Berita terbaru

Wujudkan Impian; Mas Aji Lakukan Peletakan Batu Pertama Pembangunan Ruas Jalan Jatimalang Karanggede Batas Jawa Tengah

Impian bertahun-tahun warga masyarakat Desa Karanggede, Kecamatan Arjosari untuk menikmati jalan yang memadai akhirnya terwujud. Ini menyusul dimulainya rehabilitasi dan pemeliharaan jalan perbatasan penghubung Desa Karanggede dan Desa Purwoharjo, Karang Tengah oleh Pemerintah Kabupaten Pacitan.

 

“Kita berharap pembangunan infrastruktur jalan perbatasan ini bisa bermanfaat dan meningkatkan perekonomian masyarakat,” ungkap Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji saat melakukan peletakan batu pertama proyek, Kamis (13/08/2023).

 

Pemerintahan Bupati Indrata Nur Bayuaji mengalokasikan anggaran Rp.3,3 miliar untuk pemeliharaan ruas jalan Jatimalang- Karanggede-Batas Jawa Tengah. Pengaspalan hotmix sepanjang 3 kilometer diproyeksikan selesai dalam waktu 5 bulan ke depan.

 

“Atas nama masyarakat saya sampaikan terimakasih kepada Pak Bupati Indrata Nur Bayuaji yang mewujudkan mimpi kami,” ujar Bambang, Kades Karanggede.

 

Pekerjaan ruas jalan Jatimalang-Karanggede Batas Jawa Tengah selain pengerasan jalan hotmix, juga menyentuh pelebaran. Pembangunan ruas jalan tersebut merupakan salah satu bentuk perhatian pemerintah terhadap ketersediaan infrastruktur khususnya di wilayah perbatasan.

 

#pacitan

Waspada Antraks Kembali Muncul

Antraks atau anthrax adalah penyakit menular akut yang disebabkan bakteria Bacillus anthracis. Antraks umumnya menyerang hewan herbivora seperti sapi, kambing, domba, dan lainnya serta dapat menular ke manusia.

Penyakit antraks bersifat zoonosis yang berarti dapat ditularkan dari hewan ke manusia atau sebaliknya, namun tidak dapat ditularkan antara sesama manusia. Biasanya, pada manusia, antraks akan menyerang bagian tubuh tertentu seperti kulit, saluran pencernaan dan paru-paru.

 

Yuk Simak infografis diatas untuk mengetahui pencegahan dan pengobatan serta gejala dari Antraks, tetap waspada dan jaga selalu kesehatan!

Mas Aji Dorong Banyak Event Muncul Di Pacitan

Bupati Indrata Nur Bayuaji mendorong semakin banyak event bermunculan di Kabupaten Pacitan. Karena dari event itu pula ekonomi masyarakat akan bergerak.

 

Mas Aji menyampaikan hal tersebut saat acara temu warga di Desa Ploso Kecamatan Punung, Rabu (12/07/2023). Menurutnya, untuk memulai sebuah event tidak harus dengan target yang muluk. Namun bagaimana acara tersebut bisa diterima dan dinikmati oleh warga sekitar. Bahkan, jika nanti bisa memicu orang luar untuk datang tentu akan lebih baik lagi.

 

“Tidak perlu muluk-muluk bagaimana mendatangkan orang luar Pacitan, lingkup Desa Ploso sendiri itu pun sudah cukup bagus untuk perputaran ekonomi. Yang terpenting, panjenengan piyambak bisa nyawiji dan nyengkuyung,” ungkap Mas Aji.

 

Nampaknya, beragam event yang muncul diberbagai wilayah Kabupaten Pacitan mendorong tekad masyarakat Desa Ploso Kecamatan Punung untuk menggali potensi wilayahnya. Tidak hanya mengundang orang nomor satu di Pacitan, dalam temu warga tersebut juga dihadirkan seniman kondang Misbahudin Daeng Bilok sebagai pembicara. Pendiri konsorsium kangen Pacitan itu baru saja sukses menggelar event budaya spektakuler Jeruk Obor Festival (JBOR Fest) di Desa Jeruk Kecamatan Bandar belum lama ini.

 

Temu Warga Desa Ploso Kecamatan Punung selain diikuti oleh berbagai elemen warga juga dihadiri oleh camat dan kepala desa se-wilayah Kecamatan Punung. Event budaya yang dinisiasi dalam temu warga ini rencananya akan digelar Agustus mendatang dan akan berlangsung 3 hari berturut turut. Mas Aji berharap kelak event budaya tersebut memberikan dampak positif bagi perekonomian warga khususnya, Desa Ploso.

