Peringatan Hari Santri Hari ini (22/10) membawa tema Berdaya Menjaga Martabat Kemanusiaan. Dimaksudkan adalah bahwa santri dalam kesejarahannya selalu terlibat aktif dalam setiap fase perjalanan Indonesia. Ketika Indoensia memanggil, santri dengan berbagai latar belakangnya siap sedia mengabdikan hidupnya untuk bangsa dan negara.

Saat masa Penjahahan, para santri berperang menggunakan bambu runcing yang terlebih dahulu di doakan oleh Kyai Subkhi dari Parakan, Temanggung. Sehingga jiwa perjuangan para santri lebih bergelora. Seperti di Surabaya melawan Belanda, di Semarang ketika pecah pertempuran 5 hari, para santri juga ikut berjuang.

Adapula K. H. Wahid Hasyim adalah salah satu santri yang terlibat aktif dalam pemerintahan Indonesia di awal kemerdekaan. Dia bersama santri dan tokoh-tokoh agama lainnya turut memperjuangkan kemasyalahatan umat seluruh agama di Indonesia. Semangat perjuangan para santri pasca kemerdekaan tidak hilang begitu saja. Mereka tidak asyik dengan dirinya, namun sangat aktif di dunia perpolitikan, sosial, pendidikan, ekonomi

“Para Santri bisa menjadi apa saja,” ucap Mas Aji, sapaan akrab Bupati Pacitan.

Mas Aji juga menjelaskan jika santri sekarang mempunyai banyak skill. Maka pandangan terhadap santri berkemampuan di bidang Agama saja kurang tepat. Namun bagi mereka agama tetap menjadi mata air yang selalu mengalirkan inspirasi-inspirasi untuk menjaga dan menjunjung tinggi martabat kemanusiaan. Para santri juga berprinsip bahwa menjaga martabat kemanusiaan adalah esensi ajaran agama. Apalagi di tengah masyarkat Indonesia yang majemuk, menjaga martabat kemanusiaan berarti menjaga Indonesia (PemkabPacitan)

WhatsApp chat