Bersilaturahmi Lalu Doa Bersama

Tak sekedar euforia semata yang tampak dari rangkaian epik Ruwat Jagat. Bersama masyarakat dan pemerintah dalam wadah kebersamaan pun memanjatkan doa, memohon kepada Tuhan supaya dijauhkan dari mara bahaya, sembari meminta kehidupan yang semakin baik di Pacitan.

Ini juga terucap dari Dwi Aulia yang berulang tahun di hari ini (05/11), ia yang enggan dipotret tersebut sebelumnya tak mengingat hari ini adalah ulang tahunnya, selepas pengumuman di depan gedung Gasebo “Siapa yang berulang tahun hari ini, silahkan ada hadiah” lantang dari pengeras membangkitkan ingatannya.

Ia pun lantas bergegas mengambil hadiah usai menunjukkan tanda pengenalnya. “Semoga yang terbaik untuk Pacitan, kita cari duit gampang, jauh juga dari bencana,” harap dia yang kini berusia 29 tahun tersebut.

Termasuk di Perempatan Penceng, Pacitan, Doa Lintas Agama juga masuk rangkaian utama di sela prosesi dan acara kesenian Tetek Melek dari Desa Sukoharjo, Pacitan. Mereka para pemangku agama silih berganti memanjatkan doa yang diakhiri dengan doa menurut Agama Islam.

Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji pun menaruh harap lebih dari momentum kebersamaan tersebut, Ruwat Jagat yang menyentuh semua lapisan masyarakat ini diharap menjadi media memanjatkan permohonan, mengharap kepada Tuhan untuk Pacitan terbebas dari segala bentuk ancaman bencana. “Semoga kita semua dihindarkan dari berbagai bentuk musibah dan bencana,” harap dia.

Agus, salah satu nelayan Pacitan yang dari awal penasaran dengan prosesi Ruwat Jagat menyeletub, berharap prosesi doa bersama di dalam event perdana pemerintah ini juga menjadi piranti hasil tangkapan ikan yang melimpah. “Cari ikan gampang kan kita semakin sejahtera, jujur dari awal saya memohon itu,” ujar dia yang turut melihat prosesi Ruwat Jagat. (PemkabPacitan).

Ruwat Jagat Momentum Instropeksi Diri

Ribuan masyarakat, Sabtu (05/10/2022) tumpah ruah memadati jalan utama Kota Pacitan. Kehadiran mereka tak lain untuk mengikuti dan menyaksikan prosesi Ruwat Jagat yang digelar Konsorsium Kangen Pacitan bekerjasama dengan Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda Dan Olahraga Kabupaten Pacitan.
Bermula dari halaman pendopo kabupaten, prosesi ruwat jagat menyuguhkan pesona budaya dan religi. Lapangan Jogokaryan ditata sebegitu menarik dengan balutan seni menawan. Gending Jawa mengalun indah mengiringi prosesi yang dihadiri Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji, Wakil Bupati Pacitan Gagarin, Gubernur Jatim yang diwakili Kepala Bakorwil Madiun, Forkopimda, pimpinan perangkat daerah serta tokoh masyarakat.
Diawali dengan sajian tari bedhoyo, selanjutnya digelar doa bersama dipimpin oleh Ketua MUI Kabupaten Pacitan K.H.Abdullah Sajad. Selanjutnya Bupati simbolis melakukan potong tumpeng untuk diarak menuju panggung utama prosesi ruwat jagat di perempatan Penceng.
Melewati jalan utama Kota Pacitan, tumpeng dibawa dengan berjalan kaki bersama dengan bendera panji kabupaten Pacitan serta panji-panji dari 12 Kecamatan. Sepanjang jalan yang berhias penjor janur, masyarakat dari berbagai sanggar seni, komunitas dan sekolah menggelar beragam pertunjukan seni budaya. Pun, demikian sepanjang jalan menuju panggung utama Perempatan Penceng ratusan tumpeng berjajar rapi siap untuk disantap bersama.
Setiba di panggung utama panji Kabupaten Pacitan serta panji-panji 12 kecamatan ditancapkan diatas gunungan raksasa setinggi kurang lebih 10 meter, tepat di Tugu Parasamnya Purnakarya Nugraha. Selanjutnya, dilaksanakan doa lintas agama dan suku untuk Pacitan yang aman, ayem tentrem bahagia sejahtera.
“Ruwat jagat ini adalah momentum untuk kita bisa merenung apalagi dengan kondisi akhir-akhir ini banyak bencana. Semoga, dengan ruwat jagat ini akan menambah empati, kewaspadaan dan menambah ikhtiar kita”, kata Bupati
Mas Aji mengajak seluruh masyarakat berdoa agar diberikan rasa cinta tanah Pacitan serta cinta terhadap masyarakat Pacitan. Melalui even ini Dia berharap Pacitan akan lebih dikenal lagi. (Prokopim Pacitan / Pemkab pacitan)

