Akhiri Masa Lajang di Wisma Atlet

Satgas Penangan Covid-19 Pacitan tidak bisa berbuat banyak, saat salah satu pasien covid-19 berjenis kelamin laki-laki berusia 20 tahun yang masuk Wisma Atlet senin kemarin (20/07), diujung jadwal pernikahan. Tepat hari ini (23/07).

Kedua Mempelai terpaksa harus menjalani ijab qobul di Wisma Atlet meski dengan standar protokol kesehatan ketat. Beruntung info terbaru mempelai wanita yang berusia sama yaitu 20 tahun dinyatakan negatif covid-19.

Menurut penanggung jawab momen langka tersebut, dr. Johan Tri Putranto kepada Diskominfo Pacitan mengatakan, pihaknya merasa perlu memfasilitasi agenda sakkral kedua mempelai, namun tetap dengan protokol kesehatan yang ekstra ketat. Supaya tidak ada pihak yang dirugikan.

Satgas juga membatasi undangan pada momen itu, yakni kedua mempelai, wali, naib dan saksi-saksi, undangan juga dibekali APD level 2 lengkap. Untuk pendukung lain termasuk awak media diposisikan jauh dengan pasien dan berbeda di ruang terpisah. “Untuk Honeymoon sementara ditunda dulu sampai yang pria sehat,” ungkap Johan.

Meski prosesi pernikahan cukup sederhana, momen tersebut diharap mmberi kebahagiaan mempelai pria, selanjutnya menjadi motivasi kesembuhannya. (budi/rch/Dinkespacitan/DiskominfoPacitan).

Obyek Wisata Watu Bale, Pidakan Dan Soge Bisa Dikunjungi Wisatawan Lokal

Istri Bupati, Luki Indartato berpose di depan kamera membantu mempromosikan obyek wisata Watu Bale saat kegiatan penyerahan Sertifikat Pra-Evaluasi.

Marjuni Kades Jetak, Tulakan tertunduk lesu. Lantaran anggaran Dana Desa (DD) tahun 2020 sudah habis untuk kebutuhan penanganan covid-19. Berupa bantuan langsung kepada masyarakat terdampak.

Sementara pembangunan untuk pemaksimalan area wisata masih jauh dari kata sempurna. Sikap itu wajar, karena warga timur memiliki ambisi besar bersaing aktif dalam pembangunan pariwisata, demi mensejahterakan masyarakat.

Mengetahui itu Kepala Dinas Pariwisata Pemuda Dan Olahraga (Disparpora) Pacitan, T. Andi Faliandra terharu sekaligus merasa bangga terhadap mimpi membesarkan pariwisata timur Pacitan ini.

Momentum penyerahan piagam Pra Simulasi yang dilakukan hari ini (23/07) ia anggap sebanding dengan semangat dan komitmen yang ditunjukan seluruh pengelola pariwisata, utamanya di obyek wisata Watu Bale, Soge dan Pidakan.

Itu berarti mulai saat ini, 3 objek tersebut dapat menerima tamu dari lokal Pacitan, sampai pada tahap selanjutnya yaitu Evaluasi. Usai tahapan terakhir obyek-obyek yang memenuhi standar protokol kesehatan dapat menerima tamu dari mana pun. “Semua harus memenuhi standar AKB (Adaptasi Kebiasaan Baru),” kata Andi.

Sementara Bupati Pacitan Indartato yang berkesempatan hadir menegaskan, saat ini pemerintah bukan hanya berkutat pada hal kemanusiaan, namun juga berfokus pada rana ekonomi. Ia berharap kepercayaan yang diberikan satgas dapat diemban dengan baik. “Kalau lahir cluster baru bisa di tutup. Bisa rugi kita semua,” pesannya.

Menyikapi uneg-uneg Marjuni, Bupati memastikan pemda secepatnya akan hadir memenuhi kebutuhan tersebut, meski objek tersebut dikelola pemdes setempat. Namun tetap sesuai dengan kemampuan yang ada. (budi/anj/rch/tika/DiskominfoPacitan).

