Angka Covid Bertambah 1 Dari Cluster Yang Belum Jelas

Angka pasien positif Covid-19 kembali bertambah di Kabupaten Pacitan, disampaikan langsung Wakil Bupati Pacitan Yudi Sumbogo dan seluruh jajaran termasuk Ketua Satgas Covid-19 Pacitan Indartato di Pendopo Kabupaten (12/06).

Penambahan ini bermula saat RSUD dr. Darsono kedatangan 2 PDP baru dari Kecamatan Kebonagung dan Arjosari. Seketika uji Swab dilaksanakan kemarin (10/06), hasil uji menunjukan 1 pasien berusia diatas 60 tahun yang masuk usia rentan dari Kecamatan Kebonagung positif Covid-19.

“Dari 21 spesimen yang dikirim, 20 spesimen negatif. 1 positif. Sehingga total 17 orang positif,” kata Wabup dihadapan awak media.

Sementara Jubir Covid-19 Pacitan Rachmad Dwiyanto di kesempatan tersebut menambahi, pasien dari episenter Jakarta tersebut datang ke RSUD dr. Darsono dalam kondisi sakit dan langsung dirawat. “Tambah satu menjadi 17, semoga angka keramat ini menghentikan angka Covid-19 di Pacitan,” ungkap Jubir.

Sebenarnya Kecamatan Bandar tercatat 1 positif Covid-19 baru-baru ini, namun saat ini pasien baru tersebut berada dan menjalani perawatan disalah satu rumah sakit di Surabaya. Hal tersebut lantas bukan menjadi tanggung jawab Satgas Covid-19 Pacitan.

Pemerintah pun melakukan upaya lebih keras untuk menekan angka ini, Jubir mengungkapkan bahwa pihaknya akan melewati metode tracking kepada keluarga. Dua keluarga dari Bandar dan Kebonagung dipastikan langsung menjalani tes Swab. “Tidak banyak. Keluarga inti saja,” tambah Rachmad. (budi/alazim/rch/tika/DiskominfoPacitan)

Bocah Bantu Covid-19

Arfa Fatkhi Dama F., Bocah usia 9 tahun yang menyerahkan uang tabungan sejumlah 800 ribu rupiah untuk membantu penanganan covid 19, mendapat apresiasi Bupati Pacitan.

Senin, 8 Juni 2020 kemarin, Pak In mengundangnya ke Pendopo Kabupaten untuk menerima penghargaan atas kepedulian siswa kelas 2 SD Alam Pacitan ini.

#bersatulawancovid19

4 OTG Keluarga Pagerejo Ditemukan; 1 Anak Sulung Dalam Pencarian

Pemerintah tidak melakukan diskriminasi terhadap semua pasien positif Covid-19 dari cluster manapun termasuk cluster Temboro. Malahan Pemerintah begitu menumpukan harapan kepada semua santri, karena pemangku kebijakan paham mereka adalah salah satu generasi penerus kebanggaan bangsa.

Singkat cerita, keluarga OTG dari Pagerejo, Ngadirojo akhirnya dapat ditemukan kemarin malam (04/06) usai media resmi @pemkabpacitan merilis kejadian tersebut. Jubir Covid-19 Pacitan Rachmad Dwiyanto mengatakan yang bersangkutan ditemukan oleh tim di Lingkungan Slagi, Pucang Sewu, Pacitan.

Sayang, kondisi mereka tak lagi utuh berlima, satu anggota keluarga ternyata tidak berada ditempat yang sama. Hal ini tentu menimbulkan tanda tanya baru bagi petugas dan masyarakat. “Mereka langsung diamankan di Wisma Atlet dan sekarang melakoni uji Swab di rumah sakit. semoga hasilnya negatif,” harap Rachmad hari ini (05/06) di ruangnya.

Jubir baru mengaku ternyata satu keluarga adalah PNS, ini membuat satgas Covid-19 Pacitan memberlakukan tindakan tambahan melalui Badan Kepegawaian, Pendidikan Dan pelatihan Daerah (BKPPD). “PNS akan diproses lebih lanjut. Karena ini program pemerintah,” tegas Jubir.

Sekali lagi santri adalah tumpuan generasi muda, meski sebenarnya pemerintah tampak begitu segan menghadapi dilema ini, namun yang pasti pemerintah hanya ingin santri seluruhnya dalam kondisi sehat dan tidak menjadi sumber penularan dalam pandemi ini.

Baik kepada keluarga dan masyarakat di Kabupaten Pacitan termasuk kepada para ustadz dan Kyai di pondoknya Temboro, Magetan kelak ketika mereka kembali menimba ilmu agama. “Perlakuan ini semata karena kita sangat menyayangi mereka. Semua juga tidak dibebani biaya,” pungkas Rachmad.

Walaupun kini si sulung belum diketahui dimana rimbanya, namun pemerintah mengharap masyarakat untuk tetap tenang, tidak cemas. Selain tetap menjaga protokol kesehatan masyarakat dipersilahkan kooperatif dengan melapor kepada petugas jika mengetahui keberadaan si sulung.

