Peringatan HAORNAS Bupati Pacitan Beri Penghargaan Kepada Atlet Dan Pelatih Berprestasi

Sebanyak 13 atlet dan 6 pelatih bidang olahraga berprestasi di Pacitan mendapatkan penghargaan dari Pemerintah Kabupaten Pacitan. Penghargaan diberikan langsung Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji saat upacara peringatan Hari Olahraga Nasional 2021 di halaman Pendopo Kabupaten.
Para atlet yang mendapatkan penghargaan adalah mereka yang berhasil membawa harum nama Pacitan baik ditingkat daerah, provinsi dan nasional. Begitu juga dengan para pelatih yang telah berjasa membina para atlet hingga berprestasi.
Beberapa cabang olahraga (cabor) berprestasi tersebut antara lain, renang (Kejurda), Petanque (Kejurprov), Bridge (Kejurprov), Paralimpik (kejurprov), Catur (Kejurnas) serta Paragliding (Kejurnas). Dari beberapa Cabor tersebut raihan medali Kabupaten Pacitan total mencapai 10 medali. Terdiri dari 4 emas, 2 perak serta 4 perunggu.
“kalau melihat apa yang kita peroleh maka saya yakin banyak kesempatan untuk meningkatkan prestasi lebih banyak lagi”, Kata Bupati, Kamis (09/09).
Peningkatan prestasi olahraga tandas Bupati, merupakan tugas bersama. Pemerintah daerah harus merangkul pihak-pihak lain untuk berkontribusi memajukan bidang olahraga di Pacitan. Kepada Dinas Pendidikan dan Dinas Pariwisata Kepemudaan dan Olahraga, Mas Aji minta untuk lebih intens dalam mencari dan membina bibit-bibit atlet sedini mungkin.
“Harapan saya Pacitan bisa merujuk tema nasional, desain harus kita persiapkan betul. Cabang olahraga mana yang kita push (didorong) untuk mendapat prestasi dan cabang olahraga mana yang lebih kita masyarakatkan,” katanya kembali.
Tema Hari Olahraga Nasional tahun 2021 adalah Desain Besar Olahraga Nasional Menuju Indonesia Baru. (Humas Pacitan/Pemkab Pacitan)

Jangan Jauhi Penderita, Covid-19 Bukan Aib

Lebih dari setahun pandemi Covid-19 melanda. Sepanjang waktu itu pula badai corona memberi dampak luas terhadap kehidupan.Salah satunya, dampak sosial yang berpotensi memperparah situasi, yakni stigma atau kesan negatif terhadap penderita.
“Saya masih mendengar jika ada yang terpapar Covid-19 atau sampai ada yang meninggal, itu seakan akan sedaya menjauhi kados kenging aib ( semua menjauhi seperti dapat aib), itu salah” terang Bupati Indrata Nur Bayuaji saat penyerahan bantuan sosial di Desa Sanggrahan Kecamatan Kebonagung, Selasa (07/09).
Bupati berharap masyarakat tidak terlalu takut, bingung atau cemas jika ada tetangga atau kerabat yang terpapar. Namun tetap waspada dengan disiplin menjalankan protokol kesehatan. Sebagai penyakit baru apa yang terjadi di masyarakat tersebut bisa dipahami namun jangan sampai berprasangka buruk yang berlebihan.
“Yang penting tetep dijaga jaraknya, jika ada korban dimakamkan sesuai ajaran agama kita jangan dijauhi. Yang paling penting panjenengan memakai masker,” katanya.
Disiplin mengunakan masker lanjut Bupati sangat penting untuk membentengi diri terpapar Covid-19. Selain itu masyarakat juga diminta aktif mengikuti program vaksinasi untuk mencapai kekebalan kelompok.
Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji melakukan agenda kerja di wilayah Kecamatan Kebonagung untuk memberikan bantuan sosial untuk warga miskin (Gakin) di 3 desa yakni Desa Sanggrahan, Desa Gembuk dan Desa Sidomulyo serta bantuan untuk nelayan di Pantai Wawaran. Dalam kesempatan itu pula orang nomor satu di Pacitan itu memberikan sosialisasi disiplin menjalani prokes menghadapi pandemi Covid-19 kepada masyarakat. (Humas Pacitan/ Pemkab Pacitan)

Sesuaikan Dengan Rasa Pacitan, Saran Mas Aji Kepada Petani Kopi Desa Gembuk

Berada di dataran tinggi dan bersuhu dingin, Desa Gembuk Kecamatan Kebonagung memiliki potensi menjanjikan untuk budidaya tanaman kopi. Bahkan konon kabarnya, jenis tanaman semak tersebut sudah ada sejak jaman penjajah Belanda.
Warga Desa Gembuk mengembangkan tanaman kopi ini turun temurun dan sudah dikenal di pasar lokal Pacitan. Saat ini kurang lebih 20 hektar lahan kopi berhasil dikembangkan kelompok tani Kopi setempat. Ini belum termasuk 10 hektar tanaman kopi lainya yang tumbuh subur di pekarangan warga.
“Potensi kopi di Desa Gembuk ini sangat menjanjikan. Sesuai pitutur para sesepuh kopi di Desa Gembuk ini sudah turun temurun sejak penjajahan Belanda,” Terang Suryadi, ketua kelompok tani kopi setempat.
Dengan luasan tersebut produksi kopi petani Desa Gembuk kata Suryadi bisa mencapai 1 ton. Atau, jika dalam kondisi baik satu petani mampu menghasilkan 50 Kg biji kopi. Hanya saja menurutnya, petani harus menghadapi kendala klasik yakni, tidak stabilnya harga kopi di pasaran.
Menanggapi keluhan para petani kopi tersebut Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji memberikan saran agar petani mengolah biji kopi menjadi barang jadi siap seduh. Agar lebih cepat dikenal, olahan kopi harus menyesuaikan dengan lidah masyarakat Pacitan.
“Ini adalah cara sederhana tapi patut untuk dicoba karena rata-rata warung di Pacitan menjual kopi sachet,” kata Bupati, Selasa (08/08).
Mas aji berharap petani kopi Desa Gembuk tidak turun semangat meskipun harga biji kopi saat ini sedang turun. Petani harus konsisten dan berkelanjutan dalam memproduksi kopi agar mendapat kepercayaan pasar.
Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji melakukan agenda kerja di wilayah Kecamatan Kebonagung salah satunya bertemu dan berdialog dengan petani kopi di Desa Gembuk. (Humas Pacitan/Pemkab Pacitan)