Positif 1 Sembuh 2

Remaja berusia 16 tahun dinyatakan positif covid-19, remaja ini terinfeksi covid-19 dari orang tuanya yang tertular lebih dulu yang kini sedang menjalani karantina di wisma atlet Pacitan.

Jubir Satgas Covid-19 Pacitan Rachmad Dwiyanto pada rilis (22/07) di ruang PPID Diskominfo Pacitan mengatakan, untuk menghindari penyebaran virus remaja tersebut secepat mungkin akan dipindahkan ke wisma atlet.

Penambahan tersebut membuat total keseluruhan di Kabupaten Pacitan menjadi 50 kasus, 2 kasus meninggal, sembuh bertambah 2 orang, yakni cluster Sudimoro dan warga Tegalombo. Sehingga total kesembuhan menjadi 28 kasus.

Hal tersebut menambah persentase angka kesembuhan menjadi 56 persen, jika angka kesembuhan terus bertambah maka harapan menjadi zona hijau semakin di depan mata. Artinya berbagai program pemerintah yang sempat terhenti selama pandemi akan kembali berjalan.

“Kepada masyarakat saya harap untuk disiplin menjalankan protokol kesehatan melalui 3M, sebagaimana disiplin adalah vaksin terbaik terhadap virus corona yang menyebabkan penyakit covid-19,” kata Dia. (budi/anj/alazim/rch/tika/DiskominfoPacitan).

Pandemi Bukan Alasan Untuk Mengabdi Pada Negeri

Dengan bangga dan penuh syukur, Kejaksaan Negeri (Kejari) Kabupaten Pacitan merayakan Hari Bhakti Adhyaksa yang ke-60 Tahun. Satu langkah nyata bekerja tanpa lelah untuk negeri khususnya Kabupaten Pacitan, yang tertuang pada tema bertulis “Terus Bergerak Dan Berkarya”.

Meski di tengah pandemi covid-19, capaian membanggakan tersebut terkisahkan kepada awak media (22/07) di Aula Graha Adhyaksa oleh Kajari Pacitan Noor Adi bersama jajaran.

Dari sekian deretan capaian yang luar biasa, adalah inovasinya akan pemaksimalan pelayanan kepada seluruh masyarakat berupa Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) lengkap dengan detail-detailnya.

Menandakan Kejari Pacitan benar-benar berkomitmen menghadirkan pelayanan yang bersih jauh dari tindakan menyimpang. Misalnya pembuatan area penanganan hukum dan perkara yang terpisah dari office. “Ini adalah kerja kami semua (Tim) bukan kerja saya,” katanya rendah hati.

Dari organ dalam Noor juga melakukan gebrakan manis dengan upaya peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) pada tiap-tiap jajarannya tanpa terkecuali. Disamping untuk menambah literasi hukum juga sebagai upaya untuk mengikuti arus perkembangan.

Upaya lain yang menjadi perhatian adalah cara Kejari untuk melakukan upaya preventif khusus kepada generasi muda. Melalui programnya yang dinamai Jaksa Masuk Sekolah, meski sementara fokus mereka kepada SMAN 1 Pacitan, SMKN 1 Pacitan dan SMK Kesehatan Pacitan.

Ingin semua terlibat dalam pencegahan hukum secara mudah oleh semua lapisan masyarakat, Kejari membentuk Pos Jaga Desa. Meski sementara baru di 4 kecamatan, namun secepatnya Pos Jaga Desa akan hadir di seluruh kecamatan. “Ini bukan berarti kita ngantor di Kecamatan lo ya,” ucap Dia sambil terkekeh.

Pada lingkup lain juga tak luput menjadi perhatian, belum lama ini Kejari Pacitan menggelar Ngopi (Ngobrol Pacitan Interaktif) bersama para tokoh pariwisata dan jajaran terkait Pemda Pacitan.

Jika belum cukup, Kejari juga mengaku telah membuat satu langkah kecil dengan mengaktifkan satu nomor Whatsapp, nomor tersebut dapat diakses seluruh masyarakat yang hendak melakukan konsultasi hukum maupun pelaporan.

