Hari kedua pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer
(UNBK) di Kabupaten Pacitan berjalan normal tanpa kendala berarti, meski saat
ini Covid-19 tengah berkembang di Indonesia. Wakil Bupati (Wabup) Pacitan Yudi
Sumbogo berkesempatan memantau pelaksanaan mengaku bersyukur tidak ada Absen
karena sakit atau faktor lain.
Bersama dengan UPT Dinas Pendidikan (Dindik) Provinsi Jawa
Timur Wilayah Pacitan Pemda Pacitan menekankan sarana kebersihan seperti cuci
tangan menjadi prioritas peserta UNBK. Disamping itu siswa dan siswi diminta
terus menjaga kesehatan dengan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) ditambah pola
makan.
“Masker diperuntukkan untuk orang sakit. Sehingga mencegah
penyebaran penyakit,” kata Sumbogo soal ditanya awak media perihal peserta UNBK
yang tidak memakai masker. Disatu sisi diketahui bersama ketersediaan masker
lenyap dipasaran.
Sumbogo juga mengapresiasi berbagai kemandirian sekolah
dalam mensukseskan UNBK di tahun sulit ini, termasuk hal teknis seperti listrik
dan jaringan internet yang kerap kali mengganggu di luar seputaran kota.
“Secara umum kondusif, tidak ada kendala yang berarti,” tegas Dia.
Masih di kesempatan yang sama, Yusuf Kepala UPT Dindik
Provinsi Jawa Timur Wilayah Pacitan memastikan 3000 lebih peserta UNBK yang tersebar
di sekolah-sekolah seluruhnya siap menghadapi UNBK yang akan berakhir hingga
(19/03) mendatang. “Kita juga telah bekerjasama dengan PLN dan pihak pendukung
lain,” tambah Yusuf. (budi/mg/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).
Ratusan masyarakat Kabupaten Pacitan pagi ini kompak
melafalkan sholawat Tibbil Qulub sebelum melakukan senam bersama, dalam
Kampanye Pacitan Sehat Cegah Covid-19 melalui Pola Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) di Alun-alun Pacitan (08/03).
Ditinjau dari penelitian dan data, Covid-19 yang merebak di
62 negara di dunia akhir-akhir ini tidak lebih berbahaya ketimbang virus lain
seperti Sindrom Pernafasan Akut Berat (SARS). Pasalnya lebih dari 94 persen penderita
umumnya berhasil sembuh.
Justru yang memperkeruh keadaan dan penting untuk segera
disikapi adalah berita hoax, masyarakat harus paham dan dewasa terhadap
Covid-19 supaya hoax tidak merajalela. “Pasien meninggal rata-rata karena
panik,” kata Kapolres Pacitan AKBP Didik Hariyanto yang hadir dalam
kegiatan itu.
Senada dengan Kapolres, Dandim 0801 Pacitan, Letkol. Nuri
Wahyudi mengatakan masyarakat harus tetap tenang tanpa mengindahkan larangan
pemerintah.”Intinya Covid-19 ini tidak seganas yang disampaikan
berita,” ujar mantan Paspampres di era SBY tersebut.
Bupati Pacitan Indartato senang melihat semangat peserta
senam, meski alun-alun sempat diguyur hujan, tetapi hal itu tidak menyurutkan
semangat masyarakat untuk dapat hidup sehat.
Pak In sapaan Bupati juga berpesan supaya materi yang
disampaikan Panitia tersebut agar nanti diaplikasikan dalam kehidupan dan
disampaikan kepada keluarga dan lingkungan masing-masing. “Semoga virus
ini tidak sampai di Pacitan. (Budi/timDiskominfoPacitan).
Bupati Pacitan Indartato melihat langsung ruang isolasi berstandar hingga ambilan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Darsono
Covid-19 atau Coronavirus sejak awal tahun 2020 bak artis
yang menjadi perbincangan utama ribuan media, namun juga membikin was-was warga
dunia tanpa terkecuali masyarakat Indonesia termasuk Kabupaten Pacitan.
Sebenarnya jika dilihat secara geografis Kabupaten Pacitan
jauh dari Provinsi Wuhan, China tempat asal virus yang menyerang saluran
pernafasan mirip Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) yang pertama kali ditemukan
pada Juli 2003 silam.
Tetapi, tidak menutup kemungkinan sejak dilaporkannya 2 pasien
positif Covid-19 di Indonesia nantinya menjalar ke Pacitan. Skenario terburuk
itulah menjadi modal, Mengingat kota berjuluk Paradise Of Java ini adalah salah
satu gerbang wisata di Jawa Timur.
Turis asing biasa lalu lalang dan bersinggungan langsung dengan
pelaku wisata dan masyarakat, disisi lain banyak warga masyarakat Pacitan yang
merantau dikota besar atau sebaliknya.
Untuk itu sesuai perintah, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
dr. Darsono mengambil langkah cepat meski hal tersebut teramat jauh kemungkinannya,
dengan menyiapkan segala piranti manajemen perawatan dan pengobatan Covid-19
berupa ruang isolasi berstandar hingga ambilan.
Bupati Pacitan Indartato usai melihat langsung ruang isolasi
tersebut mengatakan, kesiapan rumah sakit berplat merah ini nantinya juga bakal
diperkuat kesiapan seluruh Puskesmas dan puskesmas pembantu di semua wilayah sesuai
dengan pemerintah pusat.
“Pertama kita menyiapkan rujukan di rumah sakit yang saat
ini kita tinjau bersama kapolres dan dandim. Antisipasi supaya tidak ada
coronavirus di Pacitan,” terang Bupati kemarin (04/03/2020). Tidak cukup,
selanjutnya Pemda akan menerbitkan Instruksi Bupati berkaitan pencegahan
Covid-19 yang melibatkan semua komponen termasuk kepala desa dan camat.
Sementara di kesempatan berbeda, T. Andi Faliandra Kepala
Dinas Pariwisata Pemuda Dan Olahraga (Disparpora) Pacitan menyampaikan, sesuai
mekanisme pemeriksaan terhadap wisatawan asing dapat dilakukan di titik masuk
baik di Bandara ataupun di pelabuhan. “Pemeriksaan tidak bisa dilakukan di
lokasi wisata,” kata Andi melalui sambungan telepon (05/03/2020).
Beruntung data menunjukan jarang ada wisatawan yang berasal
dari negeri tirai bambu dan sekitar, umumnya wisatawan datang ke Pacitan dari
Benua Eropa dan Australia yang memilih pantai Pancer Door dan Watukarung.
Disparpora jauh-jauh hari ternyata telah melakukan berbagai
himbauan kepada para pelaku wisata di Pacitan untuk siaga dan waspada berbagai
kemungkinan tanpa mengurangi pelayanan dan kenyamanan. “Kita sudah siap dari
awal, tapi kita tidak bikin heboh,” pungkas Andi.
Sejak dini, pemerintah mewanti-wanti masyarakat Kabupaten
Pacitan untuk senantiasa menjaga kebersihan dan hidup sehat untuk menghadapi
pagebluk ini. Termasuk hindari mengunggah informasi hoax di sosmed yang justru
dapat membuat salah kaprah masyarakat dalam menyikapi Covid-19.
(budi/anj/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).