Ada Romantisme Berwisata ke Pacitan Saat Hujan

Jelang libur panjang Natal dan Tahun Baru Desember mendatang, Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Kabupaten Pacitan terus mempersiapkan diri menyambut ledakan pelancong dari kedatangan domestik maupun mancanegara.

“Banyak wisatawan yang datang dan menikmati hujan,” kata Turmudi Kepala Disparbudpora yang merasa tidak mempersoalkan cuaca akhir-akhir ini. dirinya menyadari bahwa wisatawan mempunyai motivasi sendiri dan tidak terpaku pada cuaca yang selalu cerah, wisatawan justru memandang rintik hujan sebagai bentuk romantisme dan kehangatan.

Disparbudpora juga bersyukur lantaran banjir beberapa pekan terakhir tidak terjadi di area wisata baik yang dikelola Pemda, Desa, Bumdes dan yang lain. Termasuk kata Turmudi akses menuju tempat wisata tetap aman dan nyaman.

Bicara pariwisata dirinya juga harus melihat kebudayaan yang beraneka ragam, menjadi bumbu pariwisata yang dilengkapi produk UMKM. “Sesuai perintah Bapak Bupati, Target PAD harus terpenuhi, termasuk bagaimana yang dibutuhkan pelaku UMKM Pacitan tercukupi,” ungkap Kadis.

Memang PAD yang ditargetkan dari Rp. 9 Miliar menjadi Rp. 11 Miliar telah melampaui, padahal momentum akhir tahun masih 2 bulan lagi membuat Turmudi dan timnya merasa lebih siap berkreasi untuk menarik lebih banyak wisatawan yang berkunjung.

Sehingga memunculkan ide untuk memaksimalkan kebudayaan Pacitan yang tercatat 98 kebudayaan ini harus dimaksimalkan dengan kemasan Calender of Event patut segera dikenalkan kepada calon wisatawan. “Pariwisata kita selalu berdampingan dengan aneka kebudayaan dan UMKM yang menjadi mimpi wisatawan,” tambah dia.

Sembari itu tim Disparbudpora yang telah memetakan kota-kota yang prospektif untuk dijajaki telah terpasang billboard di area strategis, sehingga mereka tahu keindahan dan keragaman wisata yang dipunyai Pacitan. “Wisman juga mulai ada peningkatan kedatangan di Pacitan, kemarin saya lihat sendiri di Pancer,” pungkas Turmudi. (PemkabPacitan).

Dinkes Antisipasi Gangguan Ginjal Akut Pada Anak

Kasus Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal/Acute Kidney Injury (AKI) menjadi perhatian oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sejak ada laporan kasus yang ramai menyerang anak usia dibawah 5 tahun.

Berdasarkan laporan dari Kementerian Kesehatan pun menunjukkan adanya peningkatan kasus yang kemarin sempat terjadi.

Akan tetapi belum diketahui secara pasti penyebab dari maraknya angka kematian anak akibat gangguan ginjal akut tersebut. Sedangkan pemeriksaan yang saat ini dilakukan berupa pengujian sampel sisa obat yang dikonsumsi pasien dan penelusuran lainnya.

Menindaklanjuti hal tersebut Dinas Kesehatan (Dinkes) Pacitan bersama dengan Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Puskesmas) melakukan pemeriksaan di beberapa apotek yang ada di Pacitan.

“Langkah tersebut merupakan upaya pencegahan dari daerah selagi menunggu hasil dari pengujian laboratorium oleh Kemenkes dan BPOM terkait penyebab pasti dari gangguan ginjal akut,” tutur dr. Hendra Purwaka, Kadinkes Kabupaten Pacitan.

Dirinya juga menghimbau seluruh apotek dan toko obat untuk tidak menjual obat bebas dan bebas terbatas dalam bentuk situp kepada masyarakat sampai hasil penelitian keluar.

“Sementara waktu untuk tidak mengkonsumsi obat dalam bentuk cair/sirup tanpa berkonsultasi dengan petugas kesehatan,” tambahnya.

Lebih lanjut, kewaspadaan orang tua yang memiliki anak balita dengan gejala penurunan jumlah air seni dan frekuensi buang air kecil dengan atau tanpa demam, diare, batuk pilek, mual dan muntah dianjurkan untuk segera dirujuk ke fasilitas kesehatan terdekat.(PemkabPacitan)

Jaga Martabat Manusia, Jaga Indonesia

Peringatan Hari Santri Hari ini (22/10) membawa tema Berdaya Menjaga Martabat Kemanusiaan. Dimaksudkan adalah bahwa santri dalam kesejarahannya selalu terlibat aktif dalam setiap fase perjalanan Indonesia. Ketika Indoensia memanggil, santri dengan berbagai latar belakangnya siap sedia mengabdikan hidupnya untuk bangsa dan negara.

