Berita terbaru

ASN Harus Jadi Contoh Wajib Pajak

Wakil Bupati Pacitan Yudi Sumbogo berharap pajak di Kabupaten Pacitan terus meningkat seperti yang telah dicapai pada tahun sebelumnya. Karena berimbas pada kontribusi Negara dan berdampak terhadap peningkatan laju pembangunan diberbagai sektor.

Kalimat itu diutarakan saat Ia berkesempatan menghadiri dan membuka Pekan Penutupan Laporan SPT tahun 2018 di Gedung Karya Darma kemarin 06/03/19 oleh Direktorat Jenderal Pajak KP2KP Kabupaten Pacitan.

Menurut Wabup, program tersebut merupakan salah satu bentuk keteladanan ASN, TNI dan Polri dalam hal pajak sebelum batas waktu yang ditentukan. “kita harus menjadi contoh bagi masyarakat dengan berpartisipasi aktif di dialamnya,” jelasnya.

Upaya harus dilakukan untuk memenuhi target yang ditentukan oleh pusat, maka Pemda akan selalu mendukung dan melibatkan diri demi tercapainya program itu dengan  memperkuat sinergitas antar instansi sesuai harapan yang disampaikan Kepala KP2KP Pacitan Agus Nugroho.

Wabup kembali menegaskan bahwa ASN, TNI dan Polri harus benar-benar menjadi contoh bagi wajib pajak berpenghasilan tinggi. “Utamanya bagi kesejahteraan masyarakat,” imbuh Wabup. (budi/anjar/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).

Gelar Lawatan di Tiga Negara; Jalin MoU Sister School Program

Siswa SD Alam Pacitan selalu mempunyai cara untuk belajar, salah satunya yang menarik kali ini adalah kunjungnya di tiga tetangga Indonesia, yakni Singapura, Malaysia dan Negeri Gajah Putih Thailand.

bertekat menimba ilmu sebanyak-banyaknya di tiga Negara tersebut mereka juga membawa misi pertukaran budaya, dengan ditandatanganinya MoU antara Direktur Phat Masniyom selaku Direktur Warraphat School dan Kepala  Sekolah SD Alam Bangun Naruttama.

Dengan penanda tanganan itu kedua belah pihak mempunyai kesempatan melakukan pertukaran budaya melalui kegiatan “cultural exchange camp”. Didalamnya kedua sekolah akan bergantian menjadi tuan rumah pertukaran budaya.

Hal lain yang bias dilaksanakan adalah kedua belah pihak juga berkesempatan bertukar informasi terkait kurikulum, kegiatan pembelajaran ataupun Even sekolah. Sehingga menjadi rujukan dan bahan inovasi program agenda baru sekolah.

Rombongan juga diperkenankan menampilkan tarian tradisional, paduan suara serta memainkan alat musik angklung. Pertunjukan ini ternyata mendapat apresiasi yang luar biasa dari pihak Warraphat School.

Banyak hal yang diperoleh para siswa selama kunjungan, utamanya adalah kesadaran mereka yang termasuk bagian masyarakat ASEAN yang harus saling mengenal dan saling toleransi atas perbedaan budaya yang dimiliki, hasilnya terciptanya kehidupan yang selaras di tengah keberagaman dan kemajemukan khususnya di Asia Tenggara. (Diskominfo).

TK BA Aisyah Tulakan Kunjungi Pendopo Hingga Halking

Kali ini, TK BA Aisyah Kecamatan Tulakan berkesempatan mengunjungi Pendopo Kabupaten, Bupati Indartato disela kesibukannya menyempatkan diri menyambut langsung putra-putri dari Tulakan tersebut bersama Istri Luki Indartato.

Kegiatan yang dilaksanakan 05/03/19 tersebut selain mengunjungi Pendopo para siswa-siswi juga dipersilahkan untuk mengunjungi berbagai ruang di sekitar Pendopo, mulai ruang kerja, ruang rapat Bupati hingga halaman Wangking atau Haliking.

