Berita terbaru

Kunjungan Pak Menteri Desa, Pertengahan 2020 Semua Desa Full Sinyal

Kehadiran Abdul Halim Iskandar sebagai Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia (Desa PDTT) dalam Kunjungan Kerja di Kabupaten Pacitan merupakan satu penghormatan dan penghargaan bagi seluruh masyarakat Kabupaten Pacitan.

Menteri pertama yang berkenan datang usai dilantik tersebut diharapkan Wakil Bupati Pacitan Yudi Sumbogo membawa perubahan yang signifikan bagi 171 desa dan kelurahan di Kabupaten Pacitan, khususnya bagi 6 desa yang masih tertinggal.

“Dukungan dari pusat masih sangat kami harapkan sekali,” ujar Wabup di hadapan Menteri dan seluruh undangan termasuk seluruh Kepala Desa dan perangkatnya. Hari ini, (16/01/20) di Balai Desa Sirnoboyo, Pacitan.

Menteri Halim dalam sambutannya, mengatakan bahwa usai mendapat mandat sebagai Menteri benaknya langsung tertuju pada Kabupaten Pacitan. Ia tidak tahu alasannya, namun hal tersebut merupakan modal bagi dirinya dan seluruh desa kelurahan di Pacitan untuk bangkit menjadi semakin maju.

“Pacitan semakin kesana harus semakin bagus,” tegas Halim. Dengan kunci utama adalah kepala desa, mengingat, DPRD, bupati, gubernur hingga jajaran menteri hanyalah fasilitator saja. Melalui berbagai upaya konkrit seperti pengetasan Blank Spot.

Karena menurut Halim, sinyal adalah prasyarat wajib untuk membangun desa. Bekerjasama bersama Kominfo ataupun dengan penyedia jaringan telekomunikasi sehingga seluruh kegiatan dapat dilakukan dengan cepat. “Beberapa desa tanpa sinyal pertengahan tahun selesai,” tegas Halim berkomitmen.

Berbagai komitemen yang dilakukan oleh seluruh jajaran pemerintahan merupakan satu harapan nyata bagi desa supaya menjadi maju, dana desa yang kini berada pada angka Rp. 72 Triliun oleh Presiden Joko Widodo rencananya juga akan dilipatgandakan menjadi Rp. 400 Triliun.

Artinya desa mempunyai peluang untuk bertransformasi menjadi desa maju dan kuat melalui keterampilan kepala desa. Sedang seluruh jajaran pemerintah akan mengadvokasi dan memfasilitasi. “Semua fokus ke desa,” pungkas Menteri. (budi/anjar/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Perumahan Bersubsidi Harus Layak Dan Berseri

Seiring meningkatnya jumlah penduduk di seluruh wilayah termasuk di Kabupaten Pacitan, kebutuhan rumah sebagai tempat tinggal setiap tahun terus mengalami peningkatan. Hal tersebut membuat pemerintah pusat, provinsi hingga kabupaten dan kota melaksanakan pembangunan untuk mencukupi kebutuhan dasar tersebut.

Melalui program stimulan perumahan swadaya, dana alokasi khusus bidang perumahan serta KPR bersubsidi, sistem kredit pembiayaan pemilikan rumah mendapat bantuan dan kemudahan memperoleh rumah dari pemerintah. Berupa dana rumah jangka panjang dan subsidi perolehan rumah yang diterbitkan bank pelaksana baik secara konvensional maupun dengan prinsip syariah.

Selain harus terjangkau bagi masyarakat di Kabupaten Pacitan supaya sesuai dengan daya beli, sebuah perumahan menurut Wakil Bupati Pacitan Yudi Sumbogo harus Berseri (bersih, sehat, rapi dan indah). sehingga penghuni merasa nyaman disamping rumah tersebut sederhana.

“Kalau rumahnya bersih, hati kita bersih. Kalau rumahnya indah, hidup kita juga indah. Insya Allah rumah tangga juga tentram, dapat menjalani kehidupan lebih baik menuju masa depan,” ujar Wabup saat Launching Rumah Bersubsidi Berkualitas Gunas Abadi Pilar di Desa Sedeng, Pacitan, hari ini (15/01/2020).

Wabup juga berpesan kepada Developer (pengembang) untuk memperhatikan dan mengedepankan prasarana dasar, seperti akses jalan, listrik, air bersih, fasilitas ibadah dan fasilitas umum lainnya.

Mengingat rumah yang layak menjadi hak bagi seluruh warga Negara Indonesia. Oleh karena itu dengan kemampuan yang ada, maka pemerintah pusat, provinsi, kabupaten dan kota akan terus menerus membangun perumahan-perumahan rakyat.

