Berita terbaru

Kunjungan Wisata 2019 Over Target

Nampaknya kerja keras Pemerintah Kabupaten Pacitan di bidang andalan yakni pariwisata membuahkan hasil manis, lantaran target kunjungan wisata yang ditentukan kembali tercapai, dengan total kunjungan Rp. 13,059 Milyar dari Rp. 12,5 Milyar target yang disepakati tahun 2019 atau 107 persen.

Tren positif yang ditunjukkan dari tahun ketahun tersebut menunjukkan bahwa pariwisata Pacitan memang layak menjadi andalan minimal di kancah regional, nasional, bahkan mancanegara. Hal tersebut tentu tidak berlebihan lantaran didukung dengan pembenahan di berbagai lini serta update dengan berbagai perkembangan zaman.

“Kerjasama itu berkaitan dengan link. Menghadirkan journey travel agent se Jawa-Bali ternyata dampaknya luar biasa,” kata T. Andi Faliandra Kepala Dinas Pariwisata Pemuda Dan Olahraga (Disparora) Pacitan eksklusif kepada Diskominfo Pacitan. Hari ini, Senin (13/01/2020).

Menghadapi tahun 2020, Disparpora ternyata telah menyiapkan gebrakan cerdas untuk memancing wisatawan betah berlama-lama tinggal di Pacitan. Ini tidak sulit, kondisinya yang aman, masyarakatnya yang ramah serta segala kebutuhan yang terjangkau membuat rencana tersebut akan direalisasikan Andi dan jajarannya dalam waktu dekat. “Target kita tamu berkunjung minimal 2 hari 1 malam,” terangnya.

Terlebih kabar beredar menunjukkan target kunjungan akan kembali dinaikkan menjadi 2.650.000 kunjungan atau Rp. 16,6 Miliar, pada tahun ini rata-rata para tamu didominasi wisatawan Jawa Tengah dan Yogyakarta sebesar 70 persen, dan sisanya 30 persen Jawa Timur dan mancanegara.

Masalah sarana dan prasarana tetap menjadi perhatian apalagi karakter Andi yang tidak gampang puas dengan hasil kerja, didukung Disparpora sangat berkomitmen membuat nyaman seluruh tamu. Pembangunan dan perawatan selanjutnya akan didukung dengan peningkatan kapasitas SDM pelaku wisata di Pacitan dengan berbagai pertemuan dan pelatihan.

“Termasuk semua lembaga dan instansi yang terlibat disana kita akan beri pelatihan,” lanjut Andi. Dikabarkan berbagai kegiatan akan menghiasi destinasi dengan bermacam-macam festival sepanjang 10 bulan dalam satu tahun.

Menarik jika mengingat program lama tinggal yang akan digalakkan, ditambah puluhan warisan kekayaan seni budaya Pacitan sangat beraneka ragam dan layak untuk dipertontonkan kepada tamu yang datang, ini tentu berimbas langsung kepada masyarakat. (budi/rozaq/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Bapenda; Berhasil Cetak Masal SPPT PBB-P2 Diawal Waktu

