Enam siswa dan siswi terbaik sekolah dasar berkesempatan mengikuti OSN
28-29/03/19 di Jawa Timur. Semoga perjuangan mereka membuahkan hasil dan mampu
mengharumkan nama Pacitan dan mewakili Provinsi di tingkat Nasional.
IPA
1. Zurrida Alfathunisa: SDIT Ar Rahmah – Kec. Pacitan
Risma Indriani tak kuasa menahan air matanya, tangisan itu pecah saat
penutupan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Dinas Kominfo (Diskominfo)
Pacitan. Siswa SMK N Pringkuku tersebut merasa waktu enam bulan yang ditentukan
untuk PKL terasa singkat. “Karyawan dan karyawati sudah seperti keluarga
sendiri,” ujarnya.
Banyak yang di peroleh selama PKL di Diskominfo kata Risma, mulai pengenalan
teknis dasar komunikasi, baik dari pemanfaatan SID
hingga pengisiannya mulai Pembuatan artikel, di dalamnya penggalian data hingga
memaksimalkan teknik fotografi. “Kita juga didorong membuat sistem kerja,
sehingga kita dapat bekerja tanpa perintah,” katanya.
Risma dan 15 rekan satu praktiknya dari berbagai sekolah kejuruan di Pacitan
selain bertugas di kantor juga berkesempatan membagikan ilmu di Kantor Desa dan
Kelurahan yang terpilih di Kabupaten Pacitan, guna memaksimalkan aplikasi SID
yang ada.
“kita manfaatkan teman-teman untuk membangun kota kelahirannya dengan skill
yang dimiliki, dan dipertajam selama satu hingga dua bulan mendapat pembekalan
teknis entri data kependudukan, publikasi desa dan administrasi, juga wajib
eksplorasi potensi yang ada, untuk pemkasimalan,” ujar Wira Swastika Staf dan
koordinator PKL 02/03/19.
Dalam setahun ratusan siswa siswi dan mahasiswa dari berbagai kota
memperoleh kesempatan menambah pengalaman di Diskominfo, komitmen tersebut
merupakan upaya nyata untuk mendukung dunia pendidikan khususnya SMK dalam
menyongsong revolusi industri 4.0 dengan berbagai potensi dan resiknya. “ini
peting bagi mereka,” ungkap orang nomor satu di Diskominfo Rachmad Dwiyanto.
(budi/anjar/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).
Dr. I Ketut Putra Suarthana Ketua Yayasan Tri Atma Surya Jaya di Halaman
Wingking (Halking) Pendopo kabupaten Pacitan menyatakan komitmennya dukung
pemerintah untuk kembangkan sumber daya ekonomi kreatif dan pariwisata Pacitan.
Hal itu disampaikan langsung di depan Bupati Pacitan Indartato, Wakil Bupati
Yudi Sumbogo dan seluruh undangan yang hadir sebelum penandatanganan Memorandum
of Understanding (Mou) antara Pemda Pacitan dan
Yayasan Tri Atma Surya dari Denpasar Bali kemarin 28/03.
Putra Panggilan Dr. I Ketut Putra Suarthana pada kesempatan itu juga bicara
teknis gambaran pekerjaannya, salah satunya ialah peningkatan Sumber Daya
Manusia (SDM) ke semua yang terlibat di kepariwisataan. “Semua pelaku langsung
dan tidak langsung harus tersenyum, karena prioritasnya adalah kenyamanan tamu
selama tinggal, itu minimal” ujar Dia.
Raut haru terpancar pada wajah Bupati Pacitan Indartato pada momen tersebut,
pasalnya Putra merupakan orang yang ahli dalam bidang pariwisata. Pengalamannya
yang sudah puluhan tahun membuat Indartato yakin bahwa setahun mendatang akan
terjadi banyak perubahan positif di pariwisata Pacitan. “Mengingat saya bukan
orang pariwisata, tidak sama dengan Bupati Banyuwangi. Oleh sebab itu perlu
saya libatkan Pak Putra dan rombongan,” ungkap Indartato.
Salama ini pariwisata Pacitan bukan tanpa hasil, berbagai capaian telah
diperoleh. Namun Indartato berharap dengan penandatanganan nota kesepakatan itu
laju wisata yang ada di kota 1001 Goa dapat lebih maksimal termasuk industri
kreatif yang berujung pada kesejahteraan masyarakat secara merata.
Pada kesempatan yang sama juga disepakati kedua belah pihak untuk
mempersiapkan generasi muda agar lebih siap menjadi tuan rumah yang baik bagi
wisatawan. “Budaya menjadi tamu yang baik saya kira harus ditanam sejak dini,”
tambah Indartato. (budi/anjar/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).