Seakan ogah nanggung inovasi sederhana itu tanpa biaya, alias gratis. “Cara lain juga dapat dilakukan dengan mengunjungi website resmi kami,” tambah Noor.

Menyambut pesta demokrasi (Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati) yang rencananya bakal digelar 09 Desember kelak, Noor juga mengaku pihaknya telah merencanakan pelibatan diri dalam rangka menciptakan suasana yang kondusif berupa Posko Pilkada 2020.

Disamping deretan yang tidak terekspose satu persatu tersebut, Noor diam-diam mengeluh, pasalnya kasus dari januari hingga pertengahan juli ini bisa dibilang rendah. Malahan bulan ini pihaknya belum menerima satu limpahan kasus pun. “Zonk,” ucap Dia

Ia berharap fenomena ini merupakan buah masyarakat Kabupaten Pacitan yang sudah memiliki kesadaran hukum tinggi, bukan karena sebab lain. Misalnya pemahaman masyarakat yang keliru di atas culture-nya yang adem, ayem dan tentrem.

Sehingga pihaknya lebih memilih menyikapi dengan terus melakukan kampanye masif kepada masyarakat dengan pendekatan budaya yang serupa. Sehingga harapan penegakan hukum bersama seluruh jajaran benar-benar berjalan seperti seharusnya.

“Mungkin masyarakat menganggap penegakan hukum sebagai upaya terakhir. Dan ini tidak salah selama tidak bertentangan dengan produk hukum itu sendiri,” pungkas Dia. (budi/anj/rch/tika/DiskominfoPacitan).

Perpusda Pacitan Release Video “Asal Mula Pacitan” Bangkitkan Layanan Digital di Era AKB

Menindaklanjuti Webinar Perpustakaan Nasional RI, yang mendorong peran Perpustakaan sebagai garda terdepan dalam penyampaian informasi ke masyarakat melalui layanan online (digital). Layanan digital harus lebih ditingkatkan supaya dapat dimanfaatkan seluruh masyarakat.

Untuk itu Dinas Perpustakaan Kabupaten Pacitan terus berinovasi membangun literasi dengan meningkatkan layanan digital, salah satunya dengan menambah menu video konten budaya di dalam websitenya (perpustakaan.pacitankab.go.id).

Dengan menggali sejarah budaya di Kabupaten Pacitan, inovasi ini meningkatkan literasi masyarakat secara tidak langsung juga melestarikan sejarah budaya yang dibungkus dengan cara yang apik, yakni dibungkus dengan model video (Film).

Projek pertama, Perpusda memilih untuk membuat projek Asal Mula Pacitan. Dari sekian versi cerita yang sudah ada di beberapa media, Perpusda memilih versi yang dirasa lebih mendekati kejadian aslinya.

Untuk itu dalam pembuatan video ini, perpusda banyak mencari source atau literatur yang ada di buku-buku yang telah diterbitkan di Pacitan maupun dari sumber lain, harapannya tercipta satu rangkaian cerita yang terkemas dalam sebuah video yang berkonsep Mini Film (dengan mengambil potongan klip dari youtube dan foto dari google image, kemudian dirangkai).

Setelah melalui berbagai dialog dan arahan utamanya dari Cipto Yuwono, Kadis Perpusda Pacitan beserta tim project video, video “Asal Mula Pacitan” akhirnya di release pada (20/07) pukul 09.00 WIB di website resmi Perpusda Pacitan, yang dimasukkan ke dalam menu ” Video Asal Usul”.

Perpusda sadar bahwa video tersebut masih banyak kekurangan, namun demikian perpusda berharap video tersebut bermanfaat bagi masyarakat Pacitan. Rencana ke depan, Perpusda Pacitan akan terus menggali sejarah Pacitan yang lain. Sekaligus dijadikan ikon layanan digital yang aktif, sehingga dapat bermanfaat utamanya di masa pandemi covid-19.

Link; http://perpustakaan.pacitankab.go.id/video-konten-budaya-pacitan/