Gelar Tradisi Megengan Mas Aji Undang Warga Sekitar Untuk Doa Bersama

Menyambut bulan suci Ramadan 1443 H tahun 2022, Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji bersama keluarga menggelar acara “megengan”. Berlangsung di halaman wingking (Halking) rumah dinas Bupati, tradisi menyambut bulan puasa tersebut diikuti oleh seluruh keluarga besar serta masyarakat sekitar.
“Ini adalah bentuk syukur dari kami sekaligus menjaga tradisi, tidak lupa juga sebelum masuk ramadan saya mohon maaf kepada masyarakat lingkungan sekitar,” ungkap Bupati.
Acara megengan diisi dengan melakukan doa bersama. Sebelum nemulai acara Mas Aji dan keluarga memberikan santunan kepada anak yatim, keluarga tidak mampu serta marbot masjid dan mushola. (prokopim pacitan / Pemkab Pacitan)

Pacitan Kekuatan Jatim

Kisah Joko Kembang Kuning dan Dewi Sekartaji Beratus tahun lalu kembali terungkit di Panggung Gasibu Swadaya Pacitan di satu sore yang mendung.
Ditemani cemlorot warna warni lampu dan alunan gamelan, Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur berupaya menasbihkan kisah yang tertuang dalam lembaran wayang beber ini melahirkan format baru yang bisa mendukung pariwisata Pacitan.
Sinato, Kadin Kebudayaan Dan Pariwisata Jatim yang sebelumnya takjub dengan keindahan wisata Pacitan semakin tertantang menyuguhkan kebudayaan asli Pacitan yang berkualitas sekaligus mampu mampu menghipnotis wisatawan.
“Kami harapkan para wisatawan usai menikmati pemandangan Pacitan, mereka mendapat suguhan budaya, menikmati kuliner dan istirahat di hotel,” terang Sinato.
Langkah yang diambil provinsi tersebut bukan tanpa dasar, sebelumnya Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, meminta Budaya di masing-masing wilayah menjadi pendorong ekonomi melalui pariwisata.
“Pemprov tidak beralasan mendorong Pacitan, kecuali berharap Pacitan menjadi kekuatan Jatim sekaligus Inspirasi wilayah lain,” beber Sinato.
Melihat atmosfer Jatim di Pacitan, Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji tak segan membuka diri jika diperkenankan Pacitan menjadi tuan rumah Panji Internasional.
“Karena Wayang Beber adalah bagian dari Panji tersebut. Warga Pacitan merasa mempunyai amanah yang besar, memperkenalkan wayang beber kepada masyarakat luas, dan membawa dampak positif bagi Pacitan,” kata Mas Aji di kesempatan yang sama.
Namun untuk merealisasikan mimpi tersebut, Bupati secara tegas meminta dukungan semua pihak, termasuk pemerintah provinsi maupun pusat. ” Ini adalah pintu masuk, semoga Pelatihan dan Pagelaran Wayang Beber Pacitan menghibur dan menginspirasi kita semua,” harapnya. (PemkabPacitan).

Sinergi KIM dan Pemkab, Diskominfo Jatim Targetkan Kampung Digital dan Literasi Digital

Dalam rangka memperkuat literasi digital masyarakat untuk menghadapi perkembangan teknologi, Dinas Komunikasi dan Informatika Jawa Timur menggelar Workshop Literasi Digital bagi Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Jatim di Hotel Aston Madiun Jawa Timur, Rabu (30/03/2022).
Dr. Hudiyono, M.Si. Kepala Dinas Kominfo Jatim dalam sambutannya menegaskan perlunya sinkronisasi program kerja dari Diskominfo Provinsi dengan Kabupaten dan Kota. Khususnya penguatan KIM dan pengembangan Informasi Technologi di lingkup Daerah masing-masing.
“Setelah kegiatan ini kedepan harus ada program tindak lanjut. Dua hal yang saya targetkan Peranan KIM di Jawa Timur kedepan harus mampu mewujudkan. Yakni membangun desa digital, meningkatkan literasi digital, ” Ujarnya.
Diakui Hudiyono, Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) memiliki peran untuk membantu pemerintah dalam membentuk masyarakat yang aktif dan peduli dengan perkembangan literasi digital. Pengembangan literasi digital ini bertujuan agar membentuk masyarakat yang aktif, kritis, dan mandiri dalam menyerap dan menyaring informasi yang beredar di berbagai platform media.
“Kelompok Informasi Masyarakat menjadi ujung tombak peningkatan literasi digital masyarakat, sekaligus melahirkan desa-desa digital di Jawa Timur,” tandasnya.
Workshop sehari yang mengangkat tema “ Penguatan Literasi Digital di Era Disrupsi Informasi” kali ini menghadirkan pemateri dari Kapendam V / Brawijaya, Humas Universitas Bayangkara dan Ketua PWI Madiun. Kegiatan ini juga diikuti Dinas Kominfo Kabupaten/ Kota serta pegiat KIM di Wilayah Bakorwil Bojonegoro dan Madiun.
Dalam kegiatan ini turut hadir Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Pena mewakili Kabupaten Pacitan.
(Pemkab Pacitan)