Saat masa Penjahahan, para santri berperang menggunakan bambu runcing yang terlebih dahulu di doakan oleh Kyai Subkhi dari Parakan, Temanggung. Sehingga jiwa perjuangan para santri lebih bergelora. Seperti di Surabaya melawan Belanda, di Semarang ketika pecah pertempuran 5 hari, para santri juga ikut berjuang.

Adapula K. H. Wahid Hasyim adalah salah satu santri yang terlibat aktif dalam pemerintahan Indonesia di awal kemerdekaan. Dia bersama santri dan tokoh-tokoh agama lainnya turut memperjuangkan kemasyalahatan umat seluruh agama di Indonesia. Semangat perjuangan para santri pasca kemerdekaan tidak hilang begitu saja. Mereka tidak asyik dengan dirinya, namun sangat aktif di dunia perpolitikan, sosial, pendidikan, ekonomi

“Para Santri bisa menjadi apa saja,” ucap Mas Aji, sapaan akrab Bupati Pacitan.

Mas Aji juga menjelaskan jika santri sekarang mempunyai banyak skill. Maka pandangan terhadap santri berkemampuan di bidang Agama saja kurang tepat. Namun bagi mereka agama tetap menjadi mata air yang selalu mengalirkan inspirasi-inspirasi untuk menjaga dan menjunjung tinggi martabat kemanusiaan. Para santri juga berprinsip bahwa menjaga martabat kemanusiaan adalah esensi ajaran agama. Apalagi di tengah masyarkat Indonesia yang majemuk, menjaga martabat kemanusiaan berarti menjaga Indonesia (PemkabPacitan)

Kirap Bendera Santri Diterima Bupati Di Pendopo

Setelah menempuh perjalanan panjang melewati 12 Kecamatan, Kirab Bendera Santri dalam rangka Hari Santri Nasional Tahun 2022 tiba di Pendopo Kabupaten Pacitan. Serah terima bendera santri dilaksanakan melalui sebuah apel dengan pembina apel Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji.
Bendera santri yang dibawa oleh Barisan Ansor Serba Guna (Banser) serta perwakilan ormas Islam Pacitan diterima oleh Ketua Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Pacitan Munaji dan selanjutnya diserahkan kepada Bupati Pacitan untuk disimpan.
Seperti diketahui kirab bendera santri dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional tahun 2022. Kirab bendera santri bermula dari wilayah kecamatan paling barat yakni Kecamatan Donorojo sejak Kamis (20/10/2022). Berangkat dari Pendopo Kecamatan Donorojo bendera santri dibawa melintas melewati seluruh kecamatan di Kabupaten Pacitan. (Prokopim Pacitan / Pemkab Pacitan)

Siaga Kegawatdaruratan Kesehatan Masyarakat; Susun Dokumen Rencana (KKM)

Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) adanya unsur ketidakpastian kedaruratan diperlukan suatu perencanaan untuk mengurangi akibat dan dampak yang mungkin terjadi.

Maka dari itu, perlu ada perencanaan Kontinjensi berupa dokumen yang disusun dan disepakati untuk didayagunakan sebagai upaya mencegah atau menanggulangi bencana secara lebih baik dalam situasi kritis atau darurat.

“Beberapa butir penting terkait perencanaan kontinjensi dilakukan sebelum keadaan darurat berupa proses perencanaan ke depan, dan lebih mengutamakan proses daripada menghasilkan dokumen,” terang drg. Nur Farida, Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit (P2) Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan.

Kegiatan yang dilangsungkan pada Selasa sampai dengan Kamis (20/10) kemarin melibatkan sejumlah pihak, termasuk TNI/ Polri, BPBD , Diknas, Kemenag, Kominfo, Bag hukum, Bappedalitbang, IDI dan forum Kabupaten Sehat serta 24 Puskesmas dan RS.

Tak hanya itu hadir sebagai narasumber Dinkes Provinsi Jawa Timur dan Kementerian Kesehatan RI dalam acara penyusunan dokumen Kontijensi Kesehatan Masyarakat (KKM) di Ruang Pertemuan RM. Sehat JLS, Pacitan.

“Selain dokumen Renkon, peran seluruh pihak mampu bersinergi sesuai dengan fungsi dan tugas masing-masing dalam penanganan kasus kegawatdaruratan,” imbuh drg. Nur Farida

Hal ini merupakan langkah dari pemerintah dalam mewujudkan dokumen kontijensi kesehatan masyarakat yang akan dipakai oleh semua pihak dalam menghadapi bencana kesehatan masyarakat, Searah dengan Visi Bupati Pacitan untuk menciptakan masyarakat Pacitan yang Sejahtera dan Bahagia. (PemkabPacitan).