Perpusda Pacitan Siapkan Pembuatan Video Konten Lokal “Asal Usul Monumen Jenderal Sudirman Nawangan”

Perpusda Pacitan Siapkan Pembuatan Video Konten Lokal “Asal Usul Monumen Jenderal Sudirman Nawangan”

Dengan mengusung tema perjuangan Kemerdekaan Negara Republik Indonesia yang jatuh pada tanggal 17 Agustus, Dinas Perpustakaan Kabupaten Pacitan memproses pembuatan video konten lokal dengan mengangkat kisah gerilya perjuangan Panglima Besar Jenderal Sudirman di Nawangan-Pacitan, yakni dengan mengambil judul “Asal-usul Monumen Jenderal Sudirman Nawangan”.


Persiapan pembuatan video “Asal Usul Monumen Jenderal Sudirman Nawangan”

Bidang Layanan dan Koleksi yang ditunjuk sebagai tim pembuat video konten lokal, pada Senin (10 Agustus 2020) mengadakan kunjungan ke Monumen Jenderal Sudirman Nawangan atau yang lebih dikenal dengan Mojensoe oleh kalangan anak muda jaman sekarang. Setelah sebelumnya “kulonuwun” ke Kepala Desa Pakisbaru-Nawangan dan Kecamatan Nawangan untuk meminta ijin pengambilan video dan mewancarai beberapa narasumber yang dapat memberikan informasi mengenai sejarah perjuangan gerilya Pak Dirman di Nawangan. Adapun narasumbernya adalah Heri Wibowo (Buyut Karsosoemito, pemilik Rumah Markas Besar Pangsud di Dukuh Sobo-Desa Pakisbaru-Kec. Nawangan dahulu), Suyatno dan Sunaryanto (Petugas Monumen Jenderal Sudirman).

Rencananya video kedua konten lokal (setelah video Asal-usul Pacitan) yang dibuat oleh Dinas Perpustakaan Kabupaten Pacitan ini akan dilaunching di bulan Agustus tahun ini, bulan yang identik dengan perjuangan kemerdekaan Negara Republik Indonesia. Tujuan dari pembuatan video tersebut adalah untuk melestarikan sejarah lokal dan mengedukasi masyarakat tentang sejarah Pak Dirman bergerilya di Pacitan dan asal-asul didirikannya Monumen Jenderal Sudirman Nawangan.
(Penulis: Ryn Surya/Setya Budi/Doc: Ryn Surya/ Bidang Layanan dan Koleksi / Dinas Perpustakaan Kabupaten Pacitan)

PAS DUDA untuk masyarakat lingkungan SMP Negeri 1 Arjosari.

PAS DUDA(Pasar Sedekah Peduli Dampak Korona) merupakan inisiatif dari Maryati dan Sigit Wiranto untuk membantu masyarakat lingkungan SMP Negeri 1 Arjosari yang notabene bermata pencaharian buruh, tukang becak, dan pedagang. Mereka tidak bisa memenuhi kebutuhan hariannya bila tidak bekerja. Padahal Bulan Ramadan dan Hari Raya akan tiba. 

Bapak Edyanto selaku kepala SMP Negeri 1 Arjosari  mendukung kegiatan itu. Langah awal, Bapak/ibu guru dan staf tata usaha sepakat menyisihkan sebagian penghasilannnya. Tim inovasi SEPATU KITA(Sekolah Dapat Upah Keterampilan Tambah) SMP Negeri 1 Arjosari turut memberikan sumbangan hasil panen jamur dan pertaniannya. 

Siti Rohana beserta tim membelikan sembako yang kemudian dikemas  untuk diletakkan di Pasar Sedekah.  Pasar ini berada di depan SMP Negeri 1 Arjosari dibuka pada hari Kamis, 26 April  s.d. Jumat, 23 Mei 2020 setiap pukul 08,00 WIB. Setiap hari lebih dari 80 bungkus sembako disedekahkan. Anjuran selalu memakai masker dan jaga jarak selalu dilakukan. 

