Keterampilan Surati dan sebagian besar perempuan di Dusun
Gunung Cilik, Purwoasri, Kebonagung, dalam menciptakan kerajinan gerabah
menyimpan nilai seni dan sejarah, jemari terampilnya terlatih sejak mereka
masih belia, diturunkan dari orang tuanya secara turun temurun.
“Saya sejak kecil kelas 2 SD sudah belajar membuat gerabah,”
kata Surati saat ditemui di rumahnya, hari ini (31/012020). Pengakuan tersebut
secara tidak langsung menunjukan bahwa keterampilan yang dimiliki perempuan di
Gunung Cilik tidak perlu dipertanyakan.
Tanah sebagai media utama dalam membuat gerabah harus
memenuhi standar, selanjutnya berbagai campuran lain dimasukkan dengan
komposisi tertentu, hasilnya gerabah yang yang dihasilkan dari Gunung Cilik
memiliki kualitas tinggi yang tidak akan lekang oleh waktu.
Termasuk pada proses finishing dilakukan dengan ketelatenan
tinggi untuk menjaga kualitas, baik pengecatan untuk jenis pot dan vas bunga.
Termasuk proses pembakaran dengan jenis kayu tertentu menciptakan kematangan
sempurna ditandai warna merah.
Gerabah, satu kerajinan tradisional di masa kini tetap elok
meskipun bersanding dengan barang elektronik di ruang minimalis, atau diantara
porselen mahal di meja makan dan di dapur.
(budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan)
Semua warga masyarakat Kabupaten Pacitan harus dewasa,
bersatu padu dalam menyambut gelaran sensus penduduk ketujuh tahun 2020 ini.
Melalui dua tahapan yang ditetapkan, sensus berbasis online dan manual nantinya
akan berpengaruh langsung terhadap kebijakan pemangku kebijakan.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Pacitan, Bagyo
Trilaksono kepada Diskominfo Pacitan menyampaikan tahapan berbasis online akan
dilakukan mulai pertengahan Februari hingga akhir Maret 2020 melalui laman
resminya sensus.bps.go.id dengan mengupdate data diri.
Saat ini BPS Pacitan telah mendapat data resmi dari Ditjen
Kependudukan dan Dukcapil Kabupaten Pacitan, sementara NIK dan KK yang dimiliki
menjadi acuan data BPS Pacitan. Menandakan bahwa data kependudukan di Indonesia
sudah menunjukan data statistik cukup baik.
“Sensus berbasis online itu sangat sederhana pertanyaannya,
terkait keberadaan penduduk, jenis kelamin, Pendidikan, pekerjaannya apa, ada
sedikit pertanyaan tentang kondisi tempat tinggalnya itu seperti apa,” kata
Bagyo, hari ini, (30/01/2020).
Kemudian, pada tahapan kedua, sensus akan menjangkau
masyarakat yang tidak memiliki akses internet dengan metode wawancara. Dengan
merekrut 1200 petugas dari masing-masing desa yang sebelumnya akan dibekali
beberapa pelatihan.
“Nah untuk bapak ibu yang sibuk dan yang aktivitasnya banyak
disarankan untuk memilih yang online, karena tidak akan terganggu. Cuma tetap
akan ada konfirmasi saat wawancara itu di bulan Juli. Petugas kami tetap akan
melakukan pengecekkan dan berkoordinasi dengan RT setempat. Termasuk
mengkonfirmasi pendatang baru dengan segala kelengkapan berkas
kependudukannya,” jelas Bagyo.
Langkah menekan kesalahan pada saat sensus, BPS Pacitan juga
telah mengatur jadwal dengan seluruh kepala desa di Kabupaten Pacitan. mereka
nantinya juga memperoleh ilmu pengisian data yang nantinya dapat
disosialisasikan kepada masyarakat.
Melihat kondisi geografis Kabupaten Pacitan yang berpengaruh
pada jaringan internet, Bagyo menghimbau kepada masyarakat untuk menyesuaikan diri
saat akan melakukan sensus online, terkait data yang disampaikan, pihaknya
menegaskan data yang dikonfirmasi sangat dijaga kerahasiaannya. “Sangat
terjamin rahasianya. Melalui Undang-Undang bahwa BPS tidak akan membocorkan
semua data tersebut,” tegas Dia.
Bicara prioritas, Bagyo mengatakan sama dengan wilayah lain,
yakni sinkronisasi data dengan instansi terkait yakni Dukcapil yang menggunakan
sistem De Jure, sedangkan BPS menggunakan sistem De facto. Perbedaan tersebut
nantinya akan disikapi dengan penerapan metode kombinited. “Banyak yang sudah
ber-KTP Pacitan, tapi sekarang tinggal di luar. Nah, saat mereka nanti mengisi
data di tempat-tempat itu akan ketahuan nanti,” lanjut Bagyo.
Segala kemudahan yang diberikan oleh BPS diharapkan
masyarakat Kabupaten Pacitan dapat berpartisipasi aktif. Sekali lagi gelaran
sepuluh tahunan yang dilaksanakan oleh pemerintah pusat tersebut berdampak
langsung pada setiap kebijakan yang dipilih para pemangku kepentingan.
(budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).
Jelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Kabupaten
Pacitan 23 September 2020 mendatang oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten
Pacitan fokus pada tahapan demi tahapan, demi terselenggaranya pesta demokrasi
yang sukses dan aman.
Saat ini KPU Pacitan telah sampai pada rekrutmen Badan Ad
Hoc panitia kecamatan dan panitia pengumumutan suara tingkat desa. Tersaring
230 dari 156 yang akan menjalani tes tulis. Melalui rekomendasi KPU Pusat, KPU
Pacitan melaksanakannya dengan metode Computer Assisted Test (CAT) besuk
(30/01/2020).
