Berita terbaru

Sejak Diluncurkan, Ada 220 Aduan Masyarakat Lewat Aplikasi Wadule Pacitan

Kepala Dinas Komunikasi dan Infromatika (Diskominfo) Pacitan mengatakan sejak Aplikasi pengaduan Wadah Aspirasi Pengaduan secara Elektronik (Wadule Pacitan) diluncurkan 14 maret 2017 lalu sudah ada 220 aduan masyarakat yang diterima.

“Sejak 14 Maret 2018 hingga akhir Desember 2018 aduan yang masuk sebanyak 220 aduan 200 sudah ditindaklanjuti dan sisanya masih perlu proses untuk penganggaranya,”kata dia saat memimpin rapat evaluasi tindak lanjut Wadule Pacitan, Jumat (22/3/2019) lalu.

Rachmad mengatakan Bupati Pacitan sangat konsen dengan Wadule Pacitan. Bahkan, kata dia, Bupati selalu memantau melalui layar monitor di ruang kerjanya. “Sehingga bisa langsung mematau Perangkat Daerah mana yang kurang respon terhadap aduan masyarakat,”jelas dia.

Untuk diketahui, Pacitan memberi kesempatan kepada masyaraka Pacitan untuk turut berpartisipasi aktif dalam pembangunan Kabupaten Pacitan kapan pun dan dimana pun.

Adapun, caranya adalah dengan cukup download aplikasinya di PlayStore atau mengunjungi Website wadul.pacitankab.go.id segala masukan Anda otomatis diterima oleh Instansi yang membidangi untuk ditindaklanjuti. (Riyanto)

Semua Harus Terlibat Dalam Melestarikan Air

Semua harus ikut andil dalam menjaga dan melestarikan air, mengingat air merupakan kebutuhan pokok seluruh makhluk di dunia. Menyambut momen hari air sedunia yang jatuh pada hari ini 22/03/19. Penanaman pohon buah dan bersih sungai di 10 desa di Kecamatan Kebonagung dilaksanakan jajaran pemda, dan forkopimda serta melibatkan seluruh elemen masyarakat untuk merangsang budaya sadar terhadap air dan sungai. Setidaknya ada tiga hal yang menjadi perhatian seluruh pemerintah dunia, yang pertama kebutuhan pangan, energi dan keberadaan air baik jumlah serta kualitasnya. Kondisi air utamanya disebabkan oleh lahan gundul dan sampah. Pada tahun 2018 tercatat Limapuluh Ribu pohon ditanam di Kabupaten Pacitan, angka tersebut dapat tercapai dengan sinergi pemerintah bersama semua pihak termasuk suwasta. “Sehingga daerah tangkapan air khususnya berdiri pohon-pohon besar yang mampu menahan air pada saat musim kemarau,” kata Bupati Pacitan Indartato disela mengikuti kegaiatan tersebut. Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Pacitan yang mempunyai peran dalam peningkatan pelayanan air bersih diseluruh wilayah terus mendorong sumber mata air untuk tetap terjaga. Hingga saat ini buru 52% yang terlayani dengan baik. “Sisanya belum dapat kita penuhi, karena faktor sebaran masyarakat dan dan infestasi yang cukup besar,” ungkap Budiyanto Kepala PUPR kepada Diskominfo. (budi/anjar/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Penilaian Lomba Desa di Desa Semanten Kabupaten pacitan Tahun 2019

Tahapan demi tahapan harus dilaksanakan sebaik mungkin serta sesuai dengan prosedur yang telah disepakati, mengingat tujuan utama lomba desa yakni memacu desa menjadi semakin maju di segala aspek. Peraturan tersebut tertuang pada Permendagri Nomor 81 Tahun 2015 dan ditindaklanjuti dengan terbitnya Peraturan Bupati Nomor 5 Tahun 2015.

Mahmud, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat saat mewakili Bupati Pacitan Indartato menyampaikan pokok dari kegiatan lomba desa adalah bagaimana kepala desa bersama jajarannya mampu menggerakkan potensi yang ada melalui partisipasi aktif.

“Jika memenuhi persaratan dari para tim penilai, maka masuk tingkat Provinsi mewakili Kabupaten Pacitan, selanjutnya tingkat Nasional,” terang Dia hari ini saat Penilaian Lomba Desa dan Evaluasi 10 Pokok Program PKK Tingkat Kabupaten Di Desa Semanten, Pacitan 22/03/19.

Lomba Desa meliputi tiga bidang utama yang wajib diperhatikan, baik pemerintahan, kemasyarakatan dan kewilayahan. Hasil yang diperoleh selanjutnya dilaksanakan penilaian lapangan. Maka dari itu pihaknya meminta untuk melengkapi administrasi. “meskipun berdekatan dengan pemilu, namun administrasi harus tetap sesuai,” tambah Mahmud. (budi/anjar/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Tilik Warga Inklusif; Luncurkan Program Pendampingan

Segudang kekurangan di depan mata, tapi prinsip yang tertuang pada Peraturan Bupati Nomor 38 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif di Kabupaten Pacitan harus benar-benar dilaksanakan sebaik-baiknya. “Termasuk saat ini tenaga guru belum ada, dan kita upayakan,” ungkap Bupati Pacitan Indartato saat melaksanakan Tilik Warga Inklusif di Desa Losari, Kecamatan Tulakan, kemarin 20/03/19.