DPMD LAKUKAN PEMBINAAN ADMINISTRATIF DI DESA WONOSOBO

Guna mendukung visi misi bupati tentang tata kelola pemerintahan yang baik, Rabu (30/03), Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa melaksanakan pembinaan administratif pada pemerintahan Desa Wonosobo Kecamatan Ngadirojo. Kegiatan berlangsung di Balai Desa Wonosobo dengan mengikutsertakan perangkat daerah dan instansi lintas sektor sebagai pembina administrasi desa.
Dalam sambutannya Heri Setijono, S.Sos., M.Si., Kepala DPMD menjelaskan, pembinaan administratif desa ini in line dengan Visi dan Misi Bupati yang tertuang dalam RPJMD Kabupaten Pacitan 2021-2026.
“Hal ini penting dilaksanakan guna meningkatkan kinerja pemerintahan desa mulai dari tata kelola pemerintahan, adminitrasi, aparatur pemerintah desa, BPD dan seluruh lembaga yang ada di desa,” ungkap Heri.
Dirinya berharap dengan pembinaan ini menjadikan tata kelola pemerintahan desa tercapai dengan tertib serta dapat memberikan pelayanan dan memecahkan permasalahan dengan memberikan solusi dari masalah yang timbul dalam pelaksanaan kegiatan pemeritahan desa.
Sementara itu, Ketua TP PKK Kabupaten  Efi Indrata Nur Bayuaji turut hadir dalam kegiatan tersebut memberikan pembinaan terkait pelaksanaan 10 pokok program PKK.
Bersama pengurus pokja I, II, III dan IV Ketua TP PKK Kabupaten mendorong pelaksanaan 10 Pokok Program PKK lebih ditingkat sehingga setiap pokja dapat menjalankan program PKK secara baik dan bisa melayani masyarakat desa Wonosobo.
“Bagaimanapun peran PKK sangat strategis dalam membantu pemerintah desa dalam melaksankaan program kesejahteraan keluarga,” ujarnya.
Efi juga mengajak pemerintah desa menemu kenali potensi Desa Wonosobo agar dapat digali dan dikembangkan menjadi potensi yang bernilai.
“Setiap desa pasti memiliki potensi sesuai dengan karakteristiknya masing masing. Baik itu budaya, hasil bumi, produk olahan, maupun potensi alam lainnya,”
Harapannya, Potensi tersebut nantinya dapat di kemas secara baik dan disebarluaskan agar dapat dikenal oleh masyarakat luas dan menarik daya beli masyarakat untuk menggunakannya.
“Kita akan terus mendorong agar setiap desa dapat mewujudkan One Village One Product sesuai dengan kondisi daerah masing masing, ” pungkasnya.
Kegiatan ini juga dihadiri Ketua I TP PKK Hendarti Gagarin, Camat Ngadirojo Nanang Hardwijono, S.Sos. M.Si. beserta forkompimcam Ngadirojo, Babinsa dan Babinkamtipmas Ngadirojo. (DPMD/Pemkab Pacitan)

Air; Sumber Kehidupan Sekaligus Malapetaka

Lingkungan tetap menjadi isu strategis, terlebih di kota berjuluk Paradise of Java yang diakui keindahannya oleh wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Sehingga tak heran jika upaya Nguri-uri warisan ini terus dilakukan pemerintah dan masyarakatnya.
Seperti hari ini, sebelas ribu pohon dari berbagai jenis ditanam secara serentak di 12 Kecamatan di Kabupaten Pacitan, tak terkecuali Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji yang berkesempatan menanam pohon berjenis Ketapang Kencana (Terminalia Mantaly) di komplek Pancer Door Pacitan.
Ini sekaligus in action warga Pacitan terhadap momentum Hari Air Sedunia yang jatuh 22 Maret kemarin. Melalui tangan dingin Bupati, Dinas Pekerjaan Umum dan Permukiman Rakyat (PUPR) Pacitan menandainya dengan menanam pohon, lomba foto hingga pelepasan burung ke alam. “Ini adalah satu kesatuan dalam ekosistem,” kata Suparlan Kadis PUPR, pagi tadi (30/03).
Bahkan secara berani PUPR mengaku bertekad menjadi Role Model membudayakan menanam pohon. Ungkapan itu jika ditelaah bukan sekedar isapan jempol semata jika dilihat dari komitmennya dalam berbagai event hari air dan yang serupa.
Karena PUPR juga mempunyai tanggung jawab setidaknya banjir kota dan ancaman bencana lain seperti kekeringan, meski ini tanggung jawab banyak instansi, tetapi pihaknya enggan setengah-setengah dalam mengamban amanah.
Lebih jauh masalah kekeringan yang seakan menjadi hantu disetiap musim kemarau. Sehingga soal air memang pohon menjadi faktor penting. “Air bisa menjadi kehidupan atau bencana. Itu tinggal kita,” ungkap dia.
Melihat semangat dan kenyataan yang ada, Bupati menegaskan masyarakat mempunyai porsi besar bersama dengan pemerintah. Menentukan langkah serta hadir menjadi penyumbang mengatasi dampak kerusakan lingkungan. “Kita bersama tidak hanya menanam. Tetapi menanam, merawat dan menanam lagi,” kata Bupati di kesempatan yang sama.
Meski harus disyukuri bahwa ternyata penanaman pohon di Pacitan yang terbesar di Jatim, namun ini adalah aksi untuk jangka panjang, sedang untuk menghadapi musim kemarau tahun ini Mas Aji bersama dinas terkait telah melakukan berbagai upaya termasuk koordinasi dengan pemerintah provinsi.
“Data kekeringan sudah ada, Dengan cara pipanisasi yang akan terus dilakukan secara bertahap, sehingga droping air bersih dapat berkurang,” tambahnya.
Puluhan ribu pohon tak berarti jika tidak ada komitmen semua komponen, baik menanam dan merawatnya. Sementara di satu sisi, Pacitan telah diwarisi lanskap indah dengan pantai, sungai dan perbukitan yang harus selalu hijau dan asri. (Pemkabpacitan)
WhatsApp chat