“Dengan harapan saudara-saudara kita memiliki tempat tinggal yang layak dalam lingkungan yang baik dan sehat, demi dapat mewujudkan kehidupan yang sejahtera lahir dan batin,” pungkas Wabup. (budi/anj/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Kunjungan Wisata 2019 Over Target

Nampaknya kerja keras Pemerintah Kabupaten Pacitan di bidang andalan yakni pariwisata membuahkan hasil manis, lantaran target kunjungan wisata yang ditentukan kembali tercapai, dengan total kunjungan Rp. 13,059 Milyar dari Rp. 12,5 Milyar target yang disepakati tahun 2019 atau 107 persen.

Tren positif yang ditunjukkan dari tahun ketahun tersebut menunjukkan bahwa pariwisata Pacitan memang layak menjadi andalan minimal di kancah regional, nasional, bahkan mancanegara. Hal tersebut tentu tidak berlebihan lantaran didukung dengan pembenahan di berbagai lini serta update dengan berbagai perkembangan zaman.

“Kerjasama itu berkaitan dengan link. Menghadirkan journey travel agent se Jawa-Bali ternyata dampaknya luar biasa,” kata T. Andi Faliandra Kepala Dinas Pariwisata Pemuda Dan Olahraga (Disparora) Pacitan eksklusif kepada Diskominfo Pacitan. Hari ini, Senin (13/01/2020).

Menghadapi tahun 2020, Disparpora ternyata telah menyiapkan gebrakan cerdas untuk memancing wisatawan betah berlama-lama tinggal di Pacitan. Ini tidak sulit, kondisinya yang aman, masyarakatnya yang ramah serta segala kebutuhan yang terjangkau membuat rencana tersebut akan direalisasikan Andi dan jajarannya dalam waktu dekat. “Target kita tamu berkunjung minimal 2 hari 1 malam,” terangnya.

Terlebih kabar beredar menunjukkan target kunjungan akan kembali dinaikkan menjadi 2.650.000 kunjungan atau Rp. 16,6 Miliar, pada tahun ini rata-rata para tamu didominasi wisatawan Jawa Tengah dan Yogyakarta sebesar 70 persen, dan sisanya 30 persen Jawa Timur dan mancanegara.

Masalah sarana dan prasarana tetap menjadi perhatian apalagi karakter Andi yang tidak gampang puas dengan hasil kerja, didukung Disparpora sangat berkomitmen membuat nyaman seluruh tamu. Pembangunan dan perawatan selanjutnya akan didukung dengan peningkatan kapasitas SDM pelaku wisata di Pacitan dengan berbagai pertemuan dan pelatihan.

“Termasuk semua lembaga dan instansi yang terlibat disana kita akan beri pelatihan,” lanjut Andi. Dikabarkan berbagai kegiatan akan menghiasi destinasi dengan bermacam-macam festival sepanjang 10 bulan dalam satu tahun.

Menarik jika mengingat program lama tinggal yang akan digalakkan, ditambah puluhan warisan kekayaan seni budaya Pacitan sangat beraneka ragam dan layak untuk dipertontonkan kepada tamu yang datang, ini tentu berimbas langsung kepada masyarakat. (budi/rozaq/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Bapenda; Berhasil Cetak Masal SPPT PBB-P2 Diawal Waktu

Pemerintah Kabupaten Pacitan, melalui Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) mulai melaksanakan cetak masal Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang (SPPT) Pajak Bumi Dan Bangunan Perdesaan Dan Perkotaan (PBB-P2) oleh Bupati Pacitan Indartato dan Wakil Bupati Yudi Sumbogo di ruang pertemuan Bapenda hari ini, Jumat (10/01/2020).
Kepala Bapenda Pacitan Sakundoko mengatakan jumlah objek pajak pada tahun 2020 sebesar 646.642, dan wajib pajak sebanyak 628.032 lembar. Sementara luas bumi 930.918.759, dan luas bangunan sebesar 5.393.657 sehingga menghasilkan ketetapan sebesar Rp. 17.801.784.592. “Syukur Alhamdulilah Badan Pendapatan Daerah dapat melaksanakan cetak masal lebih awal, karena bisa melaksanakan cetak massal bulan maret,” kata Sakundoko.
Keberhasilan melaksanakan cetak di awal tahun tersebut merupakan capaian untuk target yang diharapkan kepatuhan untuk membayar pajak dapat dimaksimalkan, dengan perhitungan musim yang mendukung para petani untuk membayar SPPT, jangka waktu 3 sampai 4 bulan lebih dari cukup hingga musim panen tiba. “Sehingga tidak membebani masyarakat,” jelas Sakundoko.
Untuk target dari tahun ke tahun lanjut Sakundoko mengatakan target selalu terpenuhi, ia juga mengaku bahwa target malah terlampaui meskipun angka yang diperoleh tidak signifikan. Tanpa terkecuali para wajib pajak yang berada di luar kota, melalui berbagai langkah pihaknya akan melakukan penyisiran sehingga Pendapatan Asli Daerah (PAD) tersebut dapat diperoleh secara maksimal.
Sementara Bupati Pacitan pada sambutannya menyampaikan apresiasi kerja Bapenda Kabupaten Pacitan dalam menyelesaikan tugasnya dengan berbagai capaian yang diharapkan, dilain target pendapatan Indartato juga berharap data yang dimiliki benar-benar akurat. “Data harus benar,” Tutur Indartato.
Semua itu terlepas dari kinerja Bapenda yang selalu berhubungan langsung dengan para wajib pajak, tidak menutup kemungkinan mendapat persepsi lain dari masyarakat, namun tugas harus tetap dilaksanakan demi Visi dan Misi Pacitan. “Bapenda biasanya dibenci orang karena tukang nagih,” ucap Bupati sambil terkekeh. (budi/riyanto/wira/DsikominfoPacitan).