Kegiatan tersebut diawali dengan melihat langsung ke 7 rumah warga yang berkebutuhan khusus untuk mencari tahu akar permasalahan sehingga pemerintah tahu peta di lapangan. “Meskipun hasilnya tidak dapat secepat yang diharapkan, namun kita bersama-sama pemangku kebijakan baik tingkat vertikal, kecamatan dan pemerintah desa berbuat sesuatu kepada mereka,” tambah Bupati.

Sunaryo, Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Pacitan mengatakan bahwa sesuai dengan arahan Bupati, selain melaksanakan program-program untuk menyikapi fenomena tersebut juga akan mengangkat Pendamping Inklusif guna mendorong sekolah-sekolah yang memiliki siswa ABK. “Dan tidak hanya bertugas di Desa Losari, karena mereka melalui Dinsos,” papar Dia.

Pendampingan juga di laksanakan oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pacitan, mulai pemeriksaan kesehatan rutin yang dilaksanakan para petugas wilayah, hingga pelaksanaan rujukan ke rumah sakit baik tingkat satu dan tingkat dua jika diperlukan. “Tapi fokus kami pada pembelajaran pengasuhan anak serta penguatan mental orang tua,” Kata Eko Budiyono Kepala Dinkes Pacitan.

Doa untuk kesembuhan di lantunkan Kepala Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Pacitan Muhammad Nurul Huda saat turut mendampingi Bupati, diamini oleh Bupati dan seluruh rombongan yang hadir mengharap kesembuhan atau minimal memperoleh kekuatan dan kemudahan. “Percaya pada Allah SWT. Hari ini kita sakit, besuk bisa saja kita sehat,” katanya yang pernah 7 Tahun mondok Di Ponpes Duri Sawo Ponorogo mengungkapkan. (budi/anjar/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Musrenbang Prioritaskan Penurunan Angka Penduduk Miskin

Masalah penting yang dihadapi Kabupaten Pacitan adalah penduduk miskin, menduduki angka 14,19 % pada tahun 2018. Meskipun telah keluar dari zona merah, namun isu tersebut kembali diangkat dalam Musrenbang  RKPD Kabupaten Pacitan tahun 2020. “Sesuai arahan Bupati, harus kita tekan menjadi 13,00% 2 tahun mendatang,” ujar Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Heru Wiwoho.

Pertumbuhan ekonomi inklusif melalui sektor unggulan daerah yang berkelanjutan merupakan tema yang diusung, melalui pertanian dan pariwisata terintegrasi diharap cita-cita awal pengentasan penduduk miskin dapat terealisasi, ditunjang pelayanan dasar wajib dimaksimalkan pemerintah sebagai penyangganya.

Rencana dan kinerja sebuah prakarsa tentu dapat memperoleh hasil yang maksimal ketika didukung semua komponen, dukungan tersebut merupakan gambaran keterlibatan pada proses pembangunan baik masyarakat, pengusaha dan lain-lain. “Pelaksanaan pembangunan akan memperoleh hasil yang baik, pelaksanaan yang baik merupakan setengah keberhasilan, sesuai visi dan misi Kabupaten Pacitan” ungkap Ronny Wahyono Ketua DPRD Pacitan saat sambutan.

Pengurangan penduduk miskin memang menjadi indikator keberhasilan  pemerintahan. Dengan berbagai sistem baru yang sesuai dengan zaman seperti hadirnya Aplikasi Terintegrasi  Pemerintah Kabupaten Pacitan (Lik In) dan Wadah Aspirasi Dan Pengaduan Secara Elektronik (Wadule), diharapkan menjadi jembatan pembangunan yang berorientasi pada pemberantasan kemiskinan. “Sesuai dengan yang disampaikan Pak Heru dan Pak Ronny,” ungkap Bupati Pacitan Indartato saat membuka kegiatan hari ini 19/03/19 di Pendopo.

Karena tata kelola pemerintahan yang baik merupakan landasan pacu semua aspirasi pada Musrenbang tersebut. Keterbukaan, dapat dipertanggungjawabkan dan didukung partisipasi aktif masyarakat. Sehingga berhasil dan gagalnya kinerja pemerintah dapat diketahui oleh masyarakat luas. “Partisipasi kini dapat dilakukan siapa pun dan kapan pun, menuju pembangunan yang diharapkan,” tambah Bupati.

UMKM salah satu tumpuan lain pengurangan kemiskinan harus mendapatkan perhatian secara berkelanjutan,  asupan informasi berbentuk penambahan wawasan dan keterampilan menjadi harapan demi penyerapan tenaga kerja. “Sentuhan-sentuhan tersebut selain memotivasi juga mendorong usaha kita,” kata Nova Ruliana Purba salah satu pelaku UMKM dari Ngadirojo.

Prinsip mendukung pembangunan Kabupaten Pacitan juga diberikan perbankan berpelat merah milik Provinsi Jawa Timur. Berfokus pada peningkatan dan pemberdayaan UMKM merupakan konsentrasi yang kini dilaksanakan dengan berbagai kemudahan dan pelayanan. “Kami terapkan keikutsertaan dalam mendorong laju perekonomian kita,” ungkap Palti Oloan Purba Tua S. Pimpinan instansi. (budi/wawan/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).