Pemerintah Kabupaten Pacitan, melalui Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) mulai melaksanakan cetak masal Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang (SPPT) Pajak Bumi Dan Bangunan Perdesaan Dan Perkotaan (PBB-P2) oleh Bupati Pacitan Indartato dan Wakil Bupati Yudi Sumbogo di ruang pertemuan Bapenda hari ini, Jumat (10/01/2020).
Kepala Bapenda Pacitan Sakundoko mengatakan jumlah objek pajak pada tahun 2020 sebesar 646.642, dan wajib pajak sebanyak 628.032 lembar. Sementara luas bumi 930.918.759, dan luas bangunan sebesar 5.393.657 sehingga menghasilkan ketetapan sebesar Rp. 17.801.784.592. “Syukur Alhamdulilah Badan Pendapatan Daerah dapat melaksanakan cetak masal lebih awal, karena bisa melaksanakan cetak massal bulan maret,” kata Sakundoko.
Keberhasilan melaksanakan cetak di awal tahun tersebut merupakan capaian untuk target yang diharapkan kepatuhan untuk membayar pajak dapat dimaksimalkan, dengan perhitungan musim yang mendukung para petani untuk membayar SPPT, jangka waktu 3 sampai 4 bulan lebih dari cukup hingga musim panen tiba. “Sehingga tidak membebani masyarakat,” jelas Sakundoko.
Untuk target dari tahun ke tahun lanjut Sakundoko mengatakan target selalu terpenuhi, ia juga mengaku bahwa target malah terlampaui meskipun angka yang diperoleh tidak signifikan. Tanpa terkecuali para wajib pajak yang berada di luar kota, melalui berbagai langkah pihaknya akan melakukan penyisiran sehingga Pendapatan Asli Daerah (PAD) tersebut dapat diperoleh secara maksimal.
Sementara Bupati Pacitan pada sambutannya menyampaikan apresiasi kerja Bapenda Kabupaten Pacitan dalam menyelesaikan tugasnya dengan berbagai capaian yang diharapkan, dilain target pendapatan Indartato juga berharap data yang dimiliki benar-benar akurat. “Data harus benar,” Tutur Indartato.
Semua itu terlepas dari kinerja Bapenda yang selalu berhubungan langsung dengan para wajib pajak, tidak menutup kemungkinan mendapat persepsi lain dari masyarakat, namun tugas harus tetap dilaksanakan demi Visi dan Misi Pacitan. “Bapenda biasanya dibenci orang karena tukang nagih,” ucap Bupati sambil terkekeh. (budi/riyanto/wira/DsikominfoPacitan).

Pembangunan Waduk Tukul Hampir Tuntas, Pengelola Siapkan Rencana Tindak Darurat

DUKUNG: Bupati Pacitan Indartato melihat langsung peta pembangunan Waduk Tukul. (Foto: PS/Radio Suara Pacitan/Diskominfo)

Pacitan – Pembangunan Waduk Tukul di Desa Karanggede, Kecamatan Arjosari terus berlangsung. Tahap pertama berakhir Desember tahun lalu. Adapun saat ini pembangunan memasuki tahap kedua. Keseluruhan konstruksi dijadwalkan selesai akhir 2020.

“Yang tahap satu sudah menyelesaikan 70-an persen. Sekarang tinggal menyisakan 30 persen. Harapannya nanti di akhir tahun 2020 ini secara konstruksi sudah bisa diselesaikan,” kata Khoirul Murod, Kasi Danau dan Bendungan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo, Rabu (8/1/2020).

Meski begitu, lanjut pejabat asli Kudus, Jateng tersebut, masih dibutuhkan waktu setahun lagi untuk mengoperasikan waduk. Rentang waktu selama itu digunakan untuk mengisi waduk dengan air yang berasal dari aliran sungai ‘Kali Telu’.

Seluruh tahapan pembangunan Waduk Tukul, tandas Murod, telah melewati proses sertifikasi. Hal itu berarti keamanannya dapat dipertanggungjawabkan. Hanya saja, sebagai bentuk antisipasi pihaknya juga menyiapkan skema mitigasi bencana. Hal ini disusun dalam Rencana Tindak Darurat (RTD).

“Kesiagaan ini sifatnya antisipatif. Ketika terjadi (tanggul rusak) kita sudah tidak lagi gagap. Tapi kita berharap bersama ini semua tidak terjadi karena setiap tahan sudah sesuai dengan apa yang disyaratkan,” imbuhnya usai Sosialisasi RTD Waduk Tukul di Gedung Karya Darma Pemkab Pacitan.