Pembangunan Waduk Tukul Hampir Tuntas, Pengelola Siapkan Rencana Tindak Darurat

DUKUNG: Bupati Pacitan Indartato melihat langsung peta pembangunan Waduk Tukul. (Foto: PS/Radio Suara Pacitan/Diskominfo)

Pacitan – Pembangunan Waduk Tukul di Desa Karanggede, Kecamatan Arjosari terus berlangsung. Tahap pertama berakhir Desember tahun lalu. Adapun saat ini pembangunan memasuki tahap kedua. Keseluruhan konstruksi dijadwalkan selesai akhir 2020.

“Yang tahap satu sudah menyelesaikan 70-an persen. Sekarang tinggal menyisakan 30 persen. Harapannya nanti di akhir tahun 2020 ini secara konstruksi sudah bisa diselesaikan,” kata Khoirul Murod, Kasi Danau dan Bendungan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo, Rabu (8/1/2020).

Meski begitu, lanjut pejabat asli Kudus, Jateng tersebut, masih dibutuhkan waktu setahun lagi untuk mengoperasikan waduk. Rentang waktu selama itu digunakan untuk mengisi waduk dengan air yang berasal dari aliran sungai ‘Kali Telu’.

Seluruh tahapan pembangunan Waduk Tukul, tandas Murod, telah melewati proses sertifikasi. Hal itu berarti keamanannya dapat dipertanggungjawabkan. Hanya saja, sebagai bentuk antisipasi pihaknya juga menyiapkan skema mitigasi bencana. Hal ini disusun dalam Rencana Tindak Darurat (RTD).

“Kesiagaan ini sifatnya antisipatif. Ketika terjadi (tanggul rusak) kita sudah tidak lagi gagap. Tapi kita berharap bersama ini semua tidak terjadi karena setiap tahan sudah sesuai dengan apa yang disyaratkan,” imbuhnya usai Sosialisasi RTD Waduk Tukul di Gedung Karya Darma Pemkab Pacitan.

RTD dimaksud, lanjut Murod, dilaksanakan dengan beberapa tahapan. Dimulai dari konsultasi dengan masyarakat dan ditindaklanjuti sosialisasi melibatkan semua pemangku kepentingan. Tahap berikutnya adalah simulasi melibatkan masyarakat yang tinggal di sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS) hingga hilir.

“Tadi sudah disepakati oleh beliau (Bupati Indartato), sudah tanda tangan. Nanti kita tindaklanjuti dengan simulasi,” paparnya.

Di sisi lain, Murod juga menggarisbawahi pentingnya peranserta masyarakat dalam menjaga bangunan waduk dari kerusakan. Hal itu dapat dilakukan dengan bersama-sama mencegah terjadinya penggundulan hutan di area sekitar bangunan penahan air tersebut. Selain itu, upaya penghijauan diharapkan terus dilakukan melibatkan semua pihak.

Pada kesempatan yang sama, Bupati Indartato menyambut baik upaya yang dilakukan pihak BBWS Bengawan Solo sebagai pengelola Waduk Tukul. Pemerintahan yang dipimpinnya, lanjut bupati dua periode tersebut, mendukung sepenuhnya penyusunan rencana kontigjensi pengurangan risiko bencana.

Berikutnya, pemerintah daerah akan membantu menyusun pemetaan untuk mengetahui secara pasti titik-titik yang berpotensi terdampak jika musibah terjadi. Dari berbagai tahapan yang ada, nantinya diharapkan dapat disusun SOP (standard operating procedure) sebagai panduan.

“Nanti kita harapkan ada SOP dan bagaimana penanganannya jika terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan. Yang jelas kita mempersiapkan yang sebaik-baiknya,” ucap Pak In.

Untuk diketahui, Waduk Tukul dibangun di atas lahan seluas 44,81 hektare. Selain berfungsi sebagai pengendali banjir, bangunan dam raksasa itu nantinya juga bermanfaat untuk mengairi 600 hektar sawah, sumber air baku PDAM, serta berfungsi untuk konservasi lahan. Keberadaannya juga diharapkan menjadi destinasi wisata baru.