Setiap hari masyarakat banyak yang antre sebelum Pasar Sedekah dibuka.  Kadang sembako belum selesai dipasang, mereka sudah berebut tanpa memedulikan physical distancing. Alasannya takut tidak kebagian. 

Kegiatan PAS DUDA tidak hanya memberi, tetapi juga menerima sedekah dari dermawan dan alumni. Pasar Sedekah tidak hanya memberi sembako, tetapi juga APD (masker), sabun, jilbab, dan perangkat sholat.

PAS DUDA  berkeinginan  membantu meringankan beban masyarakat dan juga menyukseskan anjuran pemerintah untuk physical distancing dan Stay at home. Masyarakat bisa mengurangi kegiatan di luar rumah. Mereka keluar rumah jika ada keperluan yang penting dan mendesak. Tujuannya agar wabah pandemi yang melanda cepat lenyap dari negeri ini.  Raca cemas dan takut pada keadaan alam tidak ada lagi. Kesehatan menjadi pioritas utama. Aktivitas seperti biasa bisa normal kembali.

Harapan utama PAS DUDA adalah membantu meringankan kebutuhan harian warga terutama di Bulan Ramadan ini terutama kebutuhan sembako. Setiap satu kemasan bungkus sembako sudah lengkap untuk menu berbuka dan sahur.

PAS DUDA juga berharap warga memakai masker  dan rajin cuci tangan. Kesehatan menjadi prioritas utama. Warga juga dapat lebih meningkatkan ibadah di Bulan Ramadan

Keberadaan PAS DUDA diinformasikan kepada masyarakat sekitar melalui pengeras suara. Warga berdatangan untuk mengambil sembako yang dipasarkan. Pada hari pertama disediakan 80 paket.

Ternyata warga sangat antusias menyambut PAS DUDA. Bahkan mereka rela menunggu lebih awal sebelum pasar sedekah dibuka. Warga yang datang jumlahnya melebihi perkiraan dan beresiko untuk berebut dan tidak jaga jarak. 

Untuk itu Tim selalu mengingatkan warga agar melakukan protokol kesehatan. Selain itu menambah jumlah paket sembako minimal 100 bungkus per hari.  Jika tidak kebagian sembako, mereka bisa memilih masker, sabun, jilbab dan perangkat sholat. Karenanya Tim Inovasi mencari donatur dari dermawan dan alumni. (SMP N 1 Arjosari)

Menanamkan Karakter Luhur pada Anak Melalui Festival Teatrikal Dolanan Anak

Momen Dirgahayu Kabupaten Pacitan ke-275 masih terasa dan disambut suka cita oleh berbagai kalangan tak terkecuali anak-anak.
Pada Sabtu (7/3) di Pendopo Pemkab Pacitan mereka meramaikan Dirgahayu ke-275 dengan menampilkan kemahirannya bermain treatikal yang bertema dari berbagai bentuk dolanan anak tradisional yang ada di Pacitan. Mereka menampilkan dolanan anak antara lain jamuran, gedrik, dakon, ulo-uloan, gobak sodor, cublak-cublak suweng, balap teklek, dan lain-lain.

Kegiatan tersebut terwujud atas kerjasama STKIP PGRI Pacitan dengan Pemkab Pacitan yang dipelopori oleh program studi PGSD. Ketua STKIP PGRI, Hj. Sri Iriyanti, M.Pd menjelaskan bahwa budaya tradisional menjadi perhatian STKIP PGRI Pacitan karena di dalamnya terhadap local wisdom yang bermanfaaat bagi kehidupan.

Di sisi lain, Sekda Pacitan, Dr. Heru Wiwoho, Msi manyatakan bahwa Pemkab Pacitan menyambut baik kegiatan yg diadakan oleh mahasiswa PGSD STKIP PGRI Pacitan dan berharap pada masa mendatang diselenggarakan lagi lebih baik dan secara kontinu. Hadir dalam kegiatan tersebut Ibu Luki Indartato, Ibu Heru Wiwoho, Asisten 3 Pemkab Pacitan, para Kepala Sekolah peserta festival, para dosen, dan masyarakat umum.

