Dapat Kucuran Dana; KPU Pacitan Siap Melenggang di Tengah Pandemi

Sebanyak 1299 Petugas Pemutakhiran Data Pemilih (PPDP) yang direkrut Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Pacitan, sepenuhnya telah rampung melaksanakan tes Rapid di kantor KPU, hari ini (14/07).

Petugas tersebut nantinya selama satu bulan ke depan yakni 15 Juli sampai 13 Agustus 2020 akan melakukan Pencocokan dan Penelitian (Coklit), kegiatan ini berlangsung secara Door To Door di wilayah TPS masing-masing, sesuai arahan Pramono Ubaid Tanthowi Komisioner KPU RI seperti dikutip dari laman Kompas.

Ini adalah rangkaian tahapan yang dilalui KPU Pacitan, yang mengemban tugas berat menyukseskan Pemilihan Bupati (Pilbup) di Kabupaten Pacitan. Mengusung Maskot Sang Wanara, Coblosan dijadwalkan berlangsung 09 Desember mendatang.

Tugas berat tersebut menurut Ketua KPU Pacitan Sulis Styorini adalah memperoleh partisipasi masyarakat sebesar 77,5 persen dari 471.061 Daftar Pemilih Tetap (DPT) Kabupaten Pacitan. Angka tersebut merupakan rekomendasi pemerintah baik provinsi maupun pusat.

Sedang tugas lain yang menjadi persoalan ialah mengamankan pesta rakyat tersebut. Mengingat Pilbup kali ini baik masyarakat maupun penyelenggara berada di tengah mewabahnya virus corona.

Beruntung KPU Pacitan mendapat kucuran dana dari APBN sebesar 3,5 Miliar Rupiah, dana itu nanti sebagai pendukung protokol kesehatan, disamping anggaran teknis dari hibah pemkab sebesar 29,5 Miliar yang diserahkan sebelum merebaknya pandemi.

Upaya peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) para petugas juga menjadi perhatian utama Rini, panggilan akrab Ketua KPU Pacitan tersebut. Benaknya benar-benar tidak berharap pesta demokrasi yang akan berlangsung 5 bulan mendatang bakal melahirkan cluster baru.

“Kami akan melaksanakan seluruh tahapan hingga proses pencoblosan dengan protokol kesehatan yang ketat,” tegas Dia kepada Diskominfo Pacitan. Belanja masker, hand sanitizer, face shield, dan yang lain tidak dapat terelakan dari dana APBN.

Ia juga mengaku bahwa Proses coblosan dapat saja dibatalkan dari jadwal yang telah ditentukan, andai saja pandemi Covid-19 semakin tidak terkendali. Namun hal itu kata perempuan yang lahir 05 Mei 1982 tersebut di luar kewenangan pihak  KPU Pacitan.

Tetapi merujuk pada keputusan pemerintah yang harus disetujui jajaran DPRD. “Perpu kita membuka peluang dalam kondisi tertentu (Bencana Alam Non Alam),” ungkap Rini. (budi/anj/rch/tika/

BERITA EKONOMI KABUPATEN PACITAN

Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi

KABUPATEN PACITAN

Juni 2020 Inflasi  0,11 persen

  • Pada bulan Juni 2020 Kabupaten Pacitan mengalami inflasi sebesar 0,11 persen. Provinsi Jawa Timur mengalami inflasi sebesar 0,28 persen dan Nasional mengalami inflasi sebesar 0,18 persen.  
  • Dari tujuh kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi ada 6 kelompok dan yang mengalami deflasi 1 kelompok. Kelompok yang mengalami inflasi tertinggi adalah kelompok bahan makanan yaitu dengan inflasi sebesar 0,35 persen, diikuti kelompok sandang yaitu sebesar 0,15 persen, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga mengalami inflasi sebesar 0,00 persen, kelompok bahan makanan yaitu dengan inflasi sebesar 0,06 persen, kelompok kesehatan yaitu sebesar 0,06 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar mengalami inflasi sebesar 0,02 persen, dan kelompok transport, komunikasi, dan jasa keuangan dengan deflasi sebesar 0,01 persen.  
  • Komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya inflasi adalah pepaya, wortel, daging ayam ras, tomat sayur, tongkol, terung panjang, kue kering, vitamin, semen, emas perhiasan.
  • Komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya deflasi adalah cabai rawit, bawang merah, pasir, beras, telur ayam ras, pisang, gula pasir, bawang putih, cabai merah, dan tenggiri.   Laju inflasi tahun kalender (Desember 2019 – Juni 2020) Kabupaten Pacitan  sebesar 1.05 persen. Inflasi year-on-year ( Juni 2020 terhadap Juni 2019) Kabupaten Pacitan  sebesar  2,83  persen.  
  1. Inflasi Kabupaten Pacitan

Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan salah satu indikator ekonomi yang sering digunakan untuk mengukur tingkat perubahan harga (inflasi/deflasi) di tingkat konsumen, khususnya di daerah perkotaan. Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket komoditas yang dikonsumsi oleh rumah tangga. Di Indonesia, tingkat inflasi diukur dari persentase perubahan IHK dan diumumkan ke publik setiap awal bulan (hari kerja pertama) oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

Bulan Juni 2020, Kabupaten Pacitan mengalami inflasi  sebesar 0,11 persen atau terjadi kenaikan  Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 104,08 pada bulan Mei 2020 menjadi 104,19 pada bulan Juni 2020. Selama kurun waktu tahun 2018 s/d 2020 inflasi bulan Juni yang tertinggi terjadi pada tahun 2018 yaitu sebesar 0,70 persen.

Inflasi bulan Juni 2020 ini dipicu oleh beberapa komoditi yang mengalami kenaikan harga, antara lain pepaya, wortel, daging ayam ras, tomat sayur, tongkol, terung panjang, kue kering, vitamin, semen, emas perhiasan. Sementara komoditi yang menyebabkan terjadinya deflasi adalah cabai rawit, bawang merah, pasir, beras, telur ayam ras, pisang, gula pasir, bawang putih, cabai merah, dan tenggiri.Inflasi di Kabupaten Pacitan disebabkan karena naiknya indeks harga konsumen pada kelompok bahan makanan yaitu sebesar 0,11 persen, dan kelompok sandang yaitu sebesar 0,15 persen.

Andil terbesar penyumbang inflasi di Kabupaten Pacitan adalah kelompok bahan makanan  yaitu dengan inflasi sebesar sebesar 0,35 persen dan memberikan sumbangan sebesar 0,08 persen. Kemudian diikuti kelompok sandang  yaitu dengan inflasi sebesar 0,15 persen dan memberikan sumbangan sebesar 0,01 persen. Kelompok sandang yaitu sebesar 0,15 persen dan memberikan sumbangan sebesar 0,01 persen, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga mengalami inflasi sebesar 0,00 persen dan memberikan sumbangan sebesar 0,00 persen,  kelompok kesehatan yaitu sebesar 0,06 persen dan memberikan sumbangan sebesar 0,00 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar mengalami inflasi sebesar 0,02 persen dan memberikan sumbangan sebesar 0,01 persen. Sementara andil terbesar terjadinya deflasi adalah kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan dengan deflasi sebesar 0.01 persen dan memberikan sumbangan sebesar 0,00 persen.

Statistik Diskominfo)

Miris, Batita Positif Covid-19

Satgas Covid-19 Pacitan bersama Jajaran kembali merilis penambahan 2 kasus corona baru. Pertama adalah seorang remaja berusia 15 tahun dari Kecamatan Pacitan, dan yang kedua adalah batita yang terinfeksi dari ibunya dari cluster Sudimoro. Penambahan pada malam ini disampaikan langsung oleh Wakil Bupati Pacitan Yudi Sumbogo di Pendopo Kabupaten (13/07).

Rachmad Dwiyanto Jubir Satgas Covid-19 Pacitan usai rilis mengaku, batita terkonfirmasi sebenarnya berisiko jika harus berkumpul bersama orang tuanya di Wisma Atlet, namun demikian pemerintah belum menemukan skenario lain yang lebih baik dan nyaman untuk batita. “Kemungkinan nanti menjadi satu sama ibunya namun di kamar pasien nomor 1 yang sudah sembuh. Tempatnya luas,” terang Jubir.

Saat ini penanganan Covid-19 di Kabupaten Pacitan telah memasuki tahap kedua, pada tahap ini satgas menyiapkan anggaran penanganan di semua sektor sebesar 42 Miliar Rupiah hingga 31 Desember nanti.

Melihat besarnya anggaran yang dibutuhkan untuk menghadapi virus corona membuat Rachmad mewanti-wanti untuk selalu waspada dan berhati-hati terhadap Covid-19. “Tidak perlu takut, cukup disiplin menjalankan protokol kesehatan. Karena itu vaksin terbaik,” himbaunya.

