Cluster Sudimoro Tambah 1 positif

Penambahan kasus positif covid-19 kembali terjadi di hari pertama perayaan Idul Qurban. Rachmad Dwiyanto, Jubir Penanganan Covid-19  mengumumkan secara resmi penambahan tersebut, sore ini di Ruang PPID, Diskominfo Pacitan (31/07).

Penambahan tersebut merupakan transmisi dari cluster Sudimoro. Hal tersebut diketahui setelah satgas menerima Laporan dari Jogjakarta Internasional Hospital (JIH). “Hasil ini baru diketahui barusan, karena kelompok Perusahaan Itu memang melakukan tes Swab  di Yogyakarta.” Kata Jubir.

Meski demikian Jubir tak henti mewanti-wanti warga Pacitan untuk senantiasa menjaga kedisiplinan dan selalu waspada, lantaran di sekitar masih terdapat pasien terkonfirmasi, terlebih kembali dibukanya beberapa destinasi wisata di Kabupaten Pacitan.

Sehingga program 3M, yakni Memakai Masker, Mencuci Tangan dan Menjaga Jarak harus benar-benar dilakukan. Pada kesempatan itu Jubir mewakili Gugus Tugas juga menyampaikan permohonan maaf atas bertambah kasus baru tersebut.

Penambahan kasus ini membuat jumlah keseluruhan menjadi 56 kasus, 2 diantaranya meninggal dunia, 46 yang lain berhasil sembuh dan 8 kasus masih dirawat di Wisma Atlet. (budi/AlalAzim/rch/tika/DiskominfoPacitan.

Jelang Takbir Aman Terkendali

Bupati Pacitan Indartato beserta jajaran Satgas Penanganan Covid-19 Pacitan meninjau langsung situasi malam Hari Raya Idul Adha di Pasar Arjowinangun dan Terminal Pacitan, malam ini (30/07).

Giat tersebut sebagai upaya melihat langsung aktifitas pemudik yang masuk ke Kabupaten Pacitan. “Ada pemudik, tapi tidak begitu menyolok (banyak),” kata Indartato.

Rombongan tersebut juga memantau kegiatan masyarakat yang tidak menyelenggarakan takbir keliling. Saat ini langkah itu penting lantaran masih dalam masa pandemi covid-19, sehingga cukup beribadah di masjid.

Ia juga mengaku bersyukur atas kedisiplinan masyarakat yang telah mematuhi protokol kesehatan dengan mengenakan masker saat diluar rumah. “95 persen masyarakat memakai masker,” ungkapnya. (budi/anj/wan/rch/tika/DiskominfoPacitan).

Semakin Cerah; Warga Wisma Atlet Berkurang 4 Orang

Akhir pekan yang cerah, pasien terkonfirmasi covid-19 di Kabupaten Pacitan kembali terjadi pengurangan. Mereka yang dinyatakan sembuh kali ini sebanyak 4 orang.

2 orang pertama berasal dari cluster Sudimoro, 1 orang dari Ngadirojo dan 1 terakhir dari Tulakan merupakan cluster lain-lain dan memang mempunyai riwayat dari Surabaya.

Dari pengurangan tersebut membuat total sembuh secara kumulatif sebanyak 46 kasus dari total kasus konfirmasi 55 pasien. “Sehingga angka kesembuhan menjadi 86,3 persen,” ucap Jubir covid-19 Pacitan (30/07).

Meski angka kesembuhan semakin tinggi, namun Rachmad tetap mengharap masyarakat untuk disiplin menjalankan protokol kesehatan. Utamanya dengan metode 3M yaitu Memakai masker, Mencuci tangan pakai sabun dan disempurnakan dengan Menjaga jarak bila berinteraksi sosial.

“Vaksinnya belum ada. Dan saat ini yang bisa menjadi vaksin adalah disiplin menjalankan protokol kesehatan,” lanjutnya kembali mengingatkan. (budi/rch/tikaDiskominfoPacitan).

Bank Jatim Pacitan Jadi Yang Pertama Tangguh

Kini giliran dunia perbankan yang menjadi perhatian Satgas Penanganan Covid-19 Pacitan, diawali dari Bank Jatim Pacitan, Bupati Pacitan Indartato selaku Ketua Satgas meresmikan lembaga tersebut yang dinamai ‘Obvitter (Objek Vital Tertentu) Tangguh Semeru’. Pagi tadi (30/07).

Ini adalah terobosan strategis di waktu penting, mengingat tren kasus positif covid-19 terus mengalami penurunan yang signifikan. Bahkan saat ini Pacitan berada di angka 11 kasus aktif dari jumlah total 55 kasus. Angka tersebut membuat Kabupaten Pacitan kembali menjadi zona kuning dan terus ditekan menjadi zona hijau.

