Festival Ronthek 2019 yang akan digelar nanti malam 12/09
hingga 14/09, kembali disiarkan secara Live Streaming oleh Diskominfo Pacitan
melalui akun resminya pacitankab.go.id/live
Siaran langsung itu
merupakan bentuk komitmen pemerintah kepada masyarakat dalam memberikan
pelayanan maksimal. Karena Pemerintah sadar tidak sedikit warga Pacitan yang
berdomisili di luar Pacitan, atau warga Pacitan yang berhalangan hadir, mereka
dipastikan masih dapat menonton Festival Ronthek 2019.
Agus Anshori Mudzakir
Kabid Informasi Diskominfo menceritakan, demi menyuguhkan liputan terbaik
pihaknya harus menerjunkan seluruh staf dari semua bidang selama tiga malam
penyelenggaraan. Belum puas, Diskominfo juga berkolaborasi dengan berbagai
pihak. “Kami bertekat memberi yang terbaik untuk masyarakat melalui informasi,”
ungkap Dia disela persiapan Live 12/09. (DiskominfoPacitan)
Kambing kendit kembali disembelih masyarakat Dusun Wati,
Desa Gawang, Kebonagung. Satu pertanda Upacara Adat Baritan kembali
dilaksanakan, kemarin 08/09. Baritan atau Berwiridan adalah satu cara memohon
keselamatan kepada Tuhan, mengingat pagebluk pernah melanda desa ini.
Berjalannya waktu, Baritan tidak sekedar sarana memanjatkan
doa, tapi bertransformasi menjadi satu seni budaya yang elok, sehingga sayang
jika sampai terlewat. Akhirnya menjadi kebanggaan bukan hanya orang Gawang,
tapi juga masyarakat Pacitan.
Baritan harus terus lestari, kebal terhadap peradaban global
yang mengalir deras, karena Baritan adalah tradisi yang harus mengakar kuat di
hati masyarakat Gawang dan Pacitan. Karena dalam konteks pengembangan dan
pelestarian budaya bangsa kegiatan seperti ini sangat penting.
“Harus kita
lestarikan dan kita kembangkan. Sebagai penguat jati diri bangsa, yang lebih
popular dengan istilah “Nation And Character Building,” Disampaikan Wakil
Bupati Pacitan Yudi Sumbogo yang berkesempatan hadir pada kegiatan itu. Penting
karena generasi muda umumnya terpengaruh kultur asing yang belum tentu sesuai
dengan adat ketimuran.
Didukung dengan alam yang sejuk dan masyarakat yang ramah kian memanjakan siapa pun yang menyaksikan Upacara Adat Baritan akan dimanjakan, bisa juga menyaksikan Baritan sembari memotretnya, karena setiap momentum terasa kuat, apa lagi didukung latar belakang alam alaminya. (budi/notz/riyanto/wira/DiskominfoPacitan)
Festival Ronthek 2019 bakal digelar sebentar lagi, kesenian
yang bermula dari kegiatan gugah sahur oleh masyarakat di bulan Ramadhan ini
setiap tahun begitu diminati warga Pacitan.
Bupati Pacitan
Indartato di ruang kerjanya menyampaikan, pemerintah memang fokus dengan
kesenian yang satu ini, tidak sekedar menghibur masyarakat, pemerintah bersama
semua elemen berharap Festival Ronthek menjadi Ikon Kabupaten Pacitan.
Untuk sampai pada
harapan besar ini, pemerintah melakukan berbagai berkolaborasi dengan berbagai
pihak, utamanya para seniman, baik pelaku seni di Pacitan dan para akademisi
seni baik solo dan Yogyakarta. “Kita serahkan kepada teman-teman kita yang tahu
masalah itu, minta tolong agar rontek menjadi budayanya orang Pacitan seperti
Reog Ponorogo,” ujarnya kepada Diskominfo Pacitan 05/09.
Persatuan dan
kesatuan disampaikan Indartato menjadi tema ditahun ini, dinilai penting
sebagai stimulus semua elemen untuk Pacitan yang semakin maju. Ini selaras jika
melihat pagelaran Rontek yang selalu melibatkan puluhan orang dengan tugas
masing-masing, sudah tentu membutuhkan persatuan dan kesatuan. “Saya yakin jika
tabuhan tidak seirama dengan yang lain maka didengarkan tidak enak,” kata
Indartato.
Terlebih mimpi
pemerintah menghadirkan Ronthek sebagai ikon, atau bahkan idola bagi masyarakat
di dalam dan luar Pacitan, sebuah harapan baik yang perlu diapresiasi bersama
melalui berbagai bentuk dukungan. Bupati optimis mimpi itu bisa terwujud asal
resep kekompakan terus dibangun dan dijaga pada setiap wadah yang disediakan.
(budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan).
Hari yang cerah nan penuh semangat di kemeriahan HUT RI,
semua orang seakan larut dalam kebahagiaan, tanpa terkecuali anak-anak yang
mendapat wadah untuk merias sepeda mereka dengan keunikan berbagai tema yang
dipilih.