Uji Adrenalin Mas Aji Terbang Tandem Paralayang

Torehan prestasi atlet paralayang Pacitan yang sukses meraih Medali Emas pada Kejuaraan Paralayang (Paragliding Championship/TROI seri 1-2021) di Sumedang Jabar (3-5/09) lalu mengusik jiwa petualang Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji. Sebagai bupati dengan jiwa muda, Mas Aji biasa disapa, tertantang untuk mencoba olah raga dirgantara tersebut.
Senin (06/09) sore, orang nomor satu di Pacitan itu sengaja menguji adrenalinnya dengan mencoba terbang tandem menggunakan paralayang. Lepas landas dari bukit Sentono Gentong Mas Aji sukses mengudara bersama atlet senior paralayang asal Bali yang kebetulan singgah di Pacitan setelah mengikuti kejuaraan di Sumedang kemarin.
Sebelum terbang paralayang Mas Aji mengatakan, Kabupaten Pacitan sangat beruntung memiliki kawasan untuk olahraga dirgantara. Karena, tidak semua daerah memilikinya. Untuk itu Bupati berharap potensi tersebut dapat dimanfaatkan sebaik baiknya untuk berlatih dan mengukir prestasi.
“Saya berharap kedepan dari yang sudah ada ini partisipasi terus berkembang dan menjuarai lagi, dan yang kemarin sangat luar biasa karena berhasil mendapat emas,” kata Bupati.
Sebagai wujud kesungguhan, Mas Aji mewacanakan kedepan ada kerjasama dengan pangkalan TNI AU Iswahjudi untuk lebih bisa mengembangkan olahraga ini. Selain Sentono Gentong lokasi lain yang layak untuk take off olahraga paralayang adalah Buyutan di Kecamatan Donorojo serta Soge di Kecamatan Ngadirojo.
“Kalau yang sudah dibuka baru Sentono Gentong dan Buyutan sedang Soge masih dalam penjajakan namun sangat potensial,” Kata Rina Susianti Wakil Ketua Paralayang Pacitan.
Menurut Rina, selain memenuhi unsur layak, lokasi take off paralayang Pacitan juga memiliki keindahan. Bukit Sentono Gentong misalnya, merupakan obyek wisata yang menyajikan keindahan kota Pacitan dari ketinggian. Atau, Buyutan dan Soge dengan landscape pantai nan indah.
Perempuan yang juga aktif di kepanduan itu menyatakan, medio April hingga awal Oktober adalah saat yang bagus untuk olah raga paralayang karena cuaca dan angin sangat mendukung. (Humas Pacitan/ Pemkab Pacitan)

Sabar! Semua Butuh Proses

Kabar Covid-19 akhir-akhir ini menunjukkan angka yang cukup menggembirakan seluruh masyarakat Kabupaten Pacitan. Berbagai harapan tentu muncul seraya berharap lahir berbagai kebijakan baik dari pemerintah pusat maupun daerah.
Sebagai gambaran, 2 pekan terakhir Dinas Kesehatan (Dinkes) Pacitan mengungkap adanya penurunan pasien positif yang cukup signifikan hingga 70 persen. “Saat ini pasien positif covid-19 hanya dibawah 20 orang dengan jumlah meninggal yang juga sangat kecil,” kata dr. Hendra Purwaka, Kadinkes Pacitan (06/09).
Namun begitu Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji enggan gegabah dalam menentukan sikap atas berbagai kebijakan yang akan diterapkan. Utamanya untuk Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang tentu menghambat kegiatan perekonomian masyarakat dan lain-lain.
“Untuk jalan antara Perempatan Penceng sampai dengan Perempatan Bapangan (Jl. A. Yani) mohon maaf sementara masih kita tutup,” kata Bupati.
Kebijakan atas persetujuan dari berbagai pihak ini merujuk pada adanya mobilitas yang tinggi dari masyarakat yang berpotensi merusak tren laju penurunan covid-19.
Namun begitu Mas Aji tentu tidak ingin berlama-lama menutup ruas jalan penting tersebut, jika dalam pengamatan laju perkembangan covid-19 semakin baik maka keputusan mencabut kebijakan penutupan jalan A.Yani bakal segera dilakukan. “Pelan-pelan, jangan sampai masyarakat merasa aman lalu ada kejadian yang tidak kita harapkan,” ungkapannya.
Kegiatan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) yang mulai dilakukan terhadap siswa siswi beberapa pekan ini juga membuktikan Bupati greget untuk menormalkan kembali kegiatan masyarakat yang telah terhambat selama pandemi.
Jika semua data menunjukkan angka yang menggembirakan, ditunjang dengan status Pacitan yang semakin aman, bukan tidak mungkin waktu dekat pemerintah akan kembali membuka seluruh kegiatan masyarakat maupun kegiatan pemerintahan. “Saya pun sudah rindu berwisata,” pungkas Bupati. (DiskominfoPacitan).