Pada kegiatan tersebut 11 SD berkesempatan berpartisipasi mengirimkan para siswanya, yakni SD di kecamatan Pacitan dan beberapa SD di kecamatan Kebonagung.

Diharapkan dengan pengenalan dolanan anak tradisional ini para anak di Pacitan dapat bangga pada budaya yang dimiliki serta mampu menjadi penguat karakter mereka serta tidak larut dalam pengaruh negatif Teknologi Informasi. (Jw/Bakti/Stkip PGRI Pacitan )

Hari batik Pacitan

Dukung produk lokal, Pemkab menghimbau pegawai untuk memakai batik khas Pacitan

Dalam rangka Hari Jadi Kabupaten Pacitan ke 275, pegawai di lingkup Pemerintah Kabupaten Pacitan dan pegawaie instansi vertikal dihimbau untuk memakai batik khas Pacitan.

Dalam surat edaran yang ditandatangani oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Pacitan Dr. Heru Wiwoho, selain untuk memperingati Hari Jadi Kabupaten Pacitan, himbauan ini juga untuk meningkatkan penggunaan dan rasa bangga menggunakan produk lokal.

Surat edaran penggunaan pakaian batik khas Pacitan

Ribuan guru hadiri peringatan HUT ke-74 PGRI dan Hari Guru Nasional tahun 2019 tingkat kabupaten Pacitan

Peringatan Hari Guru Nasional Tahun 2019

Perjalanan bangsa Indonesia hingga kini tidak dapat dipisahkan dengan peran Guru. Bahkan guru mulai berperan aktif sejak Indonesia belum merdeka. Mereka berjuang dalam berbagai bentuk baik melalui organisasi maupun langsung ke medan perang. Pada saat Indonesia merdeka dan sampai detik ini guru terus berjuang untuk bangsanya. Guru menempatkan diri sebagai elemen penting dalam meningkatkan kualitas dan membangun karakter manusia Indonesia sehingga pembangunan dalam rangka mengisi kemerdekaan Republik Indonesia dapat dilaksanakan secara berkelanjutan hingga sekarang. Oleh karena itu, sangat tepat tema Peran Strategis Guru dalam Mewujudkan SDM Indonesia Unggul sebagai tema peringatan HUT Ke-74 PGRI dan Hari Guru Nasional tahun 2019.

Adapun peringatan HUT ke-74 PGRI dan Hari Guru Nasional tahun 2019 tingkat Kabupaten Pacitan dilaksanakan pada Selasa tanggal 26 November 2019 di Stadion Pacitan yang beralamat di Kelurahan Sidoarjo Kecamatan Pacitan. Kegiatan tersebut dihadiri hampir seluruh guru di kabupaten Pacitan yang bergabung di dalam organisasi PGRI yang jumlahnya hampir 6000-an orang. Selain para guru, hadir juga dalam kegiatan tersebut beberapa undangan antara lain Wakil Bupati Pacitan, Drs. H. Yudi Sumbogo serta Forkompimda Pacitan yang lain, Ketua PGRi Provinsi Jawa Timur, Drs. Ikhwan Sumadi, M.Pd, Para Kepala Dinas di lingkup Pemkab Pacitan.