Terinspirasi gagahnya Kuda, lahirlah satu karya pada kain yang mulai akrab
ditelinga masyarakat dengan nama Batik Kuda Hitam Buana Jlubang. Lahir pada
tahun 2014 lalu, karya batik jenis pace (khas Pacitan) memperkaya koleksi batik
tulis Kota 1001 Goa ini.
Industri Kecil Menengah (IKM) tersebut beralamat di Desa Jlubang, Pringkuku,
Pacitan. Dua puluh anggota getol menciptakan karya baru tetap dengan pakem pace
namun membawa simbol kuda pada setiap karyanya.
Diusianya kini yang menginjak lima tahun, kuda terbang getol mengikuti
berbagai Even baik lokal kabupaten dan regional. “Konsentrasi kita masih
peningkatan kualitas,” ucap Atik Hariati pengurus pada kelompok tersebut saat
berbincang dengan Diskominfo 26/03/19.
Kuda terbang ari Jlubang ini memang baru di kancah batik. Dibalik karya
indahnya tersimpan berbagai permasalahan. Mulai sulitnya pemasaran produk,
sampai pada pengadaan bahan baku. “kita belanja bahan ke Solo, Jateng. Kami
berharap pemangku kebijakan melakukan sesuatu,” harap Atik.
Pesona Batik Pace Kabupaten Pacitan pada tahun 2013 mendapat pengakuan atau
hak paten dari Kemenkumham. Kabar baik itu membawa Batik Pace digemari
masyarakat baik di Pacitan hingga Mancanegara.
Potensi baru di Kecamatan Pringkuku merupakan angin segar, mengingat hingga
kini batik Pacitan berkiblat di Kecamatan Ngadirojo dimana lahirnya batik
Pacitan juga dari wilayah tersebut. “lahirnya Kuda Terbang Buana Jlubang
merupakan Inovasi yang harus kita apresiasi,” ungkap Luki Indartato Ketua
Dekranasda Pacitan.
Apresiasi yang dilkukan Luki tidak sekedar kata-kata, melainkan mengajak
pelaku untuk aktik mengikuti pelatihan-pelatihan yang sering digelar baik dari
Dekranasda, PKK ataupun Instansi terkait suapaya kualtas produk baru tersebut
mampu bersaing dengan yang lain. “kita juga terus mengevaluasi setiap produk,
hingga kini Batik Kuda terbang Buana Jlubang sangat layak untuk dikenakan,”
tambahnya. (budi/anjar/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).
Sekali lagi, Kabupaten Pacitan adalah kota wisata. Status berkembang memaksa
lahirkan berbagai terobosan demi mencapai target kunjungan wisata, didukung
pelayanan dan tampilan yang apik sehingga memperoleh angka kepuasan para tamu
di atas rata-rata. “Sesuai arahan Bupati, kami berkumpul guna membahas kalender
seni, budaya dan olahraga,” ucap Agus Ansori Mudzakir Kepala Bidang Informasi
Diskominfo Pacitan sebagai Koordinator kegiatan.
Kalender Seni, Budaya dan Olahraga sebenarnya sudah dibentuk beberapa tahun
lalu dan telah menjadi agenda tetap, namun mulai bulan ini Diskominfo Pacitan
memperoleh stimulus untuk semakin getol menyebarkan informasi Kalender kepada
khalayak. “Baik wisatawan domestik dan mancanegara,” kata Dzakir.
Sedikitnya hingga akhir Maret 2019 sampai Desember 2019 mendatang, 60 agenda
disepakati dan tertulis dari bentuk Even serta waktu pelaksanaan dari tingkat
kota sampai wilayah dan desa. “pelaksana agenda lebih mantap karena jadwal
sudah lama ditetapkan,” Tambah Dia.
Usai dibentuknya kalender tetap menurut Joko Rinanto perwakilan Dinas
Koperasi dan Perdagangan (Disperindag) Pacitan yang memiliki giat Festival
Pasar Sawo merasa lebih fokus menyelenggarakan kegiatan, selain itu sebaran
informasi yang dilakukan oleh Diskominfo akan menambah keberhasilan yang akan
dilangsungkan.
Penyusunan kegiatan tersebut dilaksanakan kemarin 28/03 di Ruang PPID
Diskominfo Pacitan yang dihadiri perwakilan Pejabat Pemkab dan Kepala Instansi
terkait serta perwakilan seluruh Kecamatan dan libatkan pelaku seni yang selalu
aktif di momen seni budaya. (timDiskominfoPacitan)