RTD dimaksud, lanjut Murod, dilaksanakan dengan beberapa tahapan. Dimulai dari konsultasi dengan masyarakat dan ditindaklanjuti sosialisasi melibatkan semua pemangku kepentingan. Tahap berikutnya adalah simulasi melibatkan masyarakat yang tinggal di sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS) hingga hilir.

“Tadi sudah disepakati oleh beliau (Bupati Indartato), sudah tanda tangan. Nanti kita tindaklanjuti dengan simulasi,” paparnya.

Di sisi lain, Murod juga menggarisbawahi pentingnya peranserta masyarakat dalam menjaga bangunan waduk dari kerusakan. Hal itu dapat dilakukan dengan bersama-sama mencegah terjadinya penggundulan hutan di area sekitar bangunan penahan air tersebut. Selain itu, upaya penghijauan diharapkan terus dilakukan melibatkan semua pihak.

Pada kesempatan yang sama, Bupati Indartato menyambut baik upaya yang dilakukan pihak BBWS Bengawan Solo sebagai pengelola Waduk Tukul. Pemerintahan yang dipimpinnya, lanjut bupati dua periode tersebut, mendukung sepenuhnya penyusunan rencana kontigjensi pengurangan risiko bencana.

Berikutnya, pemerintah daerah akan membantu menyusun pemetaan untuk mengetahui secara pasti titik-titik yang berpotensi terdampak jika musibah terjadi. Dari berbagai tahapan yang ada, nantinya diharapkan dapat disusun SOP (standard operating procedure) sebagai panduan.

“Nanti kita harapkan ada SOP dan bagaimana penanganannya jika terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan. Yang jelas kita mempersiapkan yang sebaik-baiknya,” ucap Pak In.

Untuk diketahui, Waduk Tukul dibangun di atas lahan seluas 44,81 hektare. Selain berfungsi sebagai pengendali banjir, bangunan dam raksasa itu nantinya juga bermanfaat untuk mengairi 600 hektar sawah, sumber air baku PDAM, serta berfungsi untuk konservasi lahan. Keberadaannya juga diharapkan menjadi destinasi wisata baru.

Soft Opening Shelter Pusat Kuliner PLUT KUMKM Pacitan

Soft Opening shelter pusat kuliner PLUT KUMKM Pacitan akan dilaksanakan pada tanggal 10 Januari 2020 dirangkaikan dengan senam sehat dan dialog umkm sebagai bentuk promosi dan memperkenalkan pusat kuliner yang ada di PLUT KUMKM pacitan. Layanan kuliner di PLUT KUMKM pacitan merupakan salah satu food court yang menyediakan berbagai menu kuliner yang merupakan produk umkm kabupaten pacitan.

Terdapat sekitar 30 – 50 pelaku umkm kuliner yang akan menyajikan berbagai menu kuliner yang bisa dinikmati di shelter plut kumkm pacitan. Beberapa umkm yang menjual kuliner seperti

  1. Marine food – ayam goreng
  2. Mamels – bakaran sosis pedas
  3. Jagorani – aneka jamur olahan
  4. TigaDee – Pizza
  5. Bakso beranak
  6. Gudeg Jogja
  7. Warsan – Lontong kare
  8. Rawon dan soto pacitan
  9. Ikan laut goreng
  10. Gulai dan opor lontong
  11. Wisnu milk – susu & bakso keju
  12. Pawon pedas – soto lamongan
  13. Bluder manna – roti dan dawet
  14. Samawa cafe – ayam geprek
  15. Sumber roso – es campur
  16. Dare to drink – jus kacang ijo – coklat
  17. Teller duren
  18. Bogati food – roti dan kuliner olahan tepung mocaf
  19. Annisa Fresh Drink dan Coklat Aren Mbah Uti
  20. Sate Laler Pak’e Ismo
  21. Depot Kembang Sore – pecel lele
  22. dan masih banyak lainnya

Bagi anda warga kabupaten pacitan yang ingin menikmati kuliner makanan setiap hari dapat hadir pada Soft Opening shelter pusat kuliner PLUT KUMKM Pacitan . Shelter Plut kumkm pacitan akan beroperasional setiap hari dari pukul 06.00 – 21.00 WIB untuk melayani kebutuhan kuliner masyarakat pacitan untuk makanan yang siap saji, makanan ringan serta jajanan pasar yang sehat dan bersih.