Pahami Risiko; Kendalikan Kontrak Pengadaan Barang Jasa

Pejabat  Pembuat  Komitmen  (PPK)  dalam mengambil  keputusan harus yakin tanpa keragu-raguan dengan tetap berpedoman pada regulasi  atau aturan-aturan yang berlaku. Pasalnya semua keputusan berada dalam koridor perundang-undangan yang sah.

 

 

Hal ini dikemukakan Sigit Prabowo Kepala Unit Kerja Pengadaan Barang Jasa (UKPBJ) Kabupaten Pacitan Saat Bimtek Manajemen Kontrak dan Mitigasi Risiko Pekerjaan Konstruksi, Selasa (01/11) di Ruang Krida Pembangunan, Lingkup Pemkab Pacitan.

Dari pemahaman terhadap segala peraturan yang berlaku, diharap segala bentuk kegiatan dapat rampung tepat waktu dan sesuai dengan kesepakatan. “Termasuk sesuai dengan spesifikasi,” tegas Sigit.

Ini artinya PPK mastu memahami tugas pokok dan fungsinya. Sehingga dalam praktiknya mereka dapat berperan meminimalisir berbagai permasalahan yang timbul di lapangan. “Sekali lagi PPK harus tanpa keraguan dan tegas,” lanjut Sigit.

Utamanya PPK harus dibekali dalam menghadapi pelaksanaan Kontrak, terutama pekerjaan-pekerjaan konstruksi. (PemkabPacitan).

Keliling Kecamatan Ngadirojo, Mas Aji Pastikan Penanganan Paska Bencana Dijalankan

Penanganan paska bencana mendapatkan perhatian serius Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji. Setelah beberapa waktu yang lalu keliling Kecamatan Sudimoro, hari ini, Senin (31/10/22) Bupati ganti berkeliling di wilayah Kecamatan Ngadirojo untuk memantau perkembangan penanganan paska bencana di beberapa titik yang terdampak.

Start dari Kantor Kecamatan Ngadirojo, Bupati yang didampingi Camat Ngadirojo dan beberapa OPD terkait langsung menuju lokasi menggunakan sepeda motor. Titik pertama yang dikunjungi adalah Jembatan Dembo di Desa Ngadirojo yang mengalami kerusakan akibat banjir. Selanjutnya rombongan menuju Desa Tanjunglor meninjau rumah Mujiono dan Misdi di Dusun Krajan. Mujiono tembok rumahnya jebol tertimpa longsoran, sedangkan Misdi terasnya ambles akibat tebing samping rumahnya longsor dan menimpa rumah Mujiono yang berlokasi tepat di bawahnya. Untuk membantu meringankan beban kedua warga tersebut Mas Aji menyerahkan sejumlah bantuan.

Rombongan Bupati kemudian bergerak meninjau penanganan beberapa infrastruktur yang rusak akibat bencana. Diantaranya yaitu Jembatan Cangkring di Desa Cangkring, Jembatan Gandu di Desa Wonodadi Kulon, ruas jalan Hadiwarno – Wonodadi Wetan di titik Desa Wiyoro serta tanggul kali yang jebol di Desa Hadiluwih dan Ngadirojo. Untuk Jembatan Cangkring yang ambrol saat ini belum bisa diakses karena masih dalam tahap perbaikan. Jembatan Gandu yang putus dibuatkan jembatan darurat yang sementara ini hanya kendaraan roda dua yang bisa lewat, dan tengah dikerjakan jembatan untuk kendaraan roda 4. Ruas jalan Hadiwarno-Wonodadi Wetan yang amblas sudah diupayakan perbaikan sementara sehingga sudah bisa diakses kendaraan termasuk R4. Sedangkan tanggul yang jebol sudah dilakukan penanganan sementara berupa pemasangan bronjong dan sandbag.

Mas Aji berharap penanganan infrastruktur tersebut walaupun sebagian masih bersifat sementara tetapi bisa membantu akses bagi masyarakat. “Mudah-mudahan segera ditangani, karena banyak sekali kondisi seperti ini di Pacitan” jelas Mas Aji. (prokopim Pacitan / Pemkab Pacitan)

 

Gubernur Koordinasikan Lahan Relokasi Warga dan Siapkan Anggaran BTT Untuk Pembangunan Rumah

Bersama dengan pemprov Jatim, Pemkab Pacitan terus berupaya melakukan percepatan untuk kesiapan relokasi bagi warga terdampak bencana tanah bergerak.