Sebelumnya, berbagai tahapan yang telah sesuai dengan
perundang-undangan dilakukan KPU Pacitan, dimulai perencanaan program anggaran
pada September 2019 lalu. dilanjutkan penyusunan petunjuk teknis dan
sosialisasi pada awal November 2019.
“Tahapan pencalonan sudah kita mulai pada 26 Oktober 2019
kemarin, dengan penetapan jumlah dukungan minimal untuk pasangan calon
perseorangan,” kata Ketua KPU Pacitan Sulis Styorini spesial kepada Diskominfo
Pacitan hari ini, (29/01/2020).
Sementara KPU RI telah menerima Data Potensial Pemilih
Pemilu (DP4) dari Kemendagri untuk pemutakhiran data pemilih, selanjutnya DP4
tersebut akan diserahkan kepada KPU Provinsi dan KPU Kabupaten pada Maret
nanti.
Rini juga mengatakan pihaknya masih membuka pendaftaran
pemantau dan pelaksana pada bidang jajak pendapat dan lembaga survey, meski di
satu sisi KPU Pacitan sangat membuka lebar masukan dan aspirasi dari
masyarakat.
Di pertengahan Juni, usai penyerahan dukungan dari bakal
calon, kemudian dilanjutkan pendaftaran bakal calon pasangan baik dari parpol
maupun gabungan parpol, yang dilanjutkan dengan seleksi administrasi. “Barulah
pemeriksaan kesehatan pada 08 Juni 2020,” lanjut Rini.
Disatu sisi KPU
Pacitan mempunyai tugas lain, fenomena menurunnya partisipasi pemilih pada
pilkada 2015 kemarin berada pada angka dibawah 60 persen. Namun penghargaan
yang disandang KPU Pacitan sebagai lembaga yang paling terintegrasi nomor satu
di Nasional menjadi modal awal.
“2020 energi cukup
baik, didukung pemilu serentak yang baru dilaksanakan kami optimis angka
partisipasi meningkat, meski kami tahu ini bukan pekerjaan mudah. KPU Pacitan
butuh masukan, bantuan, motivasi dari semua pihak. seluruh elemen masyarakat
harus bahu mambahu,” pungkas Rini. (budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).
Ada sebelas dari dua belas potensi bencana berpotensi
terjadi di Wilayah berjuluk Kota 1001 Goa ini, fakta tersebut menjadi perhatian
semua pihak, pemerintah daerah, provinsi bahkan pusat yang melahirkan berbagai
kebijakan diantaranya pemahaman yang bersifat mitigasi.
Termasuk memanfaatkan media film untuk memberikan edukasi
berupa mitigasi bencana, utamanya bencana gempa bumi yang disertai tsunami.
Jenis bencana ini dipilih lantaran besarnya risiko karena keberadaan Kabupaten
Pacitan yang berhadapan dengan samudera hindia dan berdiri di atas patahan
Sesar Grindulu yang sewaktu-waktu menunjukan aktivitasnya.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pacitan
sebagai leading sektor bersama Bidang Informasi, Diskominfo Kabupaten Pacitan
menciptakan film berdurasi pendek yang memberikan pemahaman saat terjadi gempa
bumi baik di dalam gedung atau di luar ruang yang dilakukan oleh staf dan
karyawan Pemda Pacitan.
“Video yang kita hasilkan nantinya dapat kita putar disela
berbagai kegiatan,” kata Agus Anshori Mudzakir, Kepala Bidang Informasi
Diskominfo Pacitan disela pembuatan film hari ini, (28/01/2020) dihalaman
Pendopo Kabupaten.
Semua media digunakan oleh pemangku kebijakan demi
menumbuhkan pemahaman kepada seluruh masyarakat akan pentingnya memahami
sebelas potensi bencana tersebut. Sehingga meski tidak diharap, semua
masyarakat dapat siap dan tangguh jika sekonyong-konyong bencana itu datang,
begitu juga peran pemerintah bersama sektor terkait dalam rangka manajemen
kebencanaan. (timDiskominfoPacitan).
Musim hujan tahun ini tidak seperti tahun-tahun sebelumnya,
Didik Alih Wibowo, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten
Pacitan, mengatakan saat ini Kabupaten Pacitan mengalami musim hujan tapi
dengan intensitas sedang bahkan rendah.
“Kondisi ini perlu kita maklumi,” kata Didik menyampaikan
kondisi sebenarnya, hari ini di Halaman Pendopo Kabupaten (27/01/2020). Sesuai
rilis resmi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dipastikan
fenomena tersebut berakhir pada awal Februari mendatang, meski disisi lain
proyeksi yang ditampilkan satelit dapat berubah sewaktu-waktu.
Meski demikian Didik pada kesempatan tersebut meminta
seluruh masyarakat untuk tetap mewaspadai segala potensi yang bisa terjadi
dengan berbagai kemungkinan. “Cuaca mudah berubah, bisa menimbulkan cuaca
ekstrem, sebagaimana rilis BMKG kita harus waspada,” lanjut Dia.
Bahkan saat ini, droping air bersih dilakukan BPBD Pacitan
ke Desa Jetak, Kecamatan Tulakan, juga melakukan verifikasi lapangan di Desa
Sambong, Kecamatan Pacitan, menindaklanjuti laporan kekurangan air bersih.
Kondisi tersebut diharap Didik untuk tidak dikesampingkan,
mengingat kondisi geografis Pacitan yang dikelilingi perbukitan serta sungai.
“Amati setiap perubahan disekitar kita,” pesannya. (budi/rozaq/riyanto/wira/DiskominfoPacitan)