 

#pacitan

Hindari Persoalan Hukum Bupati Pesan Guru Tahu Batasan

Dalam menjalankan tugas sebagai seorang pendidik, guru harus memahami batasan. Hal tersebut penting diperhatikan agar tidak terjadi permasalahan yang berujung pada persoalan hukum.

 

 

Demikian disampaikan Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji saat membuka sarasehan 3.1 PGRI Kabupaten Pacitan, di obyek wisata Pantai Srau Desa Candi Kecamatan Pringkuku. Sesuai tema sarasehan “Perlindungan Hukum Terhadap Profesi Guru dan Dosen Menentukan kualitas Pendidikan” Mas Aji berharap kedepan tidak ada konflik hukum yang dapat menghantui guru dalam proses belajar mengajar.

 

“Ini yang harus dipahami bersama agar guru bisa mengajar dan mendidik dengan bahagia. Kalau gurunya bahagia murid juga akan bahagia dan pelajaran akan bisa diterima dengan mudah,” kata Mas Aji.

 

Pesan Bupati tersebut cukup beralasan mengingat pola pengajaran kepada siswa yang sudah berubah. Siswa saat ini merupakan generasi milenial yang tidak bisa dipaksakan dengan pola pendidikan lama. Belum lagi, pengaruh derasnya arus informasi serta gencarnya media sosial.

 

“Beda dulu beda sekarang model pengajarannya dan kita harus bisa beradaptasi,” imbuhnya.

 

Sarasehan PGRI kali ini merupakan agenda ke-3 organisasi profesi guru tersebut. Acara yang dihadiri ratusan guru dari seluruh Kabupaten Pacitan tersebut menghadirkan narasumber Kepala Kejaksaan Negeri Pacitan, Wakapolres Pacitan serta Pengurus PGRI Jatim.

6 Desa/Kelurahan di Pacitan Jadi Sasaran Program Desa Tangguh Bencana BNPB

Potensi kebencanaan menjadi isu penting bagi Kabupaten Pacitan. Itu karena posisi geografis daerah berjuluk Kota 1001 Gua berdekatan dengan lempeng Indoaustralia. Tentu saja wilayah tersebut merupakan zona rawan gempa.

Tidak itu saja, dari 12 wilayah kecamatan yang ada sebagian besar berupa gunung dan perbukitan. Kondisi itu memicu terjadinya longsor dan banjir saat curah hujan tinggi. Tentu saja, kesiapsiagaan masyarakat amat diperlukan sebagai bentuk mitigasi.

Beragam bentuk perhatian pemerintah pun diberikan berkenaan isu kebencanaan di Kabupaten Pacitan. Salah satunya berupa program Desa Tangguh Bencana (Destana). Program ini fokus pada penguatan kapasitas masyarakat di kawasan rawan.

“Tahun ini ada 6 desa dan kelurahan di 3 kecamatan yang mendapat program tersebut. Saat ini tahapannya sampai pada rekruitmen fasilitator,” kata Kepala Pelaksana BPBD Pacitan, Erwin Andriatmoko, Jumat (7/7/2023).

Adapun keenam wilayah dimaksud adalah Desa Hadiwarno dan Desa Sidomulyo di Kecamatan Ngadirojo serta Desa Sumberejo Kecamatan Sudimoro. Sedangkan 3 wilayah berikutnya adalah Kelurahan Ploso, Kelurahan Sidoharjo, dan Desa Kembang di Kecamatan Kota.

Menurut Erwin, kegiatan tersebut dinaungi langsung Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama Indonesia Disaster Resilience Initiative Project (IDRIP). Fokusnya adalah peningkatan kapasitas masyarakat pesisir untuk menghadapi ancaman gempa dan tsunami.

“Berdasarkan kajian, kawasan pesisir menjadi prioritas. Karena memang program (Destana) ini fokusnya adalah membangun ketangguhan masyarakat dalam hal potensi gempa dan tsunami,” imbuhnya.

Hingga saat ini proses penjaringan calon fasilitator telah berlangsung. Sedikitnya ada 28 orang pendaftar yang lolos mengikuti tes wawancara dan micro teaching. Dari jumlah itu nantinya 24 orang akan berperan sebagai fasilitator desa/kelurahan. Sedangkan 4 sisanya fasilitator daerah.

“Dari seleksi yang difasilitasi pihak ketiga ini akan mendapatkan fasilitator yang sigap dan berkompeten dalam rangka membantu mewujudkan masyarakat yang tangguh bencana,” tambah Arif Setiadi, Staf Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan mendampingi Kalaksa BPBD.