Dengan penambahan 2 kasus baru ini membuat jumlah total kasus positif di Kabupaten Pacitan menjadi 41 orang. Kasus sembuh 2 orang total 16 kasus, dirawat di rumah sakit 2 kasus, perawatan di Wisma Atlet 24 kasus dan meninggal 1 kasus. (budi/anj/zaq/rch/tika/DiksominfoPacitan).

Terbelenggu Zona; Indartato Akui Belum Bisa Berbuat Banyak

Siswa dan siswi SD/SMP Satu Atap Karanggede, Arjosari nampaknya akan lebih giat menimba ilmu, lantaran pemerintah telah rampung merelokasi gedung dua sekolah tersebut yang tak jauh dari tempat sebelumnya, karena terdampak pembangunan Waduk Tukul.

Peresmian secara sederhana itu dilakukan langsung oleh Bupati Pacitan Indartato bersama dinas dan badan terkait. Namun sayang berdirinya gedung baru tidak membuat Bupati lega sepenuhnya, pasalnya gedung baru tersebut berisiko longsor. “Pembangunan Talud secara menyeluruh anggarannya lebih besar daripada membangun gedung,” terang Bupati.

Ada beberapa upaya untuk menyikapi kondisi geografis tersebut, sembari menunggu siswa sewaktu-waktu kembali belajar di ruang sekolah, pemerintah bersama pihak terkait bakal melakukan penghijauan di lokasi ini secara bertahap. Terutama penanaman rumput akar wangi (Vetiver) yang dipercaya ampuh menghambat erosi dan tanah longsor.

Bupati juga mengaku belum dapat melakukan inovasi terhadap dunia pendidikan di Kabupaten Pacitan, sehingga siswa harus menempuh pendidikan dengan metode pembelajaran daring. Pasalnya hingga kini Kabupaten Pacitan masih berada dalam zona kuning. “untuk berinovasi kita perlu zona hijau,” beber Indartato.

Ia juga berpesan kepada generasi muda Pacitan supaya tetap giat belajar meski harus menempuh pendidikan tanpa tatap muka. “Anak-anakku sekalian, belajar di rumah tetap kita manfaatkan sebaik-baiknya. Mengapa terjadi situasi semacam ini karena kondisi yang tidak memungkinkan. Dan saya ingin anak-anak tetap sehat dan pintar meski kondisi kita seperti ini,” pesannya. (budi/rch/tika/DiskominfoPacitan).

Jika Baik; Pariwisata Resmi Buka Akhir Agustus

Pemerintah bermunajat menyukseskan New Normal, demi menyelamatkan ekonomi tanpa harus mengindahkan nilai keselamatan. Berlandaskan program Wisata Tangguh Semeru, yang kini mulai merambah obyek pariwisata Teleng Ria Resort.

Berbagai kendala tentu menjadi pekerjaan rumah Pemda Pacitan untuk mengembalikan kejayaan pariwisata Pacitan usai dihempas pandemi Covid-19 empat bulan terakhir. Ribuan warga yang menggantungkan diri terhadap industri pariwisata termasuk pelaku UMKM jelas berharap destinasi cepat-cepat dibuka seperti sedia kala.

Sertifikat yang diserahkan pihak Disparpora Pacitan merupakan senjata, membuktikan bahwa distinasi tersebut berkomitmen terhadap protokol kesehatan Covid-19. Tahap Pra Simulasi kali ini selanjutnya menjadi pijakan penting untuk menyempurnakan SDM para pelaku.

Sementara detail promosi yang dilakukan akan lebih fokus pada pendekatan agen wisata yang sebelumnya sudah terbangun. Disamping memaksimalkan promosi melalui akaun-akun resmi Disparpora Pacitan dan Pemkab Pacitan. “Mereka harus datang langsung melihat pariwisata kita yang berbasis kesehatan,” kata T. Andi Faliandra Kepala Disparpora Pacitan.

Penyerahan sertifikat semata hanya sebatas pengakuan diatas kertas, selebihnya Andi menekankan komitmen yang sesungguhnya dari para pelaku, termasuk memahami secara utuh protokol kesehatan di bidang pariwisata. “Sertifikat tidak menjadi target, namun bagaimana mereka konsisten dan benar-benar riil memenuhi syarat,” tambah Dia.

Sementara Bupati Pacitan Indartato dalam kesempatan tersebut (11/07), meminta semua pihak terkait untuk memaksimalkan tiga pilar pendukung pariwisata. Mulai Pra Simulasi, Simulasi dan tahapan Evaluasi yang dipelopori Disparpora Pacitan. “Jika semua tidak ada masalah , teruskan,” tegas Bupati. (budi/anj/alAzim/rch/tika/DiskominfoPacitan)