Pemerintah tidak serta merta melaksanakan protokol penanganan pasien covid-19 secara kaku dan saklek. Bila yang bersangkutan antusias dan disiplin dengan seluruh aturan, maka tidak perlu melakoni karantina di Wisma Atlet, di rumah masing-masing pun cukup. Kecuali timbul gejala, barulah yang bersangkutan akan dirawat intensif di rumah sakit. (budi/rch/tika/DiskominfoPacitan).

Ambyar; 5 OTG Kabur Dari Rumah Jelang Tes Swab

Dua santri Temboro dan tiga keluarga dilaporkan kabur dari rumahnya di Desa Pagerejo, Ngadirojo Rabu sore kemarin (03/06), saat satgas Covid-19 hendak mengambil sampel mukosa sebagai bahan tes Swab.

Kabar tersebut dikonfirmasi Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Pacitan Rachmadi Dwiyanto hari ini (04/06) di ruangan, kantor Diskominfo Pacitan.

Dari awal keluarga satu atap tersebut memang cenderung mengelabui petugas yang menawarkan untuk melakukan tes Swab di rumah sakit, beberapa kali tidak bersedia datang, akhirnya petugas berinisiatif untuk melakukan pengambilan jaringan mukosa di rumah mereka.

Namun betapa kagetnya petugas, rumah yang dituju tak berpenghuni. Terpaksa demi menghindari keadaan yang tidak diinginkan TNI, Polri hingga masyarakat terlibat dalam pencarian keluarga Pagerejo tersebut.

“Kami berharap yang bersangkutan untuk proaktif dengan satgas covid. Kami tidak melakukan diskriminasi kepada siapapun, pemerintah tugasnya melindungi,” tegas Rachmad. Karena meski sementara keluarga tersebut negatif tes Rapid, namun beberapa kejadian menunjukkan positif Swab.

Keputusan keluarga Pagerejo untuk kabur dari rumah tersebut jelas-jelas berisiko merugikan banyak pihak, menularkan Covid-19 kepada orang lain yang tidak tahu menahu. “Sekali lagi tolong mengikuti aturan pemerintah. Berikan teladan yang baik kepada masyarakat, jaga nama baik Temboro,” tutur Rachmad.

Alhasil saat ini masyarakat pun mempunyai persepsi negatif terhadap keputusan yang jauh dari kata arif dan bijaksana tersebut. Lebih lanjut Jubir menganalisa bahwa kaburnya keluarga tersebut disinyalir karena kurangnya pemahaman terhadap pandemi Covid-19. “Sepertinya mereka juga takut jika harus menjalani karantina jika kedapatan positif swab,” pungas Jubir. (budi/rch/tika/DiskominfoPacitan).

Galau; Muncul Bayang-Bayang Cluster Pendidikan

Belum kelar pemerintah menangani penyebaran Covid-19 dari cluster Temboro dan Kembang, kini momok cluster baru di depan mata, media mainstream menamainya cluster pendidikan.

Alkisah, (20/05) Dinas Pendidikan bersama BKD Jatim menggelar pelantikan kepala sekolah SMK dan Pengawas dengan metode gelombang di antara wabah Covid-19 di Surabaya yang petanya kini tak lagi merah cerah, namun semakin menghitam, menandakan jumlah positif di angka ribuan di kota pahlawan tersebut.

Usai kegiatan itu tersebar kabar satu peserta meninggal dunia, belum jelas penyebab meninggalnya beberapa kabupaten berinisiatif mengkarantina peserta tersebut. Celakanya 4 peserta dari Kabupaten Pacitan kedapatan mengikuti giat tersebut. “Semua dari Kecamatan Pacitan,” ujar Rachmad Dwiyanto Jubir Covid-19 Pacitan (04/06).

Sayangnya kondisi ini baru ditindaklanjuti pemerintah Pacitan dua hari kemarin (02/06). Petugas medis lantas melakukan tes Rapid, bersyukur hasilnya non reaktif keempat-empatnya. Meski demikian ke semua diminta untuk melakukan karantina mandiri di rumah masing-masing hingga keluar hasil Swab. “Kabar terbaru, 1 positif yang dikabarkan media tadi pagi itu adalah hoax,” tarangnya.

Tergambar jelas pemerintah Pacitan enggan kembali kecolongan dalam menangani Covid-19, meski di satu sisi pemerintah telah merasa kebobolan dengan berangkatnya mereka mengikuti giat di Surabaya tersebut.

Apalagi pemerintah Pacitan semakin tidak bisa berbuat banyak lantaran SMA dan SMK kini di bawah provinsi. Sehingga yang bersangkutan merasa tak perlu melapor jika hendak mengikuti agenda.

Namun Jubir memiliki landasan penting menyikapi kejadian tersebut, pemerintah baik pusat maupun provinsi dengan segala peraturannya wajib diikuti dan dipatuhi, termasuk tidak membuat kegiatan yang melibatkan masa besar saat pandemi seperti ini. “Pelantikan secara simbolis boleh saja, kita juga bisa virtual seperti presiden upacara sendiri,” pungkas Dia. (budi/rch/tika/DiskominfoPacitan).