Selain itu shelter kuliner plut kumkm pacitan juga tempat yang cocok untuk nongkrong bersama teman dan keluarga dengan layanan yang mendukung untuk internet yang cepat yaitu wifi.id. tempat parkir juga tersedia, tempat makan yang nyaman serta jaminan service yang baik. Untuk berkuliner di awal tahun 2020 dan seterusnya tidak usah bingung nantinya langsung ke shelter PLUT kUMKM pacitan saja. selain itu tempat ngopi dan makanan juga pasti tersedia

Yuk hadiri nanti pada acara Soft Opening shelter pusat kuliner PLUT KUMKM Pacitan

Awas Bencana Hidrometeorologi Mengancam; Pemda Gelar Apel Kesiapan Pasukan Dan Perlengkapan.

Skenario terburuk dipilih dalam menghadapi segala kemungkinan yang ditimbulkan bencana hidrometeorologi yang mungkin terjadi di Kabupaten Pacitan di musim ini. Bersama TNI, Polri, Satpol-PP, BPBD dan yang lain apel serta gelar pasukan dilaksanakan di Lapangan Peta (09/01/2020).

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pacitan, Didik Alih Wibowo mengatakan berbagai kemungkinan bisa saja terjadi, kewaspadaan harus terus ditingkatkan meskipun rilis resmi menunjukkan gambar positif, tapi alam bisa saja berubah sewaktu-waktu.

“Kita tidak berharap kejadian, tetapi yang kita siapkan kesiapsiagaannya seperti yang kita lakukan. Bukan bencananya tapi sekali lagi kesiapsiagaannya,” kata Didik yang paham betul bencana tidak dapat diprediksi meski dengan alat secanggih apapun.

Pemangku kebijakan kini mengetahui seberapa jauh kondisi seluruh personil baik pasukan hingga seluruh peralatan yang dimiliki. Apalagi Wakil Bupati Pacitan Yudi Sumbogo yang hadir pada apel tersebut mengatakan, upaya mendasar meningkatkan kewaspadaan dan budaya siaga adalah melalui latihan kesiapsiagaan. “Bersama seluruh aparatur pemerintah daerah dan sebagai langkah koordinasi semua unsur baik relawan dan dunia usaha,” kata Yudi.

Itu berlebihan jika menoleh kebelakang akan kondisi banjir dan tanah longsor yang terjadi 28 November 2016 silam karena sapuan ekor siklon tropis. Sempat beberapa waktu lalu BMKG secara resmi merilis adanya badai di timur Indonesia, meski akhirnya berjalan menjauh dari Indonesia namun hal tersebut membuat pemerintah pusat bersikap.

Mulai melakukan pemantauan rilis resmi baik dari BMKG, BNPB dan PVMBG yang diteruskan dengan pembentukan posko, menyiagakan seluruh aparat pemerintah daerah dan mengkoordinasikan dengan instansi terkait, menyiapkan sarana dan prasarana hingga menyiapkan alokasi anggaran dan menginformasikan potensi bencana kepada masyarakat.

Karena bencana semua dapat hilang dalam sekejap, baik hasil pembangunan yang telah dilaksanakan selama puluhan tahun hingga kondisi psikologi masyarakat yang terdampak. “Semoga dengan apel ini, koordinasi antar pemangku kepentingan di Kabupaten Pacitan semakin kuat dan menjadi tangguh dalam menghadapi ancaman bencana khususnya ancaman hidrometeorologi,” pungkas Yudi. (budi/anj/riyanto/wira/DiskominfoPacitan)