Pada kesempatan tersebut wakil Bupati Pacitan, Drs. H. Yudi Sumbogo mengutip pidato Mendikbud RI, Nadiem Makarim. Kutipan tersebut berisi beberapa poin antara lain menyampaikan rasa simpatinya untuk para guru di Indonesia karena tugas mulia dan akan memberlakukan format yang ideal agar guru benar-benar bisa melaksanakan tugasnya secara maksimal sehingga peserta didik semakin berkualitas. Dan guru tidak lagi dibebani masalah administrasi. Di sisi lain, secara pribadi, Bupati Pacitan juga berterima kasih kepada guru yang telah berjasa besar. “Saya berterima kasih dan menaruh hormat yang setinggi-tingginya kepada bapak-ibu guru karena keberhasilan siapapun termasuk saya tidak lepas dari peran dan jasa guru”. Selain itu, Wakil Bupati Pacitan juga menyampaikan beberapa hal yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Pacitan dalam rangka memajukan pendidikan sekaligus bentuk perhatian Pemerintah kabupaten Pacitan terhadap guru. Untuk pemajuan pendidikan, Pemkab Pacitan senatiasa melaksanakan perbaikan berbagai sarana dan prasarana pendidikan serta selalu mengajukan penambahan jumlah guru kepada Pemerintah Pusat. Pemerintah Kabupaten Pacitan juga mulai memperhatikan kesejahteraan guru utamanya GTT sesuai kekuatan sumber daya yang ada dengan bukti mulai tahun 2020 honor guru GTT akan berbeda dengan tahun sebelumnya. Beliau berharap guru di Pacitan lebih kreatif lagi dan secepatnya beradaptasi dengan perkembangan sekarang ini, yakni era distruptif Revolusi Industri 4.0.

Sementara itu, Ketua PGRI Provinsi Jawa Timur, Drs. Ichwan Sumadi, M.Pd menyebutkan bahwa PGRI senantiasa memperjuangkan para guru agar mereka lebih tenang dalam mengemban tugas sebagai pendidik dan pengajar generasi muda bangsa. Pak Ichwan juga memuji Pemerintah Kabupaten Pacitan yang menaruh perhatian lebih kepada pendidikan di Kabupaten Pacitan dan telah mencari jalan keluar kesejahteraan guru di Pacitan serta juga selalu mendukung kegiatan yang diadakan oleh PGRI kabupaten Pacitan.

Di bagian lain, Ketua PGRI Kabupaten Pacitan, Drs. H. Supriyono, M.Pd menjelaskan bahwa banyak kegiatan yang sudah dilakukan oleh PGRI Kabupaten Pacitan sebagai rangkaian peringatan HUT PGRI ke-74 dan Hari Guru Nasional tahun 2019. Kegiatan tersebut dilakukan pada tiap kecamatan antara lain bakti sosial penyaluran air bersih ke beberapa daerah yang mengalami kekeringan, penyantunan terhadap anak yatim-piatu, lomba kreasi, lomba olah raga, dan lain-lain. Ketua PGRI Pacitan juga merasa bangga karena kualitas guru di Pacitan tidak kalah di tingkat provinsi maupun nasional. Hal itu dapat dilihat pada nilai UKG yang relatif bagus dan di atas rata provinsi serta nasional. Beliau juga berharap pada anggota PGRI Pacitan untuk senantiasa mengemban tugas mulia sebagai guru dengan penuh tanggung jawab dan berkaitan dengan hal yang mendukung tugas mereka, termasuk kesejahteraan, PGRI secara proporsional dan berjenjang selalau berupaya secara maksimal agar tahap demi tahap kesejahteraan guru di Pacitan utamanya yang GTT bisa berubah.

Rangkaian kegiatan Peringatan HUT ke-74 PGRI dan Hari Guru Nasional Tahun 2019 Tingkat Kabupaten Pacitan yang sebagai tuan rumah PGRI Cabang Kecamatan Pacitan ini juga dimeriahkan oleh Koes Plus Mania yang anggotanya terdiri atas anggota PGRI Cabang kecamatan Pacitan, Kelompok Paduan Suara ¬Bahana Nirwana STKIP PGRI Pacitan, Paguyuban Karawitan SMA N 1 Pacitan, tari massal SMK N 2 Pacitan serta disemarakan oleh paguyuban UMKM yang menjajakan berbagai makanan dan minuman di sekitar tempat dilaksanakan kegiatan apel. Di sela-sela kegiatan juga dilaksanakan penyerahan bibit pohon oleh perwakilan Balai Besar Bengawan Solo kepada para anggota PGRI sebagai bukti peran serta para anggota PGRI kabupaten Pacitan ikut menjaga kelestarian lingkungan.
(Kontributor: Bakti)