Luki Indartato sebagai Bunda Paud menyambut hangat kegiatan tersebut dan menyampaikan terima kasih, Ia menegaskan dengan agenda semacam itu secara tidak langsung merangsang peserta didik untuk giat dalam belajar. “Mengingat Pendopo Kabupaten ini adalah rumah bersama, “Kata Luki. (anjar/budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan)

Serius Tangani Stunting, Pemkab Pacitan Siapkan Intervensi

SERIUS: Bupati Indartato diapit Wakil Bupati Yudi Sumbogo (kiri) dan Kepala Dinas Kesehatan usia Rembug Stunting di Gedung Karya Darma, Selasa (5/3/2019) siang. Pemkab menyiapkan aksi strategis mengatasi kelainan yang menimpa anak-anak kurang gizi tersebut. (Foto: PS/Diskominfo)

Pacitan – Jumlah anak dengan fisik sangat pendek di Pacitan mencapai 1.636 orang. Sedangkan kategori pendek angkanya mencapai 2.662 orang. Data tersebut meliputi usia lima tahun ke bawah.

“Bisa disebut stunting jika dialami anak berusia dua tahun ke bawah. Kita asumsikan sepertiga dari jumlah itu mengalami stunting. Itu yang akan kita intervensi,” papar Kepala Dinas Kesehatan Pacitan, dr Eko Budiono, MM, usai kegiatan Rembug Stunting di Gedung Karya Darma, Selasa (5/3/2019).

Secara umum, lanjut Eko, persentase penderita stunting di Pacitan baru berada di angka 24 persen. Hal tersebut relatif masih aman. Pasalnya, menurut pedoman pemerintah yang mengacu ketentuan WHO, angka di bawah 30 persen termasuk kategori ringan.

“Di bawah 30 persen. Tapi kalau saya prediksi di bawah 20 persen rasanya belum tercapai,” katanya kepada wartawan.

Kendati tak mengkhawatirkan, namun Pemkab Pacitan tak mau berpangku tangan. Di sela sambutan, Bupati Indartato mengajak jajarannya serius menangani kasus tersebut. Salah satunya dengan meningkatkan akses pangan dan gizi.

“Memang ini menjadi kewajiban kita semua. Tugas pemerintah yang harus kita selesaikan supaya rakyat Indonesia khususnya di Pacitan hidupnya lebih baik dan tidak ketinggalan dari daerah lain,” tandas Indartato.

Upaya itu, tegas Pak In, harus dilakukan terpadu dan berkelanjutan melibatkan semua pemangku kepentingan. Pihaknya juga sedang mengkaji kemungkinan pemanfaatan Dana Desa (DD) untuk membantu mengatasi kelainan yang diderita anak-anak kurang gizi tersebut.

Sementara itu DR Andrianto, Ketua Tim Pangan dan Gizi Provinsi Jatim menerangkan pengentasan stunting harus menggunakan 2 pendekatan. Yaitu pola sensitif dan spesifik.

Dijelaskan, tiap keluarga dan lingkungan harus memiliki kepekaan terhadap warganya. Misalnya, jika ada seorang ibu hamil maka anggota keluarga lain memiliki kewajiban mengingatkan si calon ibu agar mengonsumsi makanan bergizi.

Adapun pendekatan spesifik merupakan wewenang Dinas Kesehatan. Pola tersebut dapat dilakukan dengan sistem pendampingan untuk mengubah pola hidup masyarakat agar menjadi lebih baik.

“Kemiskinan itu hanya 35 persen jadi penyebab stunting. Justru 55 persen karena pola asuh. Karena ketidak mampuan keluarga memberikan makanan terbaik,” kata dosen di salah satu perguruan tinggi di Surabaya yang hadir sebagai nara sumber. (PS/PS/Diskominfo)

KOMPAK Dorong Peran Provinsi Melalui Camat Dalam BINWAS

KOMPAK Jawa Timur kemarin 4 Maret 2019 terlibat dalam mendukung proses penilaian pembangunan Daerah oleh Kemertrian Bappenas RI. Jawa Timur masuk sebagai nominator.

Dalam FGD, KOMPAK menyampaikan berbagai dukungan yang telah dilakukan dalam memperkuat peran Provinsi dalam mendorong pelaksanaan UU Desa melalui penguatan kapasitas camat dalam BINWAS, pengembangan inovasi daerah dan keperantaraan pasar.

Penilai utama Bapak Dr. Ir Budhi Setiawan MA, Deputi Pemantauan dan Evaluasi Pembangunan Nasional, sangat mengapresiasi kerja KOMPAK yang menurut beliau sudah kebiasaan DFAT bahwa dukungan dananya kecil tapi hasil dan dampaknya jelas dan bisa dijamin berkelanjutan. Beliau (baju batik kunning) berkenan mengunjungi stand pameran KOMPAK
(Irwandi)