Berita terbaru

Selamat datang di Destinasi Baru Watu Mejo Mangrove Park

“Rintisan Hutan Bakau ini adalah Education Tourism yang bakal menjadi mimpi baru wisatawan baik dari dalam dan mancanegara. “Khas yang luar biasa, sekaligus penggerak ekonomi,”  Andi Faliandra (Kepala Disparpora Pacitan)

Berawal dari sebuah ancaman Bencana, Pemdes Kembang beserta kelompok masyarakat di Dusun Kiteran, Desa Kembang melahirkan destinasi baru.  Distinasi baru itu diberi nama Watu Mejo Mangrove Park.  Kali ini sebanyak 8000 bibit Mangrove ditanam ratusan orang dari berbagai kelompok.
“Ide sebenarnya sudah dari 2014 lalu,” terang Sahudi Kepala Desa Kembang di sela Launching Watu Mejo Mangrove Park, (28/11).

Semantara itu, Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Pacitan, Andi Faliandra mengaku rintisan Hutan Bakau ini adalah Education Tourism yang bakal menjadi mimpi baru wisatawan baik dari dalam dan mancanegara. “Khas yang luar biasa, sekaligus penggerak ekonomi,” ungkapnya.

Upaya saling mendukung tentu menjadi keutamaan bagi Watu Mejo Mangrove Park. Pemkab Pacitan terus berupaya melakukan penataan,berinovasi dan terus menggali potensi wisata yang ada. Mengingat kawasan Pariwisata Pacitan berada di antara Borobudur dan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.

“Menunggu mereka mempersiapkan Perdes tentang Retribusi, kami bersiap untuk promosinya,” lanjut Andi yang mengaku tahapan demi tahapan Watu Mejo Mangrove Park sangat luar biasa. (Pemkab Pacitan)

Sinergitas Pentahelix

Potensi ancaman bencana geologi dan meteorologi di wilayah pesisir selatan Jawa Timur terus diantisipasi. Salah satunya melalui kegiatan Ekspedisi Sapa Destana Wilayah Pesisir Jawa Timur yang dimulai di Kabupaten Pacitan, tepatnya di Desa Kembang, Kecamatan Pacitan.
Kegiatan tersebut diikuti oleh 27 desa pesisir di wilayah Kabupaten Pacitan dan dihadiri langsung Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur, Budi Santosa.
Dalam sambutannya, Budi mengungkapkan upaya meningkatkan kapasitas masyarakat melalui Destana merupakan salah satu pilihan yang tepat saat menghadapi bencana.
“Desa tangguh merupakan upaya antisipasi bencana melalui pemberdayaan masyarakat,’’ kata Kalaksa, kemarin (28/11).
Sementara untuk pengurangan risiko bencana, point terbaik justru menempatkan masyarakat sebagai subjek atau pelaku utama kegiatan. Sehingga lahirlah kesadaran kritis dan kemandirian masyarakat dalam menghadapi dan mengatasi permasalahan kebencanaan.
Sapa Desa kali ini juga dirangkaikan dengan Launching Watu Mejo Mangrove Park dan Penanaman Mangrove di Dusun Kiteran Desa Kembang. Lokasi tersebut dipilih lantaran menjadi lokasi terparah banjir 2017 dan menjadi Desa Tangguh Bencana (Destana) pertama di Kabupaten Pacitan.
Penanaman mangrove yang nantinya menjadi hutan bakau merupakan langkah mitigasi struktural, untuk pencegahan dan konservasi di wilayah pesisir dan penghijauan, mencegah abrasi, penahan ombak besar sekaligus bisa digunakan sebagai wadah edukasi wisata di wilayah pesisir.
Langkah yang dilakukan BPBD Kabupaten Pacitan tersebut tentu seirama dengan visi Bupati Pacitan, yakni masyarakat yang sejahtera dan bahagia melalui pemahaman dilini kebencanaan.
“Sesuai arahan Bupati melalui BPBD Pacitan, kita perlu mereview kembali kepada desa wilayah pesisir di Kabupaten Pacitan untuk selalu meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi ancaman bencana walaupun bencana itu tidak diharapkan” kata Kalaksa BPBD Pacitan Didik Alih Wibowo di kesempatan yang sama.
Setidaknya ada 4 titik yang menjadi perhatian BPBD Pacitan dalam konservasi hutan bakau di pesisir selatan Pacitan. Diantaranya Pantai Pancer, Sidomulyo, Hadiwarno dan Pantai Watukarung. Untuk itu BPBD akan berkoordinasi dengan stakeholder terkait dan pemerintah atas.
“Bicara soal kebencanaan, tentu kami tidak dapat melaksanakannya sendiri, semua unsur yakni pemerintah, dunia usaha, akademisi, media dan masyarakat harus berkolaborasi bersama,” pungkas Didik. (BPBD Pacitan/DiskominfoPacitan)

20 Beasiswa D2; Lulus 100 Persen

Pemerintah Kabupaten Pacitan melalui Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Daerah (BKPPD) melakukan kerjasama untuk meningkatkan kompetensi ASN khususnya di bidang TIK dengan Akademi Komunitas Negeri (AKN) Pacitan. Kerjasama ini telah dilakukan sejak tahun 2019 lalu.

20 PNS lingkup Pemerintah Kabupaten Pacitan mendapatkan beasiswa tugas belajar di Akademi Komunitas Negeri (AKN).

Bertempat di AKN Pacitan (27/11), sebanyak 20 PNS yang mengikuti program beasiswa AKN diwisuda.

Menurut pelaksana teknis, Kepala Bidang Pendidikan dan Pengembangan Kompetensi Aparatur, Wahyudi Sukarno, program ini dilakukan untuk meningkatkan kompetensi ASN khususnya di bidang TIK.

