Upacara HUT RI; Lanjut Penyerahan Agustusan

Pemerintah Kabupaten Pacitan pagi ini (17/08) tepatnya Pukul 06:00 WIB melaksanakan Upacara Bendera Hari Ulang Tahun Republik Indonesia Ke-77.

Upacara Dipimpin langsung Sekretaris Daerah Kabupaten Pacitan Heru Wiwoho dan diikuti oleh segenap pejabat dan staf lingkup Pemkab Pacitan. Siswa-siswi Praktek Kerja Industri (Prakerin) dan Mahasiswa Magang juga turut terlibat dalam agenda tersebut.

Usai upacara, kegiatan dilanjutkan dengan penyerahan hadiah lomba Agustusan lingkup Benteng Takeshi dan berbagai perlombaan tradisional khas Agustusan yang lain, dilaksanakan pada (12/08) kemarin. (PemkabPacitan).

Paskibraka Harus Mempunyai Jiwa Patriot

Dua hari jelang Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia Ke-77, Pemerintah Daerah Kabupaten Pacitan melalui Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) melaksanakan pengukuhan terhadap anggota Pasukan Pengibar Bendera (Paskibraka) Kabupaten Pacitan Tahun 2022.

Kepala Disparbudpora Turmudi mengajak kepada peserta dalam latihan terakhir tersebut untuk lebih mengenal jati diri sebagai generasi penerus bangsa. “Kalian dituntut bersikap dan berperilaku sesuai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari,” katanya saat sambutan, hari ini (15/08).

Dirinya juga mengajak menengok masa lalu, bagaimana para pendahulu mengorbankan harta benda bahkan nyawa untuk merebut dan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.

“Tapi ingat adik-adikku, kerja belum selesai, lahan luas terbentang di hadapanmu, menanti tangan-tangan terpuji, sebagai perwujudan pengukuhan adalah pengucapan ikrar,” lanjut Turmudi di Pendopo Kabupaten tersebut.

Sementara itu jiwa patriotisme tentu wajib dimiliki utamanya di setiap anggota. Selebihnya anggota Paskibraka memiliki tugas disamping mengibarkan Sang Saka Merah Putih. “Kalian adalah teladan bagi generasi muda yang lain,” ungkap Wabup Gagarin yang berkesempatan hadir dalam agenda tersebut. (PemkabPacitan).

 

Bagikan Sembako Dan Bendera Merah Putih Untuk Abang Becak

Ratusan penarik becak Jumat, (12/08/2022) pagi, diundang ke pendopo kabupaten. Hari ini Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji, membagikan paket sembako serta bendera merah putih kepada abang-abang becak tersebut.

Pembagian paket sembako berasal dari Badan Amil Zakat (Baznas) kabupaten Pacitan sebagai bagian dari program penyaluran zakat infaq dan sodaqoh. Sebanyak 250 abang penarik becak memperoleh paket berisi barang-barang kebutuhan pokok tersebut.

“Ini adalah bentuk dari kepedulian kita semua membantu perekonomian abang-abang becak yang beberapa waktu lalu terdampak covid 19,” kata Bupati, Jumat (12/08/2022).

Penasyarupan dana BAZNAS untuk membantu abang becak juga dirangkaikan dengan pembagian ribuan bendera merah putih. Kegiatan ini adalah bentuk dukungan dari gerakan pembagian 10 juta bendera merah putih kepada masyarakat. Sebuah gerakan yang menjadi inisiasi Kementerian Dalam Negeri RI bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Daerah.

Pembagian bendera merah putih simbolis diberikan kepada 250 abang pengayuh becak oleh Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji dan selanjutnya, akan dibagikan 1000 lebih bendera dengan sasaran tempat-tempat strategis.

“Kula suwun menawi sampun pikantuk bendera merah putih mangke dipun pasang,” kata Bupati.

Gerakan pembagian 10 juta bendera merah putih ini sendiri bertujuan untuk mensosialisasikan kepada pelajar, mahasiswa, organisasi masyarakat, partai politik dan masyarakat umum untuk menumbuhkan rasa nasionalisme, patriotisme dan rasa cinta terhadap Tanah Air. (Prokopim Pacitan/ Pemkab Pacitan)

 

#prokopimpacitan
#pacitan

Bupati Berkunjung ke Rumah Sugiyanto

Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji menyempatkan berkunjung kerumah Sugiyanto di Dusun Sumber, Ngadirejan, Pringkuku. Ia warga penyandang tunanetra, tak jauh berbeda dengan kedua anaknya, hanya istrinya Suminah yang normal penglihatannya.

Sehari-hari Sugiyanto bekerja sebagai tukang pijat, berkat kepiawaiannya bermain musik dan menyanyi sempat dulu Sugiyanto mendapat tambahan ekonomi dari bakat itu, namun sayang organ miliknya dipinjam seseorang dan sampai sekarang tak pernah kembali.

“InsyaAllah akan saya belikan, dan kita akan undang ke Pendopo bersama anaknya untuk bermain musik,” kata Bupati, pagi ini (12/08).

Sebagai keluarga tidak mampu dan penyandang disabilitas, Sugiyanto telah mendapatkan perhatian langsung oleh pemerintah melalui Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) bersumber dari Dinsos Pacitan.

Melihat beberapa ekor kambing milik Sugiyanto yang dipelihara istri, bupati berencana membantu seekor kambing untuk dikembang biakkan. “Termasuk bantuan-bantuan lain yang bersifat bukan harian,” tambah dia.

Saat lawatan tersebut ia juga berkesempatan merasakan pijatan terampil Sugiyanto, meski Bupati menyayangkan waktu yang mepet membuat dirinya tak bisa berlama-lama menikmati pijatan Sugiyanto. “Masyarakat Pacitan yang pengen pijat saya rekomendasikan ke Pak Sugiyanto,” pungkas Bupati merekomendasi pijatan tangan Sugiyanto. (PemkabPacitan).

Susun Rencana Kontinjensi; Wujud Ikhtiar Menghindari Bencana

Bicara bencana, nampaknya di Kabupaten Pacitan masih tetap menjadi isu strategis yang harus terus diamati dan dicermati semua pihak. Baik pemerintah, organisasi maupun masyarakat itu sendiri sebagai objek segala jenis bencana.

Meski masih berakhir pada kesimpulan-kesimpulan dari berbagai perhitungan para ahli yang dikutip dari penelitian dan catatan sejarah, namun komitmen sebagai bentuk upaya preventif jikalau bencana benar adanya datang.

Penandatanganan Komitmen Bersama Para Pemangku Kepentingan Terhadap Rencana Kontinjensi Gempa Bumi dan Tsunami serta Adaptasi Covid-19 di Kabupaten Pacitan, dirasa perlu menjadi perhatian khalayak.

Mengingat soal warta bencana selalu berimbas terhadap aspek secara luas, untuk itu Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji dalam sambutannya menghimbau pewarta untuk mengabarkan informasi tersebut dengan mengedepankan sisi edukasi, tanpa menakut-nakuti. “Jangan sampai mengganggu pariwisata dan yang lain,” harapnya, siang ini (11/08) di Pendopo.

Hasil kontijensi yang telah disusun tentu harus dipelajari dan dipahami, meski Mas Aji berharap penyusunan tersebut tidak pernah dilakukan. Namun pihaknya menilai ngaji soal kebencanaan tersebut adalah wujud ikhtiar supaya bencana tidak terjadi. “Doa ikhlas semua tentu juga utama,” pungas Bupati. (PemkabPacitan).