permainan Hadang, juara 1 kembali diboyong Kecamatan Pringkuku, juara 2 Desa Purworejo dan juara 3 oleh bersama Kecamatan Bandar dan Desa Widoro. (TimDiskominfoPacitan).

Festival Karawitan Pelajar Keren Tapi Dindik Harus Berinovasi

Di lubuk jiwa masyarakat Kabupaten Pacitan, tersimpan ragam kebudayaan yang terus dijaga dan dilestarikan. Meski diluar sana arus deras budaya asing mengancam sendi-sendi generasi muda. Bukannya alergi dengan kebudayaan lain, tapi budaya yang kelihatannya indah itu tidak relevan jika diaplikasikan masyarakat ketimuran, gara-gara minimnya norma dan nilai sosial.

Saat ini generasi muda begitu melek informasi, berpotensi besar menjadi pelaku aktif budaya asing, mereka harus segera diberi wadah dan pemahaman. Untungnya pemangku kepentingan menyadarinya, melalui Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan (Dindik) Kabupaten Pacitan rutin memfasilitasi pelajar untuk berkarya melalui Festival Karawitan Pelajar (Hajatan ke-275).

Di kota berjuluk Paradise Of Java ini gelaran tersebut sangat bergengsi dan digandrungi, siapa yang menjadi juara tampak begitu bangga. Bukan sombong, tetapi sebagai wujud syukur telah turut berkontribusi menjaga budaya jawa sebagai warisan yang tak ternilai.

Daryono, Kepala Dindik Pacitan berkomitmen untuk profesional mewadahi peserta didik dalam menunjukkan kebolehannya, dengan selalu mengundang juri netral dari akademisi seni dari kota lain. Begitu juga peserta yang harus dapat menunjukan kartu pelajar dan surat rekomendasi dari kepala sekolah masing-masing sebagai syarat mutlak.

Ketatnya peraturan ternyata tidak menyurutkan minat sekolah untuk mengirim grupnya, menyuguhkan performa terbaik lalu memboyong juara dalam pagelaran ini. “Puluhan grup terdaftar, acara akan berlangsung hingga besok (25/02),” ujar Dia.

Sementara Pemda Pacitan akan terus mengalokasikan dana untuk kepentingan ini, setidaknya dari tahun 2015 sebanyak 24 set gamelan diserahkan kepada sekolah di Kabupaten Pacitan, untuk tahun ini kata Staf Ahli Bidang Sosial dan SDM, Sumoro Hadi kembali akan menyerahkan 8 set gamelan kepada sekolah terpilih.

“Pemda mengapresiasi guru, pengawas, pembimbing dan yang lain yang telah mengantar siswa memahami budaya sendiri,” kata Sumoro, di kesempatan yang sama (24/02/2020), mewakili Bupati Pacitan Indartato yang berhalangan hadir.

Tiga kali Pujiani dipercaya panitia menjadi salah satu juri, perempuan yang menamatkan Pascasarjana Pendidikan Seni Budaya tersebut menilai agenda semacam ini penting dilakukan. Usia sekolah dasar, menengah dan atas yang memahami seni budaya Jawa akan mendorong mereka menggali potensi yang dimiliki.

“Seni budaya yang paling urgen adalah untuk menetralkan jiwa,” jelas Suci. Namun disatu sisi panitia juga mesti memperhatikan aspek lain dalam rangka melakukan inovasi. Seperti menambah kegiatan menjadi dua kali setahun.

Tidak bermodel festival, tetapi berbagai kegiatan pelatihan yang melibatkan para pakar dibidangnya. Sehingga meningkatnya kualitas para siswa dan siswi, berdampak lahir banyak seniman-seniman besar dari kota 1001 Goa ini. (budi/mg/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Museum dan Galeri Seni SBY*ANI Resmi Dibangun di Pacitan

INSPIRATIF: Presiden Ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono didampingi sejumlah tokoh meresmikan dimulainya pembangunan Museum dan Galeri Seni SBY*ANI di Pacitan. (Foto: Budy/Diskominfo)

Pacitan – Presiden Ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meresmikan peletakan batu pertama pembangunan Museum dan Galeri SBY*ANI di Pacitan, Sabtu (22/2) siang. Permulaan pembangunan diwarnai simbolis mengaduk pasir dengan skop. Selanjutnya SBY menekan tombol sirene bersamaan penancapan dua titik tiang pancang.

Saat groundbreaking SBY didampingi Wapres Ke-11 RI Boediono, mantan Menko Perekonomian Chaerul Tanjung, perwakilan keluarga Ibu Ani, Pramono Edhie Wibowo serta putra bungsu SBY, Edhie Bhaskoro Yudhoyono.

Tampak pula Gubernur Khofifah Indar Parawansa dan Ny Ratna Joko Suyanto istri mantan Menkopolhukam periode 2009-2014. Adapun pada urutan berikutnya Bupati Pacitan Indartato dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

“Dengan dapat dihadirkan museum dan galeri ini Insya Allah pada saatnya kami dapat menulis dalam memoar saya nanti bahwa museum dan galeri ini adalah tanda cinta saya dan keluarga yang amat dalam dan abadi kepada almarhumah istri tercinta,” ucap SBY saat menyampaikan sambutan.

Presiden RI kelahiran Pacitan itu mengatakan, museum kepresidenan tersebut merupakan persembahan untuk rakyat Indonesia. Terutama generasi muda masa kini dan mendatang. Selain itu, lanjut SBY, pembangunan fasilitas tersebut merupakan amanat dari almarhumah Ny Ani Yudhoyono.

Lebih lanjut dia menjelaskan, pembangunan museum dan galeri diilhami kunjungannya bersama keluarga ke empat musem kepresidenan di Amerika Serikat. Museum-museum kepresidenan negara Paman Sam itu dibangun di daerah asal para kepala negara. Pembangunannya juga dilakukan sendiri oleh sang presiden.

“Presiden Truman ada di Saint Louis Missouri, Presiden Eisenhower ada di Abilene Kansas, Presiden Clinton ada di Littlerock City Arkansas, dan kemudian Presiden Bush ada di Dallas Texas. Dari situlah sebetulnya saya mendapatkan inspirasi,” terang SBY.

Ketika Ibu Ani masih menjalani perawatan di Singapura, SBY mengaku kerap berbincang dengan almarhumah Ibu Ani terkait rencana pembangunan museum. Karenanya tokoh dunia kelahiran Desa Tremas, Kecamatan Arjosari itu mohon dukungan doa agar pembangunan museum berjalan lancar dan segera selesai.

Sebelum peletakan batu pertama juga ditayangkan film dokumenter bertajuk ‘SBY Memimpin dengan Hati, Pikiran, dan Tindakan’. Dokumentasi audio visual berdurasi 30 menit itu menyajikan perjalanan karier putra pasangan R Soekotjo dengan Ny Habibah sejak berkarir di militer hingga menjabat presiden RI. Selanjutnya ditayangkan profil lengkap museum dan galeri dalam bentuk film. (PS/PS/Diskominfo)