Pimpinan Cabang (Pinca) bank Jatim Pacitan, Murjoko Teguh Hariyanto yang baru menjabat 5 bulan di Kota 1001 Goa itu memimpin 110 karyawan dengan pelayanan 5 hari kerja. Hal tersebut membuat lembaga ini berinteraksi aktif dengan ribuan masyarakat, sehingga harus memiliki jiwa disiplin tinggi akan protokol kesehatan. “Ini wujud kami mendukung penanganan covid-19 di Pacitan,” katanya.

Kapolres Pacitan AKBP Didik Hariyanto yang hadir dalam kesempatan tersebut kembali mengingatkan, bahwa menghadapi covid-19 cara parsial bukanlah cara yang baik, yang dibutuhkan kompak bersama empat komponen mulai pemerintah, TNI/Polri, perusahaan dan masyarakat itu sendiri. “AKB (Adaptasi Kabiasaan Baru) suka tidak suka harus kita laksanakan dengan kedisiplinan tinggi,” ungkap Dia.

Sementara Komandan Kodim 0801 Pacitan Letkol Nuri Wahyudi lebih tegas berkomentar, baginya komitmen adalah pondasi penting. Terlebih kegiatan tersebut diharapkan bukan semata giat ceremony belaka. “Jangan sampai kita membuat aturan tapi kita tidak melaksanakannya,” ungkap Dia.

Kian menurunnya penambahan kasus di Pacitan saat ini turut disinggung Bupati pada sambutannya, keberhasilan tersebut tidak lain merupakan buah dari kerja keras seluruh komponen, tidak terkecuali warga Pacitan. “Selanjutnya supaya tidak lahir cluster baru, saya ingin kantor-kantor seperti ini, Menerapkan 3M (Mencuci tangan, Memakai Masker, Menjaga Jarak) dan yang lain,” kata Bupati. (budi/aalazim/rch/tika/DiskominfoPacitan).

Wacana PJJ Permanen; Dindik Pacitan Anti Alergi

Bagaimana kesiapan dunia pendidikan di Kabupaten Pacitan jika merujuk pada komentar Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan (Mendikbud) RI Nadiem Makarim. Saat rapat kerja bersama Komisi X DPR RI (02/07), soal Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang direncanakan menjadi sistiem permanen benar-benar terjadi.

Meninjau berbagai kondisi yang ada utamanya di sisi geografi dan topografi Pacitan, berakibat 10 persen peserta didik tidak memperoleh akses internet yang memadai. Disamping faktor efisiensi dan gaya baru yang bakal membuat metode pendidikan lebih beraneka ragam melalui kreativitas guru, siswa maupun orang tua.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindik) Pacitan Daryono yang turut mendengar wacana tersebut mengakui metode pendidikan terbaik adalah tatap muka langsung. Siswa benar-benar menyerap sempurna materi yang disampaikan guru, mereka juga dapat belajar bersosialisasi aktif bersama teman dan lingkungannya.

Namun demikian Daryono mengaku ia tidak alergi terhadap wacana tersebut jika sekali lagi benar adanya terealisasi. Terlebih pihaknya telah mempunyai metode untuk mengusung inovasi tersebut yang kini telah digunakan. “Jika iya, kita tunggu surat resmi dari pusat,” ujarnya (29/07) kepada Diskominfo Pacitan.

Apapun metode yang bakal disahkan oleh Nadiem kelak, namun Dindik Pacitan tetap berkomitmen terhadap masa depan 50.000 peserta didik di Kabupaten Pacitan. Walau untuk menuju ke arah tersebut Daryono menerka perlu perdebatan panjang ditingkat pusat.

Lalu bagaimana langkah pemerintah terhadap angka 10 persen blankspot yang bakal mengganggu pembelajaran peserta didik, walaupun sekolah telah memberlakukan program home visit hingga saat ini.

Kepala Bidang (Kabid) Teknologi Informatika (TI) Diskominfo Pacitan Supriyono dikesempatan terpisah mengungkapkan, perlu komunikasi bersama pihak ketiga untuk memberantas angka 10 persen tersebut.

Utamanya dukungan masyarakat dan yang lain dalam rangka instalasi infrastruktur yang dilakukan oleh pihak ketiga tersebut. Tanpa menafikkan kebutuhan biaya yang tidak sedikit. “Kita harus melobi pihak ketiga maupun masyarakatnya,” ungkap Supriyono jujur. (budi/rch/tika/DiskominfoPacitan).