“Jadi dari data yang masuk yang layak untuk relokasi itu ada 36 KK sampai saat ini. Itu bisa saja berkembang bisa berkurang tergantung masyarakatnya berkenan atau tidak untuk direlokasi di tempat ini,” ungkap Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji saat berkesempatan mendampingi Gubernur Jawa Timur meninjau langsung warga korban tanah bergerak di Sudimoro, kemarin (28/10).

Sebelumnya, Khofifah melaksanakan upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-94 di Alun-alun Caruban Kabupaten Madiun, lantas Gubernur bergegas ke Pacitan, bersama Bupati Aji dan rombongan terkait mereka meninjau lokasi seluas 3,6 hektar di Desa Sukerejo, Sudimoro yang merupakan aset milik Pemkab Pacitan, rencananya akan digunakan untuk relokasi.

 

Usai peninjauan, Gubernur Khofifah mengungkapkan, bahwa Pemprov Jatim akan mengalokasikan anggaran dana BTT sebesar Rp 50 juta untuk tiap satu unit rumah. Dimana, anggaran serupa juga telah dialokasikan Pemprov Jatim untuk kesiapan relokasi warga terdampak bencana di Kabupaten Trenggalek dan Blitar.

“Jikalau masyarakatnya memang berkenan, nanti anggaran untuk membangun 1 unit rumah menggunakan anggaran BTT Pemprov sebesar Rp. 50 juta, itu bantuan dari Pemprov. Jika mungkin Pemkab atau masyarakat memberi kelengkapan maka akan sangat baik,” ungkap Khofifah usai meninjau lahan relokasi.

Gubernur Khofifah mengungkapkan, bahwa Pemprov bersama Pemkab Pacitan berupaya menyiapkan langkah terbaik bagi warga terdampak. Yakni dengan melakukan relokasi warga. Namun, langkah tersebut bisa berjalan lancar jika masyarakat setuju untuk dilakukan relokasi.

“Kami Pemkab dan Pemprov bersama-sama, salah satu solusi untuk bisa memberikan hunian yang aman yaitu lewat hunian tetap (huntap), ini asal masyarakatnya setuju. Lahannya ada dan bisa disiapkan untuk bangunan huntap,” ungkapnya.

Selain itu, Khofifah kembali mengingatkan masyarakat untuk kembali meningkatkan kewaspadaan untuk mengurangi resiko bencana. Apalagi, belakangan cuaca ekstrim menyebabkan bencana hidrometeorologi , angin puting beliung yang mengakibatkan beberapa daerah di wilayah selatan pulau Jawa mengalami bencana seperti banjir, tanah gerak dan tanah longsor.

“Kalau potensi di wilayah pansela, mulai Jawa barat, kemudian Jawa tengah ke Jawa timur. Jadi memang cuaca ekstrim ini tidak hanya terjadi di Jawa Timur,” katanya.

Untuk itu, Gubernur Khofifah menegaskan salah satu opsi yang bisa dilakukan agar masyarakat lebih aman dan terhindar dari kejadian yang sama adalah dengan merelokasi warga yang terdampak jika mereka bersedia.

“Masing-masing harus melakukan mitigasi secara lebih komprehensif jadi mitigasi semua masyarakatnya, komunitasnya, kemudian kami dari Pemprov dan Pemkab juga bersama-sama,” pungkasnya.

Seusai meninjau lokasi relokasi, Gubernur Khofifah bersama Bupati Pacitan dan jajarannya juga mengunjungi salah satu rumah korban yang retak akibat tanah gerak sekaligus membagikan sembako kepada warga di Desa Ketanggung, Sudimoro.

Sementara itu Bupati menambahkan sampai detik ini pihaknya akan terus melakukan koordinasi dan evaluasi terkait jumlah rumah warga yang layak untuk direlokasi. Dari data yang masuk yang layak untuk relokasi terdapat 36 Kepala Keluarga (KK) sampai saat ini. Dimana, jumlah ini merupakan akumulasi dampak bencana dari 3 desa di Kecamatan Sudimoro yaitu Desa Sukorejo, Ketanggung, dan Karangmulyo.

Ia menambahkan, bahwa data itu belum final sehingga bisa berubah tergantung apakah warganya setuju direlokasi di tempat yang telah ditentukan. (PemkabPacitan)

 

WhatsApp chat