“ASN bisa memanfaatkan ilmu yg diperoleh untuk lebih meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Sehingga pelayanan publik menjadi lebih optimal,” lanjutnya.

Hal ini sebagai upaya m mendukung visi misi Bupati Pacitan, yakni menciptakan birokrasi pemerintah yang inovatif, profesional dan melayani.

Kerjasama pemberian beasiswa seperti ini harus terus dilakukan untuk meningkatkan kompetensi ASN di lingkup Pemerintah Kabupaten Pacitan. Sehingga terwujud ASN Pacitan yang profesional, inovatif dan melayani. (BKPPDPacitan/DiskominfoPacitan).

ANBK SD; 8 Hari, Full Daring, Sukses

Usai sudah salah satu hajat besar Dinas Pendidikan (Dindik) Kabupaten Pacitan di tahun ini, Asemen Nasional Berbasis Komputer (ANBK).

Tentu hal ini menjadi pengalaman tersendiri bagi Dinas Pendidikan, Guru, dan siswa. Untuk pertama kalinya, ujian/asesmen jenjang SD dilaksanakan secara full daring. Walaupun ada sedikit kendala namun secara umum seluruh tahapan dan pelaksanaannya dapat berjalan dengan baik.

ANBK SD dilaksanakan selama 8 hari yang dibagi menjadi 4 gelombang mulai tanggal 15 sampai dengan 18 November (gelombang 1 dan 2) dan tanggal 22 sampai dengan 25 November (gelombang 3 dan 4).

ANBK sendiri bertujuan untuk pemetaan mutu pendidikan di sekolah. Mutu Pendidikan yang diukur meliputi 3 komponen yaitu, Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), untuk mengukur literasi membaca dan numerasi sebagai hasil belajar kognitif. Survey Karakter, untuk mengukur sikap, kebiasaan, nilai-nilai (values) sebagai hasil belajar non-kognitif, dan Survey Lingkungan Belajar, untuk mengukur kualitas pembelajaran dan iklim sekolah yang menunjang pembelajaran.

Yang menarik pada Asemen Nasional adalah tidak hanya siswanya yang “diuji” namun juga guru dan Kepala Sekolah. Untuk AKM dilakukan oleh siswa, Survey karakter oleh guru, dan survey lingkungan belajar oleh Kepala Sekolah.

Diharapkan dengan asesmen ini akan dihasilkan peta mutu yang lebih komprehensif.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan, Daryono menyampaikan rasa syukur dan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung suksesnya kegiatan ini. Khususnya kepada Bupati Pacitan yang telah memberikan dukungan penuh dan dorongan moril kepada peserta didik agar tetap terus bersemangat dalam keterbatasan.

“ANBK ini sudah kita rancang selama setahun, persiapannya belum bisa maksimal karena pandemi. Namun saya menilai pelaksanaan ANBK 2021 ini sukses”, ungkapnya.

Selanjutnya hasil ANBK ini akan diolah oleh Kemendikbud yang nantinya akan menghasilkan profil mutu pendidikan sekolah. Hal ini sejalan dengan misi kedua Bupati yang salah satu tujuannya adalah meningkatkan akses dan mutu pendidikan (Dinas Pendidikan/DiskominfoPacitan).

Tahun Depan; Pembayaran Siltap Kades Dan Perangkat Via Rekening

Dalam rangka transformasi pengelolaan keuangan pemerintah desa, Pemerintah Kabupaten Pacitan melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Pacitan membuat terobosan dan inovasi dalam sistem pembayaran penghasilan tetap kepala desa dan perangkat desa. Upaya ini dilakukan sebagai salah satu wujud implementasi dalam azas tata pengelolaan keuangan desa yang transparan dan akuntabel.

“Pembayaran non tunai untuk siltap Kades dan Perangkat desa ini merupakan rencana strategis Dinas PMD mewujudkan kemandirian desa sebagaimana tertuang dalam Visi dan Misi Bupati Pacitan. Agar sistem dapat berjalan lancar pemerintah desa harus mempunyai jaringan internet stabil dan cepat, yang dapat dibiayai melalui APBDes. Untuk mempercepat proses tersebut, seluruh Kepala Desa dan Bendahara Desa diberikan Pelatihan Penggunaan Internet Banking (i-banking) ”. Kata Sigit Dani Yulianto, Kasi Keuangan dan Aset Desa DPMD.

Uji coba pelaksanaan pembayaran non tunai siltap kepala desa dan perangkat desa, akan dimulai akhir tahun 2021 atau sejak pemerintah desa mendaftar internet banking.

Dalam pelaksanaannya Pemerintah menggandeng Bank Jatim. Sosialisasi dilakukan oleh cabang pembantu Bank Jatim yang berada di Pacitan mulai dari Punung, Pacitan, Arjosari dan Ngadirojo.

Untuk mengetahui progress penggunaan aplikasi i-banking, setiap desa yang akan melakukan pendaftaran ke Bank Jatim menggunakan rekomendasi dari Dinas PMD Kabupaten Pacitan.

Dari data yang dihimpun, terdapat 70 rekomendasi bagi desa untuk pendaftaran internet banking, atau hampir mencapai 50% dari total 166 desa. Untuk wilayah Capem Bank Jatim Punung adalah Desa Gedompol yang pertama berhasil melakukan uji coba transaksi belanja Desa dan yang mendaftar i- banking sebanyak 5 Desa. Sementara di bank jatim cabang Pacitan, yang memiliki wilayah operasi Kecamatan Pacitan dan Kebonagung ada 34 desa yang telah terdaftar internet banking. (DinasPMD/DiskominfoPacitan).