Ini selalu dilakukan
setiap tahun, dari berbagai sekolah di Kecamatan Pacitan, murid SD/MI dan
SMP/MTS tersebut selalu bersemangat mengeksplorasi jiwa seni mereka menjadi
warna-warni yang menarik untuk ditonton, Diantara berbagai wadah siswa-siswi
termasuk Lomba Defile, Drum Band, atau pun yang lain.
Ribuan siswa yang
terbagi menjadi 84 kelompok mendapat iming-iming hadiah jika mereka mampu
menjadi juara, dan yang pasti yang paling membanggakan adalah mereka mampu
membawa nama baik sekolah.
Terlebih dan menjadi
yang utama adalah bagaimana generasi muda itu memiliki jiwa seni yang dipadu
ilmu pengetahuan mereka yang tertuang pada tiap tema yang dipilih. Seperti
keindahan Pantai Pacitan, Kesenian Kethek Ogleng bahkan warisan Wayang Beber
yang terangkum dalam ikon Kabupaten Pacitan Kota 1001 Goa.
Yang utama dan
menjadi kunci Lomba Sepeda Hias adalah kampanye untuk kembali bersepeda,
utamanya kepada para siswa-siswi yang belum cukup umur, mengingat berbagai
kemungkinan bisa terjadi di jalan raya yang disebabkan pengemudi kendaraan di
bawah umur. “Akan terus kami kampanyekan dengan berbagai bentuk,” ucap Daryono
Kepala Dinas pendidikan Dan Kebudayaan Kabupaten Pacitan 14/08.
Meskipun semua
persiapan mepet, namun Sri Budiarti Guru Pembimbing SDN Baleharjo 2 tetap
berharap anak didiknya mendapat nilai terbaik diajang itu. Karena Sri tahu
selain keindahan yang tergambar pada sepeda ada nilai pesan yang harus
disampaikan kepada para juri dan masyarakat Pacitan.
(pkl/budi/riyanto/DiskominfoPacitan).
Pawai Pembangunan pada Peringatan HUT RI Ke-74 Tahun 2019
rencananya dilaksanakan hari Kamis 22/08 mendatang. Dengan Rute Start depan
Pendapa, ke arah timur menuju Pasar Arjowinangun, belok ke selatan menuju Jalur
Lintas Selatan (JLS) sampai pada Pertigaan JLS barat belok kanan menuju
Perempatan Cuik, masuk ke utara ke Perempatan Bapangan dan Finish di Alun-alun.
Penyelenggaraan Pawai
Pembangunan atau Mobil Hias pada tahun ini kata Kepala Dinas Perhubungan
Pacitan Wasi Prayitno akan lebih meriah, pasalnya panitia menyiapkan hadiah
bagi peserta dengan hadiah total 15 Juta Rupiah. “Kita rangsang supaya lebih
ramai,” ungkap Wasi dikantornya 15/08.
Tema yang dipilih
pada acara ini kata Wasi sinkron dengan Tema Nasional “74 Tahun SDM Unggul
Indonesia Maju” melalui Sub Tema “Semangat 17 Agustus Kita Bangun Perekonomian
Masyarakat Dengan Menggerakkan Potensi Daerah Menuju Pacitan Unggul.
“Ada beberapa kata
kunci, Semangat Kemerdekaan, Membangun Perekonomian Masyarakat dan Menggerakkan
Potensi Derah. Tujuannya kita adalah Pacitan yang unggul,” beber Wasi. Karena
momentum HUT RI ini harus dimaksimalkan untuk menimbulkan semangat kemerdekaan
untuk memajukan Pacitan, mempublikasikan capaian pembangunan serta
menginformasikan pelayanan publik kepada masyarakat.
Karena Pacitan
mempunyai Khasanah Pariwisata yang begitu menjanjikan sehingga terpilih lima
fokus lomba yang dinilai, yakni Pariwisata, Produk Unggulan, Pelayanan Publik
serta Geopark Gunung Sewu.
kelima hal tersebut
harus terus dikomunikasikan kepada khalayak luas, didukung dengan aspek lain
termasuk Pemaksimalan Geopark Gunung Sewu, yang sesuai dengan Perintah
Presiden, pernah Presiden meminta Labuan Bajo dan Danau Toba masuk dalam
Jaringan Geopark Internasional. Sementara Gunung Sewu yang telah masuk dalam
jaringan, menduduki posisi kedua di
bawah Danau Batur.
Kerja sama antar
lembaga yang berkelanjutan di setiap kesempatan niscaya berdampak pada
peningkatan kesejahteraan masyarakat yang signifikan. Termasuk dalam tampilan
Pawai Pembangunan yang melibatkan Forkopimda, Perangkat Daerah (PD) Instansi
Vertikal, BUMD, Sekolah, Perbankan, Perusahaan dan Organisasi Kemasyarakatan.
(budi/riyanto